Saturday, June 30, 2012

Gendong Adek

Di suatu sore, Naya masuk ke kamar. Waktu itu Meta abis pulang dari rumah sakit dan lagi  ngetik-ngetik di laptop.

Naya bawa boneka kecil di gendongannya pake samping:D

Meta : Itu siapa Nya?
Naya : Adek, ma.
Meta : Adeknya siapa?
Naya : Kakak Nyanya.

Meta: :')

My lil baby girl is grown up!

Wednesday, June 27, 2012

Tick Tock Tick Tock

Counting down the time..

Yes, tinggal 3 hari lagi aja buat yang mau ikutan Terimakasih #MetaMatika. Ditunggu yaaa:D


Sunday, June 24, 2012

Kasih Ibu

 I just got this writing from a friend. I dont know who is the writer, since my friend said he only forwarded it. Anyway, it touched my heart deeply, and i hope it will touch your heart too:)

Apa yang paling dinanti seorang wanita yang baru saja menikah ?
Sudah pasti jawabannya adalah : k-e-h-a-m-i- l-a-n.
Seberapa jauh pun jalan yang harus ditempuh, Seberat apa pun langkah yang mesti diayun, Seberapa lama pun waktu yang harus dijalani, Tak kenal menyerah demi mendapatkan satu kepastian dari seorang bidan: p-o-s-i-t-i- f.

Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali benih dalam kandungannya. Menangis, tertawa, sedih dan bahagia tak berbeda baginya, karena ia lebih mementingkan apa yang dirasa si kecil di perutnya. Seringkali ia bertanya : menangiskah ia? Tertawakah ia? Sedihkah atau bahagiakah ia di dalam sana? Bahkan ketika waktunya tiba, tak ada yang mampu menandingi cinta yang pernah diberikannya, ketika itu mati pun akan dipertaruhkannya asalkan generasi penerusnya itu bisa terlahir ke dunia. Rasa sakit pun sirna, ketika mendengar tangisan pertama si buah hati, tak peduli darah dan keringat yang terus bercucuran.

Detik itu, sebuah episode cinta baru saja berputar. Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain anak. Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusikan bersama rekan sekerja, teman sejawat, kerabat maupun keluarga, kecuali anak.

Si kecil baru saja berucap "Ma?" segera ia mengangkat telepon untuk mengabarkan ke semua yang ada di daftar telepon. Saat baru pertama berdiri, ia pun berteriak histeris, antara haru, bangga dan sedikit takut si kecil terjatuh dan luka.

Hari pertama sekolah adalah saat pertama kali matanya menyaksikan langkah awal kesuksesannya. Meskipun disaat yang sama, pikirannya terus menerawang dan bibirnya tak lepas berdoa, berharap sang suami tak terhenti rezekinya. Agar langkah kaki kecil itu pun tak terhenti di tengah jalan. "Demi anak", "Untuk anak", menjadi alasan utama ketika ia berada di pasar berbelanja keperluan si kecil.

Saat ia berada di pesta seorang kerabat atau keluarga dan membungkus beberapa potong makanan dalam tissue. Ia selalu mengingat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya. Tak jarang, ia urung membeli baju untuk dirinya sendiri dan berganti mengambil baju untuk anak. Padahal, baru kemarin sore ia membeli baju si kecil.

Meski pun, terkadang ia harus berhutang. Lagi-lagi atas satu alasan, demi anak. Di saat pusing pikirannya mengatur keuangan yang serba terbatas, periksalah catatannya. Di kertas kecil itu tertulis: 1. Beli susu anak; 2. Uang sekolah anak. Nomor urut selanjutnya baru kebutuhan yang lain. Tapi jelas di situ, kebutuhan anak senantiasa menjadi prioritasnya. Bahkan, tak ada beras di rumah pun tak mengapa, asalkan susu si kecil tetap terbeli. Takkan dibiarkan si kecil menangis, apa pun akan dilakukan agar senyum dan tawa riangnya tetap terdengar.

Ia menjadi guru yang tak pernah digaji, menjadi pembantu yang tak pernah dibayar, menjadi pelayan yang sering terlupa dihargai, dan menjadi babby sitter yang paling setia. Sesekali ia menjelma menjadi puteri salju yang bernyanyi merdu menunggu suntingan sang pangeran. Keesokannya ia rela menjadi kuda yang meringkik, berlari mengejar dan menghalau musuh agar tak mengganggu. Atau ketika ia dengan lihainya menjadi seekor kelinci yang melompat-lompat mengelilingi kebun, mencari wortel untuk makan sehari-hari. Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin didengarnya dari kisah-kisah yang tak pernah absen didongengkannya. Kantuk dan lelah tak lagi dihiraukan, walau harus menyamarkan suara menguapnya dengan auman harimau. Atau berpura-pura si nenek sihir terjatuh dan mati sekadar untuk bisa memejamkan mata barang sedetik. Namun, si kecil belum juga terpejam dan memintanya menceritakan dongeng ke sekian. Dalam kantuknya, ia pun terus mendongeng.

Tak ada yang dilakukannya di setiap pagi sebelum menyiapkan sarapan anak-anak yang akan berangkat ke sekolah. Tak satu pun yang paling ditunggu kepulangannya selain suami dan anak-anak tercinta. Serta merta kalimat, "sudah makan belum?" tak lupa terlontar.

saat baru saja memasuki rumah. Tak peduli meski si kecil yang dulu kerap ia timang dalam dekapannya itu, sekarang sudah menjadi orang dewasa yang bisa saja membeli makan siangnya sendiri di Sekolahnya.

Hari ketika si anak yang telah dewasa itu mampu mengambil keputusan terpenting dalam hidupnya, untuk menentukan jalan hidup bersama pasangannya, siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya, telah menjadi samudera air mata dalam sekejap. Langkah beratnya ikhlas mengantar buah hatinya ke kursi pelaminan. Ia menangis melihat anaknya tersenyum bahagia dibalut gaun pengantin. Di saat itu, ia pun sadar, buah hati yang bertahun-tahun menjadi kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya miliknya. Ada satu hati lagi yang tertambat, yang dalam harapnya ia berlirih, "Masihkah kau anakku?"

Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara tentang usianya. Ia pun sadar, bahwa sebentar lagi masanya kan berakhir. Hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirnya, "Bila ibu meninggal, ibu ingin anak-anak ibu yang memandikan. Ibu ingin dimandikan sambil dipangku kalian". Tak hanya itu, imam shalat jenazah pun ia meminta dari salah satu anaknya. "Agar tak percuma ibu mendidik kalian menjadi anak yang shalih & shalihat sejak kecil," ujarnya.

Duh ibu, semoga saya bisa menjawab pintamu itu kelak. Bagaimana mungkin saya tak ingin memenuhi pinta itu? Sejak saya kecil ibu telah mengajarkan arti cinta sebenarnya. Ibulah madrasah cinta saya, Ibulah sekolah yang hanya punya satu mata pelajaran, yaitu "cinta". Sekolah yang hanya punya satu guru yaitu "pecinta". Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama: "anakku tercinta".

Saturday, June 23, 2012

Men Sana In Corpore Sano

Kemarin, saya baru saja menyelesaikan tugas presentasi ilmiah di divisi Hepatologi, divisi tempat tugas saya saat ini.

Bukan masalah presentasinya yang ingin saya bahas, tapi kejadian setelah presentasi. Kami (para dokter yang bertugas di divisi tersebut) sedikit mengobrol dengan guru kami. Beliau berkata bahwa akan berencana pensiun dalam waktu dekat karena sudah waktunya. Sungguh, tidak ada di antara kami yang menyangka, karena beliau terlihat masih muda. Jauh lebih muda dibandingkan usia pensiun.

Saya yang penasaran, akhirnya bertanya apa resep awet muda beliau.

Menurut beliau, olahragalah yang membantu beliau masih terlihat awet muda dan sehat walafiat. Bayangkan, menjelang usia pensiunnya, beliau tidak pernah sakit dan tidak mengkonsumsi obat-obatan secara rutin. Hebat ya?

Beliau tidak merokok, makan segala macam tanpa diet tapi dalam jumlah sedikit dan tetap minum kopi (sebagai sahabat para dokter yang harus jaga malam atau mengerjakan tugas bejibun hehe).

Saya terkesan dengan satu kalimat beliau kemarin.
Umur orang itu sudah diatur, tetapi yang penting quality of life yang kita punya.
Saya berpikir betul juga yaa. Siapa yang tidak mau hidup sehat tanpa sakit apapun? Siapa yang tidak mau bebas minum obat rutin kelak di masa tua? Saya sih mau (banget).

Akhirnya, gegara percakapan itu, saya pulang ke rumah dan bilang suami. "Meta mau olahraga! Weekend ini yaa, kita mulai lari pagi."

Suami yang memang hobi olahraga sampai takjub berpikir kira-kira habis kesambet apa istrinya ini:p
Sayangnya, ternyata saya baru sadar kalau saya tidak punya sepatu olahraga. Hahaha. Baru mau beli besok deh nih rencananya. Doakan yaa semoga niat baik ini segera terwujud dan bisa terus berjalan:D

Friday, June 22, 2012

:D


 “When people hurt you over and over, think of them like sand paper. They may scratch and hurt you a bit, but in the end, you end up polished and they end up useless.” Chris Colfer


Naya Ikut Lomba:D

Beberapa waktu yang lalu, sekolah Naya ngadain acara wisuda kelulusan murid-muridnya di Galaxy Mall lantai 6. Acaranya pentas seni yang diisi oleh murid-murid. Selain itu ada juga bazzar dan aneka lomba. Naya sih belum lulus (ya eyyalaaaaah), jadi cuma datang untuk ikutan lomba fotonya.

Hehehe, Meta engga temasuk emak kompetitif lhooo:p Engga kepikiran sama sekali gimana caranya untuk menang, yang penting Naya berani. Itu aja tujuannya. Soalnya, setelah berulangtahun yang pertama 2 bulan yang lalu, engga tau kenapa, Naya kok malah jadi penakut. Sama manekin di mall takut. Sama mainan kuda-kudaan yang biasa sliweran di mall juga takut. Ada badut apalagi. Padahal sebelumnya engga lho, selalu berani dan engga malu-malu.

Makanya, lomba foto ini jadi satu kesempatan ngelatih Naya berani dan engga pemalu. (Atau malu-maluin:p). Peserta lomba ini banyak, dan niat-niat banget deh! Ada yang pake kostum little mermaid, pembalap F1, sampai ala tinker bell. Naya? Ah sederhana aja, baju yang biasa dia pake:D

Begitu sampe ke lokasi, sang emak udah mulai keder. Bayangin ya, satu background dipake buat foto rame-rame. Banyak peserta lain yang masih nunggu bisa ngeliat, dan tentu saja suasananya hingar bingar. Mulai dari yang engga sabaran pengen difoto, yang nangis engga mau difoto, sampe yang teriak-teriak minta dibeliin mainan:D

Liat Naya, dia malah keliatan happy banyak temen seumuran. Okeee, lanjut dah nih niatnya:D
Waktu itu, Naya kebagian nomer peserta 30. Sementara yang difoto baru urutan 11. Buset, nunggunya lama banget nih jangan-jangan. Tapi lagi-lagi, Naya engga keberatan alias engga rewel tuh! Malah jalan-jalan ngiderin bazzar:D

Setelah bosen, barulah Naya duduk di bangku peserta menunggu giliran. Semua peserta lain yang sedang difoto dipanggil 'Kakaaaak kakaaaak' sama Naya. Naya juga nawarin makanan yang dia bawa ke peserta lain. ZzzZZzzz.

Ternyata, engga terlalu lama nunggu, sampailah giliran Naya. Banyak yang dilewat nomernya karena masih pada ngambek ga mau difoto haha. Lucu banget deh, anak-anak!

Udah deg-degan juga takut Naya ikut-ikutan nangis, tapi alhamdulillah enggaaaaa. Malah dengan PD-nya masuk ke set pemotretan setelah salim ke oom fotografer, mbak-mbak pengarah gaya:D
Habis difoto (cuma 3x pengambilan karena sang bocah langsung ketawa lebar di depan kamera.), Naya salim lagi dan dadah-dadah ala miss universe (ajaran sang emak yang iseng hahahaha) ke semua peserta disana hahaha..

Im so proud of her:')

Egga penting menang atau engga, yang penting Naya berani di depan orang banyak. Pengalaman ya nak:D

Sunday, June 17, 2012

Kecewa Berat!


Beberapa weekend ini, jadwal saya dipenuhi dengan undangan-undangan pernikahan dari teman dan kerabat. Mulai dari pernikahan adat Jawa sampai international wedding dengan round table. Semuanya indah, dan selalu mengingatkan kepada pernikahan saya dan suami hampir tiga tahun yang lalu. Dan setiap saya mengingatnya, saya otomatis teringat pada…. Foto-foto pernikahan kami yang sampai saat ini belum kami terima. (!!!!)

Kami menikah pada tanggal 5 Desember 2009 dengan upacara lengkap adat Jawa mulai pengajian, siraman, midodareni, akad, panggih sampai resepsi. Semua dilaksanakan di Semarang. Alhamdulillah, semua dokumentasi sudah kami terima sebulan setelah hari-H. Lengkap. Thanks to the vendors in charged. Prewedding by Nicrafa dan Deep Portrait Photography, sementara wedding day by Ellisa Photography. Sebelumnya, kami juga melakukan session foto prewedd oleh Theuppermost. All were professionals.

Pada tanggal 20 Desember 2009, kami melaksanakan Ngunduh Mantu di Graha ITS Surabaya. Sebetulnya, karena merasa sangat puas dengan hasil-hasil foto prewedd, kami merencanakan untuk meminta Theuppermost sebagai vendor foto Ngunduh Mantu kami. Sayangnya, waktu itu Theuppermost sudah full-booked. Akhirnya pilihan kami layangkan ke vendor Fresc* Photography Surabaya. Pertimbangannya, vendor inilah yang dulu digunakan kakak ipar saya, dan banyak teman saya. Hasilnya pun menurut saya lumayan. Total biaya yang mencapai belasan juta kami lunasi di depan.

Singkat cerita, setelah Ngunduh Mantu selesai, saya sempat meminta file-file mentahan foto kami ke Fresc* untuk memilih foto-foto mana saja yang akan dicetak kanvas maupun yang dijadikan album.  Pihak Fresc* (Mbak Yanti, ownernya langsung) menjanjikan akan segera mengerjakan orderan kami.

Beberapa saat kemudian, DVD video Ngunduh Mantu kami sudah dikirimkan, sehingga tinggal foto-foto saja yang belum. Tunggu punya tunggu, lewat enam bulan, tetap saja foto yang ditunggu tak kunjung datang. Saat saya tanyakan kepada teman-teman lain yang menggunakan vendor tersebut, jawabannya sama. “Emang lama, Met. Harus ditagih terus-terusan.”

Waktu itu, saya masih ‘agak’ rajin menanyakan HAK KAMI kepada ownernya. Tapi lama-lama, karena janji semata yang selalu diumbar, saya malas juga menagih-nagih terus. Lagi pula, please deh, saya bukan pengangguran yang bisa setiap saat menagih hak saya yang sudah dilunasi (catat ya, sudah dilunasi) itu. DItambah kehebohan pada saat saya hamil, terlupakanlah foto-foto tadi.

Setelah Naya lahir, saya kembali teringat dengan janji Fresc*. Saya sms ownernya yang menjanjikan orderan saya segera diproses. Tapi sampai sekarang, Naya sudah setahun lebih, lagi-lagi tidak ada kabar berita.

Saya telepon, tidak ada yang mengangkat. Kadang malah tidak nyambung. SMS tidak dibalas, BBM request pun tidak diconfirmed.

Akhirnya, karena saya sudah putus akal harus bagaimana lagi, saya menulis di wall facebook sang owner (yang hanya bertahan beberapa saat sebelum dihapus). Sang owner langsung menanggapi dengan BBM (akhirnya diconfirmed) yang berjanji akan segera menyelesaikan hak saya dan suami.
Katanya sih, album foto kami sebenarnya sudah jadi sejak lama. Tapi kemudian dipinjam oleh EO pernikahan kami dan EO tersebut tidak bisa dihubungi sampai sekarang.

Well, menurut saya sih agak tidak masuk akal ya. Kalau memang benar begitu ceritanya, kenapa dari dulu tidak jujur saja bilang begitu ke saya? Lagi pula, memang memproduksi ulang itu memakan waktu tahunan ya?

Entah harus menunggu berapa lama lagi, semoga saja kali ini bukan hanya janji palsu yaa.

Saat saya ‘ngomel’ di twitter soal vendor ini, banyak dari teman saya yang ikutan complain. Ternyata ada yang harus menagih sampai hampir tiap hari selama beberapa bulan, ada juga yang sudah menikah tiga tahun tapi belum juga mendapatkan cetakan foto di kanvas seperti yang sudah dijanjikan di paket.

Saya juga iseng menggogling nama Fresc*, di web weddingku.com, ada yang mereview vendor ini karena bad attitudenya. Sama masalahnya dengan saya, hanya saja sang penulis ‘baru’ setahun menunggu:D

Terlepas dari hasil kerja mereka yang menurut saya ‘lumayan’, saya sangat sangat sangat tidak merekomendasikan vendor ini kalau ada yang bertanya. Sesungguhnya attitude adalah hal yang sangat penting dalam suatu kerjasama, dan menurut saya Fresc* adalah satu vendor yang sangat disayangkan attitudenya.

Bukan saya menjelek-jelekkan, tidak ada maksud sama sekali yaa. Saya hanya mereview kinerja Fresc* ini sesuai dengan pengalaman pribadi saya. Ada beberapa teman yang saya tahu tidak bermasalah dengan Fresc*. Hasilnya baik, dan diselesaikan dengan tepat waktu. Sekedar berkhusnudzon, mungkin saya saja yang lagi apes:p

Semoga bisa dijadikan masukan untuk bride-to-be dan groom-to-be dalam memilih vendor.

Why is it very important to me?

Because photography is not only capturing pictures, its capturing moments and freezing memories:)

Friday, June 15, 2012

Terimakasih #MetaMatika

Haloooo semua:)

Meta pengen bagi-bagi buku lagi nih!

Ada 5 buku 'MetaMatika:1+1=2' untuk dibagi-bagiin, gratis,:D

Caranya gampaaaang sekali sodara-sodara. Tinggal email ke: metahanindita@yahoo.com tulisan kamu tentang rasa terimakasih. Terserah berapa panjangnya, apa bahasanya (Indonesia/inggris yaa, kalau bahasa jawa Meta yang butuh translator nanti:p), atau isinya. Mau terimakasih ke orangtua boleh, ke kakak/adik boleh, ke sahabat boleh, ke presiden? Boleeeeeh juga:D

Jangan lupa di judul email, tulis: Terimakasih #MetaMatika.

Buat yang punya blog, publish aja tulisannya di blog kamu, tinggal sertain URL link blog lewat email.

Ditunggu yaa sampai 30 Juni 2012 jam 12.00 WIB, sementara pengumumannya tanggal 1 Juli 2012 jam 12.00 WIB.

Good luck, and happy writing!:D
Sent from my PurpleBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Wednesday, June 13, 2012

Paket Hebat Untuk Wanita Indonesia

Sebagai seorang ibu baru, saya sangat berterimakasih kepada mereka yang menemukan internet dan handphone. Menurut saya, handphone dan internet adalah dua penemuan yang paling bermanfaat bagi kaum ibu baru seperti saya.

Lah? Apa hubungannya internet dan handphone dengan jadi ibu baru?

Jawabannya: banyak!
Bagaimana tidak, dengan adanya dua tekhnologi ini, saya yang masih sangat buta tentang hidup berumah tangga apalagi membesarkan anak merasa sangat tertolong.
Informasi tentang apapun dapat saya peroleh hanya dalam hitungan detik.
Kenapa handphone? Karena jauh lebih praktis dibandingkan internetan dengan laptop. Bisa kapan saja, dimana saja, dan tentunya menghemat ruang dan listrik.

Selama hamil, karena kelainan jantung hormonal dan hipertensi saya diwajibkan untuk full bedrest. Boro-boro keluar rumah, untuk berdiri saja harus dibantu. Bosan? Pastinya. Tapi thanks to handphone dan internet, dalam keadaan berbaring saya masih bisa menghibur diri dengan sekedar twitter-an, yahoo messenger-an atau browsing. Lumayanlah. Saya bahkan sempat membeli perlengkapan bayi untuk persiapan secara online.

Sehabis melahirkan, hari-hari saya dipenuhi dengan kepanikan. Mulai dari ASI yang sedikit sekali keluar sampai bayi saya, Naya harus bolak-balik masuk rumah sakit karena kuning dengan kadar bilirubin sangat tinggi. Mulai dari Naya yang menangis terus sepanjang malam entah kenapa sampai baby blues syndrome yang saya alami. Mulai dari Naya yang minta digendong terus sampai susahnya mencari babysitter yang pas. Sepertinya pendidikan saya sebagai dokter anak tidak berlaku saat menghadapi anak sendiri karena panik duluan:D Tapi lagi-lagi semua masalah terselesaikan karena handphone dan internet. Saat saya browsing mengenai masalah-masalah tadi, saya mendapatkan banyak ibu lain pernah merasakan pengalaman yang sama, dan saya merasa mendapat support. Saya juga rajin browsing jurnal maupun artikel ilmiah lain mengenai hiperbilirubinemia maupun baby blues syndrome. Selain itu, karena ibu saya tinggal jauh dari saya, dengan handphone dan internet, saya bisa konsultasi macam-macam lewat email maupun telepon. Sungguh, saya tidak bisa membayangkan apa jadinya saya di awal kelahiran Naya tanpa handphone dan internet.
Alhamdulillah semuanya bisa dilewati dengan lancar:)

Eh tapi hubungan saya dengan handphone dan internet belum putus sampai disitu lho!

Sekarang, dengan kegiatan saya yang full setiap harinya, tanpa weekend dan kadang dalam sehari dinas sampai 36 jam, saya kekurangan waktu untuk melengkapi kebutuhan Naya. Mulai cloth diapers, baju, perlengkapan ASI, dll. Sekali lagi, thanks to handphone dan internet, saya bisa online shopping, belanja dari manapun saya berada:)

Saya yang tidak tahu sama sekali tentang memasak pun tidak perlu panik saat suami protes ingin dimasakkan makanan kesukaannya. Tinggal ketik judul makanan, keluar deh berpuluh-puluh jenis menu masakan.

Saya juga termasuk malas kalau disuruh bayar tagihan listrik,air telepon langsung atau lewat ATM. Belum lagi saya sering lupa jadwal bayar tagihan sampai didenda bolak/i. Dengan internet banking, semua masalah teratasi. Tidak perlu mengantri, tidak usah repot-repot cari ATM, semua langsung terdebet otomatis pada waktunya. Praktis!

Sewaktu mencari sekolah yang tepat untuk Naya, saya pun menggunakan kembali handphone dan internet ini. Browsing dari review ibu-ibu lain, akhirnya saya menemukan sekolah yang tepat untuk Naya tanpa buang waktu dan tenaga mendatangi satu persatu sekolah yang ada.

Oh ya, last but not least nih, sejak jadi ibu, waktu saya untuk me-time sangat terbatas. Saya hampir tidak pernah menonton film bioskop lagi atau sekedar hangout dengan BFF. Tapi, dengan handphone dan internet, saya masih bisa melakukan hobi sejak dulu, blogging:) secara tidak langsung, handphone dan internetlah yang mempertemukan saya dengan Komunitas Emak2blogger. Engga nyesel deh gabung disini:D

Anyway, saya baru tahu nih kalau Paket bundling Indosat Mobile dan Nokia berisi Kartu Indosat Mobile dan handset Nokia kini hadir untuk para Wanita Indonesia dengan benefit GRATIS paket Hebat Keluarga Selama 30 Hari dan Layanan Info Wanita.

Wah pas banget deh! Saya bisa dibilang rajanya nelpon. Maklum, meninggalkan Naya di rumah hanya dengan babysitter membuat saya merasa wajib mengecek kondisi Naya lewat telepon..hampir setiap dua jam sekali:p

Saya juga rutin menelpon ibu saya yang setiap hari selalu request mendengar suara cucunya. Selain itu, suami adalah target telepon saya setiap harinya, karena jarang bertemu di rumah. Sama-sama sibuknya sih!

Dengan paket ini, saya bisa menelpon sepuasnya ke 4 nomor indosat lain selama jam 00.00-17.00! Untungnya, kebetulan suami,ibu,kakak, bahkan babysitter saya menggunakan nomor indosat. Jujur, memang sinyal indosat di tenpat kami tidak pernah mengecewakan:)

Ah ya, selain itu ada juga layanan Info Wanita selama 12 bulan GRATIS. Iyaa betul, tidak salah baca kok, GRATIS! Info yang diberikan mulai tentang finance sampai keluarga. Pastinya berguna banget nih.

Handset yang diberikan di paket bundling ini adalah Nokia Asha 202. Handphone GSM dual sim card yang juga dilengkapi dengan radio (penting buat saya untuk memantau siaran saya), kamera, organizer sampai voice memo. Tampilannya pun cantik dengan layar sentuh. Yang paling penting, harganya masih sangat terjangkau. Kurang lengkap apa coba?

Ah, langsung merayu suami untuk membelikan paket ini aaaaah:D

Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes “Ponsel Pintar untuk Perempuan Indonesia” yang diselenggarakan oleh EmakBlogger.

Saturday, June 9, 2012


Yayyy, another review published at The Urban Mama. Check it out!:D

Dandan yuk!


Saya tahu, sebagai seorang wanita, sudahlah kodratnya untuk menyukai hal-hal yang berbau keindahan. Salah satunya, yang akan saya bahas disini, adalah dandan.

Siapa sih wanita yang engga suka dandan? Dandan disini bukan hanya dalam pengertian bermakeup yaa. Ada teman saya yang engga suka makeup, tapi kuku-kukunya selalu rapi terawat dengan pewarna kuku khas salon kuku. Ada juga yang engga suka meni-pedi, tapi rajin ke salon untuk sekedar hairspa atau creambath. Teman saya yang lain, engga suka makeupan, engga suka juga ngerawat kuku atau nyalon, tapi rajin luluran. Ada lagi yang lebih suka dandan dengan berpakaian sesuai fashion yang sedang trend. Entah mematchingkan baju model terbaru, tas atau sepatu.

Saya? Duh, engga satu pun yang saya suka di antara semua pengertian dandan.

Saya engga suka bermakeup.
Saya punya banyak teman wanita. Bolehlah disurvey, berapa banyak peralatan makeup atau dandan yang mereka punya. Pasti jauh lebih banyak dari saya:D
Coba intip tas saya sehari-hari, saya cuma punya satu compact powder, itu pun sebenarnya seserahan waktu saya lamaran dulu-berarti sudah 3 tahun yang lalu. Entah sudah expired apa belum hahaha- dan masih belum habis. Gimana mau habis, wong dipakai saja jarang-jarang kok:p Boro-boro lipstick atau yang lainnya.

Sewaktu sahabat-sahabat saya merencanakan BFF girls time, mereka tentu tidak lupa menaruh jadwal saling mendandani. Hanya saya sepertinya yang tidak tertarik. Waktu ada sale besar-besaran alat makeup brand tertentu yang konon mahal karena kualitas yang tinggi, cuma saya juga yang menanggapi dengan afek emosi datar.

Eh, bukan berarti saya tidak bisa makeup lho! Beberapa kali terpilih menjadi finalis ini-itu-ini-itu sewaktu masih gadis dulu *cieeeh:p* dimana selalu ada kelas makeup di saat karantinanya, membuat saya hapal betul kekurangan dan kelebihan wajah saya, mana yang harus dimakeup begini begitu, mana yang harus ditonjolkan dan mana yang harus dishading. Selain itu, profesi saya sebagai MC dan presenter televisi juga menempatkan saya ‘terpaksa’ bisa dandan. Seringkali waktu syuting mepet dengan waktu sekolah saya, sehingga saya dituntut bisa makeup sendiri dengan cepat. Bahkan dandan di mobil sambil menunggu lampu hijau menyala di perempatan juga bisa lho! –Power of kepepet-. Saya punya peralatan makeup lengkap hasil hibahan mama. Tapi tentunya engga pernah saya bawa setiap hari. Sekarang malah ada di gudang:p

Saya engga  suka nyalon. Kalau bukan potong rambut, saya malaaaas sekali ke salon hanya untuk creambath atau hairspa atau perawatan lainnya. Sepertinya saya bersalah karena ‘membuang waktu’ yang sebenarnya bisa berguna untuk hal lain. Saya juga engga pernah meni-pedi. Seumur hidup saya, baru sekali kuku saya diwarnai, yaitu saat menikah. Itu pun, tidak bertahan lama karena begitu acara selesai, hal pertama yang saya lakukan setelah melepas kebaya adalah membersihkan kuku.

Luluran? Duh apalagi ini. Saya engga suka luluran. Lagi-lagi saya merasa ‘membuang waktu’ kalau menghabiskan beberapa jam tanpa melakukan apa-apa hanya untuk luluran. Mungkin kalau lulurannya bisa disambi dengan siaran, saya mau-mau aja:p

Sekarang soal fashion. Saya mengikuti fashion. Saya tahu model-model baju yang sedang ngetrend, merk tas yang sedang happening, model sepatu yang in. Saya rajin membaca majalah fashion, saya juga penonton setia ANTM:D
Tapi, kalau melihat lemari pakaian saya, baju-baju yang saya pakai sehari-hari lebih banyak pilihan mama yang emang concern banget dengan dunia fashion. Tas dan sepatu saya juga banyak, hibahan dari mama. Semuanya fashionable, karena mama saya sangat fashionable. Seperti banyak wanita lain yang saya kenal, mama saya ini sangat memikirkan baju/tas/sepatu yang mau dipakai. Misalnya ada undangan, mama pasti sudah menyiapkan akanmemakai baju/tas/sepatu apa dari jauh hari. Bahkan kalau mungkin, sengaja membeli/membuat baju khusus untuk dating ke acara tersebut. Pas hari-H pun, sudah dipastikan salon langganan akan dihubungi mama.

Teman-teman saya juga begitu lho! Saya bolak/I diminta mengantar teman membeli baju untuk datang ke pesta ulangtahun atau pernikahan. Pernah juga diminta menemani dandan ke salon khusus untuk hadir di suatu pesta.

Kalau saya sendiri? Duh, mungkin saya ini emang tipe orang yang engga mau ambil pusing ya. Setiap hari, saya engga pernah menghabiskan banyak waktu di depan lemari. Biasanya, baju yang saya pakai hari itu adalah baju yang ada di tumpukan paling atas di lemari pakaian saya. Saat menghadiri undangan pun sama saja. Saya mengambil baju pesta yang mana saja di lemari, itu pun diputuskan 5 menit sebelum berangkat:p Sekedar bedakan, sisiran, pakai lipstick kalau inget, terus pergi deh:D

Bukan hanya sekali saya diomeli mama karena hal ini. Menurut mama, dengan hadir di suatu pesta rapi, bermakeup, itu sama saja kita menghormati pihak yang mengundang. Well, benar juga sih. Hanya saja, saya punya jalan pikiran yang lain. Menurut saya, kehadiran kita yang diundang saja sudah merupakan wujud bahwa kita menghormati pihak yang mengundang. Tidak ada hubungannya dengan makeup atau engga, dengan memakai baju yang wah atau engga. Kalau emang suka sih engga apa-apa. Tapi kalau merasa ‘keberatan’ kan susah juga yaa.. Engga enak kan kalo sengaja dandan untuk datang ke suatu undangan tapi merasa engga nyaman? Yang penting nyaman aja deh:D

Alhamdulillah, untungnya suami sepaham dengan saya. Jadi saya engga pernah diprotes deh. Yang penting nyaman. Hehehe. Eh tapi saya salut banget lho sama yang bisa (dan mau) dandan setiap hari. Ayo dong, ajak-ajak saya biar mau juga, biar saya agak lebih ke-wanita-an sedikit:p


PKB Pediatri

Meta dan teman-teman seangkatan di Pediatri. Hidup kentang/i!:p

Sent from my PurpleBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Friday, June 8, 2012

Naya-14mo

Mau update sedikit soal Naya ah..
Di umurnya yang ke 14 bulan ini (atau usia koreksi 12 bulanan), kosakata Naya bertambah banyak.
Ini dia vocab Naya sampai sekarang:
Mama, papa, mbak yasci (lastri), mbak titi (siti), kakak, engga, iya, gajah, ayam, pupup, pipis, nyam (makan), nenen, mimik, capek, hao (halo), dadah, nyanya (naya), pus, engga papa, dah abis, udah, ini, tuh, mau, tus (terus), stop, tos (high five), one, two, ti (three), pak, bu, apa.
Udah bisa ngabsen satu-satu dipanggilin tiap bangun tidur. Mulai mama, papa, mbak yasci, mbak titi, pak (tetangga sebelah), bu (tetangga sebelah juga) sampai kakak (tetangga depan rumah).
Kalo ditanya, bunyi kereta api gimana nya?
Jawabnya : 'jesjesjesjesjesjes'.
Kalo ditanya, one itu gimana? Jarinya langsung nunjuk (telunjuk) sambil nerusin two (jarinya belum bisa ngelipet) terus ti (three). Btw, Meta engga tau Naya diajarin siapa, karena Meta engga pernah ngajarin bahasa inggris. Mungkin di sekolahnya yaa.
Kalo denger adzan, langsung sibuk sendiri niruin gerakan shalat sambil ngomong wowooo wawaaa (Allahuakbar).
Kalo dimarahin, manyun-manyun, monyong-monyong sambil bilang 'gapapa'. Ini niruin bapaknya.
Udah bisa milih baju sendiri. Kalo bukan baju pilihannya, engga mau pake baju lain, telanjang aja. Padahal kadang-kadang baju pilihannya ga matching. Atau lebih parah, engga nyambung. Pernah ngotot pake baju dress dan rok bawahan. Errrrrr.
Udah lewat fase cinta sepatu. Beberapa hari engga mau lepas sepatu, bahkan tidur pun pake sepatu. Cuma pas mandi baru mau dilepas, itu pun ditaro di tempat sabun sebelah baknya.
Pernah dikirimin baju hellokitty sama utie dan dipake terus dalam 3 hari berturut-turut. Tidak mau diganti padahal udah bau iler, bau keringet dan bau pesing. Akhirnya sang emak mengalah, pergi ke mall terdekat dan beli baju hellokitty (yang dipilih sendiri sama sang bocah. Untung kali ini pilihannya bagus.).
Lagi dalam periode nanya terus. Emak sampe capek sendiri. 'Niapa ma? Niapa? Niapa? Niapaaaaa?' (Sambil nunjuk sesuatu). Bahkan pertanyaan pertama belum dijawab, sudah nanya lagi yang lain.
Kalo liat mobil mundur, langsung niruin pak parkir. Tangannya maju mundur sambil bilang tuuus tuuus tuusss (terus) stoppppp.
Udah bisa nyanyi-nyanyi sendiri dengan bahasa entah apa, dan irama yang entah apa. Teriak-teriak sambil joged-joged pake rebana mainan yang dibelikan emak.
Menurut gurunya di sekolah, di kelas, Naya paling tinggi (badannya), paling cerewet, dan engga mau kalah sama temen lainnya. Pokoknya harus jadi yang pertama, yang paling depan, yang paling paling deh. Errrr wonder where she gets this from:p
Naya sudah bisa makan sendiri walaupun acak-acakan. Kadang-kadang lupa pegang sendok pake tangan kiri. Tentu saja sambil makan, ikut nyuapin emak sambil ngomong 'haaa maa, haa maa', nyuruh emak buka mulut lebar-lebar.
Masih disusui, biarpun sekarang porsi menyusunya sudah sangat berkurang dari sebelumnya. Doakan bisa sampai 2 tahun kelak yaaaa:D
Apalagi yaa? Update lagi nanti deh ya:D
Sent from my PurpleBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT















Lullaby



Pernah dengar pernyataan bahwa tidur sangat penting pengaruhnya pada pertmbuhan dan perkembangan anak?

It is. Pada waktu tidur, growth hormone akan disekresi, dan menyebabkan pertambahan pada pertumbuhan anak. Pertambahan pertumbuhan ini, tentunya dengan stimulasi yang tepat, akan mendorong perkembangan anak.

Pernah dengar ungkapan sleep like a baby? Bayi, biasanya menghabiskan mayoritas waktunya untuk tidur. Bahkan bayi yang baru lahir, bisa saja tidur sepanjang hari dan sepanjang malam.

But its not for my baby. Naya, entah kenapa, sejak lahir minimal sekali waktu tidurnya. UJust FYI, untuk bayi baru lahir, tidur selama bulan-bulan awal terjadi sepanjang waktu . Bayi yang baru lahir tidur total sebesar 10,5 sampai 18 jam sehari di jadwal yang tidak teratur dengan periode satu sampai tiga jam terjaga. Periode tidur bisa berlangsung beberapamenit sampai beberapa jam.

Naya? Ah, tidurnya hanya sebentar sejak dulu sodara-sodara. Tidur paling lama setengah jam, terjaga selama 2-3 jam, lalu kembali tidur lagi cuma setengah jam, terjaga 2-3 jam, dst dst dst.

Awalnya sih, banyak yang bilang kalau sehabis 40-harian, biasanya siklus tidur bayi akan lebih teratur. Jadilah Meta engga terlalu khawatir dan berusaha menyesuaikan pola tidur Naya.

Setelah 40 hari usia Naya, ternyata pola tidurnya masih saja sama. Kalau dihitung-hitung total dalam sehari Naya cuma tidur 6-8 jam saja. Okelah, itu normal, untuk ukuran manusia dewasa. Tapi untuk bayi? Bayi baru lahir pula!

Karena memang tidak ada keluhan berarti untuk tumbuh kembang Naya, Meta masih belum terlalu cemas. Hanya bisa menunggu kapan kira-kira pola tidur Naya jadi lebih teratur.

Bayi berusia di atas 6 bulan biasanya tidur 9-12 jam pada malam hari dan mengambil 30 menit untuk dua jam tidur siang, satu sampai empat kali sehari - lebih sedikit saat mereka mencapai usia satu tahun.

Lagi-lagi, ini pun tidak berlaku buat Naya. Setelah berusia 6 bulan, Naya tidur siang hanya sekali dengan durasi tidak lebih dari setengah jam setiap harinya. Dan tidur malam berdurasi 2 jam, bangun untuk bermain kurang lebih 2 jam berikutnya. Tidur lagi 2 jam, terbangun kembali untuk bermain 2 jam selanjutnya. Begitu terus. Kalau Meta hitung total waktu Naya tidur dalam 24 jam hanya 6-8 jam lagi.

Sekarang, setelah Naya berusia 14 bulan, pola tidurnya malah lebih parah lagi menurut Meta. Naya tidak pernah tidur siang. Bangun di pagi hai jam 3 pagi, bermain-main, mandi jam 5 pagi, makan, jalan-jalan, makan, main lagi, makan, mandi sore jam 3 sore, jalan-jalan, main, makan, tidur (sebenernya masuk kamar, tidur ataupun engga. Lampu dimatikan, pintu ditutup.) jam 7 malam.
Nantinya Naya bangun jam 9 malam, main-main sendiri, tidur jam 11 malam, terbangun kembali jam 1 pagi untuk bermain-main,  tidur jam 2 pagi untuk kembali terbangun seterusnya di jam 3 pagi.

Fyuuuuuh. Ngebayanginnya aja capek ya?:p

Khawatir? Jelas! Tapi karena pertumbuhan dan perkembangan Naya selalu sesuai growth chart (bahkan lebih cepat dibanding bayi lain seusianya), Meta jadi engga terlalu khawatir lagi deh.

Ini pun sudah dikonfirmasi ke konsultan tumbuh kembangnya Naya yang bilang engga ada masalah dengan kualitas tidurnya Naya. Mungkin saja memang kuantitasnya kurang, tapi selama kualitasnya baik dan cukup, ya engga masalah:D

Yang jadi masalah adalaaaaah… Meta engga berani ngebiarin bocah setaun ini bangun dan main-main sendiri. Berhubung ni bocah udah gape manjet-manjet, lari, buka tutup lemari dan pintu, mau engga mau setiap fase Naya terjaga, Meta harus yakin kalau dia bakal safe. Artinya, harus ada orang dewasa yang menemani bayi ini begadang.

Yang pertama ikut begadang jelaslah sang nanny (kasian yaaa:p) karena Meta engga tidur sekamar sama Naya. Eh tapi, ternyata Naya mungkin ngerasa kurang afdol kalau bangun di malam hari engga main sama mamanya. Jadi sering banget bayi satu ini gedor-gedor kamar Meta untuk ngajak main….jam 2 pagi. ZzzzZZzzz.

Bukannya Meta engga ngusahain Naya bias  tidur enak dan lama lho. Mulai fisioterapi pijet bayi, hipnoterapi, sampe ngebiasain setiap jam 7 malem lampu dimatikan dan pintu ditutup, semua kayanya udah pernah dicoba tanpa hasil:@

Ya sudahlah yaaa, yang penting Naya sehat walafiat! Dinikmati aja deh kalo diajak begadang, this too shall pass:p

Monday, June 4, 2012

Revenge!

I will not forget. I will not forgive. (Emily Thorne)

Revenge adalah salah satu dari (banyak) film seri kesukaan Meta sekarang. Ceritanya full of twists, unpredictable, dan penuh drama. Tenang, bukan drama ala sinetron yang menye-menye.

Karakter setiap tokohnya sangat kuat dijelaskan dalm setiap dialognya. Ga kalah penting, baju-baju yang dipakai pemerannya baguuuuus banget:p

Season 1 udah selesai Meta tonton, menunggu (dengan sangat tidak sabar) untuk season 2.

Recommended to watch!
Awas ketagihan:p

Sent from my PurpleBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Hobi Naya

..baru-baru ini adalah naik ayam. Eh ayam? Iya, mainan ayam-ayaman yang bisa ditunggangi di mal itu lho. Cukup bayar Rp. 6.000 - Rp. 10.000,00 kita diajak mengitari mal. Well, sebenarnya bukan ayam saja sih. Apapun. Mulai unta, gajah, monyet, sampai jerapah pasti tetap tidak akan ditolak Naya.

Terkadang, sepulang saya dari rumah sakit, dengan polosnya Naya menghampiri saya membawa uang-uangannya dan bilang:
"Ma, ini wang cibu buat naik ayam."

Langsung deh saya ngibrit masuk mobil lagi buat nganter Naya:p

Nih liat foto-fotonya, kelihatan happy banget ya?

Selain itu, hobi Naya yang lain adalah pegang kedua pipi saat difoto seperti sedang sakit gigi. Entah siapa yang mengajari atau mencontohkan, tapi memang Naya selalu bergaya seperti itu sekarang. Ampun deh hahaha.








Friday, June 1, 2012

Naya Marah

Ini foto Naya lagi marah sama emaknya. Sang emak diomelin utie karena belum mengirimkan foto cucu tersayangnya. Jadilah Naya yang sedang asyik jalan-jalan keliling kompleks, dipanggil emak untuk difoto.

Naya maraaaah, tidak mau difoto.
Tapi tampang marahnya sangat menggemaskan:)))

Sent from my PurpleBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...