Friday, September 27, 2013

Fresh From The Oven

Ihik *terharuceritanya*, Alhamdulillah, akhirnyaaaa... setelah berkali-kali revisi, ratusan email, ratusan lembar kertas buat ngeprint, tetesan keringat dan tetesan darah terakhir, terbit juga nih buku terbaru, buku MomLit pertama saya, Dont Worry To Be A Mommy!

Jadi begini ceritanya, *gelartiker*
Waktu buku pertama saya terbit tahun 2008 lalu, saya memang berniat bakal menerbitkan buku lagi. Tapi sama sekali engga kepikiran bakal menerbitkan buku dengan genre MomLit. Dulu sih, rencana saya ingin menerbitkan novel fiksi hasil tulisan dengan teman -halo Monita, El *dadah2*- yang karena kesibukan masing-masing akhirnya jadi terlupakan. Padahal sudah jadi 75%-nya lho, sayang banget ya. Setelah itu, saya punya proyek menerbitkan buku lain yang berhubungan dengan kesehatan dan remaja.

Rencana ini tinggal rencana setelah saya memulai pendidikan menjadi dokter spesialis. Boro-boro bikin buku, bisa tidur beberapa jam dalam sehari saja sudah Alhamdulillah. Bisa makan tepat waktu saja sudah anugerah. Bisa pulang sebelum adzan Isya saja sudah karunia.  Terlupakan lagilah niat membuat buku ini. Tapi memang kegemaran saya curhat colongan menulis tidak bisa dikalahkan dengan kesibukan yang engga karuan itu. Saya tetap menyempatkan diri untuk menulis di blog walaupun terkadang susah juga mencari waktu kosong.

Setelah saya jadi ibu, tulisan-tulisan saya pun rupanya sedikit banyak berubah. Kalau yang dulunya lebih banyak menceritakan kehidupan saya sebagai (calon) dokter, kali ini saya lebih sering menulis tentang motherhood. Khawatirnya saya waktu akan jadi ibu, cemasnya saya saat Naya lahir tidak seperti yang saya bayangkan, sedihnya saya saat Naya sakit, rempongnya belanja kebutuhan bayi, susahnya menyusui dan seribu cerita lainnya. Saya senang berbagi cerita di blog ini karena saya juga merasa banyak terbantu dengan membaca blog emak-emak lain, walaupun silent reader. Setidaknya saya jadi tahu, kalau kerempongan sebagai ibu tidak hanya dialami saya. Lega. Sesungguhnya, menurut saya motherhood adalah 'pekerjaan' penuh tekanan yang dapat dikurangi dengan berbagi pada sesama. Sesama emak maksudnya:p

Saya sering mendapat email dari calon ibu, ibu muda atau bahkan ibu yang engga seberapa muda:p mengucapkan terimakasih karena tulisan blog saya. Ada yang bilang terinspirasi menyusui karena membaca cerita saya, ada juga yang sering bertanya ini-itu soal tumbuh kembang anak, atau bahkan sesederhana bertanya "Diaper bagnya beli dimana?" -emak2 bangetlah ya-:p Padahal mungkin kami engga kenal, tapi mengetahui saya bisa sedikit membantu itu adalah perasaan sangat menyenangkan:) Karena itulah saya memutuskan untuk membukukan tulisan-tulisan di blog ini. Harapannya, semoga dengan terbitnya buku ini, yang merasa terbantu akan jadi lebih banyak lagi, amin!:)

Ini adalah beberapa testimonial dari mereka yang sudah membaca #DWTBAM:

"Menjadi ibu itu memang tidak ada sekolahnya. Jadi buat para ibu baru, belajar "menangani" bayi sendiri didapat dari pengalaman ibu kita, tanya kanan-kiri, baca majalah dan buku. Antara "tanya kanan-kiri" dan "membaca materi yang valid alias sah" nyatanya ada di buku ini. Meta, menuliskan pengalaman pribadinya dengan penuh libatan emosi dipadu dengan pengetahuan sebagai dokter, sekaligus sebagai ibu muda yang otaknya sarat dengan bacaan dan informasi terkini. Sebagai ibu, saya meyakini ia punya pengalaman hidup yang berwarna: dari sisi fisik dan status kesehatannya, kehidupan pribadi, karir dan pekerjaan hingga pergaulan dan lingkup gaulnya, yang membuat tulisan di buku ini "kaya" dan "contented". Ah, seandainya saya bisa menjadi seperti Meta ;)  (Tenik Hartono, CCO/Pimred Ayahbunda, Group Editorial Head Parenting Media - Femina Group).
"Apakah selalu ada kekhawatiran saat memulai perjalanan menjadi seorang Mama? Don't worry to be mommy! Buku ini saya rekomendasikan bagi para Mama 'baru' karena buku ini akan menjadi sahabat yang paling mengerti perjalanan seorang perempuan bertransformasi menjadi seorang Mama. Love this book... no doubt, it's an enjoyable "guide" for new mamas." - (Ninit Yunita, CCO The Urban Mama, penulis)
"Membaca buku ini seperti mendengarkan sahabat bercerita. Bercerita bagaimana ia menjadi seorang ibu. Beberapa bagian pasti akan bikin calon ibu takut dan membatin, "apa benar sesulit itu hamil, menyusui dan punya anak?". Tenang saja, setiap kehamilan, pemberian ASI atau membesarkan anak pasti memiliki cerita yang berbeda-beda. Kesamaannya hanya satu: semua patut dikenang dan dijalankan dengan perasaan yang gembira serta hati yang ikhlas. Meta membuktikannya, and now is your turn!" (Maulita Iqtianti, Managing Editor Mommies Daily)
Buku #DWTBAM bisa didapatkan di toko buku Gramedia, Gunung Agung, Toga Mas Kharisma atau toko buku besar lainnya se-Indonesia seharga Rp. 40.000,00. Buat yang tertarik dengan diskonan, bisa order online lewat website publishernya.
Atau tinggal kirim email ke orderbuku@stilettobook.com. Ada diskon 25 persen disana:)

Mau yang gratisan? Boleh ikut giveaway di sini, atau khusus anggota KEB boleh ikutan ini. Yang lain tunggu saja yaa. Sebentar lagi bakal banyak kuis berhadiah buku di beberapa radio dan akun twitter. Pasti saya kabari kok;)

Buat yang sudah baca, saya tunggu reviewnya yaa❤️

Thursday, September 26, 2013

Khusus KEB: Giveaway #DWTBAM

Kalau kemarin giveaway buku terbaru saya Dont Worry To Be A Mommy dikhususkan untuk pembaca blog ini, sekarang saya mengadakan giveaway lagi nih, khusus buat Komunitas Emak-emak Blogger:D

Saya punya beberapa merchandise dan buku yang bakal dibagikan gratiiiiis buat emak-emak tercinta hehe. Caranya gampang banget.
1. Peserta sudah tergabung di grup dan merupakan anggota KEB.
2. Sila buat tulisan di blog, sebuah surat untuk ibu. Engga harus ibu kandung sih ya, siapapun yang dianggap ibu juga bisa kok. Misalnya ibu mertua, ibu guru atau tante misalnya:D
3. Surat tidak dibatasi panjangnya. Boleh diberi tambahan foto atau gambar.
3. Setelah selesai, tweet link postingan tadi ke @metahanindita dan @Stiletto_Book, beri hashtag #DWTBAM.
4. Oh ya jangan lupa follow dulu account twitternya supaya gampang konfirmasi alamat pengiriman hadiah kalau menang.
5. Ditunggu sampai 7 Oktober 2013 jam 24.00. Pemenang akan langsung saya hubungi via DM pada 8 Oktober 2013. Good luck!:*

Gampang kan?
Yuk ah, ditunggu link postingannya yaaa mak!:D

Monday, September 23, 2013

Terang Bulan Unyil

Saya engga suka berwisata kuliner. Mungkin terdengar agak aneh ya? Kemanapun pergi, disaat hampir semua orang berlomba-lomba mendatangi tempat makan yang terkenal , saya tertarik sedikit pun juga engga.

Contoh paling gampang saja, saya sudah hampir 13 tahun tinggal di Surabaya. Tapi saya belum pernah sama sekali lho mencicipi rawon setan yang terkenal itu. Pecel Pandegiling yang bolak/i muncul di tv, tahu campur pak Gendut yang konon rasanya maknyus pun belum pernah saya coba. Penasaran? Engga sama sekali tuh:p

Pada dasarnya, saya memang bukan orang yang suka makan sejak kecil. Mungkin itu yang membuat saya 'biasa saja' terhadap makanan yaa. Buat saya, semua makanan itu rasanya enak. Engga ada yang paling atau lebih enak. Apa ada hubungannya sama saya yang engga bisa masak ya?:p Yang membedakan cuma satu, unsur nostalgia di dalamnya.

Kemarin waktu saya mudik ke Bandung, saya sibuk mencari-cari makanan ini itu. Semuanya engga terkenal, apalagi sampai direview di acara pak Bondan Winarno. Tapi karena saya terbiasa makan makanan tadi sejak kecil, semua jadi terasa 'lebih' enak dibanding yang lain:D Coba saja baca postingan blog saya waktu mudik, hampir semuanya jajanan saat sekolah, makanan yang dijual dekat rumah atau masakan langganan saya dulu. Padahal menurut suami yang hobi wisata kuliner, semua makanan yang saya idam-idamkan itu rasanya biasa saja.

Karena engga suka wisata kuliner inilah, kemanapun pergi, saya engga pernah repot-repot mencari makanan khas daerah tersebut. Misalnya saja di Jember ini. Saya sudah 2x ke daerah ini dan sampai sekarang juga masih engga tahu apa makanan khas Jember:D -Pernah dengar katanya Rujak Soto ya? Engga pernah lihat penampakannya juga sih-

Anyway, di dekat rumah sakit tempat saya bekerja ada penjual makanan kecil 'Terang bulan unyil'. Yang pertama kali meminta saya membeli jajanan ini adalah Naya waktu ikut ke Jember beberapa bulan lalu. Rasanya sih Naya memang menuruni kegemaran ayahnya berkuliner.
Surprisingly, setelah saya coba, rasanya enak lho! Harganya murah meriah, dan tersedia dalam berbagai rasa.

Saya sendiri membelikan Naya rasa cokelat keju, yang dalam sekejap langsung tandas:D
Porsinya sendiri memang kecil, tapi engga kecil-kecil banget. Buat saya sih 1 buah saja sudah cukup mengenyangkan. Harganya muraaaah, antara seribu sampai seribu lima ratus rupiah saja!
Pantas, antrian pembeli jajanan ini selalu panjang. Jajanan ini pun mempunyai banyak cabang yang tersebar di seluruh Jember.

Buat yang akan bepergian ke Jember, bolehlah Terang Bulan Unyil ini dicoba;)


Thursday, September 19, 2013

Birthday Bash!

Saya ingat, waktu kecil dulu sukaaa sekali dengan ulangtahun. Suasana yang meriah dengan balon berwarna/i, lagu anak, teman-teman yang datang memenuhi undangan, kue ulangtahun bergambar tokoh favorit, dan tentu saja hadiah yang beranekaragam.

Karena itulah, saat Naya akan berulangtahun yang pertama, saya berpikir untuk merayakannya secara besar-besaran. Maklumlah, namanya saja yang pertama, tentu saya ingin yang serba spesial. Saya ingin membuat tema ulangtahun, undangan, pinata, dessert table, goodiebag yang lucu, serta memesan kue ulangtahun yang wah.

Suami yang mengetahui niat ini kemudian bertanya 'Buat apa sih gede-gedean? Anaknya juga masih belum ngerti. Yang mau ulangtahun kamu apa Naya? ' Uhuk, saya jadi tersadarkan. Benar juga ya, Naya masih terlalu kecil untuk mengerti. Manalah dia mengerti apa itu pinata, dessert table atau tema ulangtahun? Bahkan justru bisa jadi malah merasa tidak nyaman dengan orang banyak yang datang dan terhitung 'orang baru' untuknya. Lalu apa esensi dari merayakan ulangtahun kalau yang berulangtahun tidak merasa senang?

Tapi saya masih belum menyerah dan browsing ide merayakan ulangtahun supaya tetap terasa spesial. Sampai saya menemukan ide untuk mengundang anak-anak panti asuhan merayakan ulangtahun Naya di rumah makan. Saya merasa ide ini bagus untuk mengajarkan Naya bahwa ada teman-temannya yang tidak seberuntung Naya. Saat saya mulai survey, suami lagi-lagi nyeletuk, "Emang Naya ngerti soal panti asuhan? Boro-boro ngajarin untuk lebih sosial, ngerti juga engga kok." Biarpun awalnya merasa mangkel karena suami protes melulu, saya jadi berpikir lagi. Benar juga ya, rasanya Naya masih belum bisa mengerti soal panti asuhan.

Akhirnya, saya menyerah dan memutuskan untuk merayakan ulangtahun pertama Naya dengan keluarga kecil saja. Orang-orang terdekat Naya sejak lahir. Untuk membuatnya lebih spesial, saya membagikan makanan untuk anak-anak panti asuhan dan goodie bag untuk tetangga dan sepupu yang sebaya. Yah, hitung-hitung membagi rasa syukur dan kebahagiaan kami dengan hadirnya Naya dalam keluarga selama setahun ini. Win-win solution kan ya? Saya senang, karena tetap bisa mencari tema dan goodie bag -emak2 banget deh-. Suami senang, karena pada hari ulangtahun Naya hanya dirayakan dengan keluarga kecil dan bersifat intim.

Tahun berikutnya, ulangtahun Naya pun tidak dirayakan besar-besaran. Hanya saya, ayah, babysitter dan ART saja yang ikut merayakan. Tapi sampai sekarang, Naya sangat mengingat ulangtahun keduanya itu. Saya jadi ngeh, kalau yang berkesan tidak harus selalu besar-besaran. Yang paling penting, dirayakan dengan orang terdekat:)

Ngomong-ngomong soal ulangtahun, tahu dong kalau Ayahbunda akan merayakan ulangtahunnya yang ke-36? Majalah pertama tentang pengasuhan anak di Indonesia yang jadi favorit saya ini merayakannya dengan bagi-bagi hadiah untuk orang terdekatnya, pembaca setia:) Tidak tanggung-tanggung, selama 36 hari penuh berbagai hadiah dibagikan! Ada juga lomba foto ala cover, berhadiah Samsung Galaxy Camera. Sudah ikutan belum?;)

Selamat ulangtahun Ayahbunda! Semoga selalu menjadi majalah pengasuhan anak nomor satu di Indonesia:)

Birthday Bash!

Saya ingat, waktu kecil dulu sukaaa sekali dengan ulangtahun. Suasana yang meriah dengan balon berwarna/i, lagu anak, teman-teman yang datang memenuhi undangan, kue ulangtahun bergambar tokoh favorit, dan tentu saja hadiah yang beranekaragam.

Karena itulah, saat Naya akan berulangtahun yang pertama, saya berpikir untuk merayakannya secara besar-besaran. Maklumlah, namanya saja yang pertama, tentu saya ingin yang serba spesial. Saya ingin membuat tema ulangtahun, undangan, pinata, dessert table, goodiebag yang lucu, serta memesan kue ulangtahun yang wah.

Suami yang mengetahui niat ini kemudian bertanya 'Buat apa sih gede-gedean? Anaknya juga masih belum ngerti. Yang mau ulangtahun kamu apa Naya? ' Uhuk, saya jadi tersadarkan. Benar juga ya, Naya masih terlalu kecil untuk mengerti. Manalah dia mengerti apa itu pinata, dessert table atau tema ulangtahun? Bahkan justru bisa jadi malah merasa tidak nyaman dengan orang banyak yang datang dan terhitung 'orang baru' untuknya. Lalu apa esensi dari merayakan ulangtahun kalau yang berulangtahun tidak merasa senang?

Tapi saya masih belum menyerah dan browsing ide merayakan ulangtahun supaya tetap terasa spesial. Sampai saya menemukan ide untuk mengundang anak-anak panti asuhan merayakan ulangtahun Naya di rumah makan. Saya merasa ide ini bagus untuk mengajarkan Naya bahwa ada teman-temannya yang tidak seberuntung Naya. Saat saya mulai survey, suami lagi-lagi nyeletuk, "Emang Naya ngerti soal panti asuhan? Boro-boro ngajarin untuk lebih sosial, ngerti juga engga kok." Biarpun awalnya merasa mangkel karena suami protes melulu, saya jadi berpikir lagi. Benar juga ya, rasanya Naya masih belum bisa mengerti soal panti asuhan.

Akhirnya, saya menyerah dan memutuskan untuk merayakan ulangtahun pertama Naya dengan keluarga kecil saja. Orang-orang terdekat Naya sejak lahir. Untuk membuatnya lebih spesial, saya membagikan makanan untuk anak-anak panti asuhan dan goodie bag untuk tetangga dan sepupu yang sebaya. Yah, hitung-hitung membagi rasa syukur dan kebahagiaan kami dengan hadirnya Naya dalam keluarga selama setahun ini. Win-win solution kan ya? Saya senang, karena tetap bisa mencari tema dan goodie bag -emak2 banget deh-. Suami senang, karena pada hari ulangtahun Naya hanya dirayakan dengan keluarga kecil dan bersifat intim.

Tahun berikutnya, ulangtahun Naya pun tidak dirayakan besar-besaran. Hanya saya, ayah, babysitter dan ART saja yang ikut merayakan. Tapi sampai sekarang, Naya sangat mengingat ulangtahun keduanya itu. Saya jadi ngeh, kalau yang berkesan tidak harus selalu besar-besaran. Yang paling penting, dirayakan dengan orang terdekat:)

Ngomong-ngomong soal ulangtahun, tahu dong kalau Ayahbunda akan merayakan ulangtahunnya yang ke-36? Majalah pertama tentang pengasuhan anak di Indonesia yang jadi favorit saya ini merayakannya dengan bagi-bagi hadiah untuk orang terdekatnya, pembaca setia:) Tidak tanggung-tanggung, selama 36 hari penuh berbagai hadiah dibagikan! Ada juga lomba foto ala cover, berhadiah Samsung Galaxy Camera. Sudah ikutan belum?;)

Selamat ulangtahun Ayahbunda! Semoga selalu menjadi majalah pengasuhan anak nomor satu di Indonesia:)

Tuesday, September 17, 2013

Awet Muda


Siapalah yang engga ingin awet muda? Coba lihat saja, banyak wanita yang rela membayar banyak untuk produk-produk perawatan kulit yang memberi janji bisa membuat penggunanya awet muda. Atau bahkan engga sedikit juga yang sampai bersedia operasi plastik demi terlihat beberapa tahun lebih muda.

Ngomongin soal awet muda, saya sepertinya harus banyak-banyak bersyukur nih! Baik mama maupun papa saya mempunyai gen awet muda. Mama saya sering dikira baru berusia 40 tahunan, padahal usianya sudah diatas itu jauh:p Papa saya dulu bahkan sering dikira paman saya kalau mengambil raport. Bukan itu saja, keluarga besar mama-papa pun semua awet muda. Uwa’ saya dari pihak papa sudah lewat 70 tahun usianya, tapi orang-orang selalu menebak usianya 50 tahun. Budhe, kakak kandung mama saya pun demikian. Meskipun usianya sudah hampir ¾ abad, tetap saja banyak yang mengira usianya tak sampai 50 tahun. Semuanya engga pakai perawatan macam-macam, apalagi operasi plastik.

Alhamdulillah, gen awet muda ini diturunkan secara mutlak pada saya walaupun terkadang membuat saya bete juga sih.

Bukan sekali dua kali, saat saya menghadapi pasien anak, ibunya akan bertanya “Maaf, boleh saya minta anak saya ditangani dokter saja?”
Saya: “Iya bu, saya dokternya.”
Ibu rempong: “Maaf mbak, maksud saya dokter beneran. Bukan mahasiswa kedokteran.”
Saya: “Iya bu, saya dokter benerannya.” *mulaibete*
Ibu rempong: “Maaf, saya minta dokter yang sudah lulus mbak.”
Saya: “Bu, saya sudah lulus dokter tahun 2007. Ibu perlu lihat ijazah saya?” HIHHHH!

Atau bahkan lebih buruk lagi, saat saya dinas jaga dengan ko-ass atau dokter muda, ibu pasien justru lebih “menganggap” ko-ass tadi dibanding saya. Lucu juga sih, si ibu terlihat hormaaaat sekali ke ko-ass, dan menyuruh-nyuruh saya mengganti infus atau bahkan mengambil pispot untuk anaknya. Sementara ko-ass tadi kebingungan menunggu instruksi saya untuk pasien tadi:p

Saya juga sering mengalami hal lucu gegara awet muda ini. Misalnya saja di rumah sakit Balung tempat saya dinas sekarang,  ada detailer obat yang datang untuk memperkenalkan produk terbarunya. Saya yang menerima detailer tersebut di pintu depan memintanya masuk untuk menunggu di meja saya. Setelah itu saya juga ikut duduk di depannya. “Ada apa mas?”
Sang detailer diam saja, “Engga apa-apa mbak.”
Karena itulah saya keluar dan memilih ngobrol dengan perawat sambil menunggu pasien datang dan membiarkan detailer tadi duduk sendiri di meja saya:p 
Setelah sekian lama, detailer tadi ikut keluar dan bilang “Mbak, saya pulang saja dulu ya. Dokter anaknya kok dari tadi engga dateng2?”
Gini ini salah siapa coba?-_______-“

Waktu perawat-perawat bilang kalau sayalah dokter anak yang bertugas, detailer tadi jadi salah tingkah. Siapa yang engga bakal malu kalau gitu? Padahal saya pakai nametag bertuliskan jelas nama dan gelar saya, ditambah foto yang terpampang dengan kece lho! *tetepnarsis:p*

Kalau saya curhat soal ini ke mama, beliau malah memaklumi. Katanya “Yah, kalau mama ke rumah sakit pas anak sakit terus lihat orangnya kayak kamu juga engga nyangka kamu dokternya. Wajarlah. Namanya juga ibu, maunya kan pasti yang terbaik buat anaknya.” Errrrrr…

Yang terbaru, ketika saya naik kereta api beberapa waktu lalu saat hendak pulang ke Surabaya dari Jember. Saya diajak ngobrol oleh penumpang sebelah yang ternyata adalah mahasiswa semester 3. –iyeee, masih piyiiik!- dan mengajak saya “jalan” di Surabaya kelak. Saya bilang kalau saya sudah menikah, punya anak satu. Dia engga percaya lhooo! Padahal saya jelas pakai cincin kawin. Saya tunjukkan saja foto keluarga, yang akhirnya berakibat dia ngibrit pindah tempat duduk.

Saya juga pernah naik travel Bandung-Jakarta dan mendapat harga pelajar. Padahal saya engga ngomong apa-apa dan engga menunjukkan KTM. Petugasnya saja yang berasumsi saya masih pelajar. Lucunya, saya baru ngeh kalau saya mendapat harga pelajar setelah saya sampai di Jakarta. Ya sudahlah, mungkin memang rejeki saya.

Entah ya kalau begini musti bangga atau sedih? Hehehe.. tapi saya sih ambil positifnya saja. Saya sering dikira kakaknya Naya (karena mama saya juga masih terlihat pantas sekali punya anak seumur Naya), sering dikira masih anak SMP (mungkin karena anak SMP jaman sekarang sudah dandan, sementara saya pakai bedak saja malaaaas banget).

Alhamdulillah dikasih berkat awet muda sama Allah Swt:)


Wednesday, September 11, 2013

Giveaway #DWTBAM

Seperti yang pernah sebelumnya ditulis, saya bakal membagikan buku terbaru saya, 'Don't Worry To Be A Mommy!' terbitan dari Stiletto Book.
Are you as excited as I am?:D

Ada beberapa kuis yang tersebar di akun twitter maupun radio yang bisa diikuti. Tapi, yang pertama kali digelar -tikeeer kaliiii digelar:p- tentunya khusus spesial pakai telur buat pembaca setia blog ini dong #uhuk!

Kenapa saya bilang spesial pakai telur? Pertama, buku ini baru akan tersebar di toko buku seluruh Indonesia di bulan Oktober, jadi pemenang giveaway ini bisa mendapat buku duluan. -teteup,jangan lupa reviewnya ya!- #uhuk
Kedua, yang saya bagikan bukan hanya bukunya saja, tapi juga merchandise yang khusus dipesan setema dengan #DWTBAM. Ada notes, binder, notebook sampai magnet. Dijamin engga ada yang nyamain deh!;)

Mau mau mau?

Caranya gampang sekali, pertama follow dulu @metahanindita (supaya kalau menang memudahkan saya kirim DM. Tenang saja, setelah pengumuman, feel free to unfollow:D), lalu mention @metahanindita dan @stiletto_book beserta alasan kenapa saya harus memilih kamu buat jadi pemenangnya. Jangan lupa tulis hashtag #DWTBAM. Simple kan?:D

It is allowed to send more than one tweet. So please don't use any kind of twitlonger:)  

Oh ya, waktunya juga panjaaaaang sekali, saya tunggu sampai tanggal 30 September 2013 jam 24.00 WIB jadi masih banyak kesempatan.

Pemenangnya akan langsung saya hubungi via DM twitter pada tanggal 1 Oktober 2013. Good luck ya! Saya tunggu tweetnya:*

Monday, September 9, 2013

The Unanswered Questions

Karena sekarang Naya sedang memasuki masa never ending questions, saya selalu berusaha sebaik mungkin dalam menjawab pertanyaannya. Simple sih, saya engga mau berbohong pada Naya apapun alasannya. Walaupun karena itu, terkadang akhirnya pertanyaan Naya akan mengundang pertanyaan lain.

Contoh ya, kami lagi mengantri masuk jalan tol.
Naya: "Mama, kita lagi ngapain nih kok engga cepet jalannya? Nunggu apa?"
Meta: "Lagi ngantri kak masuk jalan tol."
Naya: "Ngantri itu apa ma?"
Meta: "Tunggu giliran kak."
Naya: "Giliran apa?"
Meta: :"Giliran masuk. Kalau semuanya mau masuk barengan kan engga cukup jalannya, harus satu-satu kayak kakak kalau baris mau masuk kelas di sekolah itu lho."
Naya: "Kok bayal ma? Di sekolah kakak kok mau masuk ga bayal?"
Meta: "Di sekolah kakak juga bayar kok, tapi setiap bulan engga setiap hari. Yang biasanya mama masukin amplop dititipin mbak itu kan bayar."
Naya: "Bayalnya ke siapa?"
Meta: "Uang sekolah kakak bayar ke miss kan, kalau jalan tol bayar ke pak-nya."
Naya: "Pak tol tuh juga suka ngajalin nyanyi-nyanyi sama gambal-gambal kayak miss?"
Meta: "Ya engga dong, kan kerjanya beda. " *mulaibete:p*
Naya: "Pak tol kerjanya apa?"
Meta: "Kasih tiket tol  buat yang mau masuk."
Naya: "Tiket itu apa ma?" *agakagakesmosiiiii*
Meta: "Tiket tuh kertas kecil gitu kak, tanda kita udah bayar."
Naya: "Kayak sulat ya ma?"
Meta: "Iya"
Naya: "Belalti pak tol sama kayak pak pos ma. Kok pak pos engga dibayal tiap dateng?"
Meta: "Dibayar kok. Sebelum kirim barang kan mama bayar. Yang kirim ke mama juga udah bayar."
Naya: "Kenapa dibayal ma?" *mulaistresssendiri*
Meta: "Karena sudah kerja."
Naya: "Keljanya apa?"
Meta: *ngebatin Ya Allaaaah gustiiii berikan hambaMu kesabaraaaaan* "Kirim-kirim barang kan."
Naya: "Kalau sudah kelja dibayal ya ma?"
Meta: "Iya."
Naya: "Kakak Naya juga minta dibayal ma. Kan kakak sudah kelja."
Meta: "Kerja apa emangnya?"
Naya: "Yah macem-macemlah. Makan, mimik, main-main, gambal-gambal. mewalnai, nyanyi-nyanyi, ada banyak keljaannya kakak."
Meta: -___________________________-"
Jalan tolnya sudah kelewat entah sejak kapan, tapi bahasannya masih berlanjut teruuuuus.

Jujur, sampai sekarang masih ada beberapa pertanyaan Naya yang (belum) bisa saya jawab. Masih PR deh nih buat saya.

Naya: "Mama, Allah itu cewek apa cowok?"
Meta:*bingung* "Errrr...mama engga tau kak."
Naya: "Kok engga tau? Liat dong Allah itu pake rok apa celana? Pake bando engga? Lambutnya panjang apa pendek?"
Meta: *tambahbingung* "Mama engga tau. Nanti mama tanya papa ya."
Naya: "Makanya sekolah dong ma bial tau. Engga sekolah ya engga pintal, engga bisa tau!"
*ngakak*
Syukurlah, gegara omongan sekolah itu saya terselamatkan dari pertanyaan Naya yang tadi, saya sendiri masih mencari bagaimana seharusnya jawaban saya.

Yang lain lagi,
Naya: "Mama, kita sholat itu pake bahasa apa sih? Kok bukan ingglis? Bukan indonesa?"
Meta: "Iya, bahasa Arab kak."
Naya: "Kenapa bahasa Alab?"
Meta; *binguuuuung!* "Yaa supaya Allah mengerti."
Naya: "Katanya Allah pintel sekali. Kok bahasa indonesa apa ingglis aja engga ngelti ma? Allah sekolah engga? Suluh sekolah BumbleBee sama kakak aja bial ngelti."
Astaghfirullaaaah, saya bingung deeeeh beneran gimana jawabnya. Akhirnya saya suruh Naya tanya papanya saja yang belum pulang. Setelah papanya pulang, dia malah lupa. Alhamdulillah, saya masih punya waktu cari jawabannya:D

Kesempatan lain,
Naya: "Mama, gimana calanya jadi cowok?"
Meta: "Ha? Kakak mau jadi cowok?"
Naya: "Iya, bial bisa lali-lali, loncat-loncat, panjet-panjet."
Meta: "Memangnya kalau cewek engga bisa?"
Naya: "Iya, kata mbak anak cewek engga boleh panjet-panjet."
Meta:*bingungmaujawabapa*

Naya: "Mama, yangti kenapa pake jibab?"
Meta: "Yangti kan perempuan, agama Islam."
Naya: "Mama juga pelempuan, Islam juga, kenapa ga pake jibab?"
*JLEB* :)))) InsyaAllah nanti ya nak:)

Mudik Part 3

Kalau sebelumnya rencana ke Taman Lalu Lintas batal gegara tutup, hari ke-2 di Bandung ini saya kembali rencanakan untuk  berkunjung kesana. Jam 8 pagi, kami sudah stand by di Taman Lalu Lintas Bandung. Sebelumnya, kami sarapan dengan nasi kuning sambal oncom di dekat rumah yang sudah saya idam-idamkan. Rasanya juara!

Karena memang baru saja buka, TLL ini masih sepi. Biaya masuk perorangnya hanya Rp. 5000,00 saja. Murah banget! TLL sangat luas, bersih dan dipenuhi oleh aneka wahana permainan anak. Naya benar-benar senang berada disana. Mulai naik ayunan, perosotan sampai kereta api mini dicoba semuanya. 
Anak gadis puas main ayunan



Naik kereta api mini. Saking paginya, masih kosong:D

Emak kalah gaya dibanding anak gadis:p
Setelah puas, kami berangkat ke bubur ayam Mang Oyo yang dulunya merupakan favorit saya. Sebelum sampai disana, kebetulan kami melewati kampus ITB dimana banyak sekali kuda yang ditawarkan untuk dinaiki. Naya yang melihat kuda langsung berteriak ingin naik. Sebenarnya saya agak deg-degan melihat kuda-kuda disana yang besar (bukan kuda poni seperti di Pakuwon City). Tapi Naya terus menerus mengatakan 'Kakak Aya belani kok naik kuda!'. Akhirnya walaupun agak berat hati, saya ijinkan juga. Seputaran ITB (lumayan jauh lho!)hanya seharga 15ribu saja. Naya tampak sangat menikmati naik kuda ini.

Setelah itu, kami menuju bubur ayam Mang Oyo yang rasanya tak berubah sejak dulu. Puas deh!:D

Siangnya, kami pulang dulu karena sudah jam tidur siang Naya, dan menyambung 'perjalanan' kami setelah Naya bangun untuk makan siang keluarga di Hummingbird. Tempat makan ini tempatnya unik, semacam kubah besar sekali, desain interiornya juga lucu. Makanan yang disajikan enak-enak, engga rugi deh datang kesana!
Family lunch:D

Setelah dari sana, kami melanjutkan ke Trans Studio Mall. Bukan untuk ke Trans Studionya sih, dengan pertimbangan Naya masih terlalu kecil. Hanya jalan-jalan ke mallnya saja.

Akhirnya, selesai juga liburan singkat kami ke Bandung. Walaupun capek, rasanya bahagia sekali:) Oh ya, saya juga dapat 'oleh-oleh' nih, suara saya hilang plus tenggorokan sakit:)) Tetap saja, bahagia;)

Saturday, September 7, 2013

Mudik Part 2

Hari ke-2 liburan alias hari pertama di Bandung, saya bangun dengan satu niatan yang kuat. Ingin sarapan dengan kupat tahu! Hahaha dasar maruk:p

Kupat tahu sebenarnya adalah makanan yang sederhana. Ketupat dipotong kecil lalu dicampur dengan tahu goreng dan kecambah kemudian diberi bumbu kacang dengan kecap dan ditaburi kerupuk.  Sederhana banget kan? Tapi buat saya adalah makanan terenak sedunia! *lebay:p*



Menurut suami yang ikut merasakan, rasanya lumayan enak tapi engga seenak yang selama ini saya ceritakan. Yaaa, ada faktor nostalgianya kali:D

Naya sendiri menyantap bubur ayam yang kata Naya 'Ini enak sekali lho ma! Dikilim ke Sulabaya yang banyak ya!' -____-"

Sehabis sarapan, kami menuju tempat pemakaman papa untuk nyekar. Disana sepi, tidak banyak orang berkunjung. Mungkin karena jam kerja dan bukan weekend ya.

Dari pemakaman, saya yang kangen berat dengan jajanan masa SMA mampir ke sekolah dan memborong batagor, roti kukus serta burger. Percaya engga sih, semua penjualnya masih sama seperti saat saya sekolah disana 15 tahun lalu! Gedung sekolah saya sendiri sudah berubah menjadi lebih terawat dan 'wah'. Bangga deh pernah jadi bagiannya:D

Karena lokasinya sangat dekat, saya sengaja membawa Naya untuk bermain di Taman Lalu Lintas. Sayang sekali, ternyata taman ini tutup setiap hari Jumat. Jadilah tujuan kami beralih ke distro sepanjang jalan depan Aloysius. Kali ini giliran suami yang kalap memborong kaos:D

Dari sana, saya mampir sebentar ke factory outlet Anakecil yang menjual segala macam perlengkapan anak. Lucuuuuuuu dan murah meriah. Kalaaaaap!:))

Sehabis membeli sepasang sepatu pink yang cute untuk Naya, kami pulang ke rumah karena Naya mengantuk. Selain itu suami pun harus Jumat'an dulu.

Setelah istirahat, barulah perjalanan kami lanjutkan. Naya merequest ingin ke mall untuk bermain di playground. Jadi, kami berangkat ke Paris Van Java, satu mall yang konon tengah happening di kalangan urang Bandung. Menurut saya pribadi sih, PvJ ini biasa saja. Jauuuuuhlah kalau dibandingkan dengan Tunjungan Plaza atau Galaxy Mall. Tapi memang desainnya sangat unik dan suasanannya cozy.

Habis PvJ, tujuan kami berikutnya adalah batagor Kingsley yang terletak di dekat rumah saya. Sekalian jalan pulang:D
Suami suka sekali  mie yamin asin dan memutuskan untuk memesan dobel:)) Naya juga menandaskan sepiring nasi goreng. Sementara saya? Habisss siomay 3 biji:p



Karena sudah lelah, kami pulang dengan hati senang dan perut (sangat) kenyang. Naya langsung tidur, saya langsung membereskan koper, sementara suami langsung berangkat untuk kongkow lagi dengan temannyah. Benar-benar ogah rugi waktu buat liburan:)))

-Bersambung ke part-3-

Friday, September 6, 2013

Mudik Part 1

Percaya engga, selama hampir 4 tahun kami menikah, suami belum pernah berkunjung ke Bandung, kota tempat tinggal dimana saya lahir dan dibesarkan. Keterlaluan ya?:p


Tapi jangankan suami, saya saja tidak pernah sempat pulang kampung. Selama 4 tahun ini, saya baru sekali ke Bandung. Itu pun karena kebetulan ada Pertemuan Ilmiah Tahunan dokter spesialis anak tahun lalu. Bukannya sok sibuk, tapi memang jadwal kami yang tidak memungkinkan untuk ke luar kota. Pasien adalah (harus) nomor satu bukan?:D


Anyway, karena tahun ini suami sudah menyandang gelar spesialis dan sebagai residen tingkat 'lanjut' jadwal saya sudah agak lumayan bersahabat, saya merencanakan untuk berkunjung ke Bandung. Inginnya sih pas lebaran kemarin, tapi karena tidak memungkinkan, bulan ini kami baru bisa mewujudkan rencana tsb. Kebetulan, bulan ini adalah jadwal rutin kontrol mama saya ke dokter. Yaaa jadi bisa sekalian mengantar kan:D


Tujuan utama tentu saja berlebaran yang tertunda dengan keluarga. Saya juga ingin sekali nyekar ke makam papa. Tujuan lain? Liburaaaaan!:p


Karena sudah direncanakan jauh hari sebelumnya, saya sempat kecewa juga begitu tahu bulan ini distasekan (kembali) di Balung, Jember. Artinya saya harus bolak/i Balung-Jember-Surabaya-Jakarta-Bandung-Surabaya-Jember-Balung kan. Tapi karena rencana sudah disusun, tiket sudah dibeli, ya sudahlah capek sedikit tak mengapa. Yang penting, pulang kampuuuuung!:D


Hari Rabu, setelah menyelesaikan tugasi di poliklinik anak RS Balung, saya menuju stasiun Rambipuji. Perjalanan Rambipuji-Surabaya ditempuh dalam 4 jam. Lumayan pegal rasanya seluruh badan. Tidak terlalu terasa sih karena membayangkan akan segera berjumpa dengan Naya:D


Sore hari, dari stasiun Gubeng saya naik taksi ke rumah dan langsung disambut peluk cium dari anak gadis:') Selain itu, Naya juga menagih pergi ke mall dan bolos les balet:)) Akhirnya sesorean kami pergi ke mall. Saya sempat mampir ke RS untuk mengambil sampel penelitian sebelum pulang dan packing.
Malam itu saya agak sulit tidur. Masih excited:D


Esoknya, kami berangkat ke airport jam 7 pagi, dan naik pesawat jam 9.40. Selama di pesawat, Naya bernyanyi teriak-teriak dan menari-nari. Sementara emaknya tidur:p




Sesampainya di Jakarta, kami langsung menuju tempat pemotretan di daerah Ampera. Eh iya, kenapa tiba-tiba ada pemotretan? Jadi beberapa saat setelah rencana ini dibuat, Naya ditawari pemotretan untuk fashion spread di majalah Ayahbunda. Karena saya pikir belum tentu saya bisa mengantar Naya ke Jakarta lagi, jadilah sekalian saja:D


Awalnya, saya pikir Naya saja yang akan difoto dan baru tahu setelah mbak Ara, stylist Ayahbunda menghubungi dan memberitahu kalau konsep pemotretan adalah ibu dan anak. Waktu itu, saya pikir Naya akan difoto dengan model lain yang menjadi ibunya. Tapi begitu dikirimi storyboard pemotretan, saya ngeh kalau saya juga ikut difoto:)))


Pemotretannya sendiri berlangsung di rumah fotografernya, mas Adit Kok. Rumah mas Adit ini lucuuuu sekali dan nyaman. Rasanya saya akan mencontek ide desain ini untuk rumah saya kelak:p
Saya dimakeup terlebih dahulu oleh mbak Luna sebelum difoto.


Sayang sekali, pemotretannya kurang berjalan lancar karena Naya rewel akibat mengantuk. Dari 3 baju yang seharusnya difoto, cuma 2 baju saja yang berhasil diambil. Sayang ya:(
Walaupun begitu, saya cukup puas melihat previewnya. Temanya adalah 'Talented Mom' dan saya berprofesi sebagai penulis disana:)
The photoshoot
Nanti kalau sudah terbit majalahnya, jangan lupa beli yaaa! *teteuppromo*:p


Setelah pemotretan, kami bersiap menuju Bandung. Sebelumnya, saya yang ngidam bakmi GM merayu suami untuk mampir sebentar di Pondok Indah Mall demi mie pangsit goreng favorit:))


Perjalanan ke Bandung alhamdulillah cukup lancar. Selama perjalanan, Naya sempat terbangun dan makan nasi goreng GM lalu tidur pulas sampai rumah:)


-Bersambung ke part 2-

Wednesday, September 4, 2013

Siap-siap!

Seperti yang pernah saya ceritakan di postingan sebelumnya, insyaAllah di bulan September ini buku terbaru saya 'Dont Worry To Be A Mommy!" akan terbit dan bisa didapatkan di toko buku se-Indonesia, seperti Gramedia, Gunung Agung atau Toga Mas.

Naah, dalam rangka promo buku tadi, ada beberapa jenis merchandise yang sengaja saya pesan. Inginnya sih untuk hadiah kuis dan giveaway. Kemarin, merchandise pesanan saya datang, waaaah lucuuu. Jadi kepingin diambil sendiri:p Haish!

Ada notes, notebook, binder dan magnet yang semua bertema seperti cover buku. Tenang, saya engga serakah kok:p Pasti akan saya bagikan. Bagaimana caranya? Tunggu yaaa.. Yang pasti, giveaway pertama adalah di blog ini:D


Tuesday, September 3, 2013

Hustle

Selama hampir sebulan di Balung ini, praktis saya banyak nganggur daripada engga nganggurnya. Pasien yang datang kesini tidak banyak, dan jumlah operasi caesarnya pun relatif sedikit, apalagi kalau dibandingkan dengan di Surabaya ya. Jauuuuh:D

Karena saya tidak membawa Naya, otomatis waktu nganggur ini benar-benar terasa. Terkadang saya bingung juga dengan waktu yang seakan engga berganti juga.
Televisi yang ada di kamar saya rusak, entah kapan akan diperbaiki. Kalaupun sudah nyala, channel yang bisa diterima dengan baik hanya satu, Jtv Jember-_-"
Jangan tanya soal majalah, susah banget nemunya. Apalagi buku. Beberapa bulan lalu saat saya ke Jember pertama kali sih saya membawa mobil, jadi bisa sering-sering ke kota Jember. Tapi saat ini saya engga membawa mobil.

Untunglah saya membawa laptop dan banyaaaak sekali DVD. Banyak film seri yang saya suka tapi engga punya cukup waktu nonton selama di Surabaya. Nah, pas banget! Saya bisa puas nonton semuanya sekarang. Saya membawa Castle, CSI NY, CSI Miami, CSI Las Vegas, Detective Monk, dan,, tentu saja serial favorit saya, Hustle.

Buat yang belum pernah nonton Hustle, ayo nonton deh!*promosi!:
Ceritanya tentang sekelompok con-artist alias penipu di bawah pimpinan Michael Stone atau Mickey Bricks. Hanya saja, peraturan pertama mereka adalah "You cant cheat an honest man'. Biasanya target operasi mereka adalah orang kaya yang jahat, mendapatkan kekayaannya dengan cara kotor, atau serakah. Selain Michael sang otak semua operasi, ada juga Albert, yang sangat bijaksana dan juga penipu ulung, Ashley si 'fixer', Stacie yang cantik, dan Danny (2 karakter terakhir diganti dengan kakak beradik Sean-Emma di 3 season). Latar belakang London yang dipakai, logat British yang sexy menambah daya tarik film ini. Walaupun begitu, menurut saya kelebihan nomor satu Hustle adalah plot cerita yang unpredictable. Penuh komedi, mind-blowing dan keren:p

Sudah pernah nonton? 

Sunday, September 1, 2013

Dear September

Sebenarnya, awal bulan ini diawali dengan kekecewaan. Ihiks, bukannya lebay sih tapi serius saya kuciwa kelas berat sewaktu tahu distasekan (kembali) di Balung, Jember. Seharusnya, setiap dokter termasuk saya hanya sekali ditugaskan dinas disana. Tapi karena satu dan lain hal, jadilah saya yang akan bertugas (lagi) di RSU Balung Jember selama bulan September ini.

Karena baru tahu, saya kurang bisa mempersiapkan dengan baik. Misalnya saja, September ini saya sudah berencana untuk cuti 2 hari pergi ke Bandung-Jakarta untuk mengantarkan mama saya kontrol ke dokter sekalian berlebaran yang tertunda. Tiket pesawat sudah dibeli sejak lama, koper sudah selesai dibereskan, bahkan itinerary selama disana sudah dibuat. Maklum dong ya, eike kan lebay, OCD, tukang planning dan paling engga suka acara yang last minutes:p

Penelitian akhir saya yang harus wara-wiri mengumpulkan sampel dan tidak bisa dipindahtangankan juga otomatis harus terhenti selama saya di Balung. Hiks, padahal satu sampel saja susaaah banget:(

Bukan cuma itu saja, sang suami sudah terjadwal sejak jaman dahulu kala untuk mengikuti acara pelantikan dokter spesialis di akhir bulan ini. Agak engga lucu ya kalau istrinya engga dateng:p

Saya juga sudah merencanakan jauh hari untuk menggelar promosi buku terbaru yang memang akan terbit bulan ini. Beberapa jadwal talkshow di radio, tv lokal, pemesanan merchandise semua sudah direncanakan. Nah, lalu apa kabar semuanya? Engga mungkin juga dibatalkan kan? Akhirnya, saya berniat untuk rajin pulang-pergi Balung-Surabaya setiap weekend.

Karena pertimbangan ini jugalah, saya memutuskan untuk engga membawa Naya. Apalagi dari yang saya dengar, kamar di sana dipindah ke ruangan yang lebih kecil. Kasihan juga Naya. Engga bisa balet, mengaji ataupun sekolah yang merupakan hal favoritnya:D Lebih kasihan lagi harus bolak/i Balung-Surabaya setiap minggu, bakalan capek di jalan buat anak sekecil Naya ya kayaknya.

Setelah sempat denial beberapa saat, saya menerima juga nih penugasan saya. -Ya iyalaaah, engga punya pilihan lain kok hahaha- Sedih juga sih, membayangkan hidup tanpa Naya. Asal tahu saja, saya engga pernah meninggalkan Naya lebih dari 2 hari. Lah ini? Semoga Naya engga rewel ya! Yang paling penting, semoga emaknya juga engga rempong bin dramah tanpa Naya:p

Selama saya di Balung, mama sang penyelamat akan datang khusus untuk menemani Naya. Pasti Naya senang! Nantikan kisah saya (yang kedua) di Balung yaaa.. Saya sudah menyiapkan berbagai DVD, peralatan scrapbook, mendownload berbagai e-magazine, dan tentunya membawa modem yang siap tempur:D

Welcome September, be sweet. Welcome Balung, be nice:D


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...