Tuesday, March 31, 2015

Infeksi Dengue Pada Anak

Akhir-akhir ini, banyak banget lho anak yang datang ke rumah sakit karena infeksi dengue, atau bahasa awamnya demam berdarah. Tak sedikit juga mereka yang meninggal karena terlambat penanganannya. Saking banyaknya, di Jawa Timur awal tahun 2015 kemarin demam berdarah dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Apa sih demam dengue?
Demam Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus genus Flavivirus dan mempunyai 4 jenis serotipe, DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempat serotipe ini terdapat di Indonesia dan yang paling dominan adalah DEN-3.

Bisakah demam dengue menyerang anak?
Bisa. Justru umur terbanyak yang terkena infeksi dengue adalah kelompok berusia 5 tahun sampai 10 tahun walaupun saat ini makin banyak kelompok umur lebih tua maupun lebih muda yang menderita infeksi dengue.

Bagaimana gejala penyakit ini?
Gejala klasik adalah demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri otot, sendi, nyeri di belakang bola mata (rasanya ingin merem terus deh kalau saya dulu), mual, muntah dan timbulnya rash atau ruam. Ruam bisa timbul di awal penyakit lalu hilang tanpa bekas, kemudian timbul kembali dari ke-6 atau ke-7 dan terasa gatal. Walaupun begitu bisa saja tidak muncul ruam. Kebanyakan orangtua merasa aman saat anaknya panas dan tidak menduga anaknya terkena dengue karena tidak muncul bintik merah. Ingat ya, TIDAK SELALU lho! Bahkan sepanjang pengalaman saya, lebih banyak anak dengan infeksi dengue yang datang ke rumah sakit tanpa bintik-bintik merah.

Apa bedanya demam dengue dengan demam berdarah?
Demam dengue dan demam berdarah adalah spektrum klinis dari infeksi Dengue. Untuk jelasnya lihat gambar yang saya ambil dari guideline dengue WHO 2011 ini yaaa


-->  Pada saat seorang anak terkena infeksi dengue, ada yang asimtomatik (tidak bergejala) ada juga yang simtomatik (bergejala). Ada pun yang bergejala dapat dibagi menjadi 4 bagian besar.
1. Undifferentiated fever, gejala yang timbul umumnya ringan. Misalnya batuk, pilek, diare, demam ringan.
2. Dengue fever atau demam dengue, yang terbagi lagi menjadi 2 bagian, tanpa perdarahan dan dengan perdarahan tak biasa. Gejala demam dengue sama seperti gejala klasik yang saya tulis di atas. Dengan perdarahan misalnya ada bintik-bintik merah di kulit atau dengan mimisan. Sedangkan yang dengan perdarahan tak biasa misalnya perdarahan di saluran cerna, BAB hitam.
3. Dengue haemorrheagic fever atau demam berdarah adalah salah satu spektrum klinis infeksi dengue yang gejalanya mirip dengan demam dengue tapi pada dhf terjadi kebocoran plasma. Kebocoran plasma di sini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik, laboratorium dan radiologi. DHF berdasarkan tingkat severitasnya pun dibagi lagi menjadi 4 grade. Grade 1 dan 2 tanpa syok, sedangkan ke-3 dan ke-4 dengan syok yang dapat menimbulkan kematian.
4. Expanded dengue syndrome (Unusual manifestation)
Pada pasien anak dengan unusual manifestion, terjadi keterlibatan organ yang berat dan bisa menyebabkan kematian.

Apa bedanya DHF grade 1,2,3 dan 4?
Saya sertakan kriterianya berdasar guideline WHO 2011 yaaa!

Kapan kita harus mencurigai anak terkena dengue?
1. Panas tinggi mendadak antara 2-7 hari. Bawa ke dokter untuk diperiksa laboratoriumnya. Pada panas hari pertama biasanya hasil laboratorium masih normal. Pada hari ke-3 trombosit biasanya mulai turun.
2. Nyeri. Pada anak kecil karena belum bisa menyampaikan maksud dengan baik, biasanya rewel sekali. Pada anak yang lebih tua bisa jadi mengeluhan sakit kepala, sakit perut, sakit sendi atau sakit di belakang mata.
3. Ada bintik-bintik merah di kulit.
4. Ada rash atau bercak kemerahan di kulit.

Apakah obat untuk infeksi dengue?
Karena infeksi dengue adalah infeksi virus, maka terapi yang diberikan sesuai gejala. Misalnya obat demam, atau obat batuk pilek. Yang perlu diperhatikan adalah minum banyak cairan dan istirahat yang cukup.

Apakah harus opname saat anak terkena infeksi dengue?
Tentu tidak selalu, tergantung menderita spektrum klinis yang mana.
Pada anak dengan demam dengue yang masih mau makan dan minum, boleh rawat jalan kok dengan observasi.Anak yang dirawat jalan harus:
1. Mendapat cairan cukup, boleh susu, jus buah (tidak harus jus jambu ya), oralit atau dari makanan berkuah seperti sop.
2. Mendapat obat penurun panas, biasanya diberikan paracetamol juga kompres basah.

Kapan kita harus waspada?
1. Tidak ada perubahan klinis yang berarti saat panas turun. Terkadang orangtua malah lega saat panas turun, padahal jika panas turun dan anak malah terlihat lemas, tidak mau makan minum, ini adalah warning sign. Segera bawa ke rumah sakit terdekat. Jangan terlambat sedikit saja ya!
2. Muntah terus menerus, tidak bisa minum.
3. Sakit perut yang luar biasa.
4. Lemah, minta tidur terus, lemas.
5. Perdarahan: BAB hitam, pipis yang warnanya lebih gelap. mimisan banyak, muntah darah, buat yang remaja cewek menstruasi lebih banyak dari biasanya.
6. Pusing
7. Pucat dan anyep di kaki/tangan
8. Tidak BAK 4-6 jam, atau BAK sedikit
Jika ditemui salah satu warning sign di atas, segera ke rumah sakit terdekat. Ke dokter bisa saja sih, tapi lebih baik kalau langsung ke rumah sakit.

Adakah imunisasi untuk mencegah infeksi ini?
Belum. Kita doakan saja secepatnya ya! Yang jelas begitu ada, pasti saya langsung antri deh. Maklum, saya sudah 3x terkena penyakit ini, sampai sudah hapal rasanya:p

Lalu bagaimana mencegah penyakit ini?
Karena ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, maka untuk mencegahnya, kita harus mencegah nyamuk ini menggigit kita. Pertama, program pemerintah adalah 3M (menguras, menutup dan mengubur). Nyamuk Aedes Aegypti ini suka sekali hidup di air menggenang yang bersih, misalnya genangan air hujan. Selain itu, gunakan lotion repellent juga bisa dilakukan untuk mencegah demam berdarah. Saat ada tetangga yang terkena penyakit ini, segera komunikasikan dengan ketua RT agar dapat difogging untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti.

Apakah perlu diberi antibiotik untuk infeksi dengue?
Karena penyebabnya virus, tidak. Kecuali terdapat infeksi sekunder.

Apa saja yang harus kita perhatikan jika anak panas?
Catat dengan cermat mulai kapan anak panas, hari apa, pagi/siang/sore/malam, kalau bisa catat juga suhunya. Perhatikan juga keluhan lain, misalnya ada batuk pilek, diare, sejak kapan, bagaimana frekuensinya, kalau ada rash catat juga dari mana timbulnya. Berikan obat penurun panas dengan dosis sesuai berat badan anak, jika tak juga membaik di hari ke-3, segera bawa ke dokter yang mungkin akan meminta anak diperiksa laboratorium.

Semoga membantu!:)

1 comment:

meta AP said...

Alhamdulillah. makasi bnyk mbk buat info ini. saya sempat bingung pas dokternya bilang DB dengan gejala klasik. klasik? apa ya? baru denger :P semoga cepat ada imunisasi buat DB ini yah mbk. sungguh gak tega klo anak sakit, apalg harus rawat inap di RS. makasi bnyk ya mbk :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...