Thursday, May 30, 2013

Aman di Rumah

Tulisan ini juga bisa dibaca di web Ayahbunda lho! :)

Beberapa tahun yang lalu saat masih belum menikah, saya pernah kedatangan seorang pasien anak balita di UGD yang mengalami keracunan akibat meminum cairan pembersih lantai. Yang pertama kali terlintas di benak saya waktu itu adalah “Kok bisa? Kemana saja nih ibunya?”

Peristiwa tadi bukan pengalaman satu-satunya saya dalam menerima pasien anak karena kecelakaan di rumah. Saya pernah juga kedatangan pasien batita yang mengalami luka bakar sekujur tubuh karena tersiram kuah bakso, luka bakar karena air panas dari dispenser, perdarahan karena tertusuk pisau, bahkan yang tersetrum listrik tegangan tinggi pun pernah.

Karena pengalaman tadi, setelah melahirkan Naya, saya selalu ketakutan sendiri akan resiko terjadinya kecelakaan di rumah. Saya berusaha waspada dalam menjaga Naya. Saya mewanti-wanti pengasuhnya untuk selalu berhati-hati dalam mengawasi Naya saat saya sedang bekerja.

Sampai suatu hari, saat bermain dengan saya di kompleks depan rumah, Naya terjatuh dan membuat kakinya terluka terkena bebatuan yang lumayan tajam. Alhamdulillah, lukanya tidak seberapa dalam. Tapi tetap saja, tangisan pilu Naya membuat saya ikut merasa pilu dan sedih. Seketika pertanyaan “Kok bisa jatuh? Kemana saja nih ibunya?” juga terlintas di pikiran saya.

Hal ini akhirnya membuat saya sadar, bahwa yang namanya kecelakaan bisa terjadi dimana saja, dan kapan saja. Kecelakaan bisa terjadi saat anak dalam pengawasan siapa pun, tidak terkecuali kita, sebagai orangtuanya.

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir kecelakaan di rumah?

Keracunan
1.     Taruh semua barang yang berpotensi membuat keracunan di tempat yang seharusnya. Banyak kasus anak keracunan meminum cairan pembersih lantai atau bahkan obat serangga karena orangtua menaruh cairan tadi di bekas botol minuman.
2.     Letakkan barang-barang tadi di tempat yang sulit terjangkau oleh anak. Bila perlu, kunci lemari tempat penyimpanan barang-barang ini.

Luka Bakar
1.     Selalu coba dulu dengan tangan air untuk memandikan anak, Apakah sudah cukup hangat atau masih panas. Ada lho yang seluruh tubuh melepuh karena tak sengaja ditaruh bak mandi yang berisi air panas oleh orangtuanya!
2.     Demikian juga saat memberi makan atau minum, cobalah terlebih dahulu untuk memastikan sudah tidak panas dan aman diberikan ke anak.
3.     Pilih dispenser dengan pengunci air panas. Seandainya anak bermain-main dengan dispenser, dia tidak akan bisa mengalirkan air panas sendiri.
4.     Jangan mengasuh anak sambil memasak, Sebisanya memasaklah saat anak tidur.
5.     Simpan korek api atau lighter jauh-jauh dari anak.
6.     Jangan menggendong anak sambil membawa minuman panas.

Kesetrum
1.     Tutupi stop kontak dengan lemari atau meja yang berat dan tidak mudah digeser.
2.     Secara berkala, periksa kabel listrik dan stop kontak. Segera ganti dengan kabel baru jika ada yang terkelupas.
3.     Jangan menaruh lampu atau alat listrik lain di tempat yang mudah terkena air.

Terjatuh/ Terantuk
1.     Untuk yang mempunyai dua lantai di rumah, pasang pagar pengaman di tangga menuju atas.
2.     Boleh juga pasang pagar pengaman di sekeliling tempat tidurnya.
3.     Jangan membiarkan anak duduk sendiri di kursi tanpa pengawasan.
4.     Tutupi sudut furniture yang tajam.
5.     Gunakan keset karet untuk kamar mandi agar bisa menyerap air. Ini dapat memperkecil kemungkinan terpeleset.
6.     Pilih taplak meja makan yang tidak menjuntai. Anak bisa menarik-narik taplak dan mengakibatkan seisi meja makan menjatuhinya.

Tertusuk
1.     Simpan pisau, gunting, silet dan benda tajam lainnya di tempat yang sulit terjangkau oleh anak.
2.     Jangan membiarkan barang-barang tergeletak di lantai.
3.     Setiap membersihkan lantai, pastikan tidak ada barang yang tertinggal seperti peniti, jarum pentul atau barang tajam lainnya.

Tersedak
1.     Jauhkan benda-benda kecil dari jangkauan anak, Kancing, kapur barus, atau bahkan cincin sebaiknya diletakkan di tempat yang aman.
2.     Periksa secara berkala mainan anak, apakah ada baut yang kendur, bagian kecil yang terlepas yang dapat ditelan.
3.     Jangan memberi makan anak sambil bermain, berjalan atau berlari, Resiko tersedak akan semakin tinggi. Tunggui waktu makannya sampai selesai.

Demikian beberapa hal yang sudah saya lakukan untuk mencegah kecelakaan di rumah. Semoga berguna ya!

Thursday, May 16, 2013

Protes Untuk KAI

Seperti yang saya ceritakan di postingan sebelumnya, saya sempat mempunyai pengalaman yang engga mengenakkan dengan Kereta Api Indonesia. Awalnya, saya yang sudah lama engga naik kereta api dan mengurus sendiri (Terakhir saya naik kereta saat ada pertemuan ilmiah ke Bandung Oktober lalu. Tapi waktu itu diurus kolektif, jadi saya tahu beres:p) senang sekali mengetahui kalau tiket kereta api semakin mudah didapat. Bisa lewat online, bisa juga lewat Indomaret.

Beberapa waktu lalu, saya mendapat tugas di Balung,Jember. Karena mobil saya engga cukup memuat empat orang sekaligus bawaannya yang semacam pindah rumah, saya memutuskan untuk naik kereta api. Tiket Surabaya-Rambipuji saya beli online di Tiket.com. Caranya mudah sekali, walaupun tetap engga praktis karena harus tetap ditukar dengan tiket fisik minimal sejam sebelum keberangkatan. Padahal saya memilih membeli online supaya bisa mepet datangnya ke stasiun dan engga menunggu terlampau lama di stasiun. Tapi yaa okelah, masih bisa ditolerir.

Saat berangkat, saya merasa agak terganggu karena petugas yang bolak/i menjajakan segala macam mulai oleh-oleh, selimut, makanan, minuman, dan entah apalagi. Mending kalau waktu keberangkatan saya pada pagi atau siang hari. Ini tengah malam cyiiiiin. Ya menurut ngana keganggu engga? Tapi lagi-lagi itu pun masih bisa saya tolerir. Setidaknya menurut saya (waktu itu) kualitas pelayanan KAI membaik dibanding sebelumnya. Jaman masih kuliah dulu saya langganan naik kereta api Surabaya-Bandung. Bukan hanya telatan, kotor dan bau, ACnya pun kadang wassalam-_-"
Makanya, kalau 'sekedar' terganggu dengan petugas yang wara wiri, masih okelah.

Waktu akan pulang, saya sudah membeli tiket jauh hari sebelumnya. Tidak lewat Tiket.com lagi karena koneksi internet yang edan eling, tapi lewat Indomaret. Kebetulan di depan rumah sakit tempat saya dinas ada Indomaret. Cara pembeliannya pun mudah. Cukup memberikan KTP dan nama penumpang, kami diberikan struk tanda pembayaran dan booking. Struk tadi yang nantinya harus ditukar dengan tiket fisik di stasiun kereta api.

Saya membayar 4 tiket atas nama saya, Naya, ART dan babysitter. LUNAS. Saya pun mendapat struk tanda sudah membooking 4 kursi. Saya pikir (waktu itu) hebat juga nih KAI bisa terpikir untuk bekerja sama dengan Indomaret. Bisa dibilang kemajuan:)

Eh tapi pada hari-H, saya menyesal pernah berpikiran seperti itu. Di stasiun Rambipuji, struk bukti pembayaran tadi ditukar dengan 4 buah tiket fisik. Begitu sampai peron, petugas yang bersangkutan menegur saya karena ternyata dari 4 buah tiket tadi, 2 diantaranya atas nama saya. Sedangkan nama ART tidak ada. Menurut pak petugas peron, tiket tsb hangus dan saya harus membeli baru lagi.

Jelas saya engga terima. Coba deh dilihat dari sisi pembeli (baca:saya). Saya membeli dan membooking tiket jauh hari sebelumnya di counter Indomaret yang memang resmi bekerjasama dengan KAI. Saya sudah memesan 4 tiket, menulis nama serta menyerahkan KTP. Saya juga sudah membayar lunas keempat tiket tadi. Saat hari keberangkatan, saya datang sejam lebih awal untuk menukar struk (hanya bertuliskan 4 tiket tanpa nama) dengan tiket fisik. Lalu tiba-tiba saja saya diberitahu bahwa ada kesalahan cetak pada tiket yang saya beli dan saya diharuskan beli lagi.

Coba, salah saya dimana ya?

Sebenarnya saya ingin sekali protes langsung ke kepala stasiun ybs. Tapi sayang waktunya mepet dengan keberangkatan kami. Saya akhirnya harus berpuas hati protes kepada petugas peron dan stasiun yang bertugas. Sayangnya, bukan simpati yang saya dapat, malah omelan. Seakan-akan yang salah adalah saya. Setelah saya ikut ngomel, barulah mereka melemparkan kesalahan ke pihak Indomaret. Hiiiiihhh! Gemas deh saya. Sudahlah, karena malas ribut akhirnya saya relakan membeli tiket baru untuk mengganti tiket yang katanya hangus itu.
 
Saking mangkelnya, di kereta api saya langsung menulis email untuk menyampaikan keluhan saya ke pihak KAI. Saya juga memention akun twitter resmi KAI ke @KAI21. Hasilnya? Ahhh boro-borooooo, dimention balik saja engga. Apalagi dibalas emailnya.

Intinya sih begini, kalau memang kesalahan terjadi di pihak Indomaret (yes, human error bisa saja kan terjadi) seharusnya pihak KAI punya kebijakan mengenai hal-hal seperti ini. Masa iya semua kesalahan ditimpakan pada konsumen? Saya tetap engga merasa berbuat kesalahan apapun sampai sekarang, kecuali kalau niat baik naik kereta api bisa dipertimbangkan sebagai kesalahan ya.

Saya jadi berpikir nih. Apakah karena KAI engga ada saingannya ya sehingga berpikiran bisa seenaknya ke konsumen? Semoga engga.

 Apa ada yang pernah punya pengalaman engga enak dengan KAI? Share dong!

L.e.a.r.n.


Ada satu pengalaman yang berkesan buat saya sewaktu dinas di RSU Balung Jember bulan lalu. Saya ingat sekali kala itu sedang dalam perjalanan kembali ke Surabaya dengan kereta api. Oh ya, saya punya pengalaman yang menyebalkan juga nih dengan Kereta Api Indonesia. Tapi daripada merusak mood, saya ceritakan nanti saja ya!

Di dalam kereta api, saya bersebelahan dengan seorang wanita seumuran mama saya. Perkenalan kami dimulai saat tante itu menawarkan keripik singkong pada saya.

Kemudian dari situ, percakapan kami pun berkembang. Beliau menanyakan apakah saya ke Surabaya untuk kuliah. Rupanya beliau mengira saya lulusan SMA yang sedang mencari tempat kuliah. Errrrrrr. Memang susah sih punya tampang babyface begini:p Kebetulan sih, saya memang sedang membaca majalah Gadis yang membahas cara memilih jurusan:D

Saat mengetahui saya (sudah) kuliah di Fakultas Kedokteran, tante itu langsung kelihatan semangat 45. Rupanya keempat anaknya (perempuan semua) kuliah di Fakultas Kedokteran.  Yang pertama sudah lulus dan menjadi dokter umum di Bondowoso mengikuti suami. Yang kedua sedang kuliah lagi mengambil S2. Adiknya masih mengikuti internship dan yang terakhir masih duduk di semester 6. Usut punya usut, tante ini ternyata berasal dari Bandung dan anak-anaknya satu almamater dengan saya! Hahahaha, dunia itu sempit yaaa:D

Apa sih yang membuat saya terkesan?
Tante ini bercerita kalau suaminya adalah orang penting di salah satu BUMN. Sang suami ini sering bekerja di luar negeri. Gajinya sejak dulu dibayar dalam USD atau Euro. Dia sampai bilang seandainya mau, keliling dunia pun sebenarnya bisa. Tapi nyatanya, sampai usia sekian, beliau belum pernah ke luar negeri sama sekali. Menurut tante, semua penghasilan oom (tante sendiri engga bekerja) ditabung dalam bentuk tanah atau rumah untuk biaya sekolah keempat putrinya, biaya les privat mulai piano, matematika-fisika-kimia, bimbingan belajar, bahasa Inggris sampai membeli buku-buku kedokteran yang engga murah.

Saya ingat sekali kata-kata beliau dalam logat sunda kental yang sukses membuat saya kangen ngomong nyunda:p

“Tante mah engga punya tuh tas merk yang mahal-mahal. Boro-boro Hermes kayak punya Syahrini, Tas seratus ribuan juga engga apa-apa yang penting kan bisa dipake. Tante sama oom teh prinsipnya cuma satu. Bekali anak-anak dengan ilmu setinggi-tingginya, sekolah sepuas-puasnya, belajar sebanyak-banyaknya. Da ari tas Hermes, mobil BMW, rumah mewah atawa berlian mah henteu dibawa ka kubur. InsyaAllah ilmu dan doa anak-anak yang akan kami bawa terus.”

Sedikit banyak, saya jadi teringat mama papa saya yang satu prinsip dengan oom-tante tadi. Saya sangat bersyukur dibesarkan oleh mama papa yang benar-benar menjadikan pendidikan hal penting. Lebih penting dari harta benda atau pengalaman ke luar negeri sekalipun. Setiap liburan waktu sekolah, mama papa saya engga pernah menawarkan liburan ke luar kota atau (apalagi) luar negeri. Yang ditawarkan selalu “Kamu mau les atau ikut workshop apalagi libur ini?”

Saya engga malu tuh bilang saya engga pernah ke Bali sampai sekarang. Boro-boro tempat lain seperti Gili Trawangan atau Lombok yak:p Serius! Kasian? Don’t. Saya saja engga mengasihani diri sendiri kok haha. Eh tapi saya bangga pernah les atau belajar  segala macam. Just name it. Saya pernah les menggambar, menari, menyanyi, piano, organ, biola, bahasa Inggris, Perancis, merangkai bunga, tennis, taekwondo, Judo, menjahit sampai karawitan pun pernah!

Memang sih, sampai sekarang pun saya engga jago menjahit, engga pintar bermain tennis, menjahit pun sekedar menisik bagian yang berlubang hahaha. Tapi setelah saya pikir lagi, ada manfaatnya lho! Semua selalu ada manfaatnya. Mencari ilmu engga pernah ada ruginya. Learn everything you can, anytime you can, from anyone you can, there will always come a time when you will be grateful you did. Kata Albert Einstein, "Learning is experience. Everything else is just information:))"


Saya juga mau menerapkan ini ke Naya ah. Saya ingin Naya belajar sebanyak-banyaknya. Bukan untuk menjadi hebat di satu bidang, tapi supaya bisa mengeksplorasi bakat dan minatnya kelak:)

Terbukti ke saya lho! Dari sekian banyak les atau workshop atau ekskul yang pernah saya ikuti, kembalinya selalu ke bidang musik , public speaking atau menulis lagi. Sekarang? Coba lihat apa minat saya:p

Benar juga kata tante tadi. Pada akhirnya hanya tiga hal yang menemani kita sampai ke akhirat. Amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh. Selebihnya tertinggal di dunia, walaupun yang paling dekat itu adalah batu nisan tempat melekatnya nama kita. Setuju?:D

Wednesday, May 15, 2013

Vegetarian

Beberapa teman kuliah saya yang baru-baru ini bertemu kembali sempat terkaget-kaget melihat saya yang sedang asyik melahap semangkuk bakso.
"Lho, sejak kapan kamu makan daging Met?"

Jadi, saya memang (pernah menjadi) vegetarian selama kurang lebih 10 tahun, tepatnya sejak saya lulus SMA. Saya benar-benar konsisten lho engga memakan apapun yang berbau daging-dagingan dan turunannya. Saya engga makan daging ayam, ikan, sapi, kambing, kelinci, susu, telur, semua deh. Yang saya makan setiap hari cuma sayur mayur dan kacang-kacangan saja.


Kesambet apaan, Met?:p
Semua diawali saat papa saya meninggal dunia karena kanker. Bukan beliau saja sebenarnya, karena beberapa saudara juga terkena kanker. Sementara itu dari keluarga besar mama, hampir semuanya bermasalah dengan jantung. Ada yang sudah di-bypass, ada juga yang sudah dipasang ring.


Saya sadar, mempunyai turunan gen yang kuat dan faktor resiko lebih besar untuk terkena kanker ataupun sakit jantung. Lalu apa yang bisa saya lakukan? I mean, umur kan memang rahasia Allah ya, sudah diatur bahkan sejak sebelum kita lahir. Tapi saya ingin sekali kualitas hidup yang baik. Saya ingin mencegah sebisanya supaya tidak terkena kanker atau penyakit jantung.


Setelah membaca sini-sana, saya ngeh kalau selain olahraga -yang dulu rutin saya kerjakan. Sekarang? Errrr gimana ya:p-, pola makan juga sangat berpengaruh. Mulailah saya membiasakan diri mengatur pola makan dan menjadi vegetarian.


Mungkin karena dulu kurang terinformasi dengan benar, saya sempat mengalami kurang nutrisi. Padahal waktu itu masih masa pertumbuhan ya:p Rambut gampang rontok, kuku saya geripisan, rasanya lemaaas sekali, dan siklus menstruasi berantakan.
Akhirnya, saya konsultasi dengan ahli nutrisi untuk tetap menjadi vegetarian, namun dengan cara yang benar.


Hasilnya, entah hanya perasaan saya atau engga ya, saya merasa jauh lebih sehat lho! Selama 10 tahun menjadi vegetarian, saya jarang sakit, rasanya lebih fresh, gampang berkonsentrasi dan engga mudah capek. Selain itu saya merasa jauuuuh lebih sabar. Beneran lho! Saya engga pernah emosian, dan cenderung mengalah. Saya juga merasa lebih nrimo, dan lebih bahagia. Untuk tubuh, banyak teman yang bilang kulit saya jadi lebih bersinar, bersih dan mulus. #uhuk



Walaupun kesulitan setengah mati mencari penjual makanan vegetarian di Surabaya (kalaupun ada harganya mahal cyiiin), saya tetap bersikukuh menjadi vegetarian karena merasakan banyaknya manfaat. Kalau di awal-awal, saya merasa sering tergoda karena melihat spanduk atau iklan makanan siap saji seperti KFC atau McD, setelah beberapa lama, saya malah eneg lho setiap melihatnya. Sedikit pun keinginan untuk mencicipi makanan seperti itu engga ada.


Sampai...pada saat saya hamil, dan mengalami hiperemesis gravidarum. Kadar protein (albumin) saya waktu itu rendah sekali dan saya 'terpaksa' menghentikan vegetarian ini demi kesehatan dan kecukupan nutrisi bayi yang saya kandung. Saat menyusui pun saya masih tetap belum menjadi vegetarian kembali. Waktu itu saya berniat untuk menjadi vegetarian lagi setelah menyapih Naya.


Terasa banget lho bedanya! Selama 3 tahun saya berhenti menjadi vegetarian ini, saya merasa cepat lelah, emosian dan bawaannya pengen makan orang mulu marah-marah, engga sabaran, dan kulit kering sekali. I miss the old me:(


Sekarang saya sudah menyapih Naya. Sedang berencana mengatur waktu untuk menjadi vegetarian kembali, Semoga kebiasaan olahraganya juga kembali lancar:p Amin!
Ada yang tertarik ikutan?::)

Tuesday, May 7, 2013

Naya- 2 tahun

Sudah bisa apa Naya 2 tahun ini?

Yang pasti tambah bawel. Sudah bisa cerita kejadian yang dialami. Sudah bisa cerita.
Seperti misalnya tadi sore nih.
Naya: "Mama, kakak Aya tadi sekoyah. Nyanyi-nyanyi, nayi-nayi, makan-makan sama teman-teman."
Meta: "Nyanyi apa?"
Naya: "Tik tik tik...bunyi hujan di atas genting.. *nyanyi sendiri*
Meta: "Ooohh.. terus makan apa kak?"
Naya: "Sayung bayem, kaya Popeye ma"
Meta: "Popeye siapa sih kak?"
Naya: "Itu lho maaa, pelaut. Mama masa engga tahu?"
Meta: -____________________-"

Naya juga sudah bisa menyebut alfabet dari A-Z. Kadang-kadang urutannya engga bener sih tapi seringan benernya kok:D

Untuk berdoa, Naya sudah bisa berdoa mau tidur, mendoakan orangtua dan Al Fatihah. Tapi ya gitu deh, kalau lagi engga mood, disuruh berdoa malah langsung "AMIIIIIIN!" -________-"

Masih suka nyanyi. Mulai dari Pelangi, Bintang Kecil, Ulang Tahun, Happy Birthday, Naik Delman, Abang Tukang Bakso, Cicak, I Love You-nya Barney, Sun In The Sky, Sayonara, Kucing Belang, Bebekku, Naik Kereta Api, Kebunku, Becak, Burung Hantu dan Burung Kakaktua. Ada lagi yang kelewat engga ya? Rasanya Naya emang nyanyi melulu sepanjang saat:p

Sudah bisa menulis angka 1 sampai 3. Engga sengaja ngajarin tapi ternyata dia inget banget sampai sekarang:D

Tambah genit. Milih baju sendiri, milih aksesori sampai milih sepatu sendiri. Harus pilihannya sendiri. Matching engga matching asal dia suka.

Makannya tambah banyak. Asli, makannya banyaaaak banget. Ngemil pun terus-terusan. Mulai buah, pudding sampai roti, semua di-leb. Alhamdulillah:)

Lagi suka role-play. Mulai dari main rumah-rumahan, masak-masakan, kuda-kudaan, kasir-kasiran, jual-jualan, sampe jadi kusir-kusiran:))

Makin suka difoto. Gayanya tambah luwes banget di depan kamera. Padahal engga ada yang ngarahin lho!

Masih suka mengagetkan emaknya. Tiba-tiba ngomong:
Naya: "Mama, kakak Aya bingung nih."
Meta: "HAH? Bingung kenapa kak?"
Naya: "Kakak Aya juga engga tau tuh bingungnya kenapa"
-___________________________-"

Lain kesempatan,
Naya: "Mama jangan pegiiii. Di sini aja sama kakak Aya ya."
Meta: "Emang kenapa kak?"
Naya: "Nanti kasian kakak Ayanya kalau mama pergi. Kakak Aya engga punya mama lagi." *Sambilmewek*
Meta: :))))))

Kakak Ayanya mama, semoga sehat selalu yaaaa.. Semoga tambah pintar, tambah lucu.
I Love You<3 data-blogger-escaped-br="">

Thursday, May 2, 2013

Full Version

Ini versi lengkap saya dan Naya di majalah Ayahbunda yang lalu:)



Wednesday, May 1, 2013

Ulang Tahun ke-2 Naya

Walaupun sudah lama lewat -maafkaaaan-, saya ingin menshare foto-foto waktu Naya ulangtahun di sekolah nih:)

Bento Kitty<3 data-blogger-escaped-br="">

Meja Ulang Tahun

The Birthday Girl

"Nyanyi-nyanyi"

Terimakasih teman-teman!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...