Akhir-akhir ini, banyak banget lho anak yang datang ke rumah sakit karena infeksi dengue, atau bahasa awamnya demam berdarah. Tak sedikit juga mereka yang meninggal karena terlambat penanganannya. Saking banyaknya, di Jawa Timur awal tahun 2015 kemarin demam berdarah dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Apa sih demam dengue?
Demam Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus genus Flavivirus dan mempunyai 4 jenis serotipe, DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempat serotipe ini terdapat di Indonesia dan yang paling dominan adalah DEN-3.
Bisakah demam dengue menyerang anak?
Bisa. Justru umur terbanyak yang terkena infeksi dengue adalah kelompok berusia 5 tahun sampai 10 tahun walaupun saat ini makin banyak kelompok umur lebih tua maupun lebih muda yang menderita infeksi dengue.
Bagaimana gejala penyakit ini?
Gejala klasik adalah demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri otot, sendi, nyeri di belakang bola mata (rasanya ingin merem terus deh kalau saya dulu), mual, muntah dan timbulnya rash atau ruam. Ruam bisa timbul di awal penyakit lalu hilang tanpa bekas, kemudian timbul kembali dari ke-6 atau ke-7 dan terasa gatal. Walaupun begitu bisa saja tidak muncul ruam. Kebanyakan orangtua merasa aman saat anaknya panas dan tidak menduga anaknya terkena dengue karena tidak muncul bintik merah. Ingat ya, TIDAK SELALU lho! Bahkan sepanjang pengalaman saya, lebih banyak anak dengan infeksi dengue yang datang ke rumah sakit tanpa bintik-bintik merah.
Tuesday, March 31, 2015
Sunday, March 29, 2015
Hello, Curly!
Sejak lahir sampai SMP, saya selalu berambut pendek. Bolak/i cepak macam Demi Moore sampai dikira anak cowok -padahal jelas pakai anting-, saya sempat juga memanjangkan rambut walaupun tetap pendek, seperti model rambut Naya sekarang.
Padahal keinginan saya yang menyukai princess-princessan adalah punya rambut panjang tergerai yang bisa diikat macam-macam, dimodel lucu-lucu atau agar sekedar bisa mengibaskan rambut ala-ala model shampoo:)) Apa boleh buat, mama dan papa tak suka melihat anak perempuan satu-satunya ini mempunyai rabut panjang. Bukan apa-apa, saya dinilai belum bisa merawat rambut sendiri sehingga terkesan jorok. Entah berapa kali saya menangis bombay saat digeret mama ke salon untuk memotong rambut yang mulai sedikit panjang. Sedih sekali deh rasanya. Mungkin karena ittu juga ya, saya agak-agak malas kalau ke salon. Trauma, mungkin. Pada suatu saat saya berjanji pada diri sendiri begitu dewasa, rambut akan saya pertahankan panjang terus.
Saat SMA, saya tinggal berjauhan dengan mama papa dan mulai bisa memanjangkan rambut. Senang akhirnya bisa juga punya rambut panjang, apalagi kata teman-teman jaman sekolah dulu, saya lebih pantas berambut panjang. Gegara punya rambut panjang itulah, saya jadi tambah malas lagi ke salon. Toh, saya tak harus memotong rambut ketika mulai memanjang. Kan memang sengaja dipanjangkan.
Padahal keinginan saya yang menyukai princess-princessan adalah punya rambut panjang tergerai yang bisa diikat macam-macam, dimodel lucu-lucu atau agar sekedar bisa mengibaskan rambut ala-ala model shampoo:)) Apa boleh buat, mama dan papa tak suka melihat anak perempuan satu-satunya ini mempunyai rabut panjang. Bukan apa-apa, saya dinilai belum bisa merawat rambut sendiri sehingga terkesan jorok. Entah berapa kali saya menangis bombay saat digeret mama ke salon untuk memotong rambut yang mulai sedikit panjang. Sedih sekali deh rasanya. Mungkin karena ittu juga ya, saya agak-agak malas kalau ke salon. Trauma, mungkin. Pada suatu saat saya berjanji pada diri sendiri begitu dewasa, rambut akan saya pertahankan panjang terus.
Saat SMA, saya tinggal berjauhan dengan mama papa dan mulai bisa memanjangkan rambut. Senang akhirnya bisa juga punya rambut panjang, apalagi kata teman-teman jaman sekolah dulu, saya lebih pantas berambut panjang. Gegara punya rambut panjang itulah, saya jadi tambah malas lagi ke salon. Toh, saya tak harus memotong rambut ketika mulai memanjang. Kan memang sengaja dipanjangkan.
Thursday, March 26, 2015
Nayara's 4th Birthday
Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, tahun ini ulang tahun Naya dirayakan kecil-kecilan dua kali. Pertama, tepat tanggal 24 Maret dan yang ke dua di sekolah pada 26 Maret.
Naya sendiri super excited menantikan hari ulang tahunnya ini. Tahu tidak, lilin angka 4 itu dia comot sendiri berbulan-bulan yang lalu kala saya sedang belanja bulanan. Katanya waktu itu, "Ini buat nanti kakak ulang tahun ya, biar mama engga lupa" -_-"
Semalam sebelum tanggal 24, saya sebagai sang emak melekan demi menghias dinding salah satu pojokan rumah untuk didekorasi. Karena Naya menghendaki semua serba Mickey Mouse, sengaja saya pakaikan piyama Mickey untuk Naya sebelum tidur. Memang rencananya perayaan di rumah ini akan dilakukan saat Naya bangun tidur. Yaa memang hasilnya tidak rapi-rapi amat sih, malah itu balon huruf "N" pakai acara meletus segala sebelumnya:))) Tapi overall, saya sih lumayan senang dengan hasil prakarya ini. Yang tak kalah penting adalah Naya suka sekali dan bolak/i meminta difoto di depan dinding.
Naya sendiri super excited menantikan hari ulang tahunnya ini. Tahu tidak, lilin angka 4 itu dia comot sendiri berbulan-bulan yang lalu kala saya sedang belanja bulanan. Katanya waktu itu, "Ini buat nanti kakak ulang tahun ya, biar mama engga lupa" -_-"
Semalam sebelum tanggal 24, saya sebagai sang emak melekan demi menghias dinding salah satu pojokan rumah untuk didekorasi. Karena Naya menghendaki semua serba Mickey Mouse, sengaja saya pakaikan piyama Mickey untuk Naya sebelum tidur. Memang rencananya perayaan di rumah ini akan dilakukan saat Naya bangun tidur. Yaa memang hasilnya tidak rapi-rapi amat sih, malah itu balon huruf "N" pakai acara meletus segala sebelumnya:))) Tapi overall, saya sih lumayan senang dengan hasil prakarya ini. Yang tak kalah penting adalah Naya suka sekali dan bolak/i meminta difoto di depan dinding.
Wednesday, March 25, 2015
Pelantikan Spesialis
Kebetulan sekali deh, beberapa momen yang istimewa datang dalam waktu yang berdekatan untuk saya tahun ini. Setelah awal tahun disibukkan dengan ujian bla bla bla -sampai malas menulisnya:))- , di bulan Maret ini selain pelantikan dokter spesialis, ada juga momen ulang tahun Naya dan -sebentar lagi-launching buku terbaru saya.
Pelantikan saya direncanakan sejak jauh hari sebelumnya akan dilaksanakan pada tanggal 25 Maret. Saat mengetahui tanggal tsb, saya sudah girang bukan kepalang. Maklum saja, saya sudah deg-degan setengah mati takut kalau pelantikan saya bersamaan harinya dengan ulang tahun Naya. Biarpun tak dirayakan besar-besaran, Naya sudah sangat menantikan ulang tahunnya ini sejak tahun lalu. Serius lho, setiap tanggal di kalender dihitungi satu demi satu dengan semangat. Tak tegalah hati ini kalau harus mengundur hari spesialnya.
Eh, mungkin memang belum rejekinya Naya ya. Rupanya saya mendapat undangan mengikuti gladi resik pada tanggal 24 dengan catatan singkat di bawahnya. "Bagi yang tidak dapat menghadiri gladi resik tidak diperkenankan mengikuti pelantikan, dan dipersilakan mengikuti pelantikan periode selanjutnya." Eaaaaa. Menurut ngana?
Pelantikan saya direncanakan sejak jauh hari sebelumnya akan dilaksanakan pada tanggal 25 Maret. Saat mengetahui tanggal tsb, saya sudah girang bukan kepalang. Maklum saja, saya sudah deg-degan setengah mati takut kalau pelantikan saya bersamaan harinya dengan ulang tahun Naya. Biarpun tak dirayakan besar-besaran, Naya sudah sangat menantikan ulang tahunnya ini sejak tahun lalu. Serius lho, setiap tanggal di kalender dihitungi satu demi satu dengan semangat. Tak tegalah hati ini kalau harus mengundur hari spesialnya.
Eh, mungkin memang belum rejekinya Naya ya. Rupanya saya mendapat undangan mengikuti gladi resik pada tanggal 24 dengan catatan singkat di bawahnya. "Bagi yang tidak dapat menghadiri gladi resik tidak diperkenankan mengikuti pelantikan, dan dipersilakan mengikuti pelantikan periode selanjutnya." Eaaaaa. Menurut ngana?
We Made It
Saat mengurus printilan untuk pelantikan spesialisasi dan magister, saya diingatkan bahwa salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah membuat surat ucapan terimakasih kepada orangtua serta keluarga terdekat (baca: suami/istri dan anak). Memang sudah beberapa periode pelantikan, peserta diwajibkan membuat surat untuk dibukukan sebagai "souvenir" bagi keluarga yang datang.
Sebenarnya gampang saja sih, saya tinggal copy-paste halaman ucapan terimakasih pada tesis penelitian karya akhir saya. Sudah jadi deh. Tapi, saya ingin menjadikan surat ini sebagai sesuatu yang personal, bukan hanya formalitas belaka. This is it.
(PS: i was crying a river when i wrote this, especially in the part when i have to thank my mom and dad-emang cengeng kan eikeeee:p-)
*
Dearest Mom and Dad,
I just want to tell you how you've meant to me as you've guided and loved me through my life. Though no amount of "thank you" will suffice, i wanted to thank you for teaching me to never give up and to follow my dreams. Being a pediatrician is one of those. Thank you for believing in me when no one does. Thank you for endless understanding, patience, unconditional love and the sacrifices you make for me, Thank you for helping me become who i am today. I would not be here without you.
Thank you Dad for being such an inspiration. You're the reason why i wanted to be a pediatrician. Because i want to be a great pediatrician, just like you. Im sure you are watching me from heaven, proudly smiling ear to ear to see your little girl is a pediatrician now.
Thank you Mom for being a super mom. Thank you for being supportive, for everything you have done for me. Thank you for being you. The words "I Love You" are not adeqaute enough to express how grateful i am to be your daughter, how much you are appreciated to me or how much you will always meant to me. Thanks Mom for being my superhero, my expert-in-everything and my very best friend.
To my Mom-in Law and Dad-in-Law, thank you for all the supports.
Dearest my husband, partner in crime, bestfriend, colleague and love of my life, thank you for supporting me throughout these years. Thank you for understanding and encouraging me, You've always been there whenever i needed someone to lean on through all the life's trials and i will be eternally grateful for you.
Last but not least, i would thank my babygirl, my daughter. Thank you for being the apple of my eye, the beat of my heart, the shine of my sun.
Thank you for everything. Yeah, WE made it!
Meta
Sebenarnya gampang saja sih, saya tinggal copy-paste halaman ucapan terimakasih pada tesis penelitian karya akhir saya. Sudah jadi deh. Tapi, saya ingin menjadikan surat ini sebagai sesuatu yang personal, bukan hanya formalitas belaka. This is it.
(PS: i was crying a river when i wrote this, especially in the part when i have to thank my mom and dad-emang cengeng kan eikeeee:p-)
*
Dearest Mom and Dad,
I just want to tell you how you've meant to me as you've guided and loved me through my life. Though no amount of "thank you" will suffice, i wanted to thank you for teaching me to never give up and to follow my dreams. Being a pediatrician is one of those. Thank you for believing in me when no one does. Thank you for endless understanding, patience, unconditional love and the sacrifices you make for me, Thank you for helping me become who i am today. I would not be here without you.
Thank you Dad for being such an inspiration. You're the reason why i wanted to be a pediatrician. Because i want to be a great pediatrician, just like you. Im sure you are watching me from heaven, proudly smiling ear to ear to see your little girl is a pediatrician now.
Thank you Mom for being a super mom. Thank you for being supportive, for everything you have done for me. Thank you for being you. The words "I Love You" are not adeqaute enough to express how grateful i am to be your daughter, how much you are appreciated to me or how much you will always meant to me. Thanks Mom for being my superhero, my expert-in-everything and my very best friend.
To my Mom-in Law and Dad-in-Law, thank you for all the supports.
Dearest my husband, partner in crime, bestfriend, colleague and love of my life, thank you for supporting me throughout these years. Thank you for understanding and encouraging me, You've always been there whenever i needed someone to lean on through all the life's trials and i will be eternally grateful for you.
Last but not least, i would thank my babygirl, my daughter. Thank you for being the apple of my eye, the beat of my heart, the shine of my sun.
Thank you for everything. Yeah, WE made it!
Meta
Monday, March 23, 2015
H-1 Naya's 4th Birthday
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini rencana ulang tahun Naya pun sudah saya persiapkan jauh hari sebelumnya. Kalau tahun lalu, kami merayakan ulang tahun Naya, tahun ini Naya hanya akan merayakan ulang tahunnya di sekolah saja.
Tema yang dipilih -tentu sajaaaa- Mickey Mouse and friends. Memang sudah beberapa lama Naya menyukai tikus ciptaan Walt Disney ini. Karena tema Mickey Mouse gampang ditemui di pasaran, mudah saja untuk saya mencari pernak-perniknya, tak seperti tahun lalu:)
Saya membeli tas Mickey Mouse and friends berwarna merah -HARUS merah, begitu request anak gadis- yang diisi dengan perlengkapan tulis seperti pensil, penghapus, rautan, buku, untuk anak panti asuhan. Lagi-lagi, saya pun tak menginginkan mengisi goodie bag dengan snack yang bahkan tak saya perbolehkan untuk dikonsumsi Naya. Selain goodie bag tadi, saya juga menyiapkan kotak makan yang diisi nasi kuning.
Untuk teman-teman sekolah Naya, saya memesan tas ransel bertuliskan nama teman-temannya. Merah untuk yang perempuan, biru untuk yang laki-laki. Selain itu, saya juga menyiapkan bando telinga Mickey Mouse untuk yang laki-laki dan bando telinga Minnie Mouse untuk yang perempuan sebagai pengganti topi ulang tahun. Oh ya, semuanya ini saya dapatkan secara online lho! Hanya dalam hitungan menit saja hehe. Sama seperti yang akan diberikan untuk anak-anak di panti asuhan, untuk teman sekolah pun saya sengaja tidak mengisi tasnya dengan snack. Tapi, saya menyiapkan kotak makan yang akan diisi nasi kuning.
Alhamdulillah karena waktu persiapan yang cukup lama, saya jadi bisa lebih santai mengerjakan "printilan"nya sedikit demi sedikit. The perks of being a OCD-organizer, no?:p
Saya juga sudah membuat dekorasi untuk ditempelkan di dinding sekolah Naya, semuanya sudah siap deh! Sampaaaai.. tetiba beberapa hari yang lalu saya baru tahu kalau ternyata tepat di hari ulang tahun Naya saya diwajibkan untuk datang ke acara gladi bersih pelantikan dokter spesialis yang akan berlangsung dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Siapapun yang tak ikut kegiatan tsb tidak diperkenankan mengikuti wisuda atau pelantikan. Walah, saya bingung juga mengaturnya. Acara Naya di sekolah bisa saja sih diundur, tapi saya tak tega melihat Naya yang sudah super semangat menghitungi hari di kalender demi menyambut tanggal 24.
Setelah dipikirkan matang-matang, akhirnya saya memutuskan untuk membuat dekorasi di rumah pada hari ulang tahun Naya, dan meniup lilin. Sementara perayaan di sekolah diundur dua hari setelahnya. Memang jadi bekerja 2 kali sih, tapi tak apalah, saya juga masih menganggur ini:p
Baiklaaah, saya harus kembali mengurusi printilan demi ulang tahun kakak Aya nih:)))
I'll see ya, soon:)
Tema yang dipilih -tentu sajaaaa- Mickey Mouse and friends. Memang sudah beberapa lama Naya menyukai tikus ciptaan Walt Disney ini. Karena tema Mickey Mouse gampang ditemui di pasaran, mudah saja untuk saya mencari pernak-perniknya, tak seperti tahun lalu:)
Saya membeli tas Mickey Mouse and friends berwarna merah -HARUS merah, begitu request anak gadis- yang diisi dengan perlengkapan tulis seperti pensil, penghapus, rautan, buku, untuk anak panti asuhan. Lagi-lagi, saya pun tak menginginkan mengisi goodie bag dengan snack yang bahkan tak saya perbolehkan untuk dikonsumsi Naya. Selain goodie bag tadi, saya juga menyiapkan kotak makan yang diisi nasi kuning.
Untuk teman-teman sekolah Naya, saya memesan tas ransel bertuliskan nama teman-temannya. Merah untuk yang perempuan, biru untuk yang laki-laki. Selain itu, saya juga menyiapkan bando telinga Mickey Mouse untuk yang laki-laki dan bando telinga Minnie Mouse untuk yang perempuan sebagai pengganti topi ulang tahun. Oh ya, semuanya ini saya dapatkan secara online lho! Hanya dalam hitungan menit saja hehe. Sama seperti yang akan diberikan untuk anak-anak di panti asuhan, untuk teman sekolah pun saya sengaja tidak mengisi tasnya dengan snack. Tapi, saya menyiapkan kotak makan yang akan diisi nasi kuning.
Alhamdulillah karena waktu persiapan yang cukup lama, saya jadi bisa lebih santai mengerjakan "printilan"nya sedikit demi sedikit. The perks of being a OCD-organizer, no?:p
Saya juga sudah membuat dekorasi untuk ditempelkan di dinding sekolah Naya, semuanya sudah siap deh! Sampaaaai.. tetiba beberapa hari yang lalu saya baru tahu kalau ternyata tepat di hari ulang tahun Naya saya diwajibkan untuk datang ke acara gladi bersih pelantikan dokter spesialis yang akan berlangsung dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Siapapun yang tak ikut kegiatan tsb tidak diperkenankan mengikuti wisuda atau pelantikan. Walah, saya bingung juga mengaturnya. Acara Naya di sekolah bisa saja sih diundur, tapi saya tak tega melihat Naya yang sudah super semangat menghitungi hari di kalender demi menyambut tanggal 24.
Setelah dipikirkan matang-matang, akhirnya saya memutuskan untuk membuat dekorasi di rumah pada hari ulang tahun Naya, dan meniup lilin. Sementara perayaan di sekolah diundur dua hari setelahnya. Memang jadi bekerja 2 kali sih, tapi tak apalah, saya juga masih menganggur ini:p
Baiklaaah, saya harus kembali mengurusi printilan demi ulang tahun kakak Aya nih:)))
I'll see ya, soon:)
Wednesday, March 18, 2015
Pemenang Reborn Giveaway
Halo!
Sudah tak sabar ya menunggu siapa pemenang dari Reborn Giveaway?
Hihi..sejujurnya saya surprised banget lho waktu mendapat banyak -banget- email dari semua yang berminat ikut giveaway ini. Total setelah saya hitung dengan saksama, ada 83 email peserta Reborn Giveaway. Busyet, banyak ya! Apa ini berarti saya harus rajin-rajin mengadakan giveaway? *uhuk*
Anywaaay, setelah hampir juling memelototi satu persatu email yang masuk, mau tak mau saya harus "tega" memilih hanya 4 saja yang paling beruntung nih!
Selamat ya untuk para pemenang! Saya tunggu konfirmasi alamat dan nomor telepon untuk pengiriman hadiah lewat email: metahanindita@yahoo.com
Terima kasih untuk semua yang telah berkenan mengikuti giveaway ini. Tunggu ya, sebentar lagi saya pun masih akan mengadakan giveaway buku terbaru. Sabaaaar..dan stay tuned!;;)
Inilah daftar pemenang yang beruntung:
1. Indah Rokhmawati
2. Astri Eni
3. Riza Farrie
4. Sarifah Hikmawati
Sekali lagi, congrats! Ditunggu emailnya yaaa;)
Sudah tak sabar ya menunggu siapa pemenang dari Reborn Giveaway?
Hihi..sejujurnya saya surprised banget lho waktu mendapat banyak -banget- email dari semua yang berminat ikut giveaway ini. Total setelah saya hitung dengan saksama, ada 83 email peserta Reborn Giveaway. Busyet, banyak ya! Apa ini berarti saya harus rajin-rajin mengadakan giveaway? *uhuk*
Keriuhan di inbox saya:D |
Anywaaay, setelah hampir juling memelototi satu persatu email yang masuk, mau tak mau saya harus "tega" memilih hanya 4 saja yang paling beruntung nih!
Selamat ya untuk para pemenang! Saya tunggu konfirmasi alamat dan nomor telepon untuk pengiriman hadiah lewat email: metahanindita@yahoo.com
Terima kasih untuk semua yang telah berkenan mengikuti giveaway ini. Tunggu ya, sebentar lagi saya pun masih akan mengadakan giveaway buku terbaru. Sabaaaar..dan stay tuned!;;)
Inilah daftar pemenang yang beruntung:
1. Indah Rokhmawati
2. Astri Eni
3. Riza Farrie
4. Sarifah Hikmawati
Sekali lagi, congrats! Ditunggu emailnya yaaa;)
Monday, March 16, 2015
Tentang Giveaway
Sudah tepat 2 minggu sejak saya mengadakan Reborn Giveaway. Tepat hari ini, 16 Maret 2015, kesempatan untuk ikutan resmi saya tutup yaaa, tok tok tok *ceritanya ketok palu*:)))
Saya tidak menyangka sama sekali kalau banyak yang berminat ikutan lho! Lebih dari 50 email saya terima, terima kasih yaaa! Gegara giveaway ini, saya jadi tahu kalau ternyata silent reader blog ini banyak juga;)
Jawaban yang masuk sudah saya baca dan membuat saya senaaaaang sekali deh! Sayangnya, ada beberapa yang hanya mengirim email tanpa men-twit atau meninggalkan "pesan" via Instagram.
Saya akan memilih 3 orang pemenang giveaway yang beruntung, dan akan saya umumkan di minggu ini. Sabaaar yaaa! Sekali lagi terima kasih untuk yang sudah bersedia ikutan:D
Saya tidak menyangka sama sekali kalau banyak yang berminat ikutan lho! Lebih dari 50 email saya terima, terima kasih yaaa! Gegara giveaway ini, saya jadi tahu kalau ternyata silent reader blog ini banyak juga;)
Jawaban yang masuk sudah saya baca dan membuat saya senaaaaang sekali deh! Sayangnya, ada beberapa yang hanya mengirim email tanpa men-twit atau meninggalkan "pesan" via Instagram.
Saya akan memilih 3 orang pemenang giveaway yang beruntung, dan akan saya umumkan di minggu ini. Sabaaar yaaa! Sekali lagi terima kasih untuk yang sudah bersedia ikutan:D
Saturday, March 14, 2015
Naya Ke Bioskop
Dulu, saya penggemar berat film-film bioskop. Apapun
genrenya –tidak termasuk horror yaa. Saya kan penakut:p-, siapapun aktor atau
aktrisnya, bisa dipastikan saya akan mengantri di bioskop terdekat.
Setelah menikah, hobi saya ini bertambah intens karena ternyata
suami pun memiliki hobi yang sama. Well, tidak terlalu sama sih karena saya
pencinta drama dan anti perang, suami pencinta film perang dan anti drama. Saya
pencinta film imajinasi, suami lebih suka film dokumenter. Lah terus kapan
bertemunya?:))) Yaaa karena inti dari pernikahan adalah kompromi, lama kelamaan
baik saya maupun suami bisa mengkompromikan kesukaan dan ketidaksukaan kami
masing-masing. Yang penting, menonton film bersama!
Rupanya benar juga ungkapan kehadiran anak mengubah
semuanya. Saya dan suami yang setidaknya seminggu 2 kali menonton film bioskop,
tak pernah lagi ke bioskop setelah ada Naya. Boro-boro bioskop, tidur tenang 24
jam saja rasanya sudah suatu anugerah hahaha. Apalagi untuk saya, pergi
meninggalkan Naya ke bioskop sebentar pun sama artinya dengan menghabiskan
tabungan ASIP saya yang sudah tak seberapa itu. Belum lagi saya tak tega
menghabiskan waktu lain di luar pekerjaan rumah sakit saya tanpa Naya.
Seingat saya, kami baru menonton bioskop lagi setelah Naya
berusia 2 tahun, dan sudah disapih. Waktu itu mama saya berkunjung ke Surabaya
dan bisa saya titipi Naya. Sepanjang
film, saya pun tak tenang karena khawatir dengan Naya yang saya tinggal. Lebay
ya? Yah, mungkin semua ibu pun akan begitu. Mungkin. Sampai saat ini pun,
frekuensi saya dan suami menonton film di bioskop bisa dihitung dengan jari di
satu tangan.
Ngomong-ngomong soal bioskop, kemarin saya membawa Naya
melihat film di bioskop untuk yang pertama kalinya. Saya memang sengaja tidak
mengajak Naya ke bioskop sebelum Naya mengerti benar.
Tujuan utamanya tentu karena saya tidak ingin orang lain
yang juga membeli tiket tidak merasa terganggu dengan tangisan, kerewelan,
keributan atau lalu-lalang anak kecil di dalam bioskop. Saya ingin Naya kelak
menjadi orang yang tidak egois. Bagaimana cara yang paling tepat mengajarkannya
selain dengan memberikan contoh?:D
Jadi ingat, saya pernah menonton film rating R alias dewasa
dengan suami. Bukan hanya karena banyak adegan ranjang saja, tapi karena film
tadi dipenuhi dengan tembak-tembakan, pancung-memancung kepala dan darah di
mana-mana. Bahkan saya saja yang dewasa bolak/I harus menutup mata dan telinga
karena tak tahan. Eh, ada lho penonton lain yang membawa kedua anak balitanya.
Iyaaa, dua! Salah satunya bahkan masih bayi dan rupanya takut mendengar suara
keras pertempuran film sehingga menangis dari awal sampai akhir film. Rupanya
orangtua dua balita tadi merasa
gue-kan-udah-bayar-tiket-bioskop-so-deal-with-it!
Apapun alasannya, entah kangen ingin menonton bioskop tapi
tidak bisa meninggalkan anak di rumah, atau film aktor pujaan diputar tapi
harus menyusui, ada baiknya mengajak anak –apalagi balita- ke bioskop dipertimbangkan
terlebih dahulu. Please, don’t be selfish. Iya saya tahu, hak semua orang kok
untuk menonton bioskop dengan membawa anak. Tapi jangan lupa, hak semua orang
juga lho menonton bioskop dengan nyaman. Selain itu seandainya anak sudah
kooperatif untuk menonton bioskop pun pastikan film yang dipilih memang
benar-benar sesuai dengannya. Sekali lagi, please don’t be selfish. Bukan tak
mungkin lho anak trauma dengan satu adegan yang ia tonton dan berimbas sampai
anak dewasa.
Kembali ke soal bioskop dengan Naya. Karena saya sudah
menjelaskan jauh hari sebelumnya apa itu bioskop, bagaimana tata cara menonton
bioskop (Jadi kakak engga boleh keluar masuk kamar mandi, harus pipis dulu
sebelumnya. Engga boleh juga berisik, teriak-teriak atau jalan-jalan. Jangan
sampai orang lain yang nonton merasa terganggu. Kakak harus duduk manis di
kursi ya, jangan berdiri di atas kursi. Dan seribu aturan lainnya), Naya
sepertinya excited untuk menonton film di bioskop.
Saya memeriksa jadwal main film di bioskop dekat rumah.
Rupanya kebetulan hanya ada satu film yang layak tonton untuk Naya, Cinderella.
Awalnya saya agak ragu juga sih memilih film ini untuk ditonton, karena
walaupun Naya suka sekali cerita Cinderella, Naya tidak suka dengan hal yang
berbau-bau princess. Ajaib ya? Di kala yang lain terkena demam Frozen, Naya
tetap bergeming tak ingin tahu. Saat semua sedang heboh dengan Sofia The First,
Naya tak juga peduli.
Saya juga bingung sih sebenarnya karena seingat saya, waktu
seumur Naya, saya pencinta princess banget! Baju harus yang panjang berenda
agar bisa sedikit saya pegang ujungnya saat berjalan, selimut saya jadikan
jubah, saya bahkan membuat tiara dari kardus agar tampak seperti princess yang
asli. Dulu masih jarang sih toko yang menjual pernak-pernik princess. Makanya
sekarang setiap melihat barang-barang berbau princess, saya suka kalap ingin
langsung membeli saja!:))) Sayangnyaaaa, ya itu, yang dibelikan tak tertarik.
Seandainya ada ukuran saya, mungkin saya mau juga memakainya sendiri:p
Saya tanyakan pada Naya, “Kak, ada nih film anak-anak di
bioskop. Tapi Cinderella. Yang lain engga ada. Kakak mau?”
Naya menjawab bersemangat, mengangguk-angguk berulang kali.
Hari itu, sepulang siaran –iyaa, saya siaran setiap hari
sekarang:p-, saya sempatkan diri ke bioskop dekat rumah untuk membeli tiket.
Kemudian saya pulang dan menyiapkan Naya untuk les. Maklum, ART pulang kampung –lagi-:(
Setelah les, saya, suami dan Naya ke bioskop.
Dari awal, saya dan suami sudah memperkirakan kalau Naya tak
akan tahan 2 jam di dalam bioskop. Pendengaran dan penglihatan Naya sungguh
sangat sensitif sehingga kami memperkirakan Naya justru akan terganggu selama
menonton film. Nyatanya, memasuki bioskop Naya tampak sangat excited. Popcorn
yang dibeli papanya dihabiskan sedikit demi sedikit. Saat film dimulai, Naya
memang agak sedikit terganggu dengan suara dan visualnya. Naya menutup
telinganya sedikit, dan memeluk tangan saya.
Film Cinderella ini dimulai dengan film pendek Frozen fever.
Lucu deh menurut saya. Tapi itu kan menurut saya ya, menurut anak saya yang tak
suka Frozen ini ya engga banget. Walaupun begitu, Naya tampak menikmati film
yang diputar popcorn yang ada. Dalam 20 menit pertama, saya sudah menangis 2 x,
sementara Naya masih saja sibuk menghabiskan popcorn. Lalu saat saya sedang
tersedu-sedu menyambut berita kematian ayahanda Cinderella, anak gadis
mengacaukan moment tadi dengan “Mama, kakak laper. Yuk kita pulang aja. Filmnya
ga seru. Kakak kan sudah tau ceritanya Cinderella.” -_____________-“
Ya sudahlah ya hahaha, hanya 20 menit kami habiskan dalam
bioskop. Bukan karena Naya takut melihat gambar yang super terang atau suara
yang terlampau keras, its simply just because she didn’t like it. I should have been known this-_-"
Tips untuk orangtua yang ingin membawa anak ke bioskop nih:
1.
Pastikan anak sudah cukup umur. Suara yang cukup
keras bisa mengganggu anak lho!
2.
Pilih film yang cocok untuk anak, dan –tak kalah
penting- disukai anak.
3.
Siapkan jaket karena suhu bioskop yang cukup
dingin.
4.
Siapkan cemilan yang banyak.
5.
Jangan lupa ajak anak buang air dulu sebelumnya.
Semoga dalam waktu dekat ada film anak yang diputar di
bioskop lagi yang disukai Naya ya! Supaya kami bisa menonton lebih dari 20
menit:))
Thursday, March 12, 2015
30 Questions
Waktu lagi surfing ke sana ke mari, saya menemukan sebuah tulisan berjudul menarik. 30 Questions You Have About Yourself You Should Be Able To Answer By 30, begitu judulnya.
Tulisan ini menyatakan kalau di usia 20-an adalah waktunya seseorang untuk bertanya apapun, sedangkan usia 30-an adalah waktunya mendapatkan jawaban. Seseorang berusia kepala 2 sedang mengeksplorasi segala aspek hidup, sedangkan di kepala 3, seharusnya seseorang sudah lebih steady.
Ini adalah daftar pertanyaannya:
1. What am i looking for in a partner?
Well, devotion, kind, smart, honest, punctual, good sense of humour and responsible.
2. Is this the person i want to spend the rest of my life with?
No doubt.
3. What will make me happy?
Being with my family, to make my parents happy, to inspire others, to follow my dreams.
4. Is your sacrifice (in what you are doing) worth it?
Yes.
5. Is this the job i want in 10 years?
Which one? Pediatrician? Yes. Writer? Yes. Announcer? Yes
6. Do i miss him? (The one that got away)
There was no one that got away:))
7. Do i have any real regrets?
No, i dont think so.
8. What goals do is till have?
I still want to go to UK;)
9. What impact do i want to make?
To make people inspired:p
10. Do i want a family?
I already have
11. Are my friends really my friends?
Yes, alhamdulillah:)
12. Am i a good friend?
I hope so
13. Is this the city i want to live in?
If this question came up years ago, i would answer no. I always wanted to live in Jakarta. I planned to move there when im done with my residency in pediatric. But however, i married to my husband, one that think cant live anywhere but in Surabaya:p The longer i live here, im sure that Surabaya is the city i want to live in. All of my friends are here, my jobs are here.
14. When was the happiest time of my life?
When i had Naya.
15. Am i a good daughter?
I hope.
16. Am i a good person?
Im trying to.
17. Do i care what other people think?
I dont think so. I may never stop caring, but i think ive stopped letting it affect myself.
18. Should i feel guilty about cutting someone off?
Never in relationship before my husband so no:p
19. Are my friend i want for life?
Yes yes yes!
20. Do people respect me?
I guess.
21. Do i care enough about my body?
Im trying:D
22. Can i speak up for myself?
Sure
23. Is it too late to change?
Its better late than never;)
24. Do i need more?
More what? Money? Fame? Education? Kids;;)?
25. Do i need someone?
I already have one.
26. Am i ready to be an adult?
Eventhough sometimes id like to be childish, but i am now an adult.
27. Have i challenged myself?
Everyday.
28. Will i find love?
I already found him.
29.Do i have the life i wanted?
Alhamdulillah, yes.
30. AM i really 30?
Lets just say im 17, with 13 years -or more:p- experience;;)
PS: sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum sih? Masih ada 4 hari lagi buat ikutan ya! Yuuuk!
Tulisan ini menyatakan kalau di usia 20-an adalah waktunya seseorang untuk bertanya apapun, sedangkan usia 30-an adalah waktunya mendapatkan jawaban. Seseorang berusia kepala 2 sedang mengeksplorasi segala aspek hidup, sedangkan di kepala 3, seharusnya seseorang sudah lebih steady.
Ini adalah daftar pertanyaannya:
1. What am i looking for in a partner?
Well, devotion, kind, smart, honest, punctual, good sense of humour and responsible.
2. Is this the person i want to spend the rest of my life with?
No doubt.
3. What will make me happy?
Being with my family, to make my parents happy, to inspire others, to follow my dreams.
4. Is your sacrifice (in what you are doing) worth it?
Yes.
5. Is this the job i want in 10 years?
Which one? Pediatrician? Yes. Writer? Yes. Announcer? Yes
6. Do i miss him? (The one that got away)
There was no one that got away:))
7. Do i have any real regrets?
No, i dont think so.
8. What goals do is till have?
I still want to go to UK;)
9. What impact do i want to make?
To make people inspired:p
10. Do i want a family?
I already have
11. Are my friends really my friends?
Yes, alhamdulillah:)
12. Am i a good friend?
I hope so
13. Is this the city i want to live in?
If this question came up years ago, i would answer no. I always wanted to live in Jakarta. I planned to move there when im done with my residency in pediatric. But however, i married to my husband, one that think cant live anywhere but in Surabaya:p The longer i live here, im sure that Surabaya is the city i want to live in. All of my friends are here, my jobs are here.
14. When was the happiest time of my life?
When i had Naya.
15. Am i a good daughter?
I hope.
16. Am i a good person?
Im trying to.
17. Do i care what other people think?
I dont think so. I may never stop caring, but i think ive stopped letting it affect myself.
18. Should i feel guilty about cutting someone off?
Never in relationship before my husband so no:p
19. Are my friend i want for life?
Yes yes yes!
20. Do people respect me?
I guess.
21. Do i care enough about my body?
Im trying:D
22. Can i speak up for myself?
Sure
23. Is it too late to change?
Its better late than never;)
24. Do i need more?
More what? Money? Fame? Education? Kids;;)?
25. Do i need someone?
I already have one.
26. Am i ready to be an adult?
Eventhough sometimes id like to be childish, but i am now an adult.
27. Have i challenged myself?
Everyday.
28. Will i find love?
I already found him.
29.Do i have the life i wanted?
Alhamdulillah, yes.
30. AM i really 30?
Lets just say im 17, with 13 years -or more:p- experience;;)
PS: sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum sih? Masih ada 4 hari lagi buat ikutan ya! Yuuuk!
Wednesday, March 11, 2015
To-do-list
Selama masa residensi yang tak manusiawi tak mengenal libur, saya sudah mengatur banyak rencana ingin melakukan apa setelah saya lulus. Mulai dari beberes rumah, operasi gigi -iyes, this wisdom tooth of mine is really killing me!-, operasi LASIK untuk mata, mengurus pasport yang sudah lama sekali expired, menyiapkan launching buku terbaru sampai sesederhana mengantar-jemput Naya tiap sekolah dan les.
Baiklah, dimulai dari beberes rumah. Sejak pindah ke rumah baru, saya belum membereskan rumah dengan seharusnya. Bahkan masih banyak barang yang tertinggal di rumah lama haha. Timing pindah rumah kemarin memang mendadak sekali -blame it to the husband!- dan saya si ratu persiapan ini jadi gelagapan deh. Anyway, janji saya membereskan rumah setelah selesai ujian sudah terpenuhi. Alhamdulillah, rumah lama sudah kosong dan siap dikontrakkan, barang-barang yang ada di rumah sekarang pun sudah diatur dengan baik. Beberes rumah : checked.
Next, operasi gigi. Errr, jadi begini ceritanya, saya dulu pernah pakai behel alias kawat gigi selama 6 tahun, bahkan lebih deh. Semuanya dikarenakan bentuk rahang saya yang "ajaib", di mana rahang bawah lebih maju dibanding yang atas. Kalau kata orang sunda mah cameuh. Saya sih tak keberatan sama sekali dengan per-cameuh-an ini, anggap saja ciri khas saya haha. Tapi, rupanya karena cameuh, gigi saya jadi maloklusi. Kalau normalnya gigi atas dan bawah bertemu sehingga bisa menggigit dengan baik, nah karena rahang saya yang bawah lebih panjang, gigi atas dan bawah jadi tidak bisa bertemu dan saya kesulitan menggigit. Makanya, ini adalah salah satu alasan saya malas makan daging dari dulu. Capek dan sulit mengunyah!
Anyway, dulu saya sempat dijadwalkan operasi bedah untuk memotong rahang lho. Cuma karena takut, ya batallah rencana tadi. Syukurlah setelah bertahun-tahun memakai behel dan alat pendorong rahang yang sakitnya minta ampun, posisi gigi atas dan bawah saya bisa "dipertemukan" -halah:p-, dan saya bisa menggigit dengan baik. Waktu saya masih rajin ke dokter gigi, dokter sudah mengingatkan kalau di rahang kiri belakang tumbuh gigi Molar 3 alias wisdom tooth yang tumbuhnya miring, jika dibiarkan dan tak dicabut pasti akan bermasalah kelak. Saya berpikiran untuk mencabut si gigi geraham sebelum ada masalah, tapi konon konsekuensinya adalah mengubah tatanan gigi yang baru saja dirapikan setelah 6 tahun itu. What? Engga deh, makasih:p Saya biarkan sajalah si gigi geraham ini.
Ternyata oh ternyata, prediksi sang dokter gigi benar saudara-saudara. Gegara si gigi geraham itu tumbuh miring dan mendesak gigi di depannya, dengan sukses gigi di depan tadi patah. Rasanya? Jangan ditanya:p Setiap suami mengingatkan untuk mengoperasi alias mencabut gigi tadi, saya -karena takut:p- bilang "Nanti ya, begitu lulus". Nyatanya, sampai sekarang saya belum berani hahaha. InshaAllah setelah pelantikan yaaa, janji:p Operasi gigi: (Not Yet) Checked.
Operasi LASIK. Kalau rutin membaca blog ini, pasti hapal deh cita-cita saya yang ingin sekali terbebas dari kacamata nan merepotkan. Caranya? Dengan Lasik. Saya sudah bertanya-tanya ke rumah sakit penyedia layanan LASIK plus diskusi dengan dokter matanya Tapi tapi tapi... kok takutttt:)))) Operasi mata: (Not Yet) Checked.
Mengurus pasport untuk saya dan Naya. Saya memang berjanji pada Naya suatu waktu kelak setelah lulus, ingin mengajaknya ke Disneyland berjumpa dengan idola Naya, Mickey Mouse and friends. Alhamdulillah, urus pasport: checked.
Menyiapkan launching buku terbaru. InshaAllah, buku terbaru saya akan mulai dirilis mid- April tahun ini, Saya sudah menyiapkan merchandise, hadiah untuk giveawaynya juga menulis akan seperti apa kuisnya. Yang masih membuat galau nih, perlu engga ya launching di tempat umum? Itu masih belum jelas bagaimana. Persiapan launching buku: errrr... 75% checked.
Antar jemput Naya: Checked.
Ini pekerjaan paling menyenangkan deh. Terkadang di sekolah, Naya menggandeng saya erat. Lalu saat ia melihat temannya datang, tangan saya ditepis lalu Naya agak mendorong saya seolah tak malu dipegangi emaknya. Di situ kadang saya merasa sedih:))) Tapi tak mengapa, namanya juga anak gadis sensi ya, saya tetap senang kok!
Errr apa lagi ya yang kurang? Nanti saya check baby check lagi deh!
Ah ya, sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum sih? Masih ada 5 hari lagi buat ikutan ya! Yuuuk!
Baiklah, dimulai dari beberes rumah. Sejak pindah ke rumah baru, saya belum membereskan rumah dengan seharusnya. Bahkan masih banyak barang yang tertinggal di rumah lama haha. Timing pindah rumah kemarin memang mendadak sekali -blame it to the husband!- dan saya si ratu persiapan ini jadi gelagapan deh. Anyway, janji saya membereskan rumah setelah selesai ujian sudah terpenuhi. Alhamdulillah, rumah lama sudah kosong dan siap dikontrakkan, barang-barang yang ada di rumah sekarang pun sudah diatur dengan baik. Beberes rumah : checked.
Next, operasi gigi. Errr, jadi begini ceritanya, saya dulu pernah pakai behel alias kawat gigi selama 6 tahun, bahkan lebih deh. Semuanya dikarenakan bentuk rahang saya yang "ajaib", di mana rahang bawah lebih maju dibanding yang atas. Kalau kata orang sunda mah cameuh. Saya sih tak keberatan sama sekali dengan per-cameuh-an ini, anggap saja ciri khas saya haha. Tapi, rupanya karena cameuh, gigi saya jadi maloklusi. Kalau normalnya gigi atas dan bawah bertemu sehingga bisa menggigit dengan baik, nah karena rahang saya yang bawah lebih panjang, gigi atas dan bawah jadi tidak bisa bertemu dan saya kesulitan menggigit. Makanya, ini adalah salah satu alasan saya malas makan daging dari dulu. Capek dan sulit mengunyah!
Anyway, dulu saya sempat dijadwalkan operasi bedah untuk memotong rahang lho. Cuma karena takut, ya batallah rencana tadi. Syukurlah setelah bertahun-tahun memakai behel dan alat pendorong rahang yang sakitnya minta ampun, posisi gigi atas dan bawah saya bisa "dipertemukan" -halah:p-, dan saya bisa menggigit dengan baik. Waktu saya masih rajin ke dokter gigi, dokter sudah mengingatkan kalau di rahang kiri belakang tumbuh gigi Molar 3 alias wisdom tooth yang tumbuhnya miring, jika dibiarkan dan tak dicabut pasti akan bermasalah kelak. Saya berpikiran untuk mencabut si gigi geraham sebelum ada masalah, tapi konon konsekuensinya adalah mengubah tatanan gigi yang baru saja dirapikan setelah 6 tahun itu. What? Engga deh, makasih:p Saya biarkan sajalah si gigi geraham ini.
Ternyata oh ternyata, prediksi sang dokter gigi benar saudara-saudara. Gegara si gigi geraham itu tumbuh miring dan mendesak gigi di depannya, dengan sukses gigi di depan tadi patah. Rasanya? Jangan ditanya:p Setiap suami mengingatkan untuk mengoperasi alias mencabut gigi tadi, saya -karena takut:p- bilang "Nanti ya, begitu lulus". Nyatanya, sampai sekarang saya belum berani hahaha. InshaAllah setelah pelantikan yaaa, janji:p Operasi gigi: (Not Yet) Checked.
Operasi LASIK. Kalau rutin membaca blog ini, pasti hapal deh cita-cita saya yang ingin sekali terbebas dari kacamata nan merepotkan. Caranya? Dengan Lasik. Saya sudah bertanya-tanya ke rumah sakit penyedia layanan LASIK plus diskusi dengan dokter matanya Tapi tapi tapi... kok takutttt:)))) Operasi mata: (Not Yet) Checked.
Mengurus pasport untuk saya dan Naya. Saya memang berjanji pada Naya suatu waktu kelak setelah lulus, ingin mengajaknya ke Disneyland berjumpa dengan idola Naya, Mickey Mouse and friends. Alhamdulillah, urus pasport: checked.
Menyiapkan launching buku terbaru. InshaAllah, buku terbaru saya akan mulai dirilis mid- April tahun ini, Saya sudah menyiapkan merchandise, hadiah untuk giveawaynya juga menulis akan seperti apa kuisnya. Yang masih membuat galau nih, perlu engga ya launching di tempat umum? Itu masih belum jelas bagaimana. Persiapan launching buku: errrr... 75% checked.
Antar jemput Naya: Checked.
Ini pekerjaan paling menyenangkan deh. Terkadang di sekolah, Naya menggandeng saya erat. Lalu saat ia melihat temannya datang, tangan saya ditepis lalu Naya agak mendorong saya seolah tak malu dipegangi emaknya. Di situ kadang saya merasa sedih:))) Tapi tak mengapa, namanya juga anak gadis sensi ya, saya tetap senang kok!
Errr apa lagi ya yang kurang? Nanti saya check baby check lagi deh!
Ah ya, sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum sih? Masih ada 5 hari lagi buat ikutan ya! Yuuuk!
Monday, March 9, 2015
Inspiration
My current obsession is to make the rest of my life, the best of my life. First thing first, by inspiring others. Eh bukaaaan, bukan karena saya merasa saya keren banget sampai bisa dijadikan inspirasi orang lain. Bukan juga karena saya merasa memiliki banyak kelebihan dibanding orang lain. Tidak sama sekali. Saya percaya, semua orang dapat menjadi inspirasi bagi orang lain.
You dont have to be rich, famous, smart, beautiful or talented to be inspiring. You dont have to be perfect to inspire others, just let them get inspired by how you deal with your imperfections.
Setiap manusia dilahirkan dengan jalan cerita yang berbeda, point of view yang berbeda. Seandainya kita mau "melihat lebih dekat" (macam lagunya Sherina:p), saya yakin akan banyak sekali pelajaran untuk diambil yang bisa dijadikan inspirasi bagi kita.
Saya terinspirasi menyusui dengan penuh semangat 45 dari seorang buruh pabrik bernama Kemijem yang berhasil menyusui anaknya sampai 25 bulan dengan segala keterbatasan. FYI, Bu Kemijem ini tak punya kulkas sehingga saat bekerja, ASIPnya harus disimpan dalam termos es yang hanya bisa tahan 1-2 hari. Beliau rela bersusah payah mengecek termos tadi setiap jam untuk memastikan esnya belum mencair. Kalau sudah mencair, beliau akan membeli es batu baru untuk mengisi termos.Malu dong saya yang bahkan dibelikan freezer khusus ASIP oleh mama jika tak berusaha sekeras Bu Kemijem?
Saya terinspirasi untuk lebih banyak bersyukur dari pasien-pasien yang saya jumpai setiap hari saat bekerja di rumah sakit. Rasanya malu benar jika saya masih mengeluhkan sinyal Wi-Fi yang lemot atau ketinggalan diskon brand favorit di mall saat saya tahu benar ada anak-anak tanpa dosa yang harus dikemoterapi setiap hari dengan segala efek mulai muntah, panas, rambut rontok namun tetap ceria.
Saya terinspirasi dari pedagang pecel langganan suami untuk selalu memprioritaskan keluarga di atas segalanya. Pedagang pecel tadi mengingatkan saya untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, dan bukannya ngoyo mengejar materi . Karena kebahagiaan itu sederhana, tak terkait harta yang berlimpah atau jabatan yang menyilaukan. Buat saya, bahagia adalah sesederhana berkumpul dengan keluarga.
Saya terinspirasi papa saya untuk selalu disiplin, selalu tepat waktu. Jika saya tak terinspirasi olehnya pada saat itu, entah akan jadi seperti apa saya sekarang.
Saya terinspirasi mama saya yang walaupun bertahun-tahun harus membesarkan saya dan kakak sendirian, sangat kuat dan mandiri. Tak pernah satu pun keluhan diucapkan, tak pernah satu kritik ke Tuhan dilontarkan. Mama yang menginspirasi saya untuk menjalani hidup ini secara ikhlas. Karena mama selalu mengajari saya kalau hidup kita ini sudah diatur bahkan ke titik komanya. Hal sekecil apapun. Setelah ikhtiar, berdoa, pasrahkan saja semuanya. Dengan begitu hidup akan menjadi lebih sederhana. Semakin dewasa saya, semakin saya mengerti benar perkataan mama. Banyak sekali masalah, hambatan, gangguan dari pihak luar yang terjadi dan terkadang membuat saya merasa dunia ini sama sekali tak adil. "Kok bisa sih aku diginiin orang? Salah apaaaa akuuu? Kok kalau yang lain gitu engga apa-apa, pas aku kok diginiin?" <-- data-blogger-escaped-br="" data-blogger-escaped-lebay="" data-blogger-escaped-mulai="">
Kalau saya teruskan, wah list orang inspiratif untuk saya tak akan ada selesainya nih. Saya terinspirasi dari banyak orang setiap harinya. Kebanyakan di antara mereka bukanlah artis. Mereka bahkan tak terkenal. Tapi mereka memberikan banyak hikmah yang bisa saya ambil dan menjadi inspirasi saya.
Bingung mencari inspirasi? Mudah. Coba buka mata, buka telinga dan buka hati agar bisa menlihat lebih dekat orang di sekitar. Pasti adaaaaa saja hikmah yang bisa kita ambil dan menjadi inspirasi. Coba deh:)
Pada akhirnya obsesi saya membuat "sisa hidup" menjadi saat terbaik dalam hidup sangat berhubungan dengan niat untuk menjadi inspiratif. Keinginan menginspirasi orang lain dapat memotivasi saya untuk melakukan banyak hal positif sehingga hidup saya pun akan positif. Semacam lingkaransetan baik kan ya?:D
Eh, btw sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum sih? Ditunggu sampai 16 Maret yaaa:D
You dont have to be rich, famous, smart, beautiful or talented to be inspiring. You dont have to be perfect to inspire others, just let them get inspired by how you deal with your imperfections.
Setiap manusia dilahirkan dengan jalan cerita yang berbeda, point of view yang berbeda. Seandainya kita mau "melihat lebih dekat" (macam lagunya Sherina:p), saya yakin akan banyak sekali pelajaran untuk diambil yang bisa dijadikan inspirasi bagi kita.
Saya terinspirasi menyusui dengan penuh semangat 45 dari seorang buruh pabrik bernama Kemijem yang berhasil menyusui anaknya sampai 25 bulan dengan segala keterbatasan. FYI, Bu Kemijem ini tak punya kulkas sehingga saat bekerja, ASIPnya harus disimpan dalam termos es yang hanya bisa tahan 1-2 hari. Beliau rela bersusah payah mengecek termos tadi setiap jam untuk memastikan esnya belum mencair. Kalau sudah mencair, beliau akan membeli es batu baru untuk mengisi termos.Malu dong saya yang bahkan dibelikan freezer khusus ASIP oleh mama jika tak berusaha sekeras Bu Kemijem?
Saya terinspirasi untuk lebih banyak bersyukur dari pasien-pasien yang saya jumpai setiap hari saat bekerja di rumah sakit. Rasanya malu benar jika saya masih mengeluhkan sinyal Wi-Fi yang lemot atau ketinggalan diskon brand favorit di mall saat saya tahu benar ada anak-anak tanpa dosa yang harus dikemoterapi setiap hari dengan segala efek mulai muntah, panas, rambut rontok namun tetap ceria.
Saya terinspirasi dari pedagang pecel langganan suami untuk selalu memprioritaskan keluarga di atas segalanya. Pedagang pecel tadi mengingatkan saya untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, dan bukannya ngoyo mengejar materi . Karena kebahagiaan itu sederhana, tak terkait harta yang berlimpah atau jabatan yang menyilaukan. Buat saya, bahagia adalah sesederhana berkumpul dengan keluarga.
Saya terinspirasi papa saya untuk selalu disiplin, selalu tepat waktu. Jika saya tak terinspirasi olehnya pada saat itu, entah akan jadi seperti apa saya sekarang.
Saya terinspirasi mama saya yang walaupun bertahun-tahun harus membesarkan saya dan kakak sendirian, sangat kuat dan mandiri. Tak pernah satu pun keluhan diucapkan, tak pernah satu kritik ke Tuhan dilontarkan. Mama yang menginspirasi saya untuk menjalani hidup ini secara ikhlas. Karena mama selalu mengajari saya kalau hidup kita ini sudah diatur bahkan ke titik komanya. Hal sekecil apapun. Setelah ikhtiar, berdoa, pasrahkan saja semuanya. Dengan begitu hidup akan menjadi lebih sederhana. Semakin dewasa saya, semakin saya mengerti benar perkataan mama. Banyak sekali masalah, hambatan, gangguan dari pihak luar yang terjadi dan terkadang membuat saya merasa dunia ini sama sekali tak adil. "Kok bisa sih aku diginiin orang? Salah apaaaa akuuu? Kok kalau yang lain gitu engga apa-apa, pas aku kok diginiin?" <-- data-blogger-escaped-br="" data-blogger-escaped-lebay="" data-blogger-escaped-mulai="">
Kalau saya teruskan, wah list orang inspiratif untuk saya tak akan ada selesainya nih. Saya terinspirasi dari banyak orang setiap harinya. Kebanyakan di antara mereka bukanlah artis. Mereka bahkan tak terkenal. Tapi mereka memberikan banyak hikmah yang bisa saya ambil dan menjadi inspirasi saya.
Bingung mencari inspirasi? Mudah. Coba buka mata, buka telinga dan buka hati agar bisa menlihat lebih dekat orang di sekitar. Pasti adaaaaa saja hikmah yang bisa kita ambil dan menjadi inspirasi. Coba deh:)
Pada akhirnya obsesi saya membuat "sisa hidup" menjadi saat terbaik dalam hidup sangat berhubungan dengan niat untuk menjadi inspiratif. Keinginan menginspirasi orang lain dapat memotivasi saya untuk melakukan banyak hal positif sehingga hidup saya pun akan positif. Semacam lingkaran
Eh, btw sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum sih? Ditunggu sampai 16 Maret yaaa:D
Sunday, March 8, 2015
#NewestBook
Sesuai rencana, tahun ini saya akan menerbitkan buku ke-5 saya. Deg-degan banget lho rasanya, melebihi deg-degan waktu ujian kemarin, serius!
Buku terbaru saya ini masih bergenre MomLit aka Mommy Literation yang lebih menekankan dunia Parenting dan juga Motherhood. Bedanya dengan buku saya yang lain adalah di buku terbaru ini hampir semuanya adalah tulisan yang tidak ada di blog. Ada sih beberapa yang bisa dibaca juga di blog ini, tapi kebanyakan tidak ada. Selain itu, bedanya yang lain adalah di buku terbaru ini akan ada banyak foto:D
Penasaran? Sabaaaar, saya bikin tambah penasaran lagi ya:p
Seperti biasa, setiap membuat buku saya ditugasi penerbit untuk mencari endorser. Endorser adalah mereka (biasanya terkenal) yang dimintai testimoni mengenai buku tsb untuk meningkatkan keingintahuan (calon) pembaca.
Begitu membaca lebih lengkap draft buku ini, satu nama yang langsung terpikir oleh saya sebagai endorser adalah Sarah Sechan. Mungkin karena saya sedang kecanduan acara talkshownya, tapi yang jelas saya merasa Sarah Sechan adalah sosok yang sangat inspiratif. Asal tahu saja, sebagai #generasiMTV, saya dulu ngefans banget sama Sarah Sechan. Saya mengikuti semua acara yang dipandunya di MTV, bahkan dengan sukarela menonton "sinetron" Olga yang ia bintangi -walaupun saya paling anti menonton sinetron, apalagi kalau diambil dari buku-setiap hari Minggu siang. Saya juga ingat banget, pernah sengaja mengikuti acara yang diadakan salah satu majalah remaja di Jakarta hanya untuk bertemu dengan Sarah Sechan sebagai bintang tamu. Cheesy ya? Haha, tapi saya memang bentul-betul ngefans dengannya.
Saya mempunyai kontak Sarah sejak lama walaupun tak pernah (berani) menghubunginya karena merasa tak punya alasan yang tepat. Hingga suatu hari, saya memberanikan diri untuk mengirimkan pesan lewat Whatsapp menanyakan apakah Sarah bersedia menjadi endorser saya.
Pesan saya tersebut tak juga dibaca sampai berbulan-bulan sehingga saya patah hati juga. Hampir saja saya "berpindah ke lain hati" walaupun dalam hati merasa Sarah tetap yang paling saya inginkan sebagai endorser buku ini.
Suatu pagi, saat saya habis dinas jaga malam dengan jumlah pasien yang luar biasa banyaknya dan baru saja dibantai habis-habisan saat laporan pagi, tetiba saya melihat pesan di Whatsapp dari Sarah. Ha? Saya yakinkan diri kalau sedang tidak berhalusinasi. Maklumlah namanya saja sudah tak tidur lebih dari 24 jam, wajarlah kalau mulai timbul delusi maupun halusinasi:p Saya colek teman di sebelah saya memintanya membaca pesan Whatsapp tadi. Lalu ia bertanya "Lho Met, kamu kenal sama Sarah Sechan?" yang meyakinkan saya penglihatan saya benar!:)))
Singkat cerita, Sarah meminta saya mengirimkan draft buku saya padanya lalu ia akan memutuskan mau atau tidak mengendorse buku tsb setelah membacanya. Sejujurnya, saya takut lho! Kalau melihat jawaban atau komentar Sarah di social medianya, tampaknya Sarah Sechan jutek. Saya menantikan balasannya dengan harap-harap cemas.
Lalu datanglah pesan ini di Whatsapp saya yang membuat saya girang bukan kepalang:D
Semakin penasaran engga?:))) Eh jangan salah, saya juga! Penasaran pengin tahu bagaimana responnya, penasaran pengin tahu bagaimana jadinya buku saya ini. Sama-sama penasaranlah yaaa;)
Oh ya, nanti saya akan membuka preorder buku terbaru saya di blog ini. Tentunya "lebih spesial" dari yang dijual di toko buku karena ada ttd saya dan hadiah langsung. Apakah itu? Hayooo tambah penasaran ya?:p
Tunggu tanggal mainnya ya!
PS: Mengingatkan nih, sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum? Ditunggu sampai 16 Maret yaaa:D
Buku terbaru saya ini masih bergenre MomLit aka Mommy Literation yang lebih menekankan dunia Parenting dan juga Motherhood. Bedanya dengan buku saya yang lain adalah di buku terbaru ini hampir semuanya adalah tulisan yang tidak ada di blog. Ada sih beberapa yang bisa dibaca juga di blog ini, tapi kebanyakan tidak ada. Selain itu, bedanya yang lain adalah di buku terbaru ini akan ada banyak foto:D
Penasaran? Sabaaaar, saya bikin tambah penasaran lagi ya:p
Seperti biasa, setiap membuat buku saya ditugasi penerbit untuk mencari endorser. Endorser adalah mereka (biasanya terkenal) yang dimintai testimoni mengenai buku tsb untuk meningkatkan keingintahuan (calon) pembaca.
Begitu membaca lebih lengkap draft buku ini, satu nama yang langsung terpikir oleh saya sebagai endorser adalah Sarah Sechan. Mungkin karena saya sedang kecanduan acara talkshownya, tapi yang jelas saya merasa Sarah Sechan adalah sosok yang sangat inspiratif. Asal tahu saja, sebagai #generasiMTV, saya dulu ngefans banget sama Sarah Sechan. Saya mengikuti semua acara yang dipandunya di MTV, bahkan dengan sukarela menonton "sinetron" Olga yang ia bintangi -walaupun saya paling anti menonton sinetron, apalagi kalau diambil dari buku-setiap hari Minggu siang. Saya juga ingat banget, pernah sengaja mengikuti acara yang diadakan salah satu majalah remaja di Jakarta hanya untuk bertemu dengan Sarah Sechan sebagai bintang tamu. Cheesy ya? Haha, tapi saya memang bentul-betul ngefans dengannya.
Saya mempunyai kontak Sarah sejak lama walaupun tak pernah (berani) menghubunginya karena merasa tak punya alasan yang tepat. Hingga suatu hari, saya memberanikan diri untuk mengirimkan pesan lewat Whatsapp menanyakan apakah Sarah bersedia menjadi endorser saya.
Pesan saya tersebut tak juga dibaca sampai berbulan-bulan sehingga saya patah hati juga. Hampir saja saya "berpindah ke lain hati" walaupun dalam hati merasa Sarah tetap yang paling saya inginkan sebagai endorser buku ini.
Suatu pagi, saat saya habis dinas jaga malam dengan jumlah pasien yang luar biasa banyaknya dan baru saja dibantai habis-habisan saat laporan pagi, tetiba saya melihat pesan di Whatsapp dari Sarah. Ha? Saya yakinkan diri kalau sedang tidak berhalusinasi. Maklumlah namanya saja sudah tak tidur lebih dari 24 jam, wajarlah kalau mulai timbul delusi maupun halusinasi:p Saya colek teman di sebelah saya memintanya membaca pesan Whatsapp tadi. Lalu ia bertanya "Lho Met, kamu kenal sama Sarah Sechan?" yang meyakinkan saya penglihatan saya benar!:)))
Singkat cerita, Sarah meminta saya mengirimkan draft buku saya padanya lalu ia akan memutuskan mau atau tidak mengendorse buku tsb setelah membacanya. Sejujurnya, saya takut lho! Kalau melihat jawaban atau komentar Sarah di social medianya, tampaknya Sarah Sechan jutek. Saya menantikan balasannya dengan harap-harap cemas.
Lalu datanglah pesan ini di Whatsapp saya yang membuat saya girang bukan kepalang:D
Semakin penasaran engga?:))) Eh jangan salah, saya juga! Penasaran pengin tahu bagaimana responnya, penasaran pengin tahu bagaimana jadinya buku saya ini. Sama-sama penasaranlah yaaa;)
Oh ya, nanti saya akan membuka preorder buku terbaru saya di blog ini. Tentunya "lebih spesial" dari yang dijual di toko buku karena ada ttd saya dan hadiah langsung. Apakah itu? Hayooo tambah penasaran ya?:p
Tunggu tanggal mainnya ya!
PS: Mengingatkan nih, sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum? Ditunggu sampai 16 Maret yaaa:D
Saturday, March 7, 2015
Stress Menganggur
Selama saya bersekolah lagi mengambil spesialisasi, entah sudah berapa ribu kali saya menginginkan liburan. Tak perlulah jauh-jauh ke luar kota, bisa tenang dan santai menikmati hari di rumah saja sudah sangat menggiurkan untuk saya. Dari dulu saya selalu mengimpikan hari yang bisa sepenuhnya diisi dengan kegiatan menyenangkan. Bangun tidur, menyiapkan Naya lalu mengantarnya ke sekolah. Sambil menunggu Naya sekolah, saya bisa blogging, memasak, olahraga, menulis buku, atau menonton serial televisi kesukaan. Btw, saya lagi suka banget serial Suits nih. Ceritanya keren, akting para pemainnya pun ciamik.
Kembali ke soal impian, sehabis Naya pulang sekolah saya bisa menjemputnya, menemaninya tidur siang lalu mengantarkan Naya ke tempat les. Sembari menunggu Naya les, saya bisa bersantai sejenak. Mampir ke salon tetangga tempat les Naya misalnya, membenahi rambut saya yang sudah bertahun-tahun tak terurus. Atau sekadar menikmati pijat refleksi yang menenangkan. Terdengar menyenangkan sekali ya?
Well, it was fun! For about 2-3 days:)))
Iya, terasa menyenangkannya hanya untuk 2-3 hari pertama. Hari ke-4 saya mulai bosan, bingung mau ngapain. Hari ke-5 saya gaduh gelisah, mencari-cari pekerjaan, bahkan sampai menawarkan diri ke teman-teman yang masih bersekolah spesialisasi untuk membantu tugas ilmiah mereka. Hari ke-6, saya stress sehingga mulailah saya meminta jadwal siaran dan syuting rutin lagi. Yes, terhitung minggu depan, saya akan mulai rutin bersiaran setiap hari lagi bukannya hanya weekend seperti selama ini. Mungkin karena saya tak bisa diam, sehingga justru stress kalau menganggur dan tak punya pekerjaan. Sulit ya. Namanya juga manusia, sibuk salah, menganggur pun salah:)))
Kenapa engga praktek Met?
Belum. Saya masih menunggu pelantikan dan surat ijin praktek yang masih diurus. Nanti kalau sudah jadi, mungkin saya baru akan bekerja sesuai pendidikan saya. Mungkin ya ini:p
Yang jelas, saya sadar benar passion saya di dunia broadcasting dan menulis, juga kedokteran. Kalau selama ini saat saya bersekolah, broadcasting dan menulis harus dinomor-sekiankan, saat seperti ini saya boleh dong yaaa kembali memprioritaskan passion saya tsb? Kalau keluarga sih jelas, selalu nomor 1. Maklum saja, Naya sekarang lebih sibuk dari emaknya. Adaaaa saja kegiatannya, sehingga sang emak merasa menganggur banget tanpa Naya.
Oh ya, saya juga berencana untuk ke Jakarta nih. Untuk apa? Entahlah, saya suka sekali berlibur ke Jakarta:))) Kalau ada yang mau menawarkan pekerjaan di Jakarta juga boleh lho:p #kodekeras
Selain semua kesibukan tadi, saya sedang mempersiapkan diri untuk melaunching buku saya yang terbaru. InshaAllah akan diterbitkan bulan depan. Semoga lancar yaaa!
PS: Sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum sih? Masih ditunggu lho sampai 16 Maret 2015. Masih banyaaaak kesempatannya!
Kembali ke soal impian, sehabis Naya pulang sekolah saya bisa menjemputnya, menemaninya tidur siang lalu mengantarkan Naya ke tempat les. Sembari menunggu Naya les, saya bisa bersantai sejenak. Mampir ke salon tetangga tempat les Naya misalnya, membenahi rambut saya yang sudah bertahun-tahun tak terurus. Atau sekadar menikmati pijat refleksi yang menenangkan. Terdengar menyenangkan sekali ya?
Well, it was fun! For about 2-3 days:)))
Iya, terasa menyenangkannya hanya untuk 2-3 hari pertama. Hari ke-4 saya mulai bosan, bingung mau ngapain. Hari ke-5 saya gaduh gelisah, mencari-cari pekerjaan, bahkan sampai menawarkan diri ke teman-teman yang masih bersekolah spesialisasi untuk membantu tugas ilmiah mereka. Hari ke-6, saya stress sehingga mulailah saya meminta jadwal siaran dan syuting rutin lagi. Yes, terhitung minggu depan, saya akan mulai rutin bersiaran setiap hari lagi bukannya hanya weekend seperti selama ini. Mungkin karena saya tak bisa diam, sehingga justru stress kalau menganggur dan tak punya pekerjaan. Sulit ya. Namanya juga manusia, sibuk salah, menganggur pun salah:)))
Kenapa engga praktek Met?
Belum. Saya masih menunggu pelantikan dan surat ijin praktek yang masih diurus. Nanti kalau sudah jadi, mungkin saya baru akan bekerja sesuai pendidikan saya. Mungkin ya ini:p
Yang jelas, saya sadar benar passion saya di dunia broadcasting dan menulis, juga kedokteran. Kalau selama ini saat saya bersekolah, broadcasting dan menulis harus dinomor-sekiankan, saat seperti ini saya boleh dong yaaa kembali memprioritaskan passion saya tsb? Kalau keluarga sih jelas, selalu nomor 1. Maklum saja, Naya sekarang lebih sibuk dari emaknya. Adaaaa saja kegiatannya, sehingga sang emak merasa menganggur banget tanpa Naya.
Oh ya, saya juga berencana untuk ke Jakarta nih. Untuk apa? Entahlah, saya suka sekali berlibur ke Jakarta:))) Kalau ada yang mau menawarkan pekerjaan di Jakarta juga boleh lho:p #kodekeras
Selain semua kesibukan tadi, saya sedang mempersiapkan diri untuk melaunching buku saya yang terbaru. InshaAllah akan diterbitkan bulan depan. Semoga lancar yaaa!
PS: Sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum sih? Masih ditunggu lho sampai 16 Maret 2015. Masih banyaaaak kesempatannya!
Friday, March 6, 2015
Ikut Campur
Kemarin, seorang teman lama menelpon saya. Saya senang sekali karena sudah beberapa tahun ini "kehilangan jejak"nya. Kami dulu cukup dekat. Mawar -sebut sajalah begitu namanya ya-sering curhat masalah apapun pada saya, termasuk segala masalahnya dengan Duri -tentu saja bukan nama sebenarnya-, sang kekasih. Setelah berpacaran hampir 7 tahun, mereka akhirnya menikah dan pindah kota mengikuti tempat dinas Duri.
Hingga saat ini, kalau saya hitung-hitung mereka sudah menikah hampir 8 tahun dan telah dikaruniai 1 orang anak lelaki yang lucu. Kalau dilihat dari social medianya sih, Mawar terlihat bahagia dengan keluarga kecilnya tadi. Karena itu, saya bingung dan kaget bukan kepalang mendengar Mawar ingin bercerai dengan Duri. Lah? Ada apa nih?
Rupanya Mawar merasa Duri tidak mampu menafkahi hidup mereka dengan baik. Duri bekerja sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi negeri dan statusnya sebagai PNS menurut Mawar tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarga mereka. Duri juga mempunyai usaha sampingan membuka kost-kostan yang cukup ramai. Tapi Mawar tetap berpendapat kalau penghasilan Duri tak cukup.
Saya yang masih linglung kontan bertanya, "Lho, bukannya dari 8 tahun yang lalu Duri juga PNS ya? Dari kalian menikah juga Duri punya kost-kostan. Kenapa baru sekarang minta cerainya?"
Mawar menjawab, "Yaa sebenarnya selama ini sih aku merasa cukup, Met. Alhamdulillah walaupun tak mewah, kami masih bisa makan 3 kali sehari, masih bisa beli mobil keluaran 5 tahun lalu, bahkan masih bisa ke luar negeri untuk berlibur setiap tahun meskipun cuma negara tetangga."
Saya bertambah bingung. "Terus, sejak kapan kamu merasa engga cukup lagi?"
"Sejak aku mengikuti arisan di kompleks rumah. Ibu-ibu kelompok arisan suka bercerita kalau suaminya menghadiahkan mereka kalung berlian saat ulangtahun. Pas mereka tahu kalau suamiku engga pernah ngasih hadiah perhiasan mahal buatku, pada kaget semua tuh. Ada yang bilang gini lho Met, 'duh kalau aku punya suami pelit kayak gitu sih kucerai aja.', ada yang komentar juga 'Cari yang lain aja jeeeeng, banyak kok yang masih mau pasti.'. Setelah kupikir-pikir, iya juga ya Duri kok engga pernah beliin aku perhiasan mahal. Pas ulangtahunku paling dia cuma kasih mukena atau kue ulangtahun. Kusuruh dia cari kerjaan lain yang lebih menghasilkan malah ga mau. Ya sudah, cerai saja!"
Saya jadi ingat cerita tentang teman saya yang lain, anggap saja namanya Berto. Berto ini sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak. Selama ini, kemana-mana Berto selalu mengendarai Kijangnya yang walaupun sudah tua, masih bagus karena dipelihara dengan baik. Keluarga mereka pun terkenal harmonis, sampai Berto mulai sering berhutang dan gali lubang tutup lubang hanya karena ingin mengganti mobilnya dengan mobil terbaru bermerk "wah". Karena urusan hutang-berhutang ini pun, Berto sampai nekad korupsi di kantornya dan mengakibatkan dia dipecat. Keluarga yang dulu harmonis kini mulai carut marut. Pada saat curhat ke saya, Berto bercerita kalau masalah yang dia hadapi semuanya berawal dari komentar teman-temannya yang penuh ledekan karena mobil tua Berto.
Cerita lain saya dapatkan dari seorang kenalan, anggap saja namanya Melati. Melati telah menikah hampir 3 tahun dan belum juga dikaruniai anak. Awalnya mereka tak keberatan belum dikaruniai anak karena ingin memanfaatkan waktu berdua saja untuk pacaran. Awalnya pun mereka berniat berikhtiar sama-sama dengan penuh semangat untuk mendapatkan anak. Itu awalnya. Lama-kelamaan setelah berjuta pertanyaan "Kapan nih hamilnya?" dan "Kapan punya momongan?" serta "Apa engga periksa dulu saja? Jangan-jangan suami punya masalah?" atau "Biasanya sih yang mandul yang cewek" dari orang yang merasa Melati-dan-suami-engga-punya-anak-itu-adalah-masalah-saya, mereka sering cekcok, saling menyalahkan dan akhirnya cerai:(
Kalau diperhatikan, masalah dari semua contoh kasus yang saya tulis di atas bersumber pada satu hal, komentar dari orang lain yang bahkan bisa dibilang "bukan siapa-siapa". Bukan yang membiayai hidup, bukan yang melahirkan, bukan juga yang bertanggungjawab terhadap hidup mereka. Bahkan mungkin, setelah mengeluarkan komentar penuh "keikutcampuran" yang sudah menghebohkan, mereka yang usil ini sudah lupa sama sekali pernah melontarkan komentar demikian.
Mereka yang tadinya merasa hidupnya berkecukupan, bisa menjadi merasa serba kekurangan hanya karena satu komentar usil. Mereka yang tadinya merasa berbahagia hidup seadanya, menjadi merasa tak cukup lagi dengan seadanya hanya karena satu komentar usil. Mereka yang tadinya ikhlas menerima apapun yang Allah Swt berikan, menjadi mempertanyakan rencana Allah cuma karena komentar usil.
Pelajaran untuk kita semua -saya jugaaa!-, tak perlulah memberikan komentar apapun terhadap hidup orang lain, karena bagaimanapun hidup orang lain bukanlah hidup kita. Bukan kita yang menjalani hidup mereka, bukan kita pula yang berhak menilai hidup mereka. Bicaralah hal yang baik atau diam adalah satu ungkapan yang paling baik menggambarkan ini.
Pelajaran lain yang bisa diambil adalah sebagai makhluk sosial, tentulah wajar hubungan antar manusia terwujud dalam bentuk komentar, saran, kritik atau sekadar mengingatkan. Tetapi perlu diingat, tidak semua harus diikuti, tidak semua harus didengarkan.
Eh, sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum sih? Masih ditunggu lho sampai 16 Maret 2015. Masih banyaaaak kesempatannya!
Hingga saat ini, kalau saya hitung-hitung mereka sudah menikah hampir 8 tahun dan telah dikaruniai 1 orang anak lelaki yang lucu. Kalau dilihat dari social medianya sih, Mawar terlihat bahagia dengan keluarga kecilnya tadi. Karena itu, saya bingung dan kaget bukan kepalang mendengar Mawar ingin bercerai dengan Duri. Lah? Ada apa nih?
Rupanya Mawar merasa Duri tidak mampu menafkahi hidup mereka dengan baik. Duri bekerja sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi negeri dan statusnya sebagai PNS menurut Mawar tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarga mereka. Duri juga mempunyai usaha sampingan membuka kost-kostan yang cukup ramai. Tapi Mawar tetap berpendapat kalau penghasilan Duri tak cukup.
Saya yang masih linglung kontan bertanya, "Lho, bukannya dari 8 tahun yang lalu Duri juga PNS ya? Dari kalian menikah juga Duri punya kost-kostan. Kenapa baru sekarang minta cerainya?"
Mawar menjawab, "Yaa sebenarnya selama ini sih aku merasa cukup, Met. Alhamdulillah walaupun tak mewah, kami masih bisa makan 3 kali sehari, masih bisa beli mobil keluaran 5 tahun lalu, bahkan masih bisa ke luar negeri untuk berlibur setiap tahun meskipun cuma negara tetangga."
Saya bertambah bingung. "Terus, sejak kapan kamu merasa engga cukup lagi?"
"Sejak aku mengikuti arisan di kompleks rumah. Ibu-ibu kelompok arisan suka bercerita kalau suaminya menghadiahkan mereka kalung berlian saat ulangtahun. Pas mereka tahu kalau suamiku engga pernah ngasih hadiah perhiasan mahal buatku, pada kaget semua tuh. Ada yang bilang gini lho Met, 'duh kalau aku punya suami pelit kayak gitu sih kucerai aja.', ada yang komentar juga 'Cari yang lain aja jeeeeng, banyak kok yang masih mau pasti.'. Setelah kupikir-pikir, iya juga ya Duri kok engga pernah beliin aku perhiasan mahal. Pas ulangtahunku paling dia cuma kasih mukena atau kue ulangtahun. Kusuruh dia cari kerjaan lain yang lebih menghasilkan malah ga mau. Ya sudah, cerai saja!"
Saya jadi ingat cerita tentang teman saya yang lain, anggap saja namanya Berto. Berto ini sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak. Selama ini, kemana-mana Berto selalu mengendarai Kijangnya yang walaupun sudah tua, masih bagus karena dipelihara dengan baik. Keluarga mereka pun terkenal harmonis, sampai Berto mulai sering berhutang dan gali lubang tutup lubang hanya karena ingin mengganti mobilnya dengan mobil terbaru bermerk "wah". Karena urusan hutang-berhutang ini pun, Berto sampai nekad korupsi di kantornya dan mengakibatkan dia dipecat. Keluarga yang dulu harmonis kini mulai carut marut. Pada saat curhat ke saya, Berto bercerita kalau masalah yang dia hadapi semuanya berawal dari komentar teman-temannya yang penuh ledekan karena mobil tua Berto.
Cerita lain saya dapatkan dari seorang kenalan, anggap saja namanya Melati. Melati telah menikah hampir 3 tahun dan belum juga dikaruniai anak. Awalnya mereka tak keberatan belum dikaruniai anak karena ingin memanfaatkan waktu berdua saja untuk pacaran. Awalnya pun mereka berniat berikhtiar sama-sama dengan penuh semangat untuk mendapatkan anak. Itu awalnya. Lama-kelamaan setelah berjuta pertanyaan "Kapan nih hamilnya?" dan "Kapan punya momongan?" serta "Apa engga periksa dulu saja? Jangan-jangan suami punya masalah?" atau "Biasanya sih yang mandul yang cewek" dari orang yang merasa Melati-dan-suami-engga-punya-anak-itu-adalah-masalah-saya, mereka sering cekcok, saling menyalahkan dan akhirnya cerai:(
Kalau diperhatikan, masalah dari semua contoh kasus yang saya tulis di atas bersumber pada satu hal, komentar dari orang lain yang bahkan bisa dibilang "bukan siapa-siapa". Bukan yang membiayai hidup, bukan yang melahirkan, bukan juga yang bertanggungjawab terhadap hidup mereka. Bahkan mungkin, setelah mengeluarkan komentar penuh "keikutcampuran" yang sudah menghebohkan, mereka yang usil ini sudah lupa sama sekali pernah melontarkan komentar demikian.
Mereka yang tadinya merasa hidupnya berkecukupan, bisa menjadi merasa serba kekurangan hanya karena satu komentar usil. Mereka yang tadinya merasa berbahagia hidup seadanya, menjadi merasa tak cukup lagi dengan seadanya hanya karena satu komentar usil. Mereka yang tadinya ikhlas menerima apapun yang Allah Swt berikan, menjadi mempertanyakan rencana Allah cuma karena komentar usil.
Pelajaran untuk kita semua -saya jugaaa!-, tak perlulah memberikan komentar apapun terhadap hidup orang lain, karena bagaimanapun hidup orang lain bukanlah hidup kita. Bukan kita yang menjalani hidup mereka, bukan kita pula yang berhak menilai hidup mereka. Bicaralah hal yang baik atau diam adalah satu ungkapan yang paling baik menggambarkan ini.
The most important thing to do in life is to not interfere with somebody else's life -Frank Zappa-
Pelajaran lain yang bisa diambil adalah sebagai makhluk sosial, tentulah wajar hubungan antar manusia terwujud dalam bentuk komentar, saran, kritik atau sekadar mengingatkan. Tetapi perlu diingat, tidak semua harus diikuti, tidak semua harus didengarkan.
Damn right!:p |
Thursday, March 5, 2015
The Future Actress
Sudah lama juga ya saya tidak update soal Naya yang sebentar lagi mau berulangtahun ke-4. Ngomong-ngomong soal ulangtahun, sudah beberapa bulan ini saya harus merayu Naya mati-matian untuk berulangtahun ke-4. Lho? Aneh? Iyes, memang begitu. Saya juga bingung sendiri.
Naya: "Mama, pokoknya kakak itu maunya ulangtahun ke-6, bukan ke-4. Temen-temen kakak di kelas juga ulangtahunnya ke-6 kok."
Saya: "Lho, tapi kan kakak sekarang baru umur 3, kalau ditambah 1 tahun jadi 4 kan?"
Naya: "Iya, tapi kakak engga mau umur 4, maunya umur 6!"
Setelah berminggu-minggu yang penuh penjelasan dan memerlukan pengertian serta kesabaran tiada berbatas *dari emaknya ya tentu*, akhirnya mengerti juga Naya mengenai konsep umur. Ada-ada saja deh!-_-"
Di usianya yang memasuki hampir 4 tahun ini Naya tambah pintar dan cerdas. Saya selalu saja lupa lho kalau anak saya masih berusia 3 tahun lebih. Karena cara bicara dan cara menjawab pertanyaannya yang menyerupai anak 10 tahun -lebay:p-, saya pernah emosi sendiri saat mendapati Naya menangis gegara takut dengan suara hujan. Hish, masa anak 10 tahun bisa menangis sih cuma karena hujan? Wait, what? Oh ya lupa, anak saya kan asih 3 tahun:))) Maaf ya nak, mamanya suka lupa sendiri nih:p Tapi rupanya, yang sering lupa umur anak bukan cuma saya, saudara-saudara! Yaaaay! *bagi-bagi kesalahan*:))) Ternyata papanya, utinya, bahkan nanny Naya sendiri juga sering lupa kalau Naya masih berusia 3 tahun.
Alhamdulillah, masalah sosialisasi dan adaptasi yang dialami Naya sangat membaik saat ini. Kalau dulu Naya ketakutan sampai bisa menangis histeris setiap melihat anak kecil, saat ini sudah lumayan banget. Yaa masih takut sih, tapi paling hanya sekadar menjauh tidak sampai menangis segala. Naya juga sudah punya teman sebaya di sekolahnya. Eh, tidak sebaya juga sih ya, beda beberapa tahun di atasnya, lumayanlah. Naya mau berkomunikasi dengan teman-temannya, mau bermain bahkan Naya punya sahabat! Aduh saya senang sekaliiiiii:D Alhamdulillah, akhirnya ikhtiar kami sebagai orangtua menunjukkan hasil. Walaupun rada kebablasan, saya sih tidak ambil pusing. Misalnya saja, Naya tidak mau masuk SD -walaupun sudah ada yang bersedia menerima- dengan alasan mau sekelas terus saja dengan sahabatnya itu. Atau Naya yang sekarang suka sekali bermain daripada belajar hahahaha. Kebablasan? Well i dont care, karena sesungguhnya bermain adalah satu-satunya tugas seorang anak.
Naya masih sangat perfeksionis. Mungkin karena perfeksionisnya ini, Naya terpilih menjadi asisten guru di kelas walaupun paling kecil. Saya sering menahan tawa setengah mati kalau mendengarkan asisten cilik ini menceritakan teman-temannya dengan nada mengomel.
"Mama tau engga, temen kakak Berto? -Bukan nama sebenarnya, Red- Berto itu tadi kakak omelin karena engga mau diam, celometan terus di kelas. Mungkin telinganya engga pernah dibersihkan jadi banyak kotoran. Kan engga boleh ya ma berisik di kelas? Kasihan yang lain engga bisa belajar?"
(Otomatis dong ya saya membayangkan anak unyil yang satu-satunya cewek di kelas dan yang paling muda, belum lagi yang paling kecil di kelas dengan judesnya ngomelin anak orang hahaha).
Lain kesempatan, Naya bercerita, "Mama, temen kakak Budi -masih bukan nama sebenarnya, Red-itu tadi engga mau berbaris pas masuk kelas. Kakak tadi bilang harus baris biar rapi, harus teratur dan mau diatur." (Saya lagi-lagi setengah mati deh menahan keinginan untuk ngakak. Asal tahu saja, tinggi Naya dibandingkan teman-teman sekelasnya beda jauuuuh).
Walaupun sudah banyak kemajuan tentang Naya, saya mempunyai kekhawatiran baru terhadapnya. Deuuuh nama pun emak-emak ya, kapaaaaan sih bisa tak khawatir?-_-" Apa yang saya khawatirkan? Naya sekarang sangat manipulatif. Agak-agak mengerikan ya. Naya bisa saja membuat orang lain melakukan apa yang ia mau tanpa orang tsb menyadari kalau sejak awal Naya yang mengaturnya berbuat begitu. Seram kan ya kalau tidak diarahkan ke hal baik?
Contoh yang paling gampang ya, Naya bisa akting menangis dengan baik! Iya saking baiknya, benar-benar meneteskan air mata lho! Selain saya, tidak ada orang yang tahu kalau Naya sedang akting. Terkadang menangis pura-pura ini yang dijadikan Naya "senjata". Gawat deh!
Coba lihat foto ini.
Saya mengambil foto ini begitu tahu anak gadis sedang berancang-ancang akting menangis. Ke-empat frame dalam foto ini saya ambil dalam hitungan detik. Kalau penasaran, bolehlah zoom fotonya. Di situ terlihat jelas Naya meneteskan air mata sungguh-sungguh. Mimik wajahnya pun sangat meyakinkan. Tapi dalam beberapa detik, Naya sudah nyengir cengengesan sambil bilang "Cuma pura-pura kok!". Kalau saya sih hafal banget ulahnya ini, lah kalau yang lain? *geleng-geleng kepala*
Bukan soal akting saja, Naya juga bisa lho memutarbalik omongan supaya keinginannya dituruti. Contoh yang paling saya ingat adalah soal handphone. Naya gemar sekali memainkan handphone saya. Bukaaaan, bukan untuk main games apapun. Toh, saya juga engga punya games apapun di handphone. Naya suka sekali BBM-an atau Whatsapp-an. Bukan cuma dengan papanya atau utinya, tapi dengan siapa saja termasuk juga dengan profesor guru saya di rumah sakit *tepok jidat*. Dikira temannya mungkin ya-_-" Naya juga sering sekali nimbrung di percakapan grup BBM Group atau Whatsapp Group milik saya. Hadeeeeuhhh.
Karena Naya beberapa kali asyik BBM atau Whatsappan dengan guru saya yang membuat saya sungkan bukan kepalang, akhirnya saya passwordlah handphone yang entah bagaimana caranya selalu saja bisa diketahui Naya. Malah terkadang karena terlalu sering gonta-ganti password, saya lupa dan harus bertanya pada Naya :))) Payah benar nih emaknya Naya:p
Naya bilang ingin sekali punya handphone agar bisa sesukanya BBM-an atau Whatsappan dengan "teman-temannya" -Baca: teman-teman saya maksudnyeeee-. Tentulah saya tolak.
Naya: "Kakak itu kepingin punya handphone sendiri ma biar bisa BBM-an sama budhe Mei, tante Riris atau Uti. Kalau nunggu mama pulang dari rumah sakit kan lama.'
Saya: "Kak, kakak kan masih 3 tahun. Nanti mama belikan handphone kalau kakak sudah 17 tahun ya:p Engga ada kak anak 3 tahun yang punya handphone itu."
Naya; *dengan santainya* Yaaah, anak 3 tahun lain kan engga ada yang bisa baca sama nulis BBM apa Whatsapp ma!"
Saya: *bingung* akhirnya jawab "Ya nanti ya kalau mama punya rejeki lebih*
Rupanya saya salah karena menjawab seperti itu. Naya sepertinya menganggap kalau dia tidak diperbolehkan punya handphone hanya karena mamanya -yang suka asal ngomong kalau kepepet huhuhu maafkan ya naaak-tidak punya uang. Jadilah anak gadis mengajak Utinya ngobrol.
Begini percakapan mereka (seperti yang diceritakan utinya pada saya)
Naya: "Eh eh eh uti uti, tahu engga kabar yang sedang panas akhir-akhir ini?" (Deuh kakak Aya, bahasa udah macam presenter infotainment:p)
Uti: " Engga. Apa memangnya?" (Sudah engga bingung dengan cara ngomong cucunya).
Naya: "Itu lho, banyak penculikan anak kecil segede kakak, uti."
Uti: "Oh yaa? Masaa?" *mulai panik*
Naya: "Iya. Kakak itu sebenarnya lagi bingung lho uti. Kalau kakak dideketin orang jahat terus gimana ya? Kakak mau teriak panggil mama atau orang lain kan suara kakak masih pelan, pasti engga kedengeran. Kakak mau telpon atau BBM atau Whatsapp mama juga engga bisa, gimana caranya kalau engga punya handphone? Gimana dong uti?"
Uti: "Oke kak, besok uti kirim handphone satu untuk Aya ya!"
-________________________-"
(Btw, setelah perang antara saya dan mama saya akhirnya mama saya alias uti Naya membatalkan rencana mengirim handphone untuk cucunya. fyuuuuh!)
Lain kesempatan, saya sedang berjalan-jalan di mall bersama Naya. Oh ya, entah menurun dari siapa -saya engga!-, Naya ini suka sekali dengan sepatu. Hobinya minta dibelikan sepatu. Sepatu Naya bahkan jauh lebih banyak dari sepatu saya lho! Kembali ke mall. Naya melihat sepasang sepatu berwarna ungu di toko. Naya memang belum punya sepatu dengan warna tsb. Saya yang sudah melihat binar-binar di mata Naya saat melihat sepatu tadi langsung mengingatkan.
Saya: "Kak, engga usah beli sepatu lagi yaa. Kan sudah banyak di rumah. Baru bulan lalu kan kakak dibelikan uti sepatu baru."
Naya: "Engga kok. Siapa yang minta dibelikan sepatu? Kakak kan cuma lihat saja, ma."
Lalu kami berjalan menjauhi tempat jual sepatu tsb.
Di tengah jalan, Naya bertanya pada saya,
Naya: "Mama, kan mama suka ungu ya?"
Saya: *mulai mencium gelagat mencurigakan:))* He-eh.
Naya: "Mama punya sepatu ungu ya?"
Saya: "Iya, punya. Kenapa sih kak? Kakak pengin ya sepatu ungu tadi?"
Naya: "Ah engga. Kakak tuh cuma mikir aja kalau nanti kita pergi ke manaaaa gitu, mama pakai sepatu ungu terus kakak juga kembaran gitu pasti bagus banget ya ma? Nanti pasti deh orang-orang bilang "Aduh bu Meta, bagus banget sepatu bu Meta sama anaknya", gitu lho. Kakak mau nabung aja deh, moga-moga tahun depan kakak bisa beli sepatu yang tadi ya ma!"
Saya: *balik kanan, ke toko tadi beli sepatu ungu* :)))))
Aduh jebol juga tuh pertahanan saya. Tapi saya sedang membuat janji pada diri sendiri untuk tidak terlalu mudah memberikan apa yang Naya mau. PR banget nih! Bukan apa-apa, cara persuasi anak gadis satu ini begitu bagusnya sampai terkadang saya engga sadar. Doakan saya kuat ya! *halah*
Saya juga harus mengingat betul apa kemauan atau keinginan Naya, karena bisa jadi usulan yang keluar dari Naya berhubungan dengan kemauannya. Misalnya nih, selain handphone Naya ingin sekali punya laptop. "Bukan laptop mainan ya mama, yang ada gambar apelnya kayak punya mama sama papa, tapi gambar apelnya bukan stiker!" Begitu kira-kira permintaannya.
Beberapa minggu menjelang ulangtahun saya, Naya getol sekali membujuk suami, nannynya bahkan saya sendiri untuk menghadiahkan saya laptop baru.
Saya: "Kak, mama kan sudah punya laptop."
Naya: "Ya engga apa-apalah, diganti sama yang lebih baru, yang lebih bagus. Kan mama ulangtahun. Boleh kok beli sendiri, nanti tinggal minta uangnya saja ke papa atau uti."
Saya: "Engga ah. Laptop mama kan masih bisa dipakai."
Naya: "Iya sih, tapi kalau lebih bagus emang kenapa? Kan lebih enak."
Saya: "Lah terus nanti laptop mama yang lama dikemanain kak?"
Naya: "Yaaaa.. terserah mama. Disimpen juga boleh. Tapi kan sayang ma kalau disimpen aja. DIkasihin kakak juga boleh."
Saya: "Yeeee maunyeee:p"
Yaaa, manipulatifnya masih sebatas itu sih. Tapi jangan lupa, Naya masih hampir 4 tahun! Semakin besar, bisa jadi seperti apa? Ya Allah, berikanlah petunjuk pada emak Naya supaya bisa mendidik dan membimbing Naya sebaik mungkin, amin!
Saya masih punya banyak -banget- update soal Naya nih termasuk judesnya yang meningkat, pertanyaan-pertanyaannya yang semakin membuat sang emak ingin menangis bombay sampai pendapatnya terhadap berbagai hal yang mind-blowing. Nantilah yaa satu-satu saya update.
Eh, sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum sih? Masih ditunggu lho sampai 16 Maret 2015. Masih banyaaaak kesempatannya!
Naya: "Mama, pokoknya kakak itu maunya ulangtahun ke-6, bukan ke-4. Temen-temen kakak di kelas juga ulangtahunnya ke-6 kok."
Saya: "Lho, tapi kan kakak sekarang baru umur 3, kalau ditambah 1 tahun jadi 4 kan?"
Naya: "Iya, tapi kakak engga mau umur 4, maunya umur 6!"
Setelah berminggu-minggu yang penuh penjelasan dan memerlukan pengertian serta kesabaran tiada berbatas *dari emaknya ya tentu*, akhirnya mengerti juga Naya mengenai konsep umur. Ada-ada saja deh!-_-"
Di usianya yang memasuki hampir 4 tahun ini Naya tambah pintar dan cerdas. Saya selalu saja lupa lho kalau anak saya masih berusia 3 tahun lebih. Karena cara bicara dan cara menjawab pertanyaannya yang menyerupai anak 10 tahun -lebay:p-, saya pernah emosi sendiri saat mendapati Naya menangis gegara takut dengan suara hujan. Hish, masa anak 10 tahun bisa menangis sih cuma karena hujan? Wait, what? Oh ya lupa, anak saya kan asih 3 tahun:))) Maaf ya nak, mamanya suka lupa sendiri nih:p Tapi rupanya, yang sering lupa umur anak bukan cuma saya, saudara-saudara! Yaaaay! *bagi-bagi kesalahan*:))) Ternyata papanya, utinya, bahkan nanny Naya sendiri juga sering lupa kalau Naya masih berusia 3 tahun.
Alhamdulillah, masalah sosialisasi dan adaptasi yang dialami Naya sangat membaik saat ini. Kalau dulu Naya ketakutan sampai bisa menangis histeris setiap melihat anak kecil, saat ini sudah lumayan banget. Yaa masih takut sih, tapi paling hanya sekadar menjauh tidak sampai menangis segala. Naya juga sudah punya teman sebaya di sekolahnya. Eh, tidak sebaya juga sih ya, beda beberapa tahun di atasnya, lumayanlah. Naya mau berkomunikasi dengan teman-temannya, mau bermain bahkan Naya punya sahabat! Aduh saya senang sekaliiiiii:D Alhamdulillah, akhirnya ikhtiar kami sebagai orangtua menunjukkan hasil. Walaupun rada kebablasan, saya sih tidak ambil pusing. Misalnya saja, Naya tidak mau masuk SD -walaupun sudah ada yang bersedia menerima- dengan alasan mau sekelas terus saja dengan sahabatnya itu. Atau Naya yang sekarang suka sekali bermain daripada belajar hahahaha. Kebablasan? Well i dont care, karena sesungguhnya bermain adalah satu-satunya tugas seorang anak.
Naya masih sangat perfeksionis. Mungkin karena perfeksionisnya ini, Naya terpilih menjadi asisten guru di kelas walaupun paling kecil. Saya sering menahan tawa setengah mati kalau mendengarkan asisten cilik ini menceritakan teman-temannya dengan nada mengomel.
"Mama tau engga, temen kakak Berto? -Bukan nama sebenarnya, Red- Berto itu tadi kakak omelin karena engga mau diam, celometan terus di kelas. Mungkin telinganya engga pernah dibersihkan jadi banyak kotoran. Kan engga boleh ya ma berisik di kelas? Kasihan yang lain engga bisa belajar?"
(Otomatis dong ya saya membayangkan anak unyil yang satu-satunya cewek di kelas dan yang paling muda, belum lagi yang paling kecil di kelas dengan judesnya ngomelin anak orang hahaha).
Lain kesempatan, Naya bercerita, "Mama, temen kakak Budi -masih bukan nama sebenarnya, Red-itu tadi engga mau berbaris pas masuk kelas. Kakak tadi bilang harus baris biar rapi, harus teratur dan mau diatur." (Saya lagi-lagi setengah mati deh menahan keinginan untuk ngakak. Asal tahu saja, tinggi Naya dibandingkan teman-teman sekelasnya beda jauuuuh).
Walaupun sudah banyak kemajuan tentang Naya, saya mempunyai kekhawatiran baru terhadapnya. Deuuuh nama pun emak-emak ya, kapaaaaan sih bisa tak khawatir?-_-" Apa yang saya khawatirkan? Naya sekarang sangat manipulatif. Agak-agak mengerikan ya. Naya bisa saja membuat orang lain melakukan apa yang ia mau tanpa orang tsb menyadari kalau sejak awal Naya yang mengaturnya berbuat begitu. Seram kan ya kalau tidak diarahkan ke hal baik?
Contoh yang paling gampang ya, Naya bisa akting menangis dengan baik! Iya saking baiknya, benar-benar meneteskan air mata lho! Selain saya, tidak ada orang yang tahu kalau Naya sedang akting. Terkadang menangis pura-pura ini yang dijadikan Naya "senjata". Gawat deh!
Coba lihat foto ini.
The Future Actress:p |
Saya mengambil foto ini begitu tahu anak gadis sedang berancang-ancang akting menangis. Ke-empat frame dalam foto ini saya ambil dalam hitungan detik. Kalau penasaran, bolehlah zoom fotonya. Di situ terlihat jelas Naya meneteskan air mata sungguh-sungguh. Mimik wajahnya pun sangat meyakinkan. Tapi dalam beberapa detik, Naya sudah nyengir cengengesan sambil bilang "Cuma pura-pura kok!". Kalau saya sih hafal banget ulahnya ini, lah kalau yang lain? *geleng-geleng kepala*
Bukan soal akting saja, Naya juga bisa lho memutarbalik omongan supaya keinginannya dituruti. Contoh yang paling saya ingat adalah soal handphone. Naya gemar sekali memainkan handphone saya. Bukaaaan, bukan untuk main games apapun. Toh, saya juga engga punya games apapun di handphone. Naya suka sekali BBM-an atau Whatsapp-an. Bukan cuma dengan papanya atau utinya, tapi dengan siapa saja termasuk juga dengan profesor guru saya di rumah sakit *tepok jidat*. Dikira temannya mungkin ya-_-" Naya juga sering sekali nimbrung di percakapan grup BBM Group atau Whatsapp Group milik saya. Hadeeeeuhhh.
Karena Naya beberapa kali asyik BBM atau Whatsappan dengan guru saya yang membuat saya sungkan bukan kepalang, akhirnya saya passwordlah handphone yang entah bagaimana caranya selalu saja bisa diketahui Naya. Malah terkadang karena terlalu sering gonta-ganti password, saya lupa dan harus bertanya pada Naya :))) Payah benar nih emaknya Naya:p
Naya bilang ingin sekali punya handphone agar bisa sesukanya BBM-an atau Whatsappan dengan "teman-temannya" -Baca: teman-teman saya maksudnyeeee-. Tentulah saya tolak.
Naya: "Kakak itu kepingin punya handphone sendiri ma biar bisa BBM-an sama budhe Mei, tante Riris atau Uti. Kalau nunggu mama pulang dari rumah sakit kan lama.'
Saya: "Kak, kakak kan masih 3 tahun. Nanti mama belikan handphone kalau kakak sudah 17 tahun ya:p Engga ada kak anak 3 tahun yang punya handphone itu."
Naya; *dengan santainya* Yaaah, anak 3 tahun lain kan engga ada yang bisa baca sama nulis BBM apa Whatsapp ma!"
Saya: *bingung* akhirnya jawab "Ya nanti ya kalau mama punya rejeki lebih*
Rupanya saya salah karena menjawab seperti itu. Naya sepertinya menganggap kalau dia tidak diperbolehkan punya handphone hanya karena mamanya -yang suka asal ngomong kalau kepepet huhuhu maafkan ya naaak-tidak punya uang. Jadilah anak gadis mengajak Utinya ngobrol.
Begini percakapan mereka (seperti yang diceritakan utinya pada saya)
Naya: "Eh eh eh uti uti, tahu engga kabar yang sedang panas akhir-akhir ini?" (Deuh kakak Aya, bahasa udah macam presenter infotainment:p)
Uti: " Engga. Apa memangnya?" (Sudah engga bingung dengan cara ngomong cucunya).
Naya: "Itu lho, banyak penculikan anak kecil segede kakak, uti."
Uti: "Oh yaa? Masaa?" *mulai panik*
Naya: "Iya. Kakak itu sebenarnya lagi bingung lho uti. Kalau kakak dideketin orang jahat terus gimana ya? Kakak mau teriak panggil mama atau orang lain kan suara kakak masih pelan, pasti engga kedengeran. Kakak mau telpon atau BBM atau Whatsapp mama juga engga bisa, gimana caranya kalau engga punya handphone? Gimana dong uti?"
Uti: "Oke kak, besok uti kirim handphone satu untuk Aya ya!"
-________________________-"
(Btw, setelah perang antara saya dan mama saya akhirnya mama saya alias uti Naya membatalkan rencana mengirim handphone untuk cucunya. fyuuuuh!)
Lain kesempatan, saya sedang berjalan-jalan di mall bersama Naya. Oh ya, entah menurun dari siapa -saya engga!-, Naya ini suka sekali dengan sepatu. Hobinya minta dibelikan sepatu. Sepatu Naya bahkan jauh lebih banyak dari sepatu saya lho! Kembali ke mall. Naya melihat sepasang sepatu berwarna ungu di toko. Naya memang belum punya sepatu dengan warna tsb. Saya yang sudah melihat binar-binar di mata Naya saat melihat sepatu tadi langsung mengingatkan.
Saya: "Kak, engga usah beli sepatu lagi yaa. Kan sudah banyak di rumah. Baru bulan lalu kan kakak dibelikan uti sepatu baru."
Naya: "Engga kok. Siapa yang minta dibelikan sepatu? Kakak kan cuma lihat saja, ma."
Lalu kami berjalan menjauhi tempat jual sepatu tsb.
Di tengah jalan, Naya bertanya pada saya,
Naya: "Mama, kan mama suka ungu ya?"
Saya: *mulai mencium gelagat mencurigakan:))* He-eh.
Naya: "Mama punya sepatu ungu ya?"
Saya: "Iya, punya. Kenapa sih kak? Kakak pengin ya sepatu ungu tadi?"
Naya: "Ah engga. Kakak tuh cuma mikir aja kalau nanti kita pergi ke manaaaa gitu, mama pakai sepatu ungu terus kakak juga kembaran gitu pasti bagus banget ya ma? Nanti pasti deh orang-orang bilang "Aduh bu Meta, bagus banget sepatu bu Meta sama anaknya", gitu lho. Kakak mau nabung aja deh, moga-moga tahun depan kakak bisa beli sepatu yang tadi ya ma!"
Saya: *balik kanan, ke toko tadi beli sepatu ungu* :)))))
Aduh jebol juga tuh pertahanan saya. Tapi saya sedang membuat janji pada diri sendiri untuk tidak terlalu mudah memberikan apa yang Naya mau. PR banget nih! Bukan apa-apa, cara persuasi anak gadis satu ini begitu bagusnya sampai terkadang saya engga sadar. Doakan saya kuat ya! *halah*
Saya juga harus mengingat betul apa kemauan atau keinginan Naya, karena bisa jadi usulan yang keluar dari Naya berhubungan dengan kemauannya. Misalnya nih, selain handphone Naya ingin sekali punya laptop. "Bukan laptop mainan ya mama, yang ada gambar apelnya kayak punya mama sama papa, tapi gambar apelnya bukan stiker!" Begitu kira-kira permintaannya.
Beberapa minggu menjelang ulangtahun saya, Naya getol sekali membujuk suami, nannynya bahkan saya sendiri untuk menghadiahkan saya laptop baru.
Saya: "Kak, mama kan sudah punya laptop."
Naya: "Ya engga apa-apalah, diganti sama yang lebih baru, yang lebih bagus. Kan mama ulangtahun. Boleh kok beli sendiri, nanti tinggal minta uangnya saja ke papa atau uti."
Saya: "Engga ah. Laptop mama kan masih bisa dipakai."
Naya: "Iya sih, tapi kalau lebih bagus emang kenapa? Kan lebih enak."
Saya: "Lah terus nanti laptop mama yang lama dikemanain kak?"
Naya: "Yaaaa.. terserah mama. Disimpen juga boleh. Tapi kan sayang ma kalau disimpen aja. DIkasihin kakak juga boleh."
Saya: "Yeeee maunyeee:p"
Yaaa, manipulatifnya masih sebatas itu sih. Tapi jangan lupa, Naya masih hampir 4 tahun! Semakin besar, bisa jadi seperti apa? Ya Allah, berikanlah petunjuk pada emak Naya supaya bisa mendidik dan membimbing Naya sebaik mungkin, amin!
Saya masih punya banyak -banget- update soal Naya nih termasuk judesnya yang meningkat, pertanyaan-pertanyaannya yang semakin membuat sang emak ingin menangis bombay sampai pendapatnya terhadap berbagai hal yang mind-blowing. Nantilah yaa satu-satu saya update.
Hello! dari Naya dan emaknya yang baru bangun tidur:p |
Eh, sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum sih? Masih ditunggu lho sampai 16 Maret 2015. Masih banyaaaak kesempatannya!
Wednesday, March 4, 2015
Road to Naya's 4th Birthday
Sama seperti tahun-tahun lalu, saya selalu mempersiapkan ulang tahun Naya jauh hari sebelumnya. Tahun ini, saya tidak merencanakan perayaan ulang tahun layaknya ulang tahun Naya yang ke-3. Hanya saja seperti yang sudah saya niatkan sejak dulu, ulang tahun Naya yang ke-4 akan dirayakan bersama teman-teman dari panti asuhan serta sekolah, tentunya. Nothing fancy, it will be just simple.
Karena ingin yakin benar Naya mengerti apa esensi dari merayakan ulangtahunnya bersama anak panti asuhan, saya rutin menjelaskan Naya apa itu panti asuhan, kenapa kita harus berbagi dll.
Suatu hari, saya mencoba mengecek apakah Naya sudah mengerti benar maksud saya.
Saya: "Kak, nanti ulangtahun kakak dirayain sama anak panti asuhan ya?"
Naya: "Iya ma. Rencananya."
Saya: "Anak panti asuhan itu apa sih kak?"
Naya: "Itu lho ma, anak-anak yang engga punya mama papa. Mama papanya meninggal. Ada yang jatuh pesawatnya terus masuk laut (SUER dah, pas Naya bilang gini itu belum ada kejadian AirAsia QZ8501!), ada yang kecelakaan mobil, ada yang ketabrak kereta, ada yang sakit di rumah sakit, ada yang naik kapal terus tenggelam di laut. Macem-macemlah."
Saya: *bengong* *lalumerindingsendiri* :)))
Anyway, yang pertama saya siapkan adalah tema ulangtahun. Tidak sulit sih mengingat karakter favorit Naya setelah Hello Kitty adalah Mickey Mouse and Friends. Naya tidak suka Frozen yang sedang happening saat ini, ataupun segala macam princess-princessan.
Saya mulai memesan goodie bag Naya sejak bulan Oktober 2014, lama sekali ya sebelum ulang tahunnya tanggal 24 Maret. Biasa deh emak lebay:)) Eh tapi ada hikmahnya lho, waktu itu harga masih belum naik sehingga saya bisa menghemat hampir 30%. Irit:p
Naya sendiri sudah tak sabar ingin segera berulang tahun. Eh malah sakit:( Sedih sekali deh saya. Semoga Naya cepat sembuh yaaa. Ayo dong kak, sembuh sembuh sembuuuh!
PS: Sudah baca postingan ini kan? Yuk ikutan!:)
Karena ingin yakin benar Naya mengerti apa esensi dari merayakan ulangtahunnya bersama anak panti asuhan, saya rutin menjelaskan Naya apa itu panti asuhan, kenapa kita harus berbagi dll.
Suatu hari, saya mencoba mengecek apakah Naya sudah mengerti benar maksud saya.
Saya: "Kak, nanti ulangtahun kakak dirayain sama anak panti asuhan ya?"
Naya: "Iya ma. Rencananya."
Saya: "Anak panti asuhan itu apa sih kak?"
Naya: "Itu lho ma, anak-anak yang engga punya mama papa. Mama papanya meninggal. Ada yang jatuh pesawatnya terus masuk laut (SUER dah, pas Naya bilang gini itu belum ada kejadian AirAsia QZ8501!), ada yang kecelakaan mobil, ada yang ketabrak kereta, ada yang sakit di rumah sakit, ada yang naik kapal terus tenggelam di laut. Macem-macemlah."
Saya: *bengong* *lalumerindingsendiri* :)))
Anyway, yang pertama saya siapkan adalah tema ulangtahun. Tidak sulit sih mengingat karakter favorit Naya setelah Hello Kitty adalah Mickey Mouse and Friends. Naya tidak suka Frozen yang sedang happening saat ini, ataupun segala macam princess-princessan.
Saya mulai memesan goodie bag Naya sejak bulan Oktober 2014, lama sekali ya sebelum ulang tahunnya tanggal 24 Maret. Biasa deh emak lebay:)) Eh tapi ada hikmahnya lho, waktu itu harga masih belum naik sehingga saya bisa menghemat hampir 30%. Irit:p
Naya sendiri sudah tak sabar ingin segera berulang tahun. Eh malah sakit:( Sedih sekali deh saya. Semoga Naya cepat sembuh yaaa. Ayo dong kak, sembuh sembuh sembuuuh!
PS: Sudah baca postingan ini kan? Yuk ikutan!:)
Tuesday, March 3, 2015
Naya Sakit
Selama ini saya selalu bertanya-tanya, kira-kira pasien perdana yang saya hadapi begitu menjadi SpA kasusnya apa ya? Rupanya pertanyaan tadi bisa langsung terjawab tak lama setelah saya menyelesaikan rentetan ujian. Anak saya sendiri, Naya Sunaya yang sakit.
Awalnya Naya batuk dan pilek sejak hari Kamis malam. Naya bilang temannya di kelas ada yang sakit serupa dan tiap batuk tidak ditutup. Saya masih santai saja karena menganggap batuk pileknya yaaa batuk pilek biasa. Namanya juga balita sekolah, risiko sekali bolak-balik tertular batuk pilek, kan?
Malamnya, alias Jumat dini hari Naya demam. Saya pun masih santai saja, memberikan obat penurun panas dan meminta Naya tidak bersekolah. Naya sendiri tidak terlihat seperti anak sakit. Naya masih cerewet seperti biasa, masih menari-nari dan berlompat-lompatan di tempat tidur. Namun begitu diukur suhu tubuhnya, jeng jeng jeeeeeng.. 40 derajat! Entah ada hubungannya atau tidak ya, mama saya bilang kalau saya waktu kecil pun begitu. Pada saat demam bersamaan dengan kakak saya, pada suhu yang sama saya masih bisa menyanyi teriak-teriak, berlarian ke sana kemari sementara kakak saya sudah lemah tak berdaya di atas tempat tidur. Naya masih mau makan dan minum walaupun tidak sebanyak biasanya.
Hari Sabtu, demam Naya tetap bergeming selalu di atas 39 derajat Celsius. Turun setelah diberi obat, tapi akan naik lagi begitu efek obat abis. Lagi-lagi saya masih santai. Karena saya sudah tak punya lagi kewajiban di rumah sakit, saya senang sekali bisa 24 jam bersama Naya selama sakit. Naya pun terlihat senang sekali saya temani terus.
"Mama engga ke rumah sakit lagi ya? Nemenin kakak terus? Kita berdua bersama selamanya?" Begitu tanya anak gadis saya yang bahagia sekali saat saya jawab pertanyaannya dengan anggukan kepala.
Hari Minggu, saya memperkirakan demam Naya akan selesai. Periode demam disebabkan virus kan biasanya memang 3 harian ya, jadi saya senang sekali setelah Naya bebas demam selama 6 jam. Saya pikir Naya sudah sembuh. Saya pun memberanikan diri meninggalkan Naya sebentar saat dia tidur siang untuk pergi menemui teman-teman seangkatan demi syukuran kelulusan. Kan tak lucu ya kalau si pengundang justru tak datang ke acaranya sendiri?
Ehhhh, belum selesai acara di sana, saya dihubungi nanny Naya yang memberitahukan Naya demam lagi. Kecele:p Saya langsung pulang dan meminumkan obat penurun panas pada Naya. Naya mulai malas makan, walaupun masih mau minum banyak. Semalaman saya tidur bersama Naya, rutin memeriksa vital sign Naya seperti nadi, suhu dan laju nafasnya permenit. Persis seperti apa yang saya lakukan kalau sedang dinas jaga di rumah sakit deh:p
Senin pagi, saya memutuskan membawa Naya cek darah ke rumah sakit. Saya sih sebenarnya yakin Naya terkena infeksi virus. Tapi karena demam berdarah sedang musim, ditambah mama saya bolak/i menelpon sambil menangis sampai memohon-mohon Naya dicek darah -ps: sepertinya mama saya masih trauma dengan kehilangan cucunya-, akhirnya berangkatlah saya.
Alhamdulillah, saking mulusnya, Naya hampir tidak menyadari darahnya diambil. Saya sendiri yang memegangi dan mengalihkan perhatiannya. Naya hanya menangis saat jarumnya masuk, itu pun karena kaget dan hanya sepersekian detik. Hebat deh kakak Naya!:*
Hasil laboratorium langsung jadi dalam waktu 15 menit. Alhamdulillah semuanya masih dalam batas normal, bukan dengue seperti yang saya khwatirkan. Memang dari gambaran hasil darahnya, Naya terkena infeksi virus -entah apa- sehingga seharusnya membaik sendiri dalam 5-7 hari. Sepulang dari rumah sakit, saya menemani Naya seharian di rumah. Barulah ketika Naya tidur siang, saya tinggal sebentar karena saya harus mengikuti ujian akhir Magister alias S2 saya supaya bisa diwisuda bersamaan dengan pelantikan spesialisasi. Setelah ujian, saya langsung pulang dan mendapati Naya masih saja panas. Saya mulai khawatir, maklum saja kalau untuk anak lain sih saya bisa menempatkan diri sebagai dokter spesialis anak. Tapi kalau anak sendiri, kesubyektifan saya sangat tinggi. Saya takut juga misdiagnosed. Tak ada ruginyalah meminta second opinion, ya kan?
Saya membawa Naya ke tempat praktek salah satu guru saya yang akhirnya pun mengkonfirmasi dugaan saya sebelumnya. Iyes, Naya terkena infeksi virus -entah apa- dan hanya diberi obat simtomatik. Fyuh, lega deh. Sedih banget ya kalau anak sedang sakit. Rasanya pengin transfer sakit anak ke kita saja. Tak tega melihat Naya kurusan, sedih:(
Doakan yaa semoga tidak ada yang serius dengan sakit Naya kali ini, doakan juga Naya cepat sembuh supaya bisa kembali ceriwis seperti biasanya, amin!
PS: Sudah baca postingan ini kan? Yuk ikutan, masih banyaaaaak waktu masih banyaaaaak kesempatan:D
Awalnya Naya batuk dan pilek sejak hari Kamis malam. Naya bilang temannya di kelas ada yang sakit serupa dan tiap batuk tidak ditutup. Saya masih santai saja karena menganggap batuk pileknya yaaa batuk pilek biasa. Namanya juga balita sekolah, risiko sekali bolak-balik tertular batuk pilek, kan?
Malamnya, alias Jumat dini hari Naya demam. Saya pun masih santai saja, memberikan obat penurun panas dan meminta Naya tidak bersekolah. Naya sendiri tidak terlihat seperti anak sakit. Naya masih cerewet seperti biasa, masih menari-nari dan berlompat-lompatan di tempat tidur. Namun begitu diukur suhu tubuhnya, jeng jeng jeeeeeng.. 40 derajat! Entah ada hubungannya atau tidak ya, mama saya bilang kalau saya waktu kecil pun begitu. Pada saat demam bersamaan dengan kakak saya, pada suhu yang sama saya masih bisa menyanyi teriak-teriak, berlarian ke sana kemari sementara kakak saya sudah lemah tak berdaya di atas tempat tidur. Naya masih mau makan dan minum walaupun tidak sebanyak biasanya.
Hari Sabtu, demam Naya tetap bergeming selalu di atas 39 derajat Celsius. Turun setelah diberi obat, tapi akan naik lagi begitu efek obat abis. Lagi-lagi saya masih santai. Karena saya sudah tak punya lagi kewajiban di rumah sakit, saya senang sekali bisa 24 jam bersama Naya selama sakit. Naya pun terlihat senang sekali saya temani terus.
"Mama engga ke rumah sakit lagi ya? Nemenin kakak terus? Kita berdua bersama selamanya?" Begitu tanya anak gadis saya yang bahagia sekali saat saya jawab pertanyaannya dengan anggukan kepala.
Hari Minggu, saya memperkirakan demam Naya akan selesai. Periode demam disebabkan virus kan biasanya memang 3 harian ya, jadi saya senang sekali setelah Naya bebas demam selama 6 jam. Saya pikir Naya sudah sembuh. Saya pun memberanikan diri meninggalkan Naya sebentar saat dia tidur siang untuk pergi menemui teman-teman seangkatan demi syukuran kelulusan. Kan tak lucu ya kalau si pengundang justru tak datang ke acaranya sendiri?
Ehhhh, belum selesai acara di sana, saya dihubungi nanny Naya yang memberitahukan Naya demam lagi. Kecele:p Saya langsung pulang dan meminumkan obat penurun panas pada Naya. Naya mulai malas makan, walaupun masih mau minum banyak. Semalaman saya tidur bersama Naya, rutin memeriksa vital sign Naya seperti nadi, suhu dan laju nafasnya permenit. Persis seperti apa yang saya lakukan kalau sedang dinas jaga di rumah sakit deh:p
Senin pagi, saya memutuskan membawa Naya cek darah ke rumah sakit. Saya sih sebenarnya yakin Naya terkena infeksi virus. Tapi karena demam berdarah sedang musim, ditambah mama saya bolak/i menelpon sambil menangis sampai memohon-mohon Naya dicek darah -ps: sepertinya mama saya masih trauma dengan kehilangan cucunya-, akhirnya berangkatlah saya.
Menunggu giliran cek lab. Naya jadi kurusan, hiks sedih banget emaknya:'( |
Alhamdulillah, saking mulusnya, Naya hampir tidak menyadari darahnya diambil. Saya sendiri yang memegangi dan mengalihkan perhatiannya. Naya hanya menangis saat jarumnya masuk, itu pun karena kaget dan hanya sepersekian detik. Hebat deh kakak Naya!:*
Hasil laboratorium langsung jadi dalam waktu 15 menit. Alhamdulillah semuanya masih dalam batas normal, bukan dengue seperti yang saya khwatirkan. Memang dari gambaran hasil darahnya, Naya terkena infeksi virus -entah apa- sehingga seharusnya membaik sendiri dalam 5-7 hari. Sepulang dari rumah sakit, saya menemani Naya seharian di rumah. Barulah ketika Naya tidur siang, saya tinggal sebentar karena saya harus mengikuti ujian akhir Magister alias S2 saya supaya bisa diwisuda bersamaan dengan pelantikan spesialisasi. Setelah ujian, saya langsung pulang dan mendapati Naya masih saja panas. Saya mulai khawatir, maklum saja kalau untuk anak lain sih saya bisa menempatkan diri sebagai dokter spesialis anak. Tapi kalau anak sendiri, kesubyektifan saya sangat tinggi. Saya takut juga misdiagnosed. Tak ada ruginyalah meminta second opinion, ya kan?
Saya membawa Naya ke tempat praktek salah satu guru saya yang akhirnya pun mengkonfirmasi dugaan saya sebelumnya. Iyes, Naya terkena infeksi virus -entah apa- dan hanya diberi obat simtomatik. Fyuh, lega deh. Sedih banget ya kalau anak sedang sakit. Rasanya pengin transfer sakit anak ke kita saja. Tak tega melihat Naya kurusan, sedih:(
Doakan yaa semoga tidak ada yang serius dengan sakit Naya kali ini, doakan juga Naya cepat sembuh supaya bisa kembali ceriwis seperti biasanya, amin!
PS: Sudah baca postingan ini kan? Yuk ikutan, masih banyaaaaak waktu masih banyaaaaak kesempatan:D
Monday, March 2, 2015
Reborn Giveaway
Seperti yang pernah saya tulis di sini, selain iPhone keluaran terbaru, suami juga memberikan hadiah lain untuk saya saat berulangtahun. Tiba-tiba saja saya dihubungi oleh seorang web-designer untuk mengatur appointment. Rupanya suami saya sudah melunasi semua biaya yang diperlukan untuk mengganti tampilan blog saya ini:)))
Anyway, saya sudah bertemu dan brainstorming dengan web-designer tadi. Semoga dalam waktu dekat tampilan blog saya akan berubah menjadi lebih "saya banget".
Sehubungan dengan blog saya yang rebranded and reborn itu, saya ingin membagi beberapa buah hadiah nih pada pembaca setia blog ini. Caranya pun gampang banget!
1. Jawab pertanyaan ini:
a. Sudah berapa lama membaca blog ini?
b. Apakah rutin membaca blog ini? Dari mana anda tahu pertama kali soal blog ini?
c. Apa yang paling anda cari dari blog ini?
d. Apa yang anda harapkan ada di blog ini?
e. Adakah usul dan saran membangun?
2. Kirimkan lewat email ke: metahanindita@yahoo.com dengan Subject: Reborn Giveaway
3. Follow twitter @metahanindita atau instagram @metahanindita
4. Twit "Sudah ikutan Reborn Giveaway!" lalu mention twitter atau instagram saya.
5. Nantikan pengumuman pemenangnya!D
Bagi-bagi hadiah ini akan berlangsung sampai tanggal 16 Maret 2015. Masih lama kan ya? Yuk ikutan!
Anyway, saya sudah bertemu dan brainstorming dengan web-designer tadi. Semoga dalam waktu dekat tampilan blog saya akan berubah menjadi lebih "saya banget".
Sehubungan dengan blog saya yang rebranded and reborn itu, saya ingin membagi beberapa buah hadiah nih pada pembaca setia blog ini. Caranya pun gampang banget!
1. Jawab pertanyaan ini:
a. Sudah berapa lama membaca blog ini?
b. Apakah rutin membaca blog ini? Dari mana anda tahu pertama kali soal blog ini?
c. Apa yang paling anda cari dari blog ini?
d. Apa yang anda harapkan ada di blog ini?
e. Adakah usul dan saran membangun?
2. Kirimkan lewat email ke: metahanindita@yahoo.com dengan Subject: Reborn Giveaway
3. Follow twitter @metahanindita atau instagram @metahanindita
4. Twit "Sudah ikutan Reborn Giveaway!" lalu mention twitter atau instagram saya.
5. Nantikan pengumuman pemenangnya!D
Salah "tiga" hadiah giveaway ini |
Bagi-bagi hadiah ini akan berlangsung sampai tanggal 16 Maret 2015. Masih lama kan ya? Yuk ikutan!
Sunday, March 1, 2015
#LatePost : Ulang Tahun
Alhamdulillah, tahun ini saya masih diberi kesempatan Allah SWT untuk mensyukuri berkurangnya "jatah" setahun umur saya. Kalau tahun lalu saya harus melewati hari ulang tahun jauh dari keluarga, Alhamdulillah tahun ini saya merayakannya bersama orang-orang tercinta.
Jauh sebelumnya, suami sudah bolak-balik menanyakan kado apa yang saya minta. Saya dengan spontan menjawab kalau saya sudah punya semuanya, tidak usah diberi kado. Saya minta doanya saja supaya lulus ujian dengan baik dan lancar. Karena setelah itu suami tidak pernah mengungkit soal ulang tahun saya lagi, saya pun kembali fokus kepada ujian yang tak ada hentinya itu.
Tepat pada pukul 00.00 pada tanggal 14 Februari, saya sudah tertidur lelap. Terlalu letih sepertinya karena begadang hampir setiap malam selama 2 minggu berturut-turut. Suami membangunkan untuk mengucapkan selamat, dan memberi saya hadiah kotak putih.
Saya kaget juga. Lah kan saya sudah bilang tak perlu kado, kue atau tiup lilin segala. Suami menjawab "Aku yang pengin ngasih kok emang." Errrr, baiklah. Thats a very kind of you:*
Saya buka kotak putih tadi yang ternyata berisi eng-ing-eng... iPhone 6 terbaru!
Asal tahu saja, suami saya adalah seorang gadget freak apple-minded. Segala gadget mutakhir pasti dia usahakan untuk punya. Beberapa bulan sebelumnya, suami saya pernah bilang ingin menabung untuk membeli smartphone berharga selangit ini. Sebagai istrinya yang tahu benar passionnya, yaaa saya iyakan saja walaupun tidak habis pikir. Kok bisa sih ada orang yang mau menghabiskan uang banyak seperti itu untuk membeli smartphone? Buat saya sih, handphone atau smartphone itu yang paling penting bisa dipakai whatsapp, telepon dan SMS. Yang lain tugasnya laptop. Eh tapi itu kan saya ya, beda lagi dengan suami:)))
Makanya jelaslah saya terkejut bukan main begitu menyadari iPhone 6 yang diidamkan suami entah sejak berapa bulan lalu justru diberikannya ke saya. Istrinya yang bahkan tak mengerti apa beda iPhone 1,2,3,4,5,6 dan smartphone merk lain hahaha. Thank youuuu love! I love you to the moon and back, to the moon and back, to the moon again, back, again and back again and again and again and again:*
Bukan cuma itu, suami saya juga menghadiahkan sesuatu yang lain, nanti saya ceritakan yaaa. Sementara masih rahasia dulu. Yang jelas ada hubungannya dengan blog ini;)
Saya juga mendapat hadiah dari anak gadis tercinta. Puding coklat kesukaan saya yang dibungkus pita:))) Rupanya Naya membobol celengan Mickey Mousenya dengan bantuan nanny, dan membeli puding tadi untuk hadiah saya di supermarket dekat rumah. So sweet ya:')
Selain itu, ART, nanny saya patungan untuk membelikan saya coklat Silverqueen kesukaan saya sebagai hadiah. Awwww, im very touched!
Terimakasih yaaa semuanya atas atensi, ucapan, doa dan harapannya. Saya bersyukur Allah SWT telah membuat path hidup saya selama ini begitu indahnya. Alhamdulillah. Semoga sisa umur saya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dan membawa keberkahan bagi orang lain. Aminnnn aminnn amin yra.
Jauh sebelumnya, suami sudah bolak-balik menanyakan kado apa yang saya minta. Saya dengan spontan menjawab kalau saya sudah punya semuanya, tidak usah diberi kado. Saya minta doanya saja supaya lulus ujian dengan baik dan lancar. Karena setelah itu suami tidak pernah mengungkit soal ulang tahun saya lagi, saya pun kembali fokus kepada ujian yang tak ada hentinya itu.
Tepat pada pukul 00.00 pada tanggal 14 Februari, saya sudah tertidur lelap. Terlalu letih sepertinya karena begadang hampir setiap malam selama 2 minggu berturut-turut. Suami membangunkan untuk mengucapkan selamat, dan memberi saya hadiah kotak putih.
My husband made this super sweet e-card. Isnt it lovely? |
Saya kaget juga. Lah kan saya sudah bilang tak perlu kado, kue atau tiup lilin segala. Suami menjawab "Aku yang pengin ngasih kok emang." Errrr, baiklah. Thats a very kind of you:*
Saya buka kotak putih tadi yang ternyata berisi eng-ing-eng... iPhone 6 terbaru!
Asal tahu saja, suami saya adalah seorang gadget freak apple-minded. Segala gadget mutakhir pasti dia usahakan untuk punya. Beberapa bulan sebelumnya, suami saya pernah bilang ingin menabung untuk membeli smartphone berharga selangit ini. Sebagai istrinya yang tahu benar passionnya, yaaa saya iyakan saja walaupun tidak habis pikir. Kok bisa sih ada orang yang mau menghabiskan uang banyak seperti itu untuk membeli smartphone? Buat saya sih, handphone atau smartphone itu yang paling penting bisa dipakai whatsapp, telepon dan SMS. Yang lain tugasnya laptop. Eh tapi itu kan saya ya, beda lagi dengan suami:)))
Makanya jelaslah saya terkejut bukan main begitu menyadari iPhone 6 yang diidamkan suami entah sejak berapa bulan lalu justru diberikannya ke saya. Istrinya yang bahkan tak mengerti apa beda iPhone 1,2,3,4,5,6 dan smartphone merk lain hahaha. Thank youuuu love! I love you to the moon and back, to the moon and back, to the moon again, back, again and back again and again and again and again:*
Bukan cuma itu, suami saya juga menghadiahkan sesuatu yang lain, nanti saya ceritakan yaaa. Sementara masih rahasia dulu. Yang jelas ada hubungannya dengan blog ini;)
Saya juga mendapat hadiah dari anak gadis tercinta. Puding coklat kesukaan saya yang dibungkus pita:))) Rupanya Naya membobol celengan Mickey Mousenya dengan bantuan nanny, dan membeli puding tadi untuk hadiah saya di supermarket dekat rumah. So sweet ya:')
Selain itu, ART, nanny saya patungan untuk membelikan saya coklat Silverqueen kesukaan saya sebagai hadiah. Awwww, im very touched!
Kiri: hadiah dari anak gadis. Kanan: hadiah hasil patungan. |
Terimakasih yaaa semuanya atas atensi, ucapan, doa dan harapannya. Saya bersyukur Allah SWT telah membuat path hidup saya selama ini begitu indahnya. Alhamdulillah. Semoga sisa umur saya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dan membawa keberkahan bagi orang lain. Aminnnn aminnn amin yra.
Subscribe to:
Posts (Atom)