Sunday, June 30, 2013

Day Seven. A Photo That Makes Me Happy.

This photo makes me happy and always reminds me to thank God for giving me these two favorite women in my life:*

Saturday, June 29, 2013

Day Six. Whatever Tickles My Fancy.

Hari ke-enam dalam rangka mengikuti #30DaysBlogChallenge. Karena hari ini temanya bebas, saya ingin bercerita mengenai wisuda Naya beberapa saat yang lalu. Eh,wisuda? Jangan kaget, jaman sekarang bukan cuma anak kuliahan saja yang wisuda, bayi di baby school juga!-_____-"
Super pe-de!

Sejak 6 bulan sebelumnya, sudah di-sounding bahwa wisuda akan dilaksanakan di convention hall Galaxy Mall Surabaya, dan semua murid akan melakukan pertunjukan. Ada yang menari, bernyanyi atau membawakan acara. Naya sendiri, bersama teman-teman di baby class (maksimal berusia 2 tahun) terpilih untuk menari, yaitu tari itsy-bitsy spider.

Saya sih engga pernah tahu bagaimana susahnya guru mereka melatih bayi-bayi yang tentunya masih diragukan mengerti atau tidak:)) Saya juga engga berharap banyak pada Naya. Dia mau naik panggung tanpa menangis saja sudah Alhamdulillah.

Pada hari H, walaupun saya mengantuk mint ampun karena habis jaga malam, saya mengantarkan Naya yang semangat 45 untuk perform. Di rumah, seharian Naya mengulang gerakan-gerakan tari laba-labanya.

Sewaktu sampai di tempat acara, saya kaget juga. Yang datang banyaaak sekali. ternyata peserta acara graduation ini digabung dari semua cabang sekolah. Tentulah yang datang jadi banyak bukan main. Saya sudah mengkeret begitu melihat panggung yang besar dan megah. Jangan-jangan Naya balik kucing dan engga mau naik nih.

Eh tapiiiiiii perkiraan saya salah saudara-saudara! Saya bangga sekali pada Naya. Pada saat naik panggung, teman-teman yang lain banyak yang menangis, minta gendong atau bahkan minta turun panggung. Naya? Entah nurun siapa malu-maluinnya, Naya semangat menari, bahkan sempat-sempatnya melambaikan tangan dan kissbye dari atas panggung-_-" Dan yang mengejutkan saya, dia hapal lho gerakan-gerakannya.

Good job, Naya!


Friday, June 28, 2013

Day Five. Fave Quotes.

Quote ini tidak pernah gagal mengingatkan saya untuk selalu bersyukur:) Daripada mengharap mempunyai segala sesuatu yang terbaik, lebih baik membuat apa yang kita punya saat ini terbaik bagi kita:)

 Quote ini  pun selalu mengingatkan saya ketika saya melihat seseorang dan mulai berpikiran men-judge.

 Setiap orang pasti mempunyai saat-saat tidak menyenangkan yang membuat down, drop, sedih, jengkel, kesal atau tak berdaya kan? Saya juga. Quote ini yang selalu terngiang-ngiang di telinga ketika saya merasakan hal tersebut. (Badai) Pasti akan berlalu kok!
 Because everything happens for a reason:)

Intinya, kita tidak bisa membuat semua orang senang. Yang penting, lakukan sesuatu yang benar dan membuat kita senang. Apa yang orang lain pikirkan sih urusan masing-masing:p

Thursday, June 27, 2013

Baby Spa

Saat ini banyak Baby Spa yang menawarkan layanan pijat untuk bayi. Sebenarnya penting enggak sih? Beberapa riset membuktikan bahwa pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi, membantu mengurangi gejala kembung dan kolik sehingga membuat bayi dapat tidur nyenyak. Selain itu, pijat bayi juga dikatakan dapat membantu proses perkembangan sejumlah organ tubuhnya. Daripada membayar mahal untuk layanan pijat bayi, kita bisa lho memijat bayi kita sendiri. Selain lebih irit tentunya, kegiatan ini dapat meningkatkan bonding antara ibu-anak.
Waktu yang dianjurkan untuk pijat bayi adalah sesaat sebelum mandi sore. Diharapkan setelahnya, bayi akan merasa rileks dan tertidur nyenyak sepanjang malam.
1. Jangan lupa untuk memotong pendek kuku kita. Jangan sampai kulit bayi yang super sensitif tergores atau bahkan tercakar secara tidak sengaja.
2. Jangan memijat bayi saat baru selesai makan atau menyusu untuk menghindari muntah.
3. Selama memijat, ajaklah bayi mengobrol sambil kontak mata.
4. Gunakan minyak yang khusus untuk bayi atau baby oil agar kulit tidak teriritasi.

Gerakan pijatnya kurang lebih seperti ini:

Kaki : Pijet telapak kaki dari arah tumit ke jari kaki. Remas jari satu persatu. Pijet punggung kaki, mulai dari mata kaki sampai ke jari kaki.

Paha dan Betis : Pegang kedua paha bayi dengan kedua tangan kita. Putar dari dalam ke luar sambil bergerak turun menuju betis. Kembali ke atas dengan gerakan sama.

Dada : Telapak tangan terbuka ke tengah dada bayi, lalu geser menyilang ke kanan atas, kemudian kembali ke tengah, ke kiri atas, kembali ke tengah. Kiri bawah, kembali ke tengah, kanan bawah, kembali ke tengah.

Perut: Gunakan 2 atau 3 jari, yang membentuk huruf I-L-U dari arah bayi. Bila dari posisi kita membentuk huruf I - L - U terbalik. Berikut tahapan memijat:
- Urut kiri bayi dari bawah iga ke bawah (huruf I)
- Urut melintang dari kanan bayi ke kiri bayi, kemudian turun ke bawah (huruf L)
- Urut dari kanan bawah bayi, naik ke kanan atas bayi, melengkung membentuk U dan turun lagi ke kiri bayi. Semua gerakan berakhir di perut kiri bayi.

Tangan : Pijat dari pangkal lengan, lalu turun ke tangan,. Kemudian kembali memijat dari tangan ke pangkal lengan.

Wajah :Pijat mulai dari tengah menuju samping kiri, kemudian tengah menuju samping kanan.
Oh ya, buat yang masih bingung memilih baby oil untuk kegiatan pijat bayi ini, bisa lho mencoba Allano Baby Massage Oil yang terbuat dari mineral alami, Organic Olive Oil serta tambahan vitamin E yang tidak hanya dijamin aman bagi kulit, namun juga dapat merawat kelembutan dan kelembaban kulit bayi.

Ngomong-ngomong soal Allano, buat yang mempunyai anak dibawah 3 tahun, bisa juga ikutan kontes foto Allano Baby dengan klik www.sehatplus.com/allanobaby sampai 20 Juli 2013. Hadiahnya seru deh!

Day Four. Fave Books.

Buat saya si pencinta buku ini, kalau ditanya buku favorit, saya pasti kebingungan menjawab yang mana. Praktisnya sih, saya menyukai semua -literally SEMUA- buku karangan Enid Blyton. Mulai dari Lima Sekawan, Mallory Tower, Rumah Beratap Merah sampai buku serialnya. Saya punya semua buku tulisan beliau, dan berniat akan mengenalkan semuanya pada Naya kelak:D

Saya juga menyukai buku-buku Harry Potter yang legendaris itu. Menurut saya JK Rowling jenius dalam menciptakan tokoh. Sayang, IMHO 'dirusak' oleh filmnya yang engga sebagus bukunya. Itu murni opini saya lho!

Saya suka buku-buku ChickLit,terutama yang happy ending:)) Tapi biasanya sih, saya engga pernah membaca buku-buku tadi lebih dari sekali.

Selain buku-buku 'ringan' seperti yang telah disebutkan di atas, saya juga suka membaca buku yang agak berat seperti buku-buku filosofi atau biografi tokoh-tokoh politik. Terkadang kalau lagi banyak waktu, saya juga membaca buku mengenai finansial, parenting, sejarah, apapun deh! Tapi yang sering saya baca berulang-ulang memang biasanya hanya yang ringan karena sifatnya yang menghibur:)

Beberapa buku favorit saya:
1. Semua karya Enid Blyton!

Saya dibesarkan oleh buku-buku beliau:) Tapi yang paling saya suka dan tidak ada bosannya walaupun sudah dibaca berulangkali adalah Lima Sekawan:D Persahabatan antara Julian, Anne, George, Dick dan Timmy ini membuat saya dulu sering berkhayal ingin juga menjadi detektif cilik:))

2. Serial detektif Hercule Poirot karya Agatha Christie.

 Kehebatan Agatha Christie menjalin cerita yang membuat penasaran dan tidak gampang ditebak membuat saya mengkoleksi buku-bukunya lengkap. Saya ingat sewaktu SMA suka sekali membaca buku Agatha Christie sampai larut malam sebagai selingan saat belajar *pencitraan:p* :))

3. Cerita serial tentang keluarga Hanafiah karya Sitta Karina
Diambil dari sini

Dari negri sendiri, saya mengikuti buku-buku Sitta Karina terutama yang menceritakan keluarga Hanafiah. Suka banget deh!:))

4. Harry Potter - JK Rowling

Tidak pernah bosan untuk membaca buku-buku ini!


Wednesday, June 26, 2013

Day Three. Fave TV Shows.

Sejak kecil, saya selalu suka program sitkom alias film seri situation-comedy. Jaman dulu, saya mengikuti 'Saved by The Bell'. 'Cosby Show', 'Brady Bunch', 'I Dream of Jeanie', 'The Nanny', 'Growing Pains' dan tentu saja, the legendary 'Friends'.

Serial semacam ini selalu menjadi tontonan favorit saya setiap saat. Bukan hanya yang bertema komedi sebetulnya, saya juga mengikuti drama seri seperti 'Party of Five', 'Charmed', 'Knight Rider', 'Quantum Leap' sampai 'Doggie Howser' dan 'ER'.

Saat ini, saya mengikuti banyak serial. Revenge, adalah salah satunya. Selain itu, saya juga rajin menonton 'How I Met Your Mother', 'Melissa and Joey', 'Hustle', 'CSI', 'White Collar', 'Law and Order', 'Castle', 'Bones', dan Ada beberapa seri yang saya anggap sangat worth-watching, bahkan tidak bosan walaupun berulang kali ditonton. Saya punya koleksi DVD originalnya:)

1. Friends
Serial yang mengisahkan persahabatan antara Joey, Phoebe, Rachel, Monica, Chandler dan Ross ini tidak pernah saya lewatkan setiap episodenya. Karakter yang kuat, script yang cerdas membuat saya benar-benar jatuh cinta dengan serial ini:)

2. Gilmore Girls
Serial ini adalah salah satu serial favorit saya sepanjang masa. Menceritakan mengenai hidup seorang single mom, Lorelai Gilmore dan anak perempuan satu-satunya Rory di sebuah desa bernama Star Hollow. Buat saya, alur cerita serial ini sangat sederhana namun dialognya cepat dan cerdas. Sukses membuat saya mbrebes mili sewaktu menonton marathon seluruh DVDnya saat cuti hamil dulu:)

3. How I Met Your Mother
Sampai sekarang, serial inilah yang masih setia saya ikuti. Penasaran dengan siapakah tokoh 'Mother' di film ini, saya tidak pernah absen menonton.
Menurut saya, penulis serial ini jenius sekali. Bayangkan, selama 8 season, semua episode ternyata punya alur flashback dan forward yang berhubungan satu sama lain. Keren ya.

4. Hustle
Serial dari Inggris ini menurut saya sangat menghibur. Bercerita tentang tokoh-tokoh penipu yang bekerjasama menipu orang lain (biasanya orang jahat), dengan seni yang disebut con-air. Aktingnya keren, alur cerita tidak gampang ditebak, dan saya suka sekali mendengar dialog British dari karakter-karakternya:))
5. CSI
Yang saya maksud disini baik CSI NY, Las Vegas, atau Miami. Tapi kalau ditanya yang paling favorit tentunya MacTaylor dkk dari NYPD:D
 Sudah pernah menonton serial-serial favorit saya? Highly recommended deh!:)

Tuesday, June 25, 2013

Day Two. Fave Movies.

Masih dalam rangka mengikuti tantangan #30DaysBlogChallenge, hari ini temanya adalah mengenai film favorit. Saya sebenarnya termasuk orang yang gampang dipuaskan kalau menonton film. Selama endingnya membuat saya puas (baca: happy), masuklah film itu ke list film bagus menurut saya:p

Tapi, karena saya gampang bosan, hanya sedikit film yang pernah saya tonton lebih dari sekali. Inilah yang akhirnya saya labeli 'film favorit saya':)

1. Sounds of Music (1965)

Film ini sebenarnya adalah film jadul yang bahkan tahun pembuatannya jauh sebelum saya lahir. Film musikal yang lokasi pembuatannya banyak dilakukan di Austria ini sungguh mengena buat saya, termasuk karena lagu-lagunya. This is my timeless fave movie ever:)

2. Best Men (1997)

Film yang dibintangi oleh Drew Barrymoore ini hanya mendapat rating rendah berdasar banyak kritikus film. Tapi saya suka sekali dengan moral of the story-nya. Nonton ya!

3. Petualangan Sherina (2000)

Buat saya, film ini masih film Indonesia terbaik yang pernah saya tonton dari segi cerita, kualitas akting, dan musik pendukungnya:)

4. Sixth Sense (1999)

Saya suka dengan akting pemerannya, jalan ceritanya dan script cerdas penulisnya.

Tapi kalau hanya diperbolehkan memilih satu saja, definetely, Sounds of Music it is:)



Monday, June 24, 2013

Day One. Fave Songs.

Tulisan ini saya buat dalam rangka mengikuti #30DaysBlogChallenge. Untuk tantangan hari pertama, tema yang diharuskan adalah mengenai fave songs atau lagu favorit.

Lagu favorit saya ada banyaaaaak sekali. Biasanya sih tergantung dari momen. Misalnya sewaktu saya kecil dulu dan belum sekolah,  saya suka lagu-lagu OST Sounds of Music. Saya hapal semua lagunya bahkan gerakan di filmnya. Saya bahkan dulu pernah  bercita-cita bermain teater drama musikal tsb lho!

Agak besaran sedikit, sekitar kelas 3 SD, saya mengalihkan kesukaan saya sejak ada Enno Lerian. I was like her big fan:)) Diantara banyaknya penyanyi cilik jaman itu, saya menganggap Enno-lah yang paling pantas dijadikan idola. Penyanyi cilik lainnya saya ingat betul, bahkan berdandan lebih tebal dibandingkan tante saya:/ Saya mengkoleksi semua album Enno, dan tidak segan-segan ikut menari-nari di depan TV setiap lagunya diputar di Tralala-Trilili atau Kring-kring Olala:)))

Lepas dari masa-masa kegelapan itu, saat SMP dan SMA saya mulai menyukai lagu-lagu yang diputar di MTV. Iyaa, saya dulu anak MTV sejati:)) Hampir setiap saat TV saya memutar MTV. Waktu itu era kejayaan boysband dimulai, mulai The Moffats, Hanson, 98 degrees, Bed and Breakfast, N'Sync, Boyzone, Westlife. sampai boysband yang one hit wonder alias numpang beken lewat satu lagu hits saja kayak A Plus, Plus One, Damage, saya suka. Girlsband yang dipopulerkan lewat MTV seperti Spice Girls pun saya suka. Saya bahkan bela-belain membuat hastakarya sebagus mungkin untuk dikirim ke MTV Asia supaya menjadi Request Of The Day dan mendapat goodiebag serta CD bertandatangan asli personel Spice Girls! (Sampai hari ini masih saya pajang rapi di album hahahahahha). Intinya sih waktu itu bisa dibilang masa-masa labil saya sebagai ABG sehingga lagu favorit saya ikutan labil. Semua yang diputar MTV yaa jadi favorit saya:))

Setelah kuliah, saya mulai bekerja sebagai penyiar di radio. Otomatis wawasan musik saya bertambah luas. Musik favorit saya bukan lagi apa-pun-yang-diputar-MTV, tapi saya mencoba menikmati semua musik dari berbagai genre.

Dari sekian banyak lagu favorit saya, ada beberapa lagu yang selalu ada di playlist music player saya. Di iTunes laptop saya ada, di MP3 player saya ada, di CD player mobil ada. Ini dia lagu-lagunya: (Semua lagu Kahitna tidak saya masukkan yaa.. Kalau dimasukkan, nomer satu sampai terakhir bisa-bisa Kahitna semua:p)

1. Andien - Gemintang
   Banyak yang menduga saya punya 'kisah khusus' di balik lagu ini saking sukanya. Padahal sesungguhnya, engga sama sekali! Sejak pertama kali mendengar lagu ini, saya memang suka sekali. Buat saya, lagu ini bisa menenangkan hati saat emosi sedang berapi-api. *eaaaaaa*

2. Robin Thicke - Sweetest Love
   Saat wedding band saya menanyakan apakah ada request khusus dari saya, kontan lagu ini ada di no.1 list request saya:)

3. Goo Goo Dolls - Iris
   Saya suka lagu ini sejak jaman SMA dan sampai sekarang pun selalu suka:)

Ini adalah 3 lagu yang selalu ada di playlist saya sampai sekarang:)

Saturday, June 22, 2013

#30DaysBlogChallenge

Demi merajinkan diri untuk ngeblog, saya memberanikan diri buat ikutan.... #30DaysBlogChallenge! Aheeeey.. Semoga engga semangat di awal doang yak:p

Ini dia temanya:


Day 01 → Your favorite song
Day 02 → Your favorite movie
Day 03 → Your favorite television program
Day 04 → Your favorite book
Day 05 → Your favorite quote
Day 06 → Whatever tickles your fancy
Day 07 → A photo that makes you happy
Day 08 → A photo that makes you angry/sad
Day 09 → A photo you took
Day 10 → A photo of you taken over ten years ago
Day 11 → A photo of you taken recently
Day 12 → Whatever tickles your fancy
Day 13 → A fictional book
Day 14 → A non-fictional book
Day 15 → A fanfic
Day 16 → A song that makes you cry (or nearly)
Day 17 → An art piece (painting, drawing, sculpture, etc.)
Day 18 → Whatever tickles your fancy
Day 19 → A talent of yours
Day 20 → A hobbie of yours
Day 21 → A recipe
Day 22 → A website
Day 23 → A YouTube video
Day 24 → Whatever tickles your fancy
Day 25 → Your day, in great detail
Day 26 → Your week, in great detail
Day 27 → This month, in great detail
Day 28 → This year, in great detail
Day 29 → Hopes, dreams and plans for the next 365 days
Day 30 → Whatever tickles your fancy

Baiklah, doakan saya yaaa:p

Wednesday, June 19, 2013

Kesalahan Orangtua Saat Berobat - Part 2

Menepati janji saya di postingan sebelumnya, saya mau membahas lagi beberapa pengalaman menghadapi orangtua anak sakit yang saya rasa bisa dijadikan pelajaran bagi kita semua.

1. Sebaiknya turuti apa kata dokter saat meminta anak dirawat inap atau rawat jalan saja. Memang, dokter tidak selalu pasti benar 100%. Tapi setidaknya dokter lebih berpengalaman dalam menghadapi anak sakit. Kalau memang orangtua merasa keberatan, boleh lho berdiskusi dengan dokter. Saya seriiiiiing sekali mengalami kejadian dimana orangtua 'memaksa' anaknya dirawat inap saat tidak ada indikasi atau sebaliknya, meminta rawat jalan saja biarpun seharusnya diopname.

Contoh nih ya, ada seorang bayi berusia 4 bulan datang dengan keluhan mencret. Mencretnya memang tidak seberapa, hanya 3-4x/hari. Tapi, selain mencret bayi ini juga tidak mau minum sama sekali. Kalaupun dipaksa minum susu, pasti langsung dimuntahkan lagi. Saat datang ke poli tempat saya bertugas, keadaannya sudah dehidrasi.
Saya: "Bu, ini harus saya infus karena dehidrasi. Ngamar ya bu, supaya setelah dehidrasinya membaik, bisa kita observasi jangan sampai dehidrasi lagi. Dehidrasi ini kalau dibiarkan bisa berbahaya nanti bu."
Ibu: "Aduh dok, saya mau rawat jalan saja dok. Kasih obat supaya berhenti mencretnya sama vitamin supaya mau minum susu yang banyak."
Saya: "Ibu yakin obat atau vitaminnya nanti engga dimuntahin lagi? Kalau memang muntah-muntah terus, asupannya harus lewat infus. Kenapa sih ibu engga mau opname? Kalau masalah biaya, bisa ngurus Jamkesmas kok bu."
Ibu: "Saya kasian dok, anak saya pasti nangis kalau diinfus. Masak masih bayi sudah ditusuk-tusuk jarum."
Saya: -__-"

Wajarrrr sekali seorang ibu engga tega melihat anaknya -apalagi masih kecil sekali ya- diinfus, saya juga pernah merasa tercabik-cabik #uhuk saat melihat Naya diambil darahnya. Malah waktu itu saya sendiri yang berencana mengambil darah Naya, langsung membatalkan karena tidak tahan melihat Naya menangis:'( Tapi percayalah, seengga teganya kita melihat anak nangis karena diinfus atau diambil darah, lebih engga tega lagi lho kalau melihat efek dari dehidrasi berkepanjangan yang membahayakan hidup.

Ada juga kasus sebaliknya yang sama-sama sering terjadi.
Contoh ya nih, seorang ibu datang dengan keluhan anaknya yang berusia 2 tahun demam, batuk pilek sejak 2 hari lalu. Tidak ada sesak, tapi anak dikeluhkan rewel walaupun masih mau makan dan minum.
ibu: "Dok, saya mau ngamar dok! Opname saja ya. Sekalian anak saya dirontgen dan diasap (dinebul atau diuap, Red). Saya juga minta antibiotika yang paling mahal.
Saya: *bingung dan mikir ini dokternya siapa yaaa*
         " Eh, sebentar dulu bu. Belum saya periksa kok. Saya periksa dulu yaa."
Setelah saya periksa, ternyata tidak ada kelainan berarti yang mengharuskan anak tadi opname.
Saya: "Bu, jangan khawatir. Saya rasa ini batuk pilek biasa kok. Apa di rumah ada yang batuk pilek juga? Bisa jadi tertular."
Ibu: "Ya memang serumah lagi batuk pilek dok."
Saya: "Saya beri obat rawat jalan saja ya bu. Engga perlu sampai dirontgen atau dinebul kok ini. Opname juga engga perlu, obatnya saya kasih simtomatis saja. Rasanya ini virus bu, jadi ya engga perlu antibiotik."
Ibu: "Lho, jangan dok. Saya tetap minta dirontgen dan dinebul. Saya juga minta opname sajalah dok."
Saya: "Kenapa bu? Anaknya kan masih mau makan minum baik. Engga ada sesak juga, engga apa-apa kok."
Ibu: "Saya takut ada apa-apa dok. Anaknya soalnya rewel. Lagian dia susah napas, hidungnya buntu, makanya saya minta diasap."
Saya: -___-"

Namanya juga anak kecil yang belum bisa mengkomunikasikan dengan baik apa yang dirasa. Wajarlah kalau sedang sakit, pasti rewel. Kita sendiri kalau lagi sakit pasti rasanya cranky sekali bukan?:D Batuk pilek biasa atau hidung buntu juga BUKAN indikasi untuk nebulisasi atau foto rontgen yaa. Selain memang engga ada gunanya, nambah-nambah biaya, efek sampingnya buat anak juga ada lho:) Please, percaya sama dokternya. Kalau ada yang mengganjal, diskusikan supaya akhirnya tercapai kesepakatan alias win-win solution:)

Saya pernah mendengar cerita dari teman yang 'curhat'. "Masa begini aja disuruh opname, itu pasti dokternya cari duit, cari kesempatan. ". Ada yang pernah berpikiran seperti ini?:D Atau sebaliknya berpikir "Jelas-jelas sakit berat gini kok ya masih disuruh pulang rawat jalan saja? Dokternya paling males bener-bener meriksa nih!"
Jalan keluarnya cuma satu, carilah dokter yang anda percaya. Sama-sama enak jadinya:)

2. Saya engga tau asal muasalnya darimana, tapi saat ini saya sering sekali mendapatkan orangtua pasien yang meminta anaknya dinebul atau diuap karena batuk pilek dan tidak bisa bernapas lega. Sekali lagi, nebulisasi BUKAN terapi untuk anak batuk pilek ya. Bukan sama sekali. Biasanya dokter baru akan meminta terapi nebulisasi ini jika anak sesak karena radang paru atau terkena serangan asma misalnya. Bukan hanya karena hidung buntu akibat sedang pilek-______-"

3. Jika anak sudah pernah berobat sebelumnya, jangan lupa minta copy resep dari dokter sebelumnya dan jangan sungkan untuk bertanya penyakit apa yang diderita anak. Ini akan memudahkan dokter untuk mengobati anak jika sakit lagi.

Yang sering terjadi adalah seperti ini.
Seorang ibu datang membawa anak berusia 5 tahun dengan keluhan batuk pilek. Menurut ibu, anak sudah dibawa ke dokter sebelumnya dan mendapat obat tapi tidak juga membaik setelah dikonsumsi selama 3 hari.
Ibu: "Ini lho dok, anak saya sudah 4 hari ini batuk pilek. Sudah saya bawa ke dokter 3 hari lalu, dapat obat tapi kok ya engga ngefek. Masih batuk pilek. Saya minta obat batuk pilek yang lain dari kemarin ya dok."
Saya: "Oh ya? Sudah dapat obat apa saja sebelumnya bu?
Ibu: "Puyer dok."
Saya: "Iya, isinya apa saja ibu tau engga? Atau ada copy resepnya?"
Ibu: "Engga dok."
Saya: "Ibu bawa puyernya? Saya mau lihat isinya apa. "
Ibu: "Yah engga saya bawa dok, di rumah. Tapi saya inget warnanya putih kok dok."
Saya: -____________-

Bagaimana dokter bisa memberikan obat lain kalau obat sebelumnya tidak diketahui? Dengan mengetahui riwayat penyakit anak sebelumnya atau obat-obatan yang dikonsumsi anak sebelumnya, kita sebagai orangtua sudah sangat membantu dokter dan menghemat waktu pemeriksaan.  Boleh lho minta copy resep dari dokter:)

4. Saya sebagai seorang ibu sangat mengerti kalau pada saat anak sakit, terkadang kita langsung 'blank'. Tapi menceritakan apa yang terjadi pada anak dengan baik, jelas dan benar adalah hal yang sangat penting. Apa yang orangtua ceritakan mengenai penyakit anak bisa membantu dokter mendiagnosa penyakit anak:) Saya pernah lho, mengalami hal seperti ini:
Seorang ibu datang membawa anaknya yang kejang saat di rumah.
Saya: "Bu, apa anaknya mencret?
Ibu: "Engga dok. Engga pernah mencret kok."
Saya: "BAB cair atau diare gitu engga pernah ya bu berarti?"
Ibu: "Engga dok. Engga pernah mencret kok sejak lahir."
Saya: "Oke. Jadi keluhannya sekarang selain kejang dan panas apalagi bu?"
Ibu: "Mencret dok."
-_________________________________-"

Seorang ibu membawa anaknya yang mencret.
Saya: "Bu, anaknya mencret berapa kali sehari?"
Ibu: "Wah ya buanyaaaak dok. Engga bisa keitung."
Saya: "Oh ya? Kira-kira berapa kali bu?"
Ibu: "Walah dok, ya suerrriiiing pokoknya. Engga kehitung."
Saya: "kira-kira 10x/hari ada bu?"
Ibu: "Ya ndak nyampe dok. Paling 5x-an-lah sehari"
-_______________________________________________________-"

Seorang ibu membawa anaknya yang batuk.
Saya: "Bu, batuknya sudah berapa lama?"
Ibu: "Baru kok dok. Engga lama-lama banget. Baru-baru ini."
Saya: "3 harian ada bu?"
Ibu: "Walah dok ya lebih kalau 3 hari."
Saya: "Seminggu?"
Ibu: "Wah ya lebih juga dok. Sekitar 3 bulananlah rasanya dok."
-____________________________________________________________-"

Itu kira-kira 4 poin tambahan yang ingin saya share kali ini. Nanti saya update lagi ya! Semoga bisa jadi bahan pelajaran untuk kita semua:)

Diaper Rash

Pernah tau dong yang namanya diaper rash alias ruam popok?  Semua bayi mempunyai kulit yang sangat sensitif. Urin dan kotoran yang mengumpul di popok (baik disposable atau kain) dalam waktu cukup lama bisa membuat bayi terkena diaper rash atau ruam kemerahan di kulit sekitar area popok.

Gambar diambil dari sini.
Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghindari atau setidaknya meminimalisir terjadinya si diaper rash ini.
1.     Gantilah popok sesering mungkin. Pada bayi baru lahir, bisa 2 jam sekali atau bahkan sebelumnya. Saat bayi pup, malah harus langsung diganti. Intinya, jangan membiarkan bayi terekspos dengan pipis atau kotorannya terlalu lama. Tenang, nanti lama-lama seiring berkurangnya frekuensi BAB/BAK, semakin jauh juga jarak penggantian popoknya kok:D
2.     Pastikan membasuh pantat setelah pipis atau pup dengan bersih sampai kering sebelum memakai popok kembali.
3.     Gunakan tissue basah yang tidak wangi atau lebih baik lagi jika menggunakan air biasa saat membasuh. Tissue yang mengandung pewangi dapat menyebabkan iritasi bagi kulit sensitif.
4.     Sesekali biarkan pantat bayi “bernapas lega” dengan membebaskannya tanpa popok. Pantat bayi, seperti bagian tubuh yang lain, juga butuh udara kan:)
5.     Jika menggunakan disposable diaper, cobalah beberapa merk. Ada merk tertentu yang  pas dipakai sehingga mengurangi adanya gesekan antara kulit dan popok.
6.     Jika menggunakan cloth diaper, menambahkan sedikit cuka saat mencuci konon dapat mengurangi zat-zat basa yang dapat mengiritasi.
7.     Jangan menggunakan bedak di area pantat anak.

Itu tadi beberapa tips untuk mencegah diaper rash. Bagaimana kalau sudah terlanjur kena? Jangan khawatir, ada juga beberapa cara yang bisa dilakukan:)
1.     Jangan menggunakan popok dulu untuk sementara waktu, baik kain ataupun disposable.
2.     Jangan mengelap bagian pantat saat membasuh sehabis pipis/pup. Tekan-tekan menggunakan handuk perlahan untuk mengeringkan supaya tidak bertambah iritasinya.
3.     Saat kembali menggunakan popok, gunakan diaper cream yang mengandung Zinc Oxide. Zinc Oxide ini adalah bahan yang digunakan untuk melindungi kulit dari iritasi dan gesekan. Zinc Oxide dapat memberikan lapisan perlindungan antara kulit pantat dan popok. Gunakan diaper cream dengan Zinc Oxide ini setiap mengganti popok sampai ruam menghilang. Jangan lupa untuk membersihkan pantat dulu sebelum menggunakan diaper cream ini ya. Oh ya, Zinc Oxide juga bisa dipakai untuk mencegah diaper rash lho! Cara pemakaian juga sama, gunakan di pantat setiap mengganti popok.

Ngomong-ngomong soal diaper cream yang mengandung Zinc Oxide, saya jadi ingat dengan produk Allano Baby Diaper Rash Cream nih.
Diaper cream yang mengandung Zinc Oxide memang banyak tersebar di pasaran, namun Allano Baby Diaper Rash Cream bukan hanya mengandung Zinc Oxide saja tapi juga Allantoin yang mempercepat pertumbuhan jaringan kulit baru. Allantoin dapat mengurangi kekeringan dan menjaga kelembaban. Selain itu Allano Baby Diaper Rash Cream mengandung vitamin B5 alias pantotenat dan organic olive oil yang menjaga kulit bayi. Oh ya, the best part dari produk ini adalah harganya yang sangat terjangkau!  Ukuran 95 gram bisa didapat dengan kurang dari 50 ribu saja!   

Buat yang tertarik bisa langsung klik ke www.sehatplus.com/allanobaby atau cek Facebook Sehat Plus buat info lebih lengkapnya dan jangan lupa follow @sehatplus ya! Bisa juga sekalian ikutan lomba foto anak dan testimonial berhadiah seru. Periode lomba adalah 17 Juni – 20 Juli 2013 dan usia anak maksimal 3 tahun. Masih banyak waktu kan? Yuuuk ikutan!:)

Sunday, June 16, 2013

Part-time Mother

Beberapa waktu yang lalu, timeline twitter saya heboh dengan kontroversi soal Full-time vs Part-time Mother. Saat membaca sekilas, saya sih cuma tersenyum cantik, masih dibahas sih hari giniiiii kayak engga ada bahasan lain aja. Penasaran, saya search keywords "Full-time mother" dan mendapati ternyata kehebohan tadi diawali oleh kultwit seorang yang menamakan dirinya sendiri Islamic Inspirator.

Dalam kultwitnya, beliau menekankan bahwa karir terbaik wanita adalah menjadi ibu sepenuhnya. Hukum Islam wanita bekerja adalah mubah (boleh) sedangkan menjadi ibu dan pengelola rumah tangga itu kewajiban. Sehingga menurut beliau, banyak wanita sebetulnya bisa menggapai dunia lebih dari lelaki tapi mengorbankan segalanya demi anak adalah ibu yang mulia dan kelak anaknya pun akan menjadi orang yang mulia. Di akhir kultwit, beliau menutup dengan pernyataan "Kembali lagi, semua masalah pilihan. Part-time mother or full-time mother, you decide:D".

Efeknya tentu bermacam-macam. Ada yang pro dan ada yang kontra. Saya ingat betul ada twit semacam 'Semoga jalan untuk menjadi Full-time mother dimudahkan.' Atau 'Cita-cita saya sejak dulu jadi full-time mother, syukur tercapai. Puas bisa memberikan yang terbaik untuk anak.' Dan sejenisnya.

Tapi yang kontra juga tidak sedikit. Salah satu teman malah mentwit 'Laki-laki yang ga pernah hamil,kontraksi, perah ASI mendingan mingkem. Ga usah sok kultwit tentang pantas/tidaknya seseorang dipanggil ibu.'

Iyaaa iyaa saya sadar kok sudah sering membahas soal ini di blog. Engga apa-apa ya saya ngoceh lagi:p

Jujur, saya setuju (sekali!!!) dengan teman saya tadi. Bukan karena saya 'tersinggung' dianggap tidak pantas jadi ibu yang bukan "Full-time mother'. Bukan sama sekali.

Saya yakin, semua ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Seyakin-yakinnya. Hamil, muntah-muntah selama hamil, sakit melahirkan (entah normal atau operasi atau vacuum atau apalah itu), sulit menyusui, begadang semalaman, adalah sedikit dari  sejuta perjuangan seorang ibu. Saya ingat satu tulisan yang pernah saya baca mengenai perasaan seorang ibu. Saya share ya!

Before I was a mom, I never tripped over toys or forgot words to lullaby.
I didn't worry whether or not my plants were poisonous.
I never thought about immunizations.

Before I was a mom, I had never been puked on. Pooped on. Chewed on. Peed on.
I had complete control of my mind and thoughts.
I slept all nights.

Before I was a mom, I never held down a screaming child so doctors could do tests. Or give shots.
I never looked into teary eyes and cried.
I never got gloriously happy over a simple grin.
I never sat up late hours at night watching a baby sleep.

Before I was a mom, I never held a sleeping baby just because I didn't want to put her down.
I never felt my heart break into a million pieces when I couldn't stop the hurt.
I never knew something so small could affect my life so much.
I never knew that I could love someone so much.
I never knew I would love being a mom.

Before I was a mom,
I didn't know the feeling of having my heart outside my body:)

Sebagai ibu, saya merasa tulisan ini benar sekali! Betul lho, buat saya menjadi ibu adalah 'pekerjaan' paling menyenangkan walaupun 'perjuangannya' banyak.

Lalu apakah pantas tidaknya seseorang dipanggil ibu sama sekali tidak mengindahkan perjuangan tadi namun hanya dilihat sedangkal ibu bekerja atau tidak? Se-simple 'Kamu tidak bekerja=ibu yang baik dan mulia. Kamu bekerja=tidak pantas disebut ibu'?

Bagaimana dengan single mother yang suaminya meninggal dipanggil Allah terlebih dahulu? Apakah karena bekerja untuk menafkahi anak-anaknya, mereka tidak pantas dipanggil ibu?

Bagaimana dengan ibu yang ingin meningkatkan derajat hidup keluarga dengan membantu suami bekerja? Apakah bercita-cita menyekolahkan anak ke sekolah yang bagus atau ke luar negri misalnya dan bekerja untuk itu membuat seseorang tidak pantas dipanggil ibu?

Bagaimana dengan ibu pekerja kesehatan yang tergerak hati nuraninya untuk menolong orang sakit yang membutuhkan walaupun bayarannya tak seberapa? *curcol* Apakah karena niat ingin membantu sesama, seseorang tidak lagi pantas dipanggil ibu? Apakah karena merawat orang sakit seorang ibu bukan lagi ibu yang mulia?

Bagaimana dengan ibu guru yang mempunyai keinginan mulia mendidik generasi muda bangsa kita? Apakah karena semangat untuk memajukan bangsa, seseorang tidak lagi pantas disebut ibu?


Bagaimana dengan ibu pemimpin? Contoh nyata nih ya, walikota Surabaya ibu Risma. Apakah karena beliau bekerja sebagai walikota lalu tidak pantas disebut ibu? Atau ibu yang tidak mulia?

Pertanyaan saya tidak akan ada habisnya kalau dituruti satu-satu. Masih panjaaaaang list-nya:D
Ibu mempunyai arti yang dalam,mulia dan indah. Sedalam perjuangannya, semulia perasaannya, seindah cintanya yang sepanjang masa. Semua ibu. Saya yakin.

Intinya, saya sih maklum sekali mengapa beliau bisa memberikan kultwit seperti itu. Sebagai seseorang yang BUKAN ibu, tentunya mudah untuk sekedar menilai. walaupun menurut saya bukan pada kapasitasnya.

Pak ustad yang terhormat, saya memang bukan orang pintar dalam agama Islam atau inspirator atau motivator atau ustadzah atau seseorang yang punya follower twitter berpuluh-puluh ribu. Terkenal saja tidak. Tapi saya bangga menjadi seorang ibu-which you're not:p-. Dan SEBAGAI IBU, saya yakin istilah 'Part-time mother' itu tidak ada. Kapanpun, dimanapun, sedang mengerjakan apapun, yang namanya ibu pasti akan terus 'membawa' anak-anaknya dalam pikirannya. Kalau pak ustad yang terhormat kelak jadi ibu, pasti ngerti deh pak!:p Kalau belum merasakan jadi ibu, boleh lho nanya-nanya langsung ke ibu beneran kaya saya:p

Friday, June 14, 2013

Celoteh Naya

Setiap hari, adaaaa saja celotehan Naya yang membuat saya terkejut atau terbingung-bingung. Engga jarang juga bikin saya tertawa geli. Misalnya saja kemarin saat saya mau menjalani ujian sidang proposal karya akhir. Saya stress sekali sampai bolak/i ke kamar mandi karena mulas.

Naya: "Mama kenapa? Mau ngapain?"
Saya: "Mama mau ujian kak di rumah sakit. "
Naya: "Ujian kayak kakak Dea? (Tetangga, Red)"
Saya: "Iya" (Saya iyakan saja biar cepat selesai.) "Doain mama dong kak biar sukses ujiannya."
Naya: *menengadahkan tangan dan memejankan mata untuk berdoa*
          "Ya Allah, semoga mama Aya naik kelas kayak kakak Dea, sama cepat pulang supaya bisa ke
            mol. Amin."
Saya: *ngakak*

Atau lain kesempatan,
Naya: "Mama, Aya mau roti cokelat yang ada baling-balingnya, yang bisa mutel2 ya. Belikan."
Saya: "Roti baling-baling yang bisa muter apa sih kak? Beli dimana?"
Naya: "Ya di tokonya. Jauuuuuuh sekali dali lumah kakak."
Saya: "Iya nanti ya"
Karena saya engga ngeh maksudnya Naya, saya sengaja belikan roti coklat yang lewat di depan rumah.
Naya: "Bukan ini maaa. Roti yang ada baling-balingnya! Yang bisa mutel-mutel pokoknya."
Saya: *bingung*

Setiap hari saya ditagih terus roti coklat yang ada baling-balingnya, dan saya pun masih juga engga ngerti apa maksud Naya. Sampai suatu hari saat menjemput Naya balet, di tengah jalan,
Naya: "Ituuuu lho maaa, roti baling-baling Aya. Ah mama, masa engga tau. Ya ampuuun mama ini."
ternyataa.... maksud Naya adalah Holland Bakery. Di toko tsb memang ada kincir angin bak di Belanda yang berputar-putar. Oalah naaaak naaaak, ternyata selama ini Naya memperhatikan detail lho!

Di hari lain,
Naya: "Ma, kakak Aya engga mau balet di Malupi. Maunya di tempat Minnie Mouse ballet pakai baju pink aja."
Saya: "Memang Minnie Mouse ballet dimana kak?" *mikir anak ini kebanyakan baca buku cerita*
Naya: "Ya disana, di tempatnya."
Karena saya pikir Naya sedang berimajinasi atau teringat buku ceritanya, saya iyakan saja. Tapi saya bingung juga karena Naya 'mengejar terus'.
Naya: "Balletnya di Minnie Mouse ajalah ma, jangan disini".
Saya masih mengiyakan saja meskipun engga ngerti maksud Naya.
Sewaktu kami melewati jalan di Dharmahusada, perjalanan pulang dari mall, Naya teriak melihat sanggar tari di pinggir jalan yang memasang spanduk. Di spanduk itu ada gambar Minnie Mouse menggunakan tutu berwarna pink dan sepatu ballet pink. Ya ampuuuun, saya langsung sadar apa yang dimaksud Naya selama ini! Padahal gambar di spanduk itu kecil lho, bukan sesuatu yang menarik perhatian orang yang melihat. Ckckckck, Nayaaa Nayaaaa...

#PCH

Seperti yang pernah diposting disini, saya akan mengupdate foto Naya di Cover Hunt lalu:D
Fotonya sudah nongol di web Parenting, dan bisa divote via web atau sms.
Ini dia foto kakak Aya yang centil:p

Kesalahan Orangtua Saat Berobat

*kibas-kibas debu*

Halooo, akhirnya saya bisa ngeblog lagi nih setelah disibukkan dengan ujian sidang proposal karya akhir kemarin. Alhamdulillah sudah terlewati dengan baik walaupun banyak benerrrrr yak revisinya. Terimakasih doanya yaaa:*

Saya lagi mau cerita soal stase saya sekarang nih. Sudah beberapa bulan ini saya ditugaskan di unit rawat jalan alias poliklinik umum anak. Jadi, apapun penyakitnya, mulai batuk sampai diare, mulai alergi sampai terlambat bicara, kejang sampai demam berdarah, asma sampai jantung bocor atau sekedar mau imunisasi, selama berusia dibawah 18 tahun, datangnya ke saya dulu. Kebayang dong berapa banyak pasiennya?*pingsan*
Gambar diambil dari sini

Tapi sejujurnya, saya senang sekali lho bertugas disini, hitung-hitung menambah jam terbang supaya kemahiran mendiagnosis bertambah. #uhuk. Saya mau berbagi pengalaman supaya bisa dijadikan pelajaran juga bagi orangtua yang anaknya sakit lalu berobat ke dokter.

1. Jangan lupa mengukur suhu tubuh anak dengan termometer. Jangan dengan tangan-meter ya! Apalagi pakai perasaan-meter #eaaaaaa.
Seringkali kejadian, seorang ibu membawa anaknya yang konon sudah demam selama sebulan dan tidak turun-turun walaupun sudah meminum obat ini-itu.
Saya: "Berapa sih bu memang suhunya?"
Ibu: "Wah ya ndak tau dok, pokoknya rasanya panas. Sudah saya minumkan paracetamol bahkan kadang sampai 3 jam sekali tapi ya tetep ndak turun-turun."
Saya: "Sekarang ini menurut ibu panas engga? "
Ibu: *memegang kening anaknya* "Iya panasnya segini ini dok, ndak bisa turun."
Saya: "Engga ada keluhan lain? Rewel? Atau tetap aktif?"
Ibu: "Engga dok, biasa saja. Cuma ya panas itu."
Saya" "Saya ukur dulu suhunya dengan termometer ya bu."
Dan.... ternyata suhu di termometer menunjukkan angka 37 derajat Celsius -_-"

Kebayang engga sih selama ini anak ibu tadi diminumi obat terus padahal sebenarnya tidak panas? Anak sehat tapi diberikan obat terus menerus. Kasihan juga kan ya? Tangan, apalagi perasaan:p, sangat bersifat subyektif dan tidak bisa dijadikan patokan untuk mendiagnosis apalagi memberikan terapi. Menurut saya, orangtua yang mempunyai anak wajib hukumnya punya termometer. Engga perlu beli termometer infrared seharga 500 ribu, termometer raksa yang harganya 10 ribuan saja cukup kok! Suhu tubuh yang normal berkisar antara 36,5 - 37,5 derajat celcius, diatasnya baru bisa dibilang sumer, diatas 38 barulah demam/panas.

2. Jangan menyalahi dosis obat yang diresepkan dokter. Percaya deh, dokter meresepkan dosis tertentu pasti dengan suatu alasan:)
Contoh kejadian nyata nih. Seorang anak usia 2 tahun, berat badan 20 kg datang ke saya karena demam sudah 2 hari. Saya resepkan obat paracetamol syrup dengan dosis sekali minum 1,5 sendok. Keesokan harinya, sang ibu datang kembali karena "demamnya engga turun-turun dok!"
Saya: "Ibu sudah minumkan 1,5 sendok?"
Ibu: "Engga dok. Memang resepnya dokter kan 1,5 sendok, tapi saya lihat di kemasan obatnya untuk anak usia 2 tahun dosisnya 1/2 - 1 sendok, saya takut overdosis dok, makanya saya kasih 1/2 sendok saja."
Saya: -_______________________-"

Dosis obat untuk anak, tidak hanya ditentukan oleh umur tapi juga berat badan. Dosis yang ada di kemasan obat pada umumnya disesuaikan dengan rata-rata berat badan anak usia tertentu. Tapi untuk anak dengan berat badan yang tidak rata-rata tentunya harus disesuaikan., makanya di semua kemasan obat pasti ada kalimat "Atau sesuai petunjuk dokter." Jadi, jangan berpatokan terhadap dosis yang tertera di kemasan yaaa, serahkan kepada dokter untuk menghitung dosisnya secara tepat:)

Selain itu, saya juga pernah mengalami hal ini:
Seorang anak datang ke saya karena batuk 3 hari. Setelah diberi obat untuk 5 hari, keesokan harinya sang ibu datang kembali karena "obatnya sudah habis dok."
Saya tentu kebingungan karena ingat sekali meresepkan obat untuk 5 hari, kok bisa sdah habis?
Saya: "Lah? Kan kemarin saya beri untuk 5 hari bu. Apa ibu engga ambil resepnya semua?"
Ibu: "Bukan dok. Anak saya batuk-batuknya masih sering, jadi saya minumkan dobel dosis obatnya"
Saya: #eaaaaaaaaaaaaaaaaa

Jangan lupa, setiap obat mempunyai dosis aman untuk dikonsumsi dan pasti juga mempunyai dosis tidak aman. Kalau terlalu banyak, bisa jadi toksik alias berbahaya lhoo. Sekali lagi, percayakan ke dokter soal dosis obatnya ya!:)

3. Jangan menggunakan resep dokter untuk anak lain. Resep yang dibuat oleh dokter sangat personal sifatnya. Alih-alih sembuh, bisa jadi justru membahayakan jika dipakai oleh anak lain.
Contoh kejadian nyata lagi yaa.
Seorang ibu membawa anak berusia 8 bulan yang sudah batuk pilek selama seminggu.
Saya: "Sebelumnya belum pernah berobat bu?"
Ibu: "Belum dibawa ke dokter dok. Tapi sudah diberi obat kok."
Saya: "Lho, siapa yang ngasih obatnya?"
Ibu: "Kan seminggu yang lalu kakaknya sakit. Sama juga kok dok, ya batuk pilek gini. Terus kakaknya saya bawa ke dokter dapet puyer. Cespleng, 3 hari sembuh dok. Makanya adiknya saya kasih obat itu juga."
Saya: "Oh, kakaknya umur berapa?"
Ibu: : "8 tahun dok"
-_______________________________________________-""""

Untunglah sesuatu yang buruk belum terjadi pada sang adik. Bisa ngebayangin dong, 8 tahun dan 8 bulan, kira-kira perbedaan berat badannya berapa kg? Kira-kira berapa kali lipat dosis yang diminum sang adik dibanding seharusnya?

4. Anak yang sakit panas boleh lho, tetap mandi. Saya engga tau asal usul mitos ini dari mana, tapi saya sering menemukan orangtua yang berobat dan menanyakan "Engga boleh mandinya sampai kapan dok?" :p
Boleh, bahkan harus tetap mandi seperti biasa. Malah, kalau anak panas tinggi, saya sering menyarankan dimandikan sekalian saja menggunakan air hangat. Ini bisa dijadikan terapi thermoregulasi atau mengatur suhu agar normal kembali. Hitung-hitung kompres:D

5. Jangan mengompres di kening anak saja. Atau menggunakan air dingin.
Banyak orangtua yang mengompres anak menggunakan air dingin, dan hanya di kening saja. Sesungguhnya air dingin justru dapat meningkatkan suhu tubuh. Sebaiknya, mengompres seperti menyeka seluruh tubuh anak atau sekalian, memandikan anak dengan air hangat. Cara ini dinilai lebih efektif dan efisien untuk menurunkan suhu tubuh anak.

Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya share soal ini. Saya janji deh, di postingan berikutnya saja yaa:D

Sunday, June 2, 2013

Anak Gadis Mama

Kemarin saat Naya berusia pas 2 tahun, saya kembali membawa Naya kontrol ke poli Tumbuh Kembang. Sebenarnya sudah tidak ada masalah yang berarti sih dalam tumbuh kembangnya, saya hanya ingin tahu sejauh mana kemampuan Naya sehingga saya bisa memberikan stimulasi yang pas untuknya.
Kakak Aya nge-drum

Alhamdulillah, dengan faktor resiko yang begitu berat dan banyaknya saat saya hamil dan melahirkan, tidak ada keterlambatan dalam tumbuh kembang Naya. Malah, setiap kali kontrol, saya bersyukur mengetahui tumbuh kembang Naya selalu diatas usianya.

Sama seperti kemarin, saya kaget juga mengetahui kalau kemampuan Naya rata-rata setara dengan anak usia 5 tahun. Saat discreening menggunakan Denver Chart, kemampuan bahasanya malah mentok setara usia 6 tahun, 3x umur Naya saat ini. Tentu saja saya sangat bersyukur, tapi juga bingung setengah mati.

Saat ini Naya sudah bisa merangkai kalimat yang panjang, misalnya saja seperti:
"Mama kenapa sih kok jaga terus di lumah satit? Kakak Aya kan di lumah, engga di lumah satit. Mama jaga kakak Aya aja ya!"

Atau:
"Ma, engga usah pelgi ya! Di kamal kakak Aya aja. Kita nanti nyanyi-nyanyi, nali-nali, celita-celita, ke mol Galaksi atau delta. Tapi kakak Aya engga suka ke Delta, panas." -________-"

Soal menyanyi, Naya jagonya. Dia sedang senang mengarang lagu. Kata-katanya dikarang sendiri, nadanya dari lagu yang dia kenal. Kalau saya iseng hitung, ada sekitar 30 lagu yang Naya hapal.
Naya sudah bisa makan sendiri, pakai baju dan celana serta sepatu sendiri (tapi bukan yang ditali ya), sudah mengerti konsep lawan kata (panas-dingin, besar-kecil, jauh-dekat, dll), sudah bisa gosok gigi sendiri, sudah bia menggambar lingkaran, garis lurus, kotak dan segitiga. Naya juga sudah bisa menulis angka 1-3, hapal alfabet (walaupun kadang terbalik-balik), hapal angka 1-10 dalam bahasa Indonesia dan Inggris, mengerti warna, bentuk, nama binatang, nama benda, hapal doa mau tidur, mau makan dan al-Fatihah.

Menurut konsultan Tumbuh Kembang, saya tidak boleh memperlakukan Naya sesuai dengan umur aslinya tapi harus sesuai dengan umur kemampuannya. Singkat kata, saya tidak boleh memperlakukan Naya seperti layaknya anak 2 tahun, tapi harus memperlakukan Naya sebagai anak yang berusia 5-6 tahun.

Saat saya mencari mainan yang sesuai untuk anak usia 5-6 tahun, ular tangga adalah salah satunya. Saya segera membeli dan mengajarkan permainan ini kepada Naya. Naya mengerti sih sebenarnya dan sudah bisa memainkannya, tapi saat bosan, Naya malah memasukkan dadu ke dalam mulut. Errrrr. Saya ingin ketawa juga sih sebenarnya. Anak saya memang masih bayi!<3 data-blogger-escaped-br="">

Selain itu, Naya sekarang juga sedang senang-senangnya mempelajari hal baru. Balet, misalnya. Dari yang awalnya hanya sekedar melihat gambar balerina di majalah, atau membaca buku cerita soal balerina, sekarang Naya juga ingin balet. Awalnya saya pikir "Mana bisa bayi se-Naya belajar balet? Paling nanti nangis terus ngambek minta pulang!" Tapi karena teringat saran dari konsultan Tumbuh Kembang yang juga merupakan guru saya , saya pun menuruti kemauannya. Susah sekali mencari sanggar balet yang mau menerima anak berusia 2 tahun. Ketika akhirnya ketemu, saya masih ragu akan mendaftarkan Naya kesana. Saya merasa kasihan kalau anak seumur Naya harus les balet segala. Padahal itu kan waktunya dia bermain-main. Lagi-lagi, saya teringat saran dan masukan guru saya tadi, dan memantapkan diri mendaftarkan Naya di sana. Niatnya sih mau melihat dulu apakah Naya memang senang disana. Kalaupun tidak, saya engga keberatan kehilangan sejumlah uang pendaftaran:)

Surprisingly, walaupun paling kecil di kelas, Naya bisa lho mengikuti pelajaran baletnya. Yaaa sering juga sih mengacau dengan berputar-putar sendiri, tapi sungguh, saya kaget melihat Naya semangat setiap mau pergi ke tempat balet, dan mengulang pelajaran balet di rumah. Sampai-sampai mau ke kamar mandi saja dia balet-_-"

Paling kecil di kelas

Anak gadis berlagak mandor:p
Saya mulai percaya dengan omongan guru saya, "Jangan mengunderestimate kemampuan Naya". Sehingga ketika beberapa saat setelahnya Naya meminta belajar drum (bapaknya drummer dan sering latihan band di rumah memang), saya kabulkan juga:D


Pelajaran buat saya sih sebagai emak. Intinya, saya engga mau memaksakan keinginan saya terhadap Naya. Saya membebaskan Naya sepenuhnya selama bertanggungjawab terhadap pilihannya sendiri. Saya sebagai orangtua hanya bisa mengarahkan, mendoakan dan menabung:p (Eh gila, uang les anak mahal hare geneeee!) Saya ingin Naya mengeksplor semua hal sebelum akhirnya Naya bisa memutuskan sendiri mana yang paling dia suka.
Oh ya, yang terpenting, saya engga akan lagi mengunderestimate anak saya sendiri, karena saya yakin seyakin-yakinnya, Naya pasti bisa!

Im so proud of you, kakak Aya!:*

Parenting Cover Hunt

Akhir-akhir ini, saya jarang banget mengupdate blog. Pada kangen engga sih? #uhuk *kege-eran*:))
Saya memang lagi sibuk mengurusi proposal karya akhir yang insyaAllah sidangnya akan dilaksanakan tanggal 12 Juni ini. Doakan lancar ya, stress euy:p

Jadi harap maklum saja kalau blog ini agak berdebu. *kibas2kemoceng* Boro-boro mau ngeblog, terkadang menyimak gosip di BBG saja harus nyolong-nyolong waktu. #eh :p

Selain itu, saya juga sedang berharap-harap cemas menunggu terbitnya buku saya yang ke-2. Kalau engga ada aral melintang, launchingnya sekitar akhir bulan ini. Jangan lupa beli ya. Saya nanti juga bakal mengadakan giveaway kok:)

Nah, disela-sela kesibukan saya bulan lalu dan bulan ini, seorang teman mem-bbm saat saya mengganti profile picture Blackberry saya dengan foto Naya untuk yang kesekian juta kalinya.
"Met, Naya engga kamu ikutin Parenting Cover Hunt?"

Dari teman saya tadi, saya baru tahu kalau majalah Parenting sedang mengadakan Cover Hunt di kota Surabaya, tepatnya di Tunjungan Plasa II. Awalnya saya engga begitu tertarik karena engga yakin bisa datang dan mengantar Naya. Tapi waktu saya ceritakan soal ini ke Naya, ternyata anak gadis saya itu -:p- menanggapi dengan penuh semangat.

"Kakak Aya mau di-cheese di mol ma! Mau difoto pakai baju Kici sama sepatu yang nyala mati nyala mati. Mau Mau Mau!"

(Btw, Naya memang sedang tergila-gila memakai sepatu yang bisa menyala, sepatu norak yang sempat ngehits banget waktu saya kecil dulu. Dan maunya dipakai terus lho setiap saat termasuk....saat mandi. Errrrrrr)

Karena engga mau menjanjikan apa-apa ke Naya, saya iyakan saja keinginannya sambil berharap kelak Naya akan lupa sendiri. Tapi, ternyata setiap kali Naya selalu mengingatkan saya " Ma, jadi kan kakak Aya di-cheese di mol? Pakai baju Kici sama sepatu lampu?", dan ini terjadi berulang-ulang sampai akhirnya saya engga tega juga mau nyuekin.

Walaupun engga yakin bisa datang mengantar Naya, saya daftarkan Naya secara online juga.

Di hari-H, saya mengikuti acara ilmiah tahunan Pediatri di Shangrila, dan tergesa-gesa menjemput Naya untuk pergi ke tempat audisi di TP2.

Naya happy sekali lho kelihatannya. Ikut bernyanyi bersama (dan ngeyel mau ikut naik panggung untuk nyanyi! Untung engga jadi karena pas waktunya dengan waktu foto), serta menari-nari selama menunggu.
Anak gadis saya. Pilih baju, jepit sampai sepatu sendiri.

Di tempat audisi tadi, saya melihat banyak juga orangtua yang mengantarkan anak-anaknya audisi. Ada satu hal yang sempat menjadi perhatian saya. Seorang anak, berusia kurang lebih 4 tahun yang sampai "diseret" (literally) sambil menangis jerit-jeritan oleh ibunya karena tidak mau difoto. Sedih sekali melihatnya. Entah siapa yang ingin mengikuti audisi kalau begini ini, ibunya atau anaknya?
Semoga saya engga akan pernah memaksakan kehendak saya ke Naya ya, amiiiiin!

Naya sendiri sangat kooperatif saat difoto. Memang pada dasarnya anak gadis saya ini suka sekali difoto sih ya:p Begitu naik panggung, langsung mengatur gaya sendiri dan cepat sekali prosesnya. Saya sama sekali engga mengatur gaya Naya lho. Entah dia dapat gaya darimana, sepertinya dari majalah-majalah yang saya punya. Kebetulan Naya juga suka membaca majalah saya:D
Hanya memakan waktu beberapa menit sampai fotografernya menghentikan sessi foto Naya.
In action!

Saya sih sama sekali engga berkeinginan Naya lolos atau sampai menang. Engga sama sekali. Saya hanya ingin Naya berani di lingkungan yang terhitung baru, percaya diri dan yang lebih penting, melakukan apa yang disukainya. Naya memang suka foto dan bergaya. Dia senaaaaang sekali beraksi di depan kamera. Saya engga bisa ngapa-ngapain selain mendukung bukan?:D

Saya sendiri engga terlalu paham bagaimana mekanisme "lomba" ini. Tapi sepertinya ada vote yang bisa dilakukan online. Sepertinya lho! Nanti kalau saya sudah "ngeh", saya update lagi ya!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...