Saturday, January 24, 2015

The Relationship Status

*day 13 of 20 day blog challenge

Sepertinya, untuk tema ini saya engga bakal menulis panjang lebar. Im happily married with an adorable daughter!:)

Friday, January 23, 2015

What's in A Name?

*dat 12 of 20 day blog challenge

Do i like my name? Yes of course, why not?

Walaupun sewaktu kecil saya punya keinginan untuk berganti nama -biasanya sih disebabkan nama karakter di buku cerita atau komik:p-, saya suka dengan nama yang diberikan mama.

Jadi ceritanya, saya terlahir prematur 7 bulan, saat kakak saya masih berusia 10 bulan. Iyaaa, saya dan kakak cuma berbeda usia 10 bulan saja:))) Mama bahkan tidak menyadari kalau sedang hamil sampai saya hampir lahir. Otomatis mama belum bersiap dengan nama, sehingga konon saya belum bernama sampai acara akikahan 40 hari-__-"

Sejak lahir sampai 40 hari itu, saya dipanggil ala kadarnya saja. Mulai si eneng, si adek, dll, tetap masih belum bernama. Banyak calon nama yang diajukan oleh keluarga seperti Kameshwari, Mita sampai Siti.

Pada akhirnya, karena the power of kepepet, mama terpikir untuk menamakan saya dengan Meta -seharusnya Metha disederhanakan penulisannya-, berdasarkan tanggal lahir saya. Saya dilahirkan tepat  pada hari Valentine, sedangkan Metha dalam bahasa Sansekerta berarti "Cinta".

Kemudian untuk nama panjangnya, entah karena kurang kreatif atau asli kepepet, mama memodifikasi nama kakak saya yang sudah terlebih dahulu diberikan. Nama kakak saya "Andre Herdian Hanintya", Andre berarti Lelaki, Herdian berarti Cahaya, dan Hanintya berarti -saya lupa-:P
Akhirnya orangtua saya menamakan saya Meta Herdiana Hanindita, Meta berarti Cinta, Herdiana berarti Cahaya, dan Hanindita berarti Sempurna. Singkatnya, nama saya berarti Cahaya Cinta yang Sempurna:D

Nama adalah doa, mungkin orangtua mengharapkan saya menjadi orang yang penuh cinta dan memberikan cahaya cinta pada semua orang di sekeliling saya sesempurna mungkin. Mungkin:p

Thursday, January 22, 2015

Why I Started Blogging

*day 11 of 20 day blog challenge:D

Saya suka menulis, sejak kecil. Terkadang saya merasa lebih mudah mengungkapkan apa yang saya pikir dan rasakan melalui tulisan. Karena itulah saya menganggap menulis sebagai terapi jiwa. Lagi senang, dengan menulis saya bisa membagi kebahagiaan saya. Lagi sedih, menulis dapat membuat saya menumpahkan kesedihan sehingga terasa lega setelahnya. Lagi marah, menulis dapat meredakan emosi saya. Mood pun dapat diperbaiki dengan menulis.

Dulu sebelum ada internet, saya suka menulis di lembaran kertas yang gampang tercecer dimana-mana. Menulis di diary eh malah hilang entah ke mana:)))

Begitu mengenal internet, jaman friendster tepatnya, mulailah saya menulis di internet, lalu karena friendster akan dihapus, saya pindahkan blog saya ke blogspot sampai dengan sekarang.

Saat memilih tema blog, saya dengan yakin memilih lirik lagu favorit yang artinya dalam untuk saya:D -Sudah pernah saya ceritakan sebelumnya yaaa-

Jadiiii begitulah "sejarah" ngeblog saya:D

Wednesday, January 21, 2015

Favourite Item of Clothing

*day 10 of 20 day blog challenge

Saya paling suka celana jeans yang nyaman digunakan. Menurut saya basic item clothing yang wajib dipunyai seseorang adalah celana jeans, pastinya yang enak dipakai.

Celana jeans bisa dipakai dalam segala kesempatan, kecuali yang formal ya. Untuk bekerja misalnya, saya merasa lebih nyaman mengenakan celana jeans karena bahannya yang kuat dan relatif lentur. Jadi, buat saya sih membeli celana jeans yang mahal harganya bisa dibilang investasi. Celana jeans yang saya pakai sekarang umurnya sudah belasan tahun lho, awet banget!

What's yours?

Tuesday, January 20, 2015

Nicknames

Saya punya banyak nicknames alias nama panggilan. Kebanyakan orang memanggil saya Meta atau Met. Walaupun begitu, saya punya juga nama panggilan lain lho:D

Di rumah, keluarga dekat memanggil saya "Neng", sebutan untuk anak perempuan dalam bahasa Sunda. Keponakan saya yang lebih kecil memanggil saya "Teteh". Ada juga yang masih memanggil saya dengan sebutan masa kecil, "Metdom" berarti "MetMet Dombret, yang konon diberikan pada saya karena saya chubby:D

Di sekolah dulu, saya dipanggil dengan Meta oleh teman-teman, "Teh Meta" oleh adik kelas, atau Odieth oleh sahabat dekat. Saya lupa juga ya bagaimana ceritanya dipanggil begitu:)) Tapi saya ingat banget beberapa tahun lalu, saya pernah satu lift dengan teman SMA saya di rumah sakit. Sejujurnya, saya kurang memperhatikan siapa saja yang ada di lift karena sibuk dengan pikiran sendiri. Rupanya teman saya itu mulai bertanya-tanya benarkan saya adalah teman SMAnya. Akhirnya ia memanggil saya "Odieth", saya kaget -karena tidak ada yang tahu panggilan ini selain sahabat SMA saya-:))))

Setelah pindah ke Surabaya, panggilan saya kembali standar, Meta, menggunakan nama depan. Walaupun begitu, di radio banyak "orang kreatif" yang memanggil saya "ceu" karena saya orang Sunda. "Ceu" atau "Ceuceu" dalam bahasa Sunda adalah panggilan untuk perempuan yang lebih tua. Mungkin karena panggilan seperti ini kurang familiar di Surabaya, banyak pendengar yang menyalahartikan panggilan "Ceu" dengan "Ce' atau "Cece":)))) Ditambah kulit putih dan mata sipit saya, jadi banyaklah orang yang mengira saya Chinese. Banyak lho yang mengirim email dalam bahasa Mandarin. Hahahaha, padahal saya engga ngerti sama sekali.

Lumayanlah ya, jumlah nama panggilan saya;D

*day 9 of 20 day blog challenge

Monday, January 19, 2015

Favourite Line From A Song

..definetely would be "Open up your heart and let the sun shine in"!, a line from Frente's song with the same title. Actually its originally sang by Joan Regan and her son, Rusty in 1954. But i know this song from Frente's cover version.

I like it because its very optimistic, and energizing to hear. Whenever i feel down, sad, full of problems, just remember the line from this song, and voilaaaa, i remember to smile again:)

That's why i pick the line to be my blog's title:D

*day 8 of 20 day blog challenge

Sunday, January 18, 2015

How Have You Changed in The Last 5 Years

The last 5 years would be year  of 2010.

5 tahun yang lalu, saya masih baruuuu saja menjadi residen tahun pertama di ilmu kesehatan anak. Berangkat sebelum matahari terbit, pulang ke kost saat matahari sudah terbenam.
Sekarang saya sedang dalam detik-detik menunggu ujian untuk mengakhiri pendidikan saya sebagai residen:p

5 tahun yang lalu, saya belum mempunyai anak, masih bisa seenaknya melakukan apapun yang saya mau tanpa memikirkan siapapun selain suami. Lagi pula suami yang masih residen junior pun saat itu lebih sering dinas di luar kota.
Sekarang, mau ke kamar mandi saja saya harus bilang dulu ke Naya supaya tidak dicari-cari:)))

5 tahun yang lalu, saya masih rutin syuting di televisi selain siaran di radio hampir setiap hari.
Sekarang, seminggu sekali saja rasanya sudah sibuk:p

5 tahun yang lalu saya masih suka berkeliling mal sendirian. Rasanya enak sekali bisa jalan-jalan sesukanya. Sekarang, ke manapun saya, tak nyaman rasanya tanpa membawa Naya:D

Yes, ive changed. But actually not that much.

5 tahun yang lalu, rambut saya panjang. Sekarang pun masih.
5 tahun yang lalu, saya suka sekali warna ungu. Sekarang pun masih.
5 tahun yang lalu, saya suka meluangkan waktu menulis. Sekarang pun masih.
5 tahun yang lalu, saya bermimpi membahagiakan mama saya. Sekarang pun masih.
5 tahun yang lalu, saya sudah berniat operasi LASIK. Sekarang pun masih. (Niat doang, berani kagak:p)
5 tahun yang lalu, saya bercita-cita libur panjang. Sekarang pun masih, belum terlaksana juga:(

How about you?;)

*day 7 on 20 day blog challenge

Saturday, January 17, 2015

Celebrity Crushes You Have Had

Wait. Do you consider Prince William as a celebrity? Because if you do, then he is the answer!:))
I have had a fan of him since i was in elementary school. I knew his date of birth, his full name, his anything and i even kept his picture on my wallet LOL *Shy*

I cried out loud when i saw him cry on his mother's funeral. I cut his picture from magazines and newspaper. OMG:)))

All of my friends were aware of this they gave a Prince William poster on my birthday. Hahaha.

Not only good looking, i think Prince Will is smart, has a good personality and attitude. Well it was years ago. Not now:p

*Day 7 on 20 day blog challenge:D

Friday, January 16, 2015

The First 5 Songs

..in my shuffled-playlist are:

1. Beyonce - Love on Top
2. GAC - Bahagia
3. Craig David - Dont Love You No More
4. MKTO - Classic
5. Tulus - 1000 Tahun Lamanya

*day 4 on 20 day blog challenge:D

Thursday, January 15, 2015

What Do You Think People Misunderstand Most About You

Day 3 of 20 day blog challenge.

...that would be im an extrovert!

So many people think that since im talkative and happy-go-lucky, so i must be an extrovert. But sorry to say, im not. Actually i am both introvert and extrovert.

I read this article to find out that it is sooo me!

I will copy that here:
1. You’re not anti-social, you’re selectively social.
-->Yes, i am!

2. At any given point, you have one (maybe two) best friends who are your entire life. You’re not a “group of friends” person. You can’t keep up with all that.
--> Correct. I have 2 best friends whom i share my whole life:D
3. Social gatherings that are supposed to be “rites of passage” like prom and dances and other such typical nonsense is just… not for you. You don’t understand it. You want nothing to do with it.
--> Yes. I dont like crowd. It causes me headache.

4. When you do choose to grace a party with your presence, you are the life of it. You’re dancing on the table and doing body shots until 3 a.m.
--> Well, not literally:p

5. … You then retreat into three days of complete solitude to recover.
--> Probably:D

6. You go out of your way to avoid people, but when you inevitably have to interact with them, you make it seem like there’s nothing in the world you’d rather be doing.
--> Hell yeah!

7. Dating is weird, because you’re smiling and laughing and talkative at dinner, and then you don’t want to answer their texts for four days, because like, you just want to be left alone.
--> So true

8. You’re accused of being flirty with everybody, which is hilarious, because in reality, you can only tolerate like four people.
--> CORRECT!

9. You retain an air of mysteriousness about you, completely unintentionally. (There’s no mystery. You just feel no need to update the social sphere on what’s going on in your life every two hours.)
--> Yes
10. Not to mention the fact that you either have days in which you’re tweeting and status updating every five minutes… or you delete your accounts for a month.
--> Been there:D
11. You become unintentionally awkward because you at once feel the need to be a social life jacket for other people, though you’re just as uncomfortable yourself.
--> yes.

12. You’ve never really understood the whole “introvert vs. extrovert” dichotomy (can we call it that?) Because you’re… both…
--> I guess.

13. You’re always thrown into the wringer because people think you’re best suited to be the one who gives the presentation, confronts the boss, gives the speech, etc. Meanwhile, you’re practically throwing up over the thought of it.
--> Yes.

14. You ebb and flow between wanting to be noticed for your hard work, reveling in the attention and achievement you receive, to sinking and panicking over the thought of somebody else paying more than 30 seconds of attention to you.
--> yeaaaah

15. The entirety of your being is a conundrum, so needless to say, indecisiveness is your Achilles’ Heel.
--> :))

16. You’re at your happiest in places like coffee shops and cafés: surrounded by people, but still closed off and keeping to yourself.
--> Very true!

17. You prefer to travel alone, but meet up with people once you’re there.
--> Yes!

18. It’s taken you years to figure out that you’re shy. Literal years. And when you tell people, even your closest family members, that you’re “actually just shy” they pause, and then their eyes go big, and they go: “Oh my god you so are.”
--> It happens to me ALL THE TIME:))))

Wednesday, January 14, 2015

What Kind of Person Attracts You?

Hari kedua dalam 20 Day Blog Challenge yang saya ikuti. Topik hari ini adalah orang seperti apa yang menarik perhatian saya?

Errrr, baik lelaki atau wanita, saya selalu tertarik pada mereka yang pintar. Bukan hanya pintar dalam hal pelajaran saja tetapi pintar membawa diri, pintar berbicara, pintar bertingkah laku. Saya juga selalu tertarik pada mereka yang selalu tepat waktu. menurut saya, orang yang tepat waktu menghargai diri mereka sendiri sehingga layak untuk kita hargai.

Selain itu, saya suka sekali dengan orang berselera humor tinggi. Tapi bukan yang hobi becanda mesum atau slapstick ala komedi di televisi ya, kalau itu saya paling engga suka deh-___-. Maksud humor di sini adalah mereka yang tahu waktu, tempat dan sasaran saat bercanda. Menurut saya orang yang suka bermain kata seperti plesetan itu menarik. Aneh ya? Hehehe.

Above all, saya seringkali tertarik pada mereka yang terlihat sekali mempunyai passion dan menjalaninya dengan semangat. Kelihatan jelas lho seseorang mengerjakan sesuatu karena terpaksa atau karena memang suka. Melihat seseorang menjalani passion dengan semangat ikut memberikan saya semangat menjalani hari. Makanya saya suka deh dekat-dekat orang seperti ini:D

Tuesday, January 13, 2015

20 Day Blog Challenge-Day 1

Detik-detik menjelang ujiang seperti sekarang membuat saya stress bukan kepalang. Apalagi yang paling pas untuk menghilangkan stress selain menulis?:D

Karena itulah saya memutuskan untuk mengikuti 20 Day Blog Challenge ini. Semoga setelah terapi jiwa ini, stress saya jadi menghilang dan saya jadi refreshed lagi, amiiiinnn!
Saya akan memulai challenge ini dengan tema hari pertama, your zodiac sign and if you think it fits your personality.

Saya lahir pada tanggal 14 Februari sehingga zodiak saya adalah Aquarius.
Ada beberapa kepribadian Aquarius yang saya dapat hasil googling:D
Menurut saya sih, ini saya banget:D Saya sangat open-minded, suka pengetahuan dan quirky hehe.
Ini pun saya akui. Semua teman dekat dan keluarga bilang saya keras kepala hahaha. Tapi susah juga buat berlama-lama marah sama saya, kata mereka lho:p

Saya lebih suka menyimpan perasaan sendiri dibandingkan mengungkapkannya, saya juga memilih belajar sesuatu bukan untuk menghasilkan uang/keuntungan tetapi karena memang saya ingin bisa. Sisanya saya anggap saya banget:D

Kesimpulannya, sepertinya memang saya cocok banget bernaung di bawah zodiak Aquarius, karena semua kepribadian Aquarius itu saya banget:D

Friday, January 9, 2015

Its (NOT) All About The Money

"Met kamu kok masih siaran aja sih sampai sekarang? Bayarannya gede banget ya?"
"Aku kemarin baca namamu jadi narasumber lho di salah satu portal berita, hebat ih pasti kaya raya dong kamu."
"Emang masih kurang ya jadi penyiar sama penulis? Kok masih mau susah-susah jadi dokter anak sih?"
"Enak ya Met kamu diem aja royalti buku terus mengalir."

Kalimat-kalimat di atas adalah beberapa hal yang sering sekali saya dengar dari kerabat atau teman. Awalnya sih saya senyum saja menanggapinya, tapi lama-lama kok sebal juga ya. Kok kesannya saya ini material-minded banget gitu. Memang sih, yang ngomong seperti itu pastilah bukan mereka yang benar-benar kenal saya. Tapi tetap saja, gemas:p

Belum lagi kalau "omongan" tadi berekor dengan "Ah masa sih kamu engga bisa ikut ke luar negeri buat berlibur?" atau "Ga mungkinlaaah kalau kamu engga punya uang buat beli mobil baru, masa mobil tahun jebod gitu masih dipake ke mana-mana?" atau "Ya ampun Meeeet, masa dokter kayak kamu yang punya sampingan banyak handphonenya kayak handphone pembantuku begini?" :)))) dsb dsb.

Sejak kecil, saya dididik oleh orangtua untuk hidup sederhana. Saya ingat waktu kecil pernah protes pada papa karena mobil keluarga kami sering sekali mogok. Saya melihat ada program cicilan mobil yang lebih baru dan membujuk papa untuk membeli mobil baru secara cicilan. Papa bilang "Buat apa nyicil? Kalau memang belum mampu beli yang baru ya engga usah. Iya kalau papa masih hidup sampai cicilan berakhir. Kalau sudah engga ada kan jadi hutang yang dibawa mati. Toh mobilnya masih bisa jalan, mogok juga masih bisa dibenerin. "

Pernah juga saya merayu papa membelikan saya tas baru bergambar Tweety -dulu karakter favorit saya-, jawabnya selalu "Tasmu masih ada kan? Masih bisa dipakai kan?"-______-"

Dulu sih saya sebal bukan kepalang. Pelit amat sih, masa dokter anak mobilnya jago mogok? Masa anaknya dokter anak tasnya cuma 1 itu-itu saja? Hih.

Tapi semakin lama saya justru sangat berterimakasih pada papa. Sepertinya papa memang sengaja mengajarkan saya hidup sederhana untuk lebih menghargai uang. Bukan itu saja, papa juga menanamkan pola pikir pada saya kalau dalam hidup yang penting kebutuhan dasar kita terpenuhi. Kalau ingin kaya raya sih sulit ya, karena definisi "kaya raya" pun relatif. Lagipula sudah sifat dasar manusia yang tidak pernah puas. Punya mobil satu masih kurang, beli lagi jadi dua. Dua mobil masih juga kurang, beli yang ke-3,4,5,6 dst. Betapa sulitnya kalau semua hal didefinisikan dengan materi.
Apalagi kalau kita terbiasa melihat ke atas, tentu kita akan merasa "miskin" terus.

Seingat saya, papa engga pernah tuh bilang bekerja untuk mencari uang. Kalau saya tanya tujuannya bekerja, jawaban papa selalu untuk mencari tabungan di akhirat. Tanpa disadari, sepertinya saya pun meniru papa sekarang ini. Setiap saat saya bekerja, entah sebagai penulis atau dokter atau penyiar atau yang lainnya, saya tidak pernah memikirkan berapa banyak uang yang ingin saya dapat. Saya hanya ingin bermanfaat bagi orang banyak, mengamalkan ilmu yang saya punya sehingga inshaAllah bisa menjadi tabungan saya juga kelak di akhirat. Saya bekerja karena menyenangi pekerjaan saya.

Its not all about the money or the fame, when you do something with all of your heart, all that stuff comes. - David Cassidy-

Tidak munafik, tentulah uang penting untuk kehidupan. Tanpa uang, bagaimana kita bisa makan? Susah juga membayangkan hidup tanpa uang, tapi percayalah buat saya, its not all about the money.

Saya percaya bahwa rejeki masing-masing orang sudah dicukupkan dan diatur olehNya. Tidak akan tertukar, tidak akan menghilang begitu saja. Selama kita berihktiar, pasti Allah mencukupkan rejeki kita. Menurut saya, rejeki tidak selalu berupa materi. Kesehatan, keluarga yang harmonis, anak dan suami yang sehat,  teman-teman yang care justru adalah rejeki yang tak ternilai dengan uang.

Wednesday, January 7, 2015

A to Z- Meningitis

Sudah lama saya ingin sekali menulis mengenai meningitis pada anak ini namun selalu saja terlupakan. Beberapa bulan terakhir, jumlah kasus anak dengan meningitis ini meningkat, ditambah keponakan saya sendiri pun meninggal karena meningitis, saya jadi ingat keinginan sebelumnya.

Semoga membantu ya!

1. Apa sih meningitis itu?
Meningitis adalah radang datau infeksi selaput jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. Berdasarkan kuman penyebabnya, meningitis dapat dibagi menjadi meningitis bakterial, meningitis viral dan meningitis TB yang disebabkan kuman TBC.

2. Anak umur berapa yang bisa terkena meningitis?
Meningitis paling sering terjadi pada anak di bawah 5 tahun. Jangan salah, baru lahir saja bisa lho terkena meningitis.

3. Bagaimana gejalanya?
Meningitis seringkali didahului infeksi pada saluran napas atau saluran cerna, misalnya batuk, pilek, diare atau muntah. Gejala meningitisnya sendiri bervariasi mulai dari demam, nyeri kepala, lemah, kejang, muntah sampai penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran ini bukan hanya berarti koma ya, anak mengantuk minta tidur terus atau melek tetapi pandangan kosong dan tidak kontak mata sudah bisa dikatakan penurunan kesadaran. Untuk anak yang lebih kecil atau bayi terkadang gejalanya hanya rewel. malas minum atau menangis melengking.

4. Bagaimana pertolongan pertama pada anak yang diperkirakan meningitis?
Tergantung pada gejala yang timbul. Saat anak kejang misalnya, jangan memasukkan apapun pada mulut anak, sendok atau kopi, teh atau susu tidak dianjurkan. Longgarkan pakaian pasien, kemudian jauhkan barang-barang di sekitar pasien. Kemudian bawa segera ke dokter (Saya sih lebih memilih IRD atau UGD karena fasilitas yang lengkap dan penanganan yang segera) untuk ditangani lebih lanjut. Jika gejala yang timbul penurunan kesadaran, pastikan jalan napas anak tidak terhalang, lalu segera bawa ke rumah sakit.

5. Apa yang akan dilakukan dokter di rumah sakit?
Pertama, dokter akan menanyai riwayat penyakit anak. termasuk status imunisasinya. Kemudian setelah pemeriksaan fisik, dokter akan meminta pemeriksaan laboratorium untuk menentukan adanya proses infeksi juga radiologis seperti CT Scan. Selain itu yang tak kalah penting, dokter akan melakukan pemeriksaan LP (Lumbal Pungsi).

6. Apa itu Lumbal Pungsi?
Lumbal pungsi adalah tindakan pengambilan cairan otak di daerah tulang belakang untuk diperiksakan. LP dilakukan untuk mengetahui penyebab penyakit, apakah karena bakteri/viral/TBC. Dengan mengetahui pasti penyebabnya, maka terapi yang diberikan tentu akan lebih maksimal.

7. Benarkah pemeriksaan Lumbal Pungsi berbahaya? Katanya bisa bikin lumpuh atau buta ya?
Tidak. Bila dilakukan sesuai dengan prosedur, LP tidaklah berbahaya.

8. Bisakah meningitis dirawat jalan?
Karena membutuhkan pengawasan ketat dan pengobatan jangka panjang, tentu harus dirawat di RS.

9. Obat apa yang diberikan?
Tergantung pada penyebabnya. Untuk meningitis karena bakterial, maka diberikan antibiotika. Untuk meningitis viral diberikan antiviral, sementara meningitis TB diberikan OAT (Obat Anti TBC).

10. Bisakah meningitis disembuhkan?
 Lagi-lagi tergantung dari penyebab dan komplikasinya. Meningitis viral misalnya, lebih berkemungkinan sembuh sempurna dibandingkan meningitis bakterial maupun TB. Untuk meningitis bakterial dan TB, ada risiko sekuel setelah sembuh. Sekuel di sini maksudnya adalah gejala sisa seperti kehilangan pendengaran, menjadi retardasi mental, epilepsi atau cerebral palsy. Prognosisnya pun tergantung adakah komplikasi selama dirawat. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi misalnya saja pneumonia atau radang paru,sepsis atau infeksi berat yang menyebar di darah sampai henti napas.

11. Bagaimana pencegahannya?
Imunisasi tepat waktu, jaga kebersihan diri dan lingkungan dengan baik, tingkatkan imunitas tubuh anak dengan gizi yang baik.

12. Bisakah meningitis menular? Tetangga saya ada yang terkena meningitis, saya takut juga nih.
Tidak.

Saturday, January 3, 2015

Live Your Life Like You're Going to Die (Because Yes, You Are)

Tahun lalu, saya membuat resolusi spesifik untuk menjalani hidup dengan lebih positif. Bukan hanya sekadar membiasakan diri ber-positive thinking, tapi pengertian positif yang lebih luas lagi. Saya berusaha bersyukur setiap hari, mengurangi mengeluh -hey, i USED to be the whiny queen:p-, dan menjauhkan segala hal berbau negativity, termasuk tidak menonton infotainment, tidak membaca tabloid gosip serta meng-unfollow akun twitter dan instagram yang banyak dihias oleh komentar menghujat dari para haters seleb tertentu.

Seperti yang saya ceritakan di sini, saya merasa cukup puas karena lumayan berhasil menerapkan resolusi serba positif tadi. Walaupun saya tidak tahu benar apakah memang ada hubungannya atau tidak, tapi saya merasa dengan menjalani hidup secara positif, banyak lho hal-hal positif yang terjadi di hidup saya. Alhamdulillah.

InshaAllah menjalani hidup dengan positif ini akan saya teruskan di tahun 2015.

Selain itu, saya juga membuat resolusi lain. Saya terinspirasi untuk membuat resolusi setelah berkaca terhadap beberapa musibah yang terjadi akhir-akhir ini. Saya mengikuti berita mengenai jatuhnya pesawat #AirAsia QZ8501 mulai dari proses pencarian, evakuasi korban sampai cerita personal masing-masing penumpang yang ada di dalam pesawat tersebut. Berkali-kali saya membaca cerita yang sama, berkali-kali pula saya disadarkan bahwa memang betul bahwa umur sama halnya dengan jodoh dan rejeki adalah mutlak rahasia Allah Swt.

Ada yang menyesal karena baru saja berselisih pendapat dengan tunangannya tanpa mengetahui kalau perselisihan tadi adalah pertemuan terakhir dengan yang terkasih. Belum sempat maaf terucap, belum juga perselisihan selesai. Ada yang menyesal karena belum sempat membalas pesan BBM dari sang anak, yang akhirnya menjadi pesan terakhirnya. Ada pula yang kehilangan seluruh keluarganya mulai ayah, ibu, kakak dan adik.

Seandainya saja kita mengetahui kalau besok -misalnya- adalah hari terakhir kita hidup, apakah kita masih akan mempermasalahkan persoalan yang sebenarnya sepele? Would you live differently if you knew you were going to die? Apakah kita masih berpikir untuk bilang sayang dan menunjukkan rasa tsb kepada keluarga yang terkasih? Apakah kita masih akan membuang waktu mengerjakan hal tak bermanfaat? Apakah kita masih akan "mengisi" waktu dengan mengeluhkan ini-itu? Apakah kita masih akan ngoyo bekerja sampai lupa keluarga? Apakah pekerjaan kita masih akan menjadikan ibadah nomor 2? Apakah kita akan menghabiskan sisa hidup kita dengan kebencian dan kemarahan terhadap orang yang pernah menyakiti hati kita?

We need to start living our life by identifying what's important and what doesn't actually matter. Focus on whats important, dont sweat small stuffs, go for anything you want, dont fear or failure.

Life is not measured by the number of breaths we take but by the moments that take our breath away.

Kemarin, saya juga baru saja mengalami musibah. Perginya keponakan saya yang baru saja menginjak usia 6 bulan lagi-lagi menyadarkan saya betapa singkatnya hidup di dunia ini. InshaAllah tahun 2015 ini, jatah usia saya akan berkurang setahun. And what have i done?  Selama hidup, saya belum merasa memberikan yang terbaik. Saya belum berkarya untuk banyak orang. Saya belum merasa bermanfaat bagi orang lain.


InshaAllah resolusi saya di 2015 adalah to live my life to the fullest. Saya ingin lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, mengingat kembali tujuan saya diciptakan adalah memang untuk beribadah sehingga sudah selayaknyalah beribadah menjadi prioritas nomor satu sebelum pekerjaan dan yang lainnya. Saya ingin lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikanNya "sesederhana" bisa lebih lama bernapas dan menikmati dunia.  Saya ingin berkarya semaksimal yang saya bisa, berharap semoga bisa bermanfaat bagi orang banyak. Saya ingin menjaga kesehatan sebaik mungkin, lebih care terhadap diri sendiri, sebagai wujud bersyukur kepada Allah Swt. Saya ingin lebih dekat dengan keluarga, menghabiskan lebih banyak waktu bersama mereka. Karena kita tak pernah tahu kapankah pertemuan terakhir dengan orang terdekat, kapankah pelukan terakhir yang bisa kita berikan, kapankah percakapan terakhir dengan orang tersayang akan terjadi. Wallahualam.

Itu tadi resolusi saya. Doakan berhasil ya!

Live your life like you're going to die (Because yes, you are)

Ps: Sepertinya saya akan jarang mengupdate blog nih karena akan menjalani ujian nasional. Sejujurnya saya merasa engga siap banget ikut ujian, tapi kalau menunggu sampai siap sih engga bakalan ujian sampai kapan-kapan:p Mohon doanya ya, semoga -akhirnyaaaaaa- selesai juga sekolah saya yang tak kunjung usai ini:p


Friday, January 2, 2015

Good Bye Dear!

Pagi pertama di tahun 2015,mama saya menelpon untuk mengabari kalau beliau baru saja terbangun karena mimpi. Di mimpinya, mama berjumpa dengan sang ibu -baca: nenek saya- yang sudah meninggal saat mama masih kecil. Mama bilang pada saya kalau beliau bertanya pada nenek. "Bu, cucuku mana Bu? Aku kangen." yang dijawab "Iya, sabar ya. Sebentar lagi pulang kok."

Mama saya terkejut dan mulai bertanya-tanya apakah "pulang" yang dimaksud.

Di saat yang hampir bersamaan, kakak saya mengabari kalau anaknya -keponakan saya, Red- yang sudah lebih dari 3 minggu tidak sadarkan diri dan harus dibantu mesin untuk bernapas akhirnya melek. Benar-benar melek. Setiap disentuh anggota badannya, Zaza langsung membuka mata walaupun belum kontak. Bukan itu saja, mesin bantu pernapasan pun dicabut karena dia sudah bisa bernapas spontan dengan kuat. Alhamdulillah, senang sekali saya mendengar kabar tersebut.

Saya dan mama pun lalu berpendapat mungkin "pulang" yang dimaksud nenek saya adalah pulang ke rumah, dalam keadaan sehat.

Secara teori, memang sulit untuk mempercayainya tetapi saya yakin kalau keajaiban itu pasti ada. Saya percaya bahwa saat kita bingung tak tahu harus bagaimana, tidak mengerti apa yang harus dilakukan dan tampak sudah tidak ada harapan lagi, yang harus kita lakukan hanyalah pasrah dan ikhlas. Begitu kita sudah menyerahkan semua pada Allah Swt, semua jalan terbaik akan dibukakanNya. Demikian pula yang terjadi pada Zaza. Hampir sebulan sakit, keluarga kami benar-benar dibuat sport jantung. Keadaannya membaik sebentar, lalu memburuk. Membaik lagi, lalu memburuk. Begitu seterusnya. Pada akhirnya setelah sekian lama, inshaAllah kami sudah ikhlaskan pada Allah. Apa saja yang terbaik untuknya. InshaAllah kami sudah berpasrah.

Karena itu, terbayang kan betapa senangnya saya hari itu? Saya berpikir bahwa mungkin karena kami sudah ikhlas menerima apapun jawabanNya, Allah justru memberikan kesembuhan untuk Zaza. Mungkin karena kami sudah pasrah, Allah memberikan kesehatan kembali untuk Zaza.

Mood saya baik sekali seharian, bahkan saya sudah merencanakan mencarikan Zaza dokter tumbuh kembang untuk kelanjutannya. Setiap jam, saya mengupdate kabarnya dari kakak saya. Jawaban kakak selalu menentramkan hati dan saya tak hentinya bersyukur atas keajaiban Allah Swt. Kakak mengirimkan foto terakhir Zaza pada saya. Tanpa selang napas di mulut, keponakan saya ini melek melihat kamera. Saya tunjukkan fotonya pada Naya yang ikut senang. Just FYI, setiap hari Naya mendoakan sepupunya ini dengan sungguh-sungguh. Bahkan setiap Maghrib, Naya meminta mendoakan dari masjid sebelah rumah. Supaya Allah lebih mendengar doa kakak Naya, begitu katanya.

Tidak ada satu pun firasat buruk yang saya rasakan. Saya berangkat tidur malam hari dengan tenang setelah shalat Isya dan mendoakan Zaza.

Lalu tiba-tiba telepon saya berbunyi di dini hari. Sungguh, saya sama sekali tidak merasa apapun. Saya malah berpikir mungkin teman saya yang sedang jaga IRD menelpon untuk meminta bantuan saya. Saya mengangkat telpon dengan setengah nyawa karena masih belum bangun benar tanpa melihat nomor yang memanggil.

Begitu mengangkat telepon, terdengar suara serak mama saya yang jelas habis menangis. "Neng, Zaza meninggal barusan jam 02.45." kemudian telpon ditutup.

Saya blank. Saya berusaha bangun penuh. Saya mencuci muka untuk meyakinkan diri kalau ini bukan mimpi. Sampai beberapa menit setelahnya saya masih bingung dengan apa yang terjadi. Lho, kok? Bukannya sudah membaik kondisinya? Bukannya sudah dilepas semua mesinnya? Bukannya sudah melek? Lalu kenapa?

Saya segera menelpon kakak yang sangat tegar menghadapi ujian ini. I cant imagine what he's been through. "Zaza sudah engga menderita lagi, Neng. Sudah engga kesakitan, sudah bahagia. Kita semua sayang Zaza tapi Allah lebih sayang. "

.......
And i burst into tears.

Inna Lillahi wa inna ilaihi ro'jiun
We indeed belong to Allah and we indeed toward him are returning.
Altezza Levino Hanintya, passed away at the age of 6 months old.

No words i write could ever say how sad i am
May Allah SWT in his infinite mercy grants him a place in Jannah
Aminnnn

Losing a child is the worst thing could ever happen to a parent
My thought and prayer go to my brother and his wife
May Allah SWT provides solace and strength to his family
Aminnnn

We love you so much, but Allah Swt loves you even more
Good bye dek Zaza, til we meet again sayang!

-written in tears, waiting for the plane to Bandung-
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...