Hari ketiga di Nice adalah hari Minggu atau Sabbath. Hampir semua toko, pusat perbelanjaan, rumah makan dan atraksi publik tutup di hari ini walaupun ada juga sih yang buka beberapa jam (bukan setengah hari lagi).
Kami sarapan pagi dengan makanan yang telah disiapkan oleh host airbnb tempat menginap, Habib dan Hekma. Roti bakar, telur rebus dan secangkir teh panas. Yummy! Seperti biasanya, kami mengobrol dengan mereka selama sarapan. Eh ternyata mereka punya kelinci berbulu tebal sekali yang mashaAllah lucuuuuunya! Namanya Vivi.
Karena suami saya masih sibuk kongres, akhirnya saya menyempatkan diri berkeliling Nice setelah sarapan. Namanya juga kota kecil ya, semua tempat bisa dituju hanya dengan berjalan kaki. Dari airbnb ke pusat kota berjarak kurang lebih 2 Km. Tak terasa lelahnya karena pemandangan indah, ditambah cuaca yang sungguh sangat bersahabat, sekitar 20 derajat Celcius di tengah hari.
Sama seperti kota di Eropa lainnya, Nice pun mempunyai public park yang sangat besar, bersih dan indah. Banyak orang yang sekadar berjemur atau duduk bersantai di sana. Yang membawa anak kecil, tentulah sibuk bermain di playground yang disiapkan. Setelah saya ingat-ingat, memang betul lho, selama di Eropa jarang sekali saya melihat anak kecil. Mungkin memang benar ya pelajaran yang pernah saya dapat waktu SMP, kalau di Eropa laju pertumbuhan penduduknya sangat lamban. Banyak pasangan (menikah ataupun tidak) yang sengaja tidak ingin punya anak dengan berbagai alasan masing-masing. Kalaupun saya melihat anak kecil lalu lalang, kebanyakan mereka memang imigran dari negara lain.
Monday, October 26, 2015
Sunday, October 25, 2015
The Super Nice - Nice
Siang ini, kami akan melanjutkan perjalanan ke kota terakhir Eurotrip, Nice. Dari pagi buta, saya sudah mempersiapkan semuanya. Packing, membereskan kamar airbnb dan memilah barang mana yang masuk koper dan yang mana masuk backpack.
Sebelum check-out, saya dan suami berjalan-jalan di sekitar wilayah airbnb. Banyak pertokoan kecil di sana. Eh benar saja, suami saya belanja lagi doooong hahaha. Siapa sih yang bilang kalau belanja itu kerjaannya wanita? Di kasus saya mah banyakan suami saya yang belanja, saya malah hampir tak pernah:p
Sebelum check-out, saya dan suami berjalan-jalan di sekitar wilayah airbnb. Banyak pertokoan kecil di sana. Eh benar saja, suami saya belanja lagi doooong hahaha. Siapa sih yang bilang kalau belanja itu kerjaannya wanita? Di kasus saya mah banyakan suami saya yang belanja, saya malah hampir tak pernah:p
Sunset dari dalam kereta |
Saturday, October 24, 2015
Bonjour Paris!
Hari kedua di Paris, kami berencana untuk mengunjungi museum Louvre yang terkenal dengan lukisan Monalisanya, serta Notre Dame Cathedral. Sementara, untuk lunch kami rencanakan mampir ke Kedutaan Besar Indonesia untuk makan masakan Indonesia. Sengaja tidak membuat itinerary yang padat merayap karena jujur selain capek, sepertinya kami sudah mulai bosan dan kangen Naya.
Jadilah kami memulai hari agak siang sekitar jam 10 pagi waktu Paris. Suami saya memasak nasi (berasnya dijual di supermarket), sementara saya sarapan dengan roti. Setelahnya, dimulailah petualangan menuju museum Louvre. Tak seperti biasanya, udara Paris lumayan hangat dibanding sebelumnya, sekitar 14 derajat Celsius. Saya cukup memakai baju rangkap 3 lho! Walaupun hujan lama, tetap saja terasa lebih nyaman.
Jadilah kami memulai hari agak siang sekitar jam 10 pagi waktu Paris. Suami saya memasak nasi (berasnya dijual di supermarket), sementara saya sarapan dengan roti. Setelahnya, dimulailah petualangan menuju museum Louvre. Tak seperti biasanya, udara Paris lumayan hangat dibanding sebelumnya, sekitar 14 derajat Celsius. Saya cukup memakai baju rangkap 3 lho! Walaupun hujan lama, tetap saja terasa lebih nyaman.
Friday, October 23, 2015
Bye London, Bien Venue en France!
Mungkin karena sejak jam 6 sore sudah terlelap, di hari terakhir di London ini saya sudah terbangun sejak jam 2 pagi. Update blog, packing lagi untuk memastikan tidak ada yang tertinggal, mandi dan bersiap-siap ke Paris.
Kereta kami akan berangkat pukul 07.01, namun kami diminta untuk check in dulu at least sejam sebelumnya. Di London, jam segitu masih gelap gulita dan sepi dimana-mana. Bingung juga, naik apa ya ke stasiun? Ada sih bis yang 24 jam melayani, tapi ribet juga membawa bawaan berat dengan bis lagi, mengingat waktu datang repotnya bukan main. Mau naik taksi alias black cab, mahalnya minta ampun. Akhirnya setelah bertanya ke Elliot, host airbnb kami, kami booking Uber yang ternyata available jam berapapun, harganya pun tak mahal.
Kereta kami akan berangkat pukul 07.01, namun kami diminta untuk check in dulu at least sejam sebelumnya. Di London, jam segitu masih gelap gulita dan sepi dimana-mana. Bingung juga, naik apa ya ke stasiun? Ada sih bis yang 24 jam melayani, tapi ribet juga membawa bawaan berat dengan bis lagi, mengingat waktu datang repotnya bukan main. Mau naik taksi alias black cab, mahalnya minta ampun. Akhirnya setelah bertanya ke Elliot, host airbnb kami, kami booking Uber yang ternyata available jam berapapun, harganya pun tak mahal.
Thursday, October 22, 2015
Breezy London
Menepati rencana kami yang ingin slow and easy saja, di hari ini kami bersantai banget. Kalau biasanya setiap hari kami sudah keluar dari airbnb saat matahari baru saja terbit, nah di hari ini kami baru keluar jam 8.30 pagi. Rupanya, di waktu inilah busy time-nya London karena mostly, orang-orang masuk kerja jam 9 pagi.
Saya senang sekali mengamati lalu lalang orang yang lewat, melihat gaya berpakaiannya sampai apa bawaannya. (Nama pun kepo yak!LOL) Dari hasil pengamatan, kebanyakan orang London selalu berangkat kerja dengan memegang secangkir kopi di tangan. Kopi atau teh sih, tapi yang paling banyak kopi. Jadilah setiap pagi, toko kecil yang menjual kopi atau teh selalu dipenuhi orang-orang yang berangkat kerja.
Saya senang sekali mengamati lalu lalang orang yang lewat, melihat gaya berpakaiannya sampai apa bawaannya. (Nama pun kepo yak!LOL) Dari hasil pengamatan, kebanyakan orang London selalu berangkat kerja dengan memegang secangkir kopi di tangan. Kopi atau teh sih, tapi yang paling banyak kopi. Jadilah setiap pagi, toko kecil yang menjual kopi atau teh selalu dipenuhi orang-orang yang berangkat kerja.
Wednesday, October 21, 2015
London Museum Day
Kenapa juga saya memberi judul London Museum day? Karena, di hari ketiga di London ini saya dan suami mengunjungi museum-museum yang terkenal di London. Museum di London keren-keren! Bukan hanya dari segi arsitekturnya, tapi juga cara menata ruang dan menampilkan sejarah. Hebatnya lagi, its all free!
Sebelum berkunjung ke museum, saya dan suami menyempatkan diri mampir (lagi) ke House of Parliament untuk berfoto (lagi) dengan Big Ben. Ini sih jelas dong ya keinginannya siapa LOL. Habis kapan lagi bisa ke London? Belum tentu tahun depan kan:p
Sebelum berkunjung ke museum, saya dan suami menyempatkan diri mampir (lagi) ke House of Parliament untuk berfoto (lagi) dengan Big Ben. Ini sih jelas dong ya keinginannya siapa LOL. Habis kapan lagi bisa ke London? Belum tentu tahun depan kan:p
Keceeeeeh banget yaaa (Gedungnya kok:p) |
Tuesday, October 20, 2015
Its London!
Saking excitednya, malam pertama di London saya bolak/i terbangun dari tidur. Tak sabar rasanya menanti pagi tiba. Mandi dini hari dan sholat subuh (di sini subuhnya jam 6 pagi), lalu update blog dan social media. Maklum deh, demi pengiritan saya memang tidak membeli SIM Card di setiap negara yang dikunjungi. Jadilah fakir Wi Fi saja, baru bisa update kalau ada Wi Fi yang free:p
Lokasi airbnb yang kami tempati tidak begitu jauh dari pusat kota, sekitar 20 menit dengan bis. Tempatnya tenang, dan asri dengan warna pepohonan yang jadi favorit saya, hijau kekuningan dan kemerahan, bagus banget! Cuaca di London tidak sedingin di Brussels, sekitar 12 derajat Celsius. Tapi, kalau di Amsterdam dan Brussels, cuaca relatif stabil, tidak demikian dengan cuaca London yang menggalau. Baru saja 12 derajat, eh tetiba bisa langsung drop dinginnya ke 7 derajat, tapi 5 menit kemudian bisa jadi 14 derajat. Semenit matahari bersinar dengan terik, menit selanjutnya hujan. Kan pusing pala Barbie-_-"
Tips untuk yang ingin berkunjung ke London nih, jangan lupa: layers, layers, layers! Lapisan baju itu penting banget, dan mudah disesuaikan. Misalnya nih saya memakai baju berlapis 6 di London. Saat udara mulai hangat cenderung panas, saya lepas beberapa lapisan. Tapi begitu dingin lagi, langsung dipakai kembali deh lapisan-lapisannya.
Kami memulai hari sangat pagi. Jadi rencananya, saya sudah menyusun itinerary sendiri dan akan mengeksplorasi menggunakan public transport, sama halnya seperti waktu di Amsterdam dan Brussels. Ada satu hal yang terlewatkan waktu saya membuat rencana tsb, STAMINA. Faktor U mungkin ya:p
Saya dan suami sama-sama sudah tak kuat lagi berjalan di tengah suhu geje non-stop pula dari pagi sampai malam. Akhirnya, suami memutuskan untuk mengikuti Big Bus Tour Hop On Hop Off Bus. Sama seperti yang kami ikuti waktu di Hongkong dulu. Sebetulnya banyak sekali tur serupa yang ditawarkan di London. Ada Golden Tours, The Original Tour, dan masih banyak lainnya. Tapi, karena kami memiliki pengalaman baik dengan Big Bus, sooo Big Bus it is!
Kebetulan. Big Bus sedang mengadakan promo. Beli tiket 24 hours, akan mendapat gratis tambahan 24 hours. Lumayan banget kan, bayar sehari untuk 2 hari. Tiket ini bisa dibeli secara online seharga 26 Poundsterling/orang, sudah termasuk gratis cruise menyusuri Thames dan 3 walking tours lain.
Kami berangkat dari airbnb menuju ke tube station, Euston. Dari sana, kami menaiki big bus blue line. Ada 3 line yang ditawarkan, red (dengan live commentary), blue (recorded commentary in 12 different languages) dan green line (dengan akses langsung ke St. Pancras, stasiun terbesar di London). Awalnya sih kami ingin naik yang red line, tapi karena tunggu punya tunggu tak kunjung datang (kayaknya kami salah spot:p), kami putuskan untuk naik yang Blue saja.
Recorded commentary yang diberikan di Big Bus sangat bagus menurut saya. Penuh dengan fun facts dan trivia menarik dari sudut pandang the Londoners. Saya puas banget deh dengan The Big Bus tour ini.
Setelah puas mengitari seluruh rute Blue Line, kami turun di Westminster Bridge, apalagi kalau bukan untuk melihat Big Ben dan London Eye? Wahhh tempatnya super indah. Saya melongo waktu pertama melihatnya. Keren banget! ALhamdulillah akhirnya tercapai juga salah satu impian saya bisa langsung melihat Big Ben. Banyak turis yang berada di sini, hati-hati copet ya!
Habis berfoto-foto, kami kelaparan dan mencari makanan. Ada pancake yang dijual di food truck seharga 6 poundsterling (kalau dikurs jadi 125 ribu), dan rasanya tak enak sama sekali hahaha. Mana mahal pula. Untungnya di dekat situ ada juga yang menjual makanan khas London, Fish and Chips dengan label halal. Harganya sekitar 10 poundsterling dengan minum. Porsinya banyak sekali, namun rasanya biasa saja menurut saya. Mungkin karena otomatis langsung mengkurs harganya yang mashaAllah mahal banget! Seumur-umur di Indonesia saja saya tak pernah membeli makanan seharga sekian haha.
Setelah kenyang, kami mengambil tur menyebrangi sungai Thames yang terkenal itu. Kapalnya bagus, bersih dan guide yang bertugas lucu sekali. Beberapa kali kami dibuat terpingkal-pingkal mendengarnya. Dari atas kapal, kami bisa menyaksikan keindahan berbagai landmark London seperti Westminster Bridge, St. Paul's cathedral, Millenium Bridge dll. Puaaaaas!
Sampai di Tower of London, kami berjalan-jalan karena suami ingin mencari toko sepeda. Suami saya memang lagi tergila-gila dengan olahraga yang satu ini, entah apa menariknya:p
Setelahnya, kami mampir ke The Household Cavalry Museum. Di sana saya (suami tak tertarik) berfoto dengan horseguard dengan seragam merahnya yang sangat identik dengan London. Hebat lho! Mereka tak bergerak sama sekali, tak bicara sama sekali, dengan posisi badan tegap tak berubah sedikit pun. Kok bisa tahan ya? Kalau ada yang gatal bagaimana?:p
Karena hari sudah semakin sore, dan kami semakin letih, kami memutuskan mampir ke Trafalgar Square yang merupakan pusat kota untuk berfoto dan sekadar duduk-duduk. Habis itu, langsung menuju airbnb untuk beristirahat.
Masih ada 24 jam lagi yang rencananya akan kami gunakan untuk eksplorasi museum. Horeeee, tak sabar!
Lokasi airbnb yang kami tempati tidak begitu jauh dari pusat kota, sekitar 20 menit dengan bis. Tempatnya tenang, dan asri dengan warna pepohonan yang jadi favorit saya, hijau kekuningan dan kemerahan, bagus banget! Cuaca di London tidak sedingin di Brussels, sekitar 12 derajat Celsius. Tapi, kalau di Amsterdam dan Brussels, cuaca relatif stabil, tidak demikian dengan cuaca London yang menggalau. Baru saja 12 derajat, eh tetiba bisa langsung drop dinginnya ke 7 derajat, tapi 5 menit kemudian bisa jadi 14 derajat. Semenit matahari bersinar dengan terik, menit selanjutnya hujan. Kan pusing pala Barbie-_-"
Tips untuk yang ingin berkunjung ke London nih, jangan lupa: layers, layers, layers! Lapisan baju itu penting banget, dan mudah disesuaikan. Misalnya nih saya memakai baju berlapis 6 di London. Saat udara mulai hangat cenderung panas, saya lepas beberapa lapisan. Tapi begitu dingin lagi, langsung dipakai kembali deh lapisan-lapisannya.
Kami memulai hari sangat pagi. Jadi rencananya, saya sudah menyusun itinerary sendiri dan akan mengeksplorasi menggunakan public transport, sama halnya seperti waktu di Amsterdam dan Brussels. Ada satu hal yang terlewatkan waktu saya membuat rencana tsb, STAMINA. Faktor U mungkin ya:p
Saya dan suami sama-sama sudah tak kuat lagi berjalan di tengah suhu geje non-stop pula dari pagi sampai malam. Akhirnya, suami memutuskan untuk mengikuti Big Bus Tour Hop On Hop Off Bus. Sama seperti yang kami ikuti waktu di Hongkong dulu. Sebetulnya banyak sekali tur serupa yang ditawarkan di London. Ada Golden Tours, The Original Tour, dan masih banyak lainnya. Tapi, karena kami memiliki pengalaman baik dengan Big Bus, sooo Big Bus it is!
Kebetulan. Big Bus sedang mengadakan promo. Beli tiket 24 hours, akan mendapat gratis tambahan 24 hours. Lumayan banget kan, bayar sehari untuk 2 hari. Tiket ini bisa dibeli secara online seharga 26 Poundsterling/orang, sudah termasuk gratis cruise menyusuri Thames dan 3 walking tours lain.
Kami berangkat dari airbnb menuju ke tube station, Euston. Dari sana, kami menaiki big bus blue line. Ada 3 line yang ditawarkan, red (dengan live commentary), blue (recorded commentary in 12 different languages) dan green line (dengan akses langsung ke St. Pancras, stasiun terbesar di London). Awalnya sih kami ingin naik yang red line, tapi karena tunggu punya tunggu tak kunjung datang (kayaknya kami salah spot:p), kami putuskan untuk naik yang Blue saja.
Recorded commentary yang diberikan di Big Bus sangat bagus menurut saya. Penuh dengan fun facts dan trivia menarik dari sudut pandang the Londoners. Saya puas banget deh dengan The Big Bus tour ini.
Setelah puas mengitari seluruh rute Blue Line, kami turun di Westminster Bridge, apalagi kalau bukan untuk melihat Big Ben dan London Eye? Wahhh tempatnya super indah. Saya melongo waktu pertama melihatnya. Keren banget! ALhamdulillah akhirnya tercapai juga salah satu impian saya bisa langsung melihat Big Ben. Banyak turis yang berada di sini, hati-hati copet ya!
Habis berfoto-foto, kami kelaparan dan mencari makanan. Ada pancake yang dijual di food truck seharga 6 poundsterling (kalau dikurs jadi 125 ribu), dan rasanya tak enak sama sekali hahaha. Mana mahal pula. Untungnya di dekat situ ada juga yang menjual makanan khas London, Fish and Chips dengan label halal. Harganya sekitar 10 poundsterling dengan minum. Porsinya banyak sekali, namun rasanya biasa saja menurut saya. Mungkin karena otomatis langsung mengkurs harganya yang mashaAllah mahal banget! Seumur-umur di Indonesia saja saya tak pernah membeli makanan seharga sekian haha.
Setelah kenyang, kami mengambil tur menyebrangi sungai Thames yang terkenal itu. Kapalnya bagus, bersih dan guide yang bertugas lucu sekali. Beberapa kali kami dibuat terpingkal-pingkal mendengarnya. Dari atas kapal, kami bisa menyaksikan keindahan berbagai landmark London seperti Westminster Bridge, St. Paul's cathedral, Millenium Bridge dll. Puaaaaas!
Sampai di Tower of London, kami berjalan-jalan karena suami ingin mencari toko sepeda. Suami saya memang lagi tergila-gila dengan olahraga yang satu ini,
Setelahnya, kami mampir ke The Household Cavalry Museum. Di sana saya (suami tak tertarik) berfoto dengan horseguard dengan seragam merahnya yang sangat identik dengan London. Hebat lho! Mereka tak bergerak sama sekali, tak bicara sama sekali, dengan posisi badan tegap tak berubah sedikit pun. Kok bisa tahan ya? Kalau ada yang gatal bagaimana?:p
Karena hari sudah semakin sore, dan kami semakin letih, kami memutuskan mampir ke Trafalgar Square yang merupakan pusat kota untuk berfoto dan sekadar duduk-duduk. Habis itu, langsung menuju airbnb untuk beristirahat.
Masih ada 24 jam lagi yang rencananya akan kami gunakan untuk eksplorasi museum. Horeeee, tak sabar!
Monday, October 19, 2015
24 Hours in Brussels
Sama seperti hari-hari sebelumnya, kami kembali terbangun di Brussels waktu dini hari. Cek dan upload social media, lalu packing. Rencananya, kami akan check out lebih awal, menitipkan koper lalu kembali untuk mengambil koper sebelum berangkat menuju ke London.
Saya sudah tak fokus sama sekali selama di Brussels. Inginnya segera sampai ke London haha. Cuaca di Brussels sedikit lebih dingin dari di Amsterdam. Saya pakai baju berlapis 6-7 lho!
Hari masih sangat pagi ketika kami keluar dari apartemen. Sekitar jam 08.30 waktu setempat, matahari baru saja muncul sehingga masih sangat gelap dan sepi. Brussels dipenuhi oleh gedung-gedung berasitektur yang sangat indah. Sayangnya, seperti kurang dirawat. Selain itu, vandalisme bisa ditemukan di mana-mana.
Saya sudah tak fokus sama sekali selama di Brussels. Inginnya segera sampai ke London haha. Cuaca di Brussels sedikit lebih dingin dari di Amsterdam. Saya pakai baju berlapis 6-7 lho!
Hari masih sangat pagi ketika kami keluar dari apartemen. Sekitar jam 08.30 waktu setempat, matahari baru saja muncul sehingga masih sangat gelap dan sepi. Brussels dipenuhi oleh gedung-gedung berasitektur yang sangat indah. Sayangnya, seperti kurang dirawat. Selain itu, vandalisme bisa ditemukan di mana-mana.
Sunday, October 18, 2015
Bye Amsterdam!
Hari ketiga (dan terakhir) di Amsterdam, saya dan suami kembali terbangun di pagi buta. Jam 2 pagi waktu Amsterdam (atau jam 7 pagi di Surabaya) kami sudah beraktivitas seperti biasa. Karena hari ini adalah waktu check out, kami menghabiskan pagi untuk membereskan kembali semua bawaan.
Sekitar jam 8 pagi, Amsterdam masih gelap gulita. Cuacanya? Jangan ditanya! Dingiiiiin banget. Saya kembali memakai berlapis-lapis baju supaya terasa hangat tapi tetap saja kedinginan LOL.
Kami berjalan-jalan di kawasan De Jordaan. Area ini dikelilingi oleh toko kecil dan kanal yang indah sekali pemandangannya. Semerbak roti yang dipanggang menyambut kami di mana-mana. Benar-benar membuat ngiler.
Sekitar jam 8 pagi, Amsterdam masih gelap gulita. Cuacanya? Jangan ditanya! Dingiiiiin banget. Saya kembali memakai berlapis-lapis baju supaya terasa hangat tapi tetap saja kedinginan LOL.
Kami berjalan-jalan di kawasan De Jordaan. Area ini dikelilingi oleh toko kecil dan kanal yang indah sekali pemandangannya. Semerbak roti yang dipanggang menyambut kami di mana-mana. Benar-benar membuat ngiler.
I LOVE autumn! |
Friday, October 16, 2015
Amsterdam day-2
Memasuki hari ke-2 di Amsterdam, saya dan suami masih beradaptasi. Bayangkan saja, jam 7 malam waktu Amsterdam kami sudah tidur pulas (karena di Surabaya sudah jam 12 malam), lalu jam 2 pagi sudah melek maksimal (di Surabaya jam 7 pagi).
Cuaca Amsterdam hari ini lebih dingin lagi dibanding hari sebelumnya, ditambah hujan yang lumayan panjang mengguyur kota di bawah permukaan laut ini. Brrrr saya hampir beku rasanya. Serius!
Belajar dari pengalaman sebelumnya, hari ini saya memakai baju berlapis-lapis. Setelah pakaian dalam, saya memakai longjohn, kemudian di atasnya saya lapisi lagi dengan longjohn. Jadi saya memakai 2 stel longjohn. Setelahnya, saya memakai kaos tebal, yang dilapisi lagi dengan sweater wol tebal dan raincoat tebal khusus winter. Untuk bawahan, selain 2 lapisan longjohn, saya juga memakai legging tebal yang dilapisi lagi dengan stocking dan kaos kaki tebal, baru di luarnya saya memakai celana jeans. Belum cukup, karena saya juga memakai sarung tangan dan syal dari wol. Kelihatannya lebay ya? Tapi bahkan dengan baju berlapis-lapis seperti itu, saya masih merasa sangat kedinginan. Entahlah saya harus pakai baju seperti apa lagi supaya tidak membeku-_-"
Cuaca Amsterdam hari ini lebih dingin lagi dibanding hari sebelumnya, ditambah hujan yang lumayan panjang mengguyur kota di bawah permukaan laut ini. Brrrr saya hampir beku rasanya. Serius!
Belajar dari pengalaman sebelumnya, hari ini saya memakai baju berlapis-lapis. Setelah pakaian dalam, saya memakai longjohn, kemudian di atasnya saya lapisi lagi dengan longjohn. Jadi saya memakai 2 stel longjohn. Setelahnya, saya memakai kaos tebal, yang dilapisi lagi dengan sweater wol tebal dan raincoat tebal khusus winter. Untuk bawahan, selain 2 lapisan longjohn, saya juga memakai legging tebal yang dilapisi lagi dengan stocking dan kaos kaki tebal, baru di luarnya saya memakai celana jeans. Belum cukup, karena saya juga memakai sarung tangan dan syal dari wol. Kelihatannya lebay ya? Tapi bahkan dengan baju berlapis-lapis seperti itu, saya masih merasa sangat kedinginan. Entahlah saya harus pakai baju seperti apa lagi supaya tidak membeku-_-"
Baju berapa lapis? Ratusaaaan! |
Thursday, October 15, 2015
Travelling Tips: How to Survive The Long Flight
Bayangkan kalau harus duduk di satu tempat duduk yang sama tanpa berpindah dengan space terbatas selama lebih dari 16 jam. Capek? Pasti. Pegal? Pasti. Bosan? Jelas. Lalu apa yang harus dilakukan untuk bisa tetap survive selama perjalanan panjang tadi?
Di darat, perjalanan yang sama panjangnya bisa jadi lebih menarik karena kita bisa berhenti kapanpun kita mau untuk sekadar beristirahat atau melemaskan otot. Tapi di udara? Ya kali bisa distop seenaknya LOL.
Saya punya beberapa tips yang saya praktikkan sendiri selama perjalanan panjang menuju Amsterdam. Belajar dari pengalaman waktu ke Eropa sebelumnya, saya mencari berbagai tips untuk mencegah mati gaya dan meminimalisir jetlag selama perjalanan panjang. Benar lho, di perjalanan kali ini, saya tak bosan-bosan amat. Pegal dan capek juga tak terasa sebegitunya.
Di darat, perjalanan yang sama panjangnya bisa jadi lebih menarik karena kita bisa berhenti kapanpun kita mau untuk sekadar beristirahat atau melemaskan otot. Tapi di udara? Ya kali bisa distop seenaknya LOL.
Saya punya beberapa tips yang saya praktikkan sendiri selama perjalanan panjang menuju Amsterdam. Belajar dari pengalaman waktu ke Eropa sebelumnya, saya mencari berbagai tips untuk mencegah mati gaya dan meminimalisir jetlag selama perjalanan panjang. Benar lho, di perjalanan kali ini, saya tak bosan-bosan amat. Pegal dan capek juga tak terasa sebegitunya.
Wednesday, October 14, 2015
Hello (Again), Amsterdam!
Setelah melewati perjalanan yang sangaaaat panjang -serius deh panjang banget!-, akhirnya kami tiba juga di Amsterdam. Pesawat kami, KLM terbang dari Jakarta pukul 18.25, transit selama setengah jam di Kuala Lumpur lalu langsung menuju Amsterdam. Kurang lebih, waktu yang ditempuh selama 18 jam.
Sepanjang perjalanan, saya mengisi waktu dengan tidur, menonton in-flight TV, mendengarkan musik, tidur lagi, dan begitu seterusnya. Beberapa jam sekali, saya menyempatkan diri berjalan-jalan di dalam pesawat, hitung-hitung stretching deh, pegal juga duduk terus.
Tiba di Schiphol pukul 6 pagi waktu setempat (atau 11 siang di Surabaya), kami disambut dengan udara yang luar biasa dingin. Berdasar perkiraan cuaca yang saya browsing jauh hari dari rumah, seharusnya selama kami di Amsterdam, suhunya antara 11-17 derajat Celsius. Nyatanya, pada saat kami keluar dari Schiphol, aplikasi suhu yang ada di iPhone saya menunjukkan 3 derajat Celsius, saudara-saudara! Its freezing! Suami saya sih kesenangan karena memang aslinya makhluk kutub, tapi saya? Aduhhh tersiksa banget-_-"
Sepanjang perjalanan, saya mengisi waktu dengan tidur, menonton in-flight TV, mendengarkan musik, tidur lagi, dan begitu seterusnya. Beberapa jam sekali, saya menyempatkan diri berjalan-jalan di dalam pesawat, hitung-hitung stretching deh, pegal juga duduk terus.
Tiba di Schiphol pukul 6 pagi waktu setempat (atau 11 siang di Surabaya), kami disambut dengan udara yang luar biasa dingin. Berdasar perkiraan cuaca yang saya browsing jauh hari dari rumah, seharusnya selama kami di Amsterdam, suhunya antara 11-17 derajat Celsius. Nyatanya, pada saat kami keluar dari Schiphol, aplikasi suhu yang ada di iPhone saya menunjukkan 3 derajat Celsius, saudara-saudara! Its freezing! Suami saya sih kesenangan karena memang aslinya makhluk kutub, tapi saya? Aduhhh tersiksa banget-_-"
Tuesday, October 13, 2015
Road to Eurotrip
Hari ini, saya dan suami akan berangkat menuju Eropa selama kurang lebih 2 minggu.
Sebagai mrs well-planned, tentulah saya yang mengatur segalanya. Benar-benar segalanya lho! Mulai dari mencari tiket pesawat terbang, mencari penginapan, menyusun rute negara mana saja yang akan didatangi, membeli tiket kereta api di setiap negara sampai menyusun jadwal perjamnya di semua negara. Seru? Jelas! Karena memang saya organizer banget, mengatur hal-hal seperti ini menyenangkan sekali.
Tapi, saya juga lumayan deg-degan, takut semua tak berjalan sesuai rencana. (Now that im thinking of, kok saya mirip Naya ya LOL).
Anyway, saya sempat gemas sekali dengan suami. Koper saya sudah ditutup (pertanda siap dibawa pergi) sejak 2-3 minggu yang lalu, sementara milik suami? Tadi malam masih kosong! Bahkan ia baru membeli koper sehari sebelumnya. Yasalaaaaam. Sampai migren deh saya.
Dari semua persiapan sebelum berangkat, saya pikir yang paling susah adalah berpamitan dengan anak gadis. Maklum, tahu sendiri kan betapa menempelnya ia pada saya. Ke toilet pun dia harus ikut! Bagaimana ceritanya ditinggal 2 minggu ya?
Sepulang Naya sekolah, saya dan suami menjemputnya untuk langsung pergi ke bandara. Jauh hari sebelumnya, memang saya sudah berulangkali menjelaskan pada Naya kalau saya dan papanya akan pergi ke Eropa selama 2 minggu.
M: "Kakak mau ikut mama papa?"
N: "Yes, of course!"
M: "But its on school days. "
N: " Okay NO, thank you. Kakak engga mau ijin sekolah. Ya sudahlah mama papa saja yang pergi ya. Kakak sama uti aja."
Walaupun begitu, saya masih ragu Naya benar-benar "ikhlas" ditinggal. Ah paling nanti merengek minta ikut.
Nyatanya, sampai last minutes, Naya bersikukuh tak mau ikut karena harus sekolah.
Di bandara, saya sudah mulai mewek sambil memeluk Naya.
M: "Kak, mama sama papa pergi ya. Kakak sama uti yang pinter ya!"
N: "Okay mama, dont worry and dont be sad. Im okay. Bye bye, and i'll see you in 2 weeks!"
M: *masih mewek*
N: "Sudahlah mama, jangan terlalu dipikirin. Cuma 2 minggu kok, mama bobok terus bangun lagi sampai 14x, terus udah deh ketemu kakak lagi."
Hahaha, payah deh, suka tertukar memang peran ibu dan anak LOL.
Semoga perjalanan kami lancar ya, nantikan cerita selanjutnya di blog ini. Stay close!:*
Monday, October 12, 2015
Mengurus Visa UK
Mengurus visa UK sebenarnya membawa cerita pahit tersendiri buat saya. Pergi ke UK adalah salah satu impian masa kecil saya. Sehingga, beberapa tahun lalu saat saya berkesempatan mengunjungi beberapa negara Eropa, tentu saja UK masuk ke dalam daftar.
Sayangnyaaaa, karena satu dan lain hal terkait visa, saya batal melihat secara langsung the Big Ben, istana Buckingham dan London Eye yang sudah saya impikan itu. Maklumlah, dari dulu memang sudah terkenal, mengurus visa UK ribet dan sulit.
Makanya, tahun ini, ketika saya akan mengunjungi benua Eropa lagi, dan suami menawarkan mampir ke UK, saya sudah apriori terlebih dahulu. Jangan-jangan, nanti batal lagi. Asal tahu saja, duluuuu, saat saya sudah sangat berharap, lalu permohonan visa dikembalikan (karena ada yang harus dilengkapi sih, bukan ditolak) di detik-detik terakhir keberangkatan, rasanya mengecewakan sekali. Sedih minta ampun.
Tapiiii, namanya juga impian masa kecil ya, tak ada salahnya deh apply lagi. Belajar dari pengalaman lalu, kali ini saya tak terlalu berharap. Diterima syukur, tidak ya sudah. No big deal. Apalagi, banyak orang yang bilang kalau tahun-tahun belakangan ini, mengurus visa ke UK sudah tak sesulit dulu. Mungkin dikarenakan perekonomian UK yang sedang gencar-gencarnya mempromosikan pariwisata untuk mengangkat angka wisatawan. Mungkin.
Sayangnyaaaa, karena satu dan lain hal terkait visa, saya batal melihat secara langsung the Big Ben, istana Buckingham dan London Eye yang sudah saya impikan itu. Maklumlah, dari dulu memang sudah terkenal, mengurus visa UK ribet dan sulit.
Makanya, tahun ini, ketika saya akan mengunjungi benua Eropa lagi, dan suami menawarkan mampir ke UK, saya sudah apriori terlebih dahulu. Jangan-jangan, nanti batal lagi. Asal tahu saja, duluuuu, saat saya sudah sangat berharap, lalu permohonan visa dikembalikan (karena ada yang harus dilengkapi sih, bukan ditolak) di detik-detik terakhir keberangkatan, rasanya mengecewakan sekali. Sedih minta ampun.
Tapiiii, namanya juga impian masa kecil ya, tak ada salahnya deh apply lagi. Belajar dari pengalaman lalu, kali ini saya tak terlalu berharap. Diterima syukur, tidak ya sudah. No big deal. Apalagi, banyak orang yang bilang kalau tahun-tahun belakangan ini, mengurus visa ke UK sudah tak sesulit dulu. Mungkin dikarenakan perekonomian UK yang sedang gencar-gencarnya mempromosikan pariwisata untuk mengangkat angka wisatawan. Mungkin.
Tuesday, October 6, 2015
Naya dan Panik
Pengertian panik di atas saya ambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online.
Memasuki umurnya yang hampir 4 tahun lebih 6 bulan, saat ini Naya sangat mudah panik. Benar lho, sampai terkadang kepanikannya pun menular pada saya-_-"
Mungkin ini berhubungan dengan sifatnya juga yang perfeksionis banget. Percaya tidak, setiap hari Naya bisa bangun jam 4 pagi lalu sibuk membangunkan seisi rumah sambil merengek-rengek karena...takut terlambat sekolah-_-". Padahal sekolahnya baru masuk jam 8 pagi.Saat panik, Naya menangis dan seperti orang bingung. Tidak bisa diajak bicara deh!
Memasuki umurnya yang hampir 4 tahun lebih 6 bulan, saat ini Naya sangat mudah panik. Benar lho, sampai terkadang kepanikannya pun menular pada saya-_-"
Mungkin ini berhubungan dengan sifatnya juga yang perfeksionis banget. Percaya tidak, setiap hari Naya bisa bangun jam 4 pagi lalu sibuk membangunkan seisi rumah sambil merengek-rengek karena...takut terlambat sekolah-_-". Padahal sekolahnya baru masuk jam 8 pagi.Saat panik, Naya menangis dan seperti orang bingung. Tidak bisa diajak bicara deh!
Monday, October 5, 2015
Tulisan Naya
Mungkin karena meniru saya, Naya senang sekali menulis. Bukan sekadar menulis kata, tapi cerita, lagu bahkan puisi. Entah sudah berapa lagu yang ia tulis -baca:karang-, tapi saya lihat memang Naya suka sekali mengarang lagu dan nada.
Bisa jadi memang kebetulan, tapi Naya selalu mengingat dengan pasti lagu yang ia ciptakan. Bukan hanya liriknya ya, tapi juga nadanya. Dan ini sudah berlangsung sejak Naya masih berusia belum 2 tahun. Saya ingat sekali lagu pertama yang ia "ciptakan" berjudul
"Boneka yang Mahal".
Lirik pertama lagu itu adalah: "Itu boneka kok mahal sekali?" :))
Anyway, kemarin pagi Naya masuk ke dalam kamar saya sewaktu saya masih tidur dengan tenangnya. Ia memberikan selembar kertas pada saya.
Naya: "Mama, ini tulisan kakak tentang mama."
Saya yang aslinya masih sangat mengantuk, langsung melek. Aduh terharu banget deh menerima tulisan anak gadis 4 tahun ini.
Bisa jadi memang kebetulan, tapi Naya selalu mengingat dengan pasti lagu yang ia ciptakan. Bukan hanya liriknya ya, tapi juga nadanya. Dan ini sudah berlangsung sejak Naya masih berusia belum 2 tahun. Saya ingat sekali lagu pertama yang ia "ciptakan" berjudul
"Boneka yang Mahal".
Lirik pertama lagu itu adalah: "Itu boneka kok mahal sekali?" :))
Anyway, kemarin pagi Naya masuk ke dalam kamar saya sewaktu saya masih tidur dengan tenangnya. Ia memberikan selembar kertas pada saya.
Naya: "Mama, ini tulisan kakak tentang mama."
Saya yang aslinya masih sangat mengantuk, langsung melek. Aduh terharu banget deh menerima tulisan anak gadis 4 tahun ini.
Sunday, October 4, 2015
#PlayAndLearn di Citylife
Jumat kemarin, saya diundang tim acara Citylife SBO TV sebagai bintang tamu untuk membahas buku #PlayAndLearn. Sebetulnya sih, undangan tersebut datang 2 minggu sebelumnya, namun karena jadwal saya yang padat merayap, diundurlah ke hari Jumat ini.
Acara ini ditayangkan secara live jam 21.30 sampai 22.30, dan pembawa acaranya adalah "partner abadi" saya sewaktu menjadi presenter di televisi yang sama, Jova. Karena memang sudah kenal luar dalam -halah:p-, syuting pun berjalan layaknya sedang ngerumpi biasa haha.
Saya sertakan foto-foto yang dicapture teman saya, Vidya dan mbak Sofi dari televisinya ya:p
Acara ini ditayangkan secara live jam 21.30 sampai 22.30, dan pembawa acaranya adalah "partner abadi" saya sewaktu menjadi presenter di televisi yang sama, Jova. Karena memang sudah kenal luar dalam -halah:p-, syuting pun berjalan layaknya sedang ngerumpi biasa haha.
Saya sertakan foto-foto yang dicapture teman saya, Vidya dan mbak Sofi dari televisinya ya:p
Friday, October 2, 2015
(Akhirnya) Tayang Juga!
Masih ingat cerita saya sewaktu diundang tim Sarah Sechan Net TV?
Nah, akhirnya kemarin taping-an acara tersebut tayang juga. Sayangnya saya sama sekali tidak tahu. Makanya saya lumayan terkejut mendapati teman-teman yang mengirim capture foto saya di TV bersama Naya lewat Whatsapp dan BBM. Hahaha terima kasih ya semuanyaaa:*
Untunglah sekarang ada youtube yang memudahkan semuanya. Saya bisa menyaksikan ulang sore harinya. Naya terlihat senang sekali melihat dirinya muncul di televisi. (Dan bukan sekadar di CCTV supermarket depan rumah LOL).
Buat yang ingin menyaksikan bisa lihat di link ini yaa:
https://m.youtube.com/watch?feature=youtu.be&v=WglV7MPnJtc
Atau langsung cek videonya:
Nah, akhirnya kemarin taping-an acara tersebut tayang juga. Sayangnya saya sama sekali tidak tahu. Makanya saya lumayan terkejut mendapati teman-teman yang mengirim capture foto saya di TV bersama Naya lewat Whatsapp dan BBM. Hahaha terima kasih ya semuanyaaa:*
Untunglah sekarang ada youtube yang memudahkan semuanya. Saya bisa menyaksikan ulang sore harinya. Naya terlihat senang sekali melihat dirinya muncul di televisi. (Dan bukan sekadar di CCTV supermarket depan rumah LOL).
Buat yang ingin menyaksikan bisa lihat di link ini yaa:
https://m.youtube.com/watch?feature=youtu.be&v=WglV7MPnJtc
Atau langsung cek videonya:
Subscribe to:
Posts (Atom)