Saturday, February 28, 2015

Boleh Kan?

"Apa rasanya lulus Met?" Pertanyaan semacam ini sedang gencar-gencarnya saya dapatkan:)))
Selain teman senasib seperjuangan, keluarga, teman pekerjaan lain juga ikut menanyakan.

Well, sejujurnya rasanya LEGA! Saya lega banget. Engga perlu lagi "ngelonin" handphone semalaman dan tidur dengan rasa ketakutan. Takut kalau terjadi sesuatu pada pasien saya, takut kalau ada pasien datang tengah malam dalam kondisi gawat yang mengharuskan saya datang saat itu juga. Saya juga lega engga perlu lagi begadang sampai mirip zombie di rumah sakit. In fact, waktu pengumuman  ujian, begitu mengetahui saya lulus, kalimat pertama yang saya ucapkan setelah bersyukur adalah : "YES! Engga jaga lagi!" :))))

Selain lega, saya juga senang pada akhirnya bisa "menebus" waktu yang selama ini saya pinjam dari Naya dan suami. Sudah seminggu ini, Naya selalu minta dimandikan, disuapi, diantar sekolah sampai dikeloni saat tidur. Padahal biasanya Naya mengerjakan semuanya sendirian. Alasannya begini: "Ma, tolong suapin kakak makan ya. Kakak itu lupa caranya makan sendiri." atau "Mama, kakak lupa pakai sepatu gimana sih caranya? Mama tolongin kakak ya!" :)))) Iyaaa, saya tahu Naya cuma beralasan saja supaya dapat perhatian full dari saya:D

Saya juga akhirnya bisa sesuka hati siaran atau menerima jadwal syuting tanpa bingung membagi waktu dengan kegiatan rumah sakit yang super hectic. Rasanya menyenangkan sekali!

Baru seminggu sih saya terbebas dari segala macam tugas. Baru seminggu yang penuh dengan euforia. Senang sekali terbangun setiap pagi tanpa perasaan takut, tertekan atau khawatir. Senang sekali bisa tidur nyenyak di malam hari. Senang sekali bisa menghabiskan waktu sepuasnya dengan Naya dan suami.

Saya engga pernah terpikir sebelumnya kalau saya akan menulis ini. Tapi, jujur saya kok malah kangen ya:))) Saya kangen suasana "menegangkan" yang memaksa saya belajar lebih banyak. Saya rindu situasi yang membuat saya -kepepet- harus siap setiap saat. Dasar manusia ya, engga pernah ada puasnya haha.

Biasanya pertanyaan "Apa rasanya lulus?" akan menyambung ke pertanyaan "Habis ini rencananya apa Met?"

Jawabannya: saya sendiri juga masih belum tahu.
Entah akan bekerja sebagai home pediatrician di sebuah rumah sakit atau cukup praktek sendiri saja di rumah, atau lebih fokus pada siaran dan syuting serta menulis atau justru malah sekolah lagi, saya belum tahu.

Boleh engga menikmati dulu masa-masa euforia ini? Boleh yaaa? Boleh kan? Boleh dong! *nanya sendiri, jawab sendiri*:))

Thursday, February 26, 2015

Sembelit Pada Anak

Engga jarang, orangtua datang membawa anaknya ke dokter dengan keluhan sembelit. Mumpung saya sedang kebagian tugas membahas sembelit, sekalian saja saya tulis di blog ini ya. Semoga berguna!
Apa sih sembelit itu?
Sembelit atau konstipasi adalah gangguan buang air besar (BAB) ditandai keluarnya tinja yang sulit, keras, tidak basah dengan ukuran lebih besar dari biasanya atau frekuensi BAB kurang dari 3 kali seminggu.


Memang sembelit bisa terjadi pada anak ya? Apa sebabnya?
Bisa banget. Sembelit dapat disebabkan karena gangguan anatomis, masalah syaraf, obat-obatan atau faktor metabolik seperti kurangnya hormon tiroid. Namun lebih dari 95% sembelit pada anak di atas satu tahun adalah konstipasi fungsional yang berawal dari kurangnya makanan berserat, kurang minum atau kurangnya aktivitas. 

Apa saja gejala penyerta sembelit?
Sembelit bisa dikuti dengan nyeri perut, nyeri saat BAB, turun atau hilangnya nafsu makan, turunnya berat badan, rembesan tinja pada celana dalam (soiling), kembung, buang angin berlebihan sampai bercak garis darah yang menempel pada tinja. 

Apa yang harus dicermati saat anak sembelit?
Pada anak di bawah satu tahun, kemungkinan selain konstipasi/sembelit fungsional harus diamati dengan cermat, terutama jika sembelit disertai gejala lain seperti:
1.    Keluarnya tinja pertama lebih dari 48 jam setelah lahir, diare yang disertai darah, muntah kehijauan atau teraba benjolan di perut.
2.    Perut yang kembung.
3.    Lemahnya otot kaki.
4.    Selalu tampak lelah, denyut nadi yang lambat, gagal tumbuh.
5.    Diare atau pneumonia (radang paru) berulang,
6.    Anus yang tidak tampak normal baik bentuk maupun posisi.


Bagaimana penanganan anak sembelit?
Anak yang mengalami sembelit harus dilatih untuk embangun kebiasaan BAB yang baik. Salah satu caranya adalah dengan membiasakan anak duduk di toilet secara teratur sekitar 5 menit setelah sarapan walaupun anak tidak merasa ingin BAB, Anak juga harus belajar untuk tidak menahan keinginan BAB. Selain itu, makanan tinggi serat penting untuk anak sembelit. Serat membuat BAB lebih lunak karena menahan lebih banyak air sehingga lebih mudah dikeluarkan. Perbanyak jumlah serat untuk anak dengan buah, sayur, roti gandum sebagai ganti roti putih atau sereal tinggi serat seperti oatmeal dan wheat.

Apakah benar banyak minum dapat mencegah sembelit?
Ya. Biasakan anak untuk minum setiap kali makan, sekali di antara waktu makan dan sebelum tidur. Perlu diperhatikan bahwa terlalu banyak susu sapi atau produk susu lain seperti keju dan yoghurt justru dapat mengakibatkan sembelit pada sebahian anak.
 
Apa itu obat laksatif? Perlukah diberikan pada anak sembelit?
Obat laksatif adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengosongkan isi usus. Salah satu contoh laksatif adalah Bisacodyl (Dulcolax) yang bekerja dengan menstimulasi usus untuk mengosongkan isinya. Laksatif bisa jadi dibutuhkan untuk menangani sembelit. Namun jika laksatif tidak bekerja atau harus diberikan berulang kali, anak harus dievaluasi oleh dokter.

Bolehkan supositoria (obat yang dimasukkan ke dalam dubur) digunakan?
Boleh. Jika setelah 2-3 hari penggunaan laksatif sembelit tetap tidak membaik, supositoria seperti gliserin atau dulcolax dapat digunakan. Sebaiknya pemberian obat seperti ini berdasar konsultasi ke dokter.

Kapan anak sembeilt harus dibawa ke dokter?
Pada umumnya, kasus sembelit pada anak dapat membaik sendirinya. Walaupun begitu pada beberapa keadaan, segeralah bawa anak ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Keadaan tersebut:
1.    Sembelit bertahan lebih dari 2 minggu.
2.    Disertai demam.
3.    Terdapat darah pada tinja.
4.    Disertai muntah.
5.    Berat badan anak menurun.
6.    Terdapat nyeri berat saat anak BAB.

Pada keadaan bagaimana anak lebih mungkin terkena sembelit?
Sembelit pada anak lebih sering terjadi pada anak yang:
1.    Tidak cukup makan mengkonsumsi serat.
2.    Tidak cukup minum.
3.    Sedang minum obat-obatan tertentu.
4.    Mempunyai riwayat keluarga lain dengan sembelit.

Wednesday, February 25, 2015

Jawa Pos For Her 12 Feb 2015

Agak terlambat upload-nya, harap maklum yaa hehe.
Beberapa hari yang lalu saya diminta menjawab beberapa pertanyaan mengenai growth spurt pada anak oleh Jawa Pos For Her. Ini adalah artikelnya:)

 Thank you Jawa Pos!:)

ps: oh ya kalau mau membaca versi onlinenya ada di sini--> http://www.jawapos.com/baca/artikel/12801/Masa-Masa-Bayi-Alami-Growth-Spurts

Tuesday, February 24, 2015

I Made It!

Alhamdulillaaaah, setelah ujian demi ujian -termasuk ujian hidup:p- selesai juga masa pendidikan saya sebagai residen dan -akhirnyaaaa pemirsaaaaa- per tanggal 2 Februari kemarin, saya berhak menyandang gelar spesialis anak. Yaaaaay!

Bohong banget kalau saya bilang engga kerasa. Sejujurnya, perjuangan mencapai titik ini benar-benar penuh tetesan darah, keringat serta air mata:)) 5 tahun -termasuk setahun penuh cuti saat hamil dan melahiran Naya- terakhir dalam hidup saya terasa bagaikan 5 abad haha.

Entah sudah berapa kali acara keluarga yang terlewati, berapa pernikahan kerabat yang berlalu begitu saja, berapa berita duka dari keluarga atau kerabat yang tak sempat dikunjungi. Entah berapa kali pula saya harus meninggalkan suami atau Naya yang sedang sakit demi melaksanakan tugas. Entah berapa banyak waktu saya bersama Naya dan suami yang harus saya "pinjam". Semoga bisa saya kembalikan setelah ini:)

Kemarin, saya dan seorang teman berkesempatan mengikuti ujian kompetensi di Yogyakarta. Kami naik kereta api karena saya sedikit parno dengan pesawat terbang pasca insiden #QZ8501. Hampir sebulan sebelumnya, saya sudah tak bisa makan dan tidur enak. Rasanya menelan saja susah. Buku-buku dan kertas bertebaran di mana-mana, termasuk tempat tidur. Segala catatan pun berserakan hampir di tiap ruangan dalam rumah. Alhamdulillah ya, ada hikmahnya. Saya jadi melangsing beberapa kilogram:))))

Syukurlah, suami sangat mendukung. Setiap hari, suami siap sedia mengajak Naya bermain karena tahu benar saya sedang dalam kondisi senggol bacok. Jadilah setiap weekend, suami dan Naya berjalan-jalan keliling taman sampai ke Kenjeran sementara saya di rumah membaca segala bahan ujian.

Di Yogyakarta, kami tinggal di Wisma MM UGM. Saya yang memilih wisma tersebut karena letaknya yang berdekatan dengan lokasi ujian. Namanya memang wisma, tapi menurut saya fasilitasnya tak kalah dengan hotel bintang 3. I highly recommend this hotel. Free wi-fi, ruangan kamar cukup luas, ada tv cable, hot water sampai kulkas. Katanya sih, wisma ini dekat dengan Malioboro. Tapi namanya juga mau ujian, boro-boro jalan-jalan ke Malioboro. Bisa menelan makanan saja sudah Alhamdulillah:))))

Hari pertama kami di Yogyakarta, kami tidak pergi ke mana pun. Karena sampai di sana sudah cukup siang, begitu tiba di hotel kami beristirahat lalu meneruskan kembali berkutat dengan textbook.

Keesokan harinya, setelah sarapan, kami menyempatkan diri berkunjung ke lokasi ujian untuk mengetahui kira-kira seperti apa situasi dan kondisinya. Karena sedang long weekend, Yogyakarta ramai sekali dan kami kesulitan mencari taksi. Akhirnya, saya dan teman naik bentor alias becak bermotor ke lokasi ujian. Enak lho! Angin sepoi-sepoi ditambah sensasi naik kendaraan "tradisional" seperti ini cukup menyenangkan.

Di lokasi ujian, saya dan teman malah berfoto-foto:)) Yah, maklum namanya juga banci foto. Jangan tertipu dengan tampang kami yang terlihat sumringah ya. Aslinya kami sedang stress luar biasa.
Hello UGM!


Setelah berfoto-foto dan melihat lokasi, kami kembali ke wisma dengan bentor untuk berkutat lagi dengan segala bahan ujian.

Hari selanjutnya adalah hari pertama ujian OSCE. Suasananya mengerikan sekali buat saya. Saya diare, mulai gatal-gatal dan bersin terus menerus, petanda sedang stress berat. Syukurlah sudah terlalui. Saya tak bisa membayangkan kalau harus mengulang itu semua lagi. Hihhhh.

Hari kedua ujian adalah hari dimana kami diuji secara wawancara. Bahannya seluas Indonesia Raya. Mulai dari imunisasi sampai segala macam penyakit. Sama mengerikannya. Setelah itu, kami menunggu sidang yudisium penentu kelulusan.
Atas: sebelum yudisium, Tegaaaaaang! Bawah: sesudah yudisium. Legaaaaa!

Alhamdulillah kami berdua lulus! Ada beberapa orang yang tidak lulus dan harus mengulang ujian periode depan. Begitu mengetahui lulus, kami langsung berangkat ke Malioboro untuk membeli oleh-oleh.
Saya, mbak Sherly dan rekan-rekan dari USU

Syukur Alhamdulillah atas segala nikmat yang diberikan. Terimakasih ya Allah. Semoga "gelar" baru ini dapat bermanfaat untuk banyak orang, amin.

Though no amount of "thank yous" will suffice, i wanted to thank my mom for the endless support, love and encouragement. I would not be the person i am today without you. Thank you for always believing me when no one does, thank you for teaching me to never give up and follow my dreams. Being a pediatrician is one of those. Thank you for being my super mom, my super hero, my best friend, my everything. Thank you for being you!

To my Dad who's the reason why i wanted to be a pediatrician. Because i wanted to be a great one, just like him. I know he's watching me from heaven, proudly smiling ear to ear to know his little girl is now a pediatrician.

To my Mom-in law, and Dad-in law, thank you for the support and prayers. It really meant so much for me. 

To my beloved husband for the unconditional love and devotion, the continous support and understanding. Words or actions can not ever begin to express how much i thankful to have you beside me. Thank you love:*

And of course to my babygirl, apple to my eye, beat to my heart, music to my ear, the one who is always supporting me. I kept remember how she prayed everyday. "Ya Allah, berikanlah mama Aya kelulusan supaya mama dan kakak bisa selalu bermain bersama untuk selamanya" :))))
Yes, we will kakak!

I love you all, thank God for giving me such a perfect family:)

YES, i made it!

Thursday, February 19, 2015

Wish Me Luck!

Lama banget ya saya engga ngeblog! Padahal punya segudang cerita deh, mulai dari ulangtahun saya yang dapet surprise sampai ke celotehan terbaru Naya yang bikin ngakak. Nanti lah ya, kalau saya sudah selesai ujian. InshaAllah.

Hari ini, saya dan teman berangkat ke Yogyakarta demi mengikuti ujian board. Yasalaaaam stressnya jangan ditanya:))) Bedanya, teman saya kalau stress mukanya terlihat suntuk banget, sedangkan saya justru bertambah "gila" :)))

Eh serius lho, entah kenapa saya juga engga mengerti. Tapi sejak dulu setiap stress, saya bukan diam, murung, cemberut apa bagaimana. Justruuuu kerjaannya tertawa-tawa engga jelas, lebih hiperaktif dibanding biasanya, dan jadi suka menyanyi plesetan. Ajaib ya?

Anywaaaay, doakan kami berdua yaa (yang 2 lainnya dayang-dayang:p) semoga diberi kelancaran, ketenangan, keterangan pikiran dalam mengerjakan ujian sehingga mendapat hasil yang sebaik-baiknya. Amin.

Oh ya, sepertinya karena hari ini tanggal merah dan besok hari kejepit nasional, banyak orang yang memanfaatkan untuk berlibur. Penuh bangeeeeet di Yogyakarta! -__-"


Jangan lupa doanya yaaaa;;)


Friday, February 6, 2015

World Cancer Day 2015


Hari Selasa 3 Februari yang lalu adalah World Cancer Day 2015. Saya dan beberapa teman mewakili bagian anak mengikuti acara peringatan yang dilaksanakan di Grahadi Surabaya. Ini dia foto-fotonya!:D





Wednesday, February 4, 2015

First Love

Have you watched this video? You should:)


Do you know today is World Cancer Day?

I always have a thing for people with cancer. I saw my dad struggle with it for 13 years.
I used to be his little girl and his little princess. He taught me so many life lessons i needed to learn. He was a doctor so he knew he was going to die soon. He prepared everything for me, my brother and my mom to be strong, independent and how to survive in this whole wide world without him.

I lost him to cancer 14 years ago. I could be the one i am now because of him. I could be this strong because of him. But still, im not strong enough to hear songs, read stories or watch videos about dad like this without even crying. Well, maybe im not that strong:p

He's the reason why i wanted to be a pediatrician in the first place. Because i just wanted to be a good one, just like him. He's laso the reason for me to pursue all of my dreams and never give up.

"Its better to feel sorry because you've tried and failed than sorry because you've never tried at all", once he said. So here i am, trying all the stuff i like, from writing to broadcasting, medical to anything.

Have you heard a quote "Daddy is a girl's first love?"

He is to me:)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...