Untuk yang ingin membaca artikelnya langsung bisa dilihat di sini.
Pilih-pilih makanan adalah salah satu keluhan yang paling banyak dikeluhkan
orangtua, terutama saat anaknya usia 1-3 tahun. Kebiasaan pilih-pilih makanan
ini disebut dengan food preference, dan spektrumnya luas, mulai picky eater
sampai selective eater.
Food
preference yang normal banget terjadi pada perkembangan anak disebut dengan
fase neofobia atau penolakan pada makanan baru. Neofobia ini sebetulnya
mekanisme pertahanan tubuh anak lho, karena membantu anak menghindari makan
bahan berbahaya saat ia mulai bisa memilih makanannya sendiri. Tapi kalau
berlanjut dan berkepanjangan, bisa jadi masalah makan berupa food preference.
1. Apa sih indikator seorang anak bisa dikatakan picky eater?
Picky
eater berarti anak mau mengonsumsi berbagai
jenis makanan baik yang sudah maupun yang belum dikenalnya tapi menolak
mengonsumsi dalam jumlah yang cukup. Selain jumlah yang tidak cukup, picky eater pun berhubungan dengan rasa dan tekstur
makanan. Walaupun pilih-pilih makanan, picky eater
masih mau mengonsumsi minimal satu macam makanan dari setiap kelompok
karbohidrat, protein, sayur/buah dan susu. Misalnya, walaupun anak menolak
makan nasi, tapi ia masih mau makan roti atau mie.
Sementara
selective
eater adalah anak yang menolak segala jenis makanan dalam
kelompok makanan tertentu. Misalnya sama sekali enggan mengonsumsi karbohidrat,
baik itu nasi, roti atau mie.
2. Apa faktor yang membuat anak menjadi picky eater?
Selain
paparan makanan pada usia dini, tipe kepribadian anak, pengaruh lingkungan,
tekanan dalam proses makan juga sangat berpengaruh lho! Maka dari itu, saat
menghadapi anak yang sulit makan atau sering pilih-pilih makanan, jangan tambah
memaksa atau marah-marah ya!
3. Apa efek samping pengidap picky eater?
Kalau
picky eater masih
merupakan fase normal dalam perkembangan seorang anak, lain halnya dengan selective eater yang mengakibatkan anak berisiko
mengalami defisiensi makro atau mikronutrien tertentu.
4. Apa yang harus dilakukan orang tua terhadap anaknya yang terlanjur
picky eater?
1.Children
see, children do. Kebiasaan makan orangtua akan sangat berpengaruh terhadap
kebiasaan anak. Jika orangtua enggan makan sayur misalnya, wajar saja jika anak
pun meniru enggan makan sayur. Selalu sajikan menu makanan yang berimbang
setiap harinya.
2.Sajikan
makanan dalam porsi kecil.
3.Biasanya,
jika anak disuruh memakan sesuatu, mereka akan langsung menolak. Sebaliknya,
jika anak yang memegang kendali , mereka cenderung lebih tertarik. Sebaiknya
sajikan makanan di meja yang terjangkau.
4.
Jika ingin memberikan makanan baru, jangan langsung menyerah jika anak langsung
menolak. Paparkan makanan baru tadi pada anak sebanyak 10-15 kali.
5.
Berikan contoh makan yang menyenangkan. Jika anak melihat orang lain makan
makanan serupa, anak akan lebih tertarik mencoba.
6.
Orangtua harus tetap tenang. Jangan panik atau marah-marah saat anak menolak
makanan tertentu.
5. Bisakah picky eater berlangsung sampai tua?
Kalau
yang dimaksud picky eater sesuai dengan definisi di atas yang mana bisa saja
masih masuk ke dalam perkembangan normal anak ya, engga sih, biasanya seiring
berjalannya waktu, napsu makan anak dan perilaku makannya akan mencapai
keseimbangan.
6. Sekarang, banyak sekali jajanan enak yang dijual di pusat perbelanjaan, berapa usia anak yang aman untuk bisa diajak jajan di mal gitu mbak?
Di atas usia setahun, sebetulnya
makanan keluarga dapat diberikan untuk anak. Makanan keluarga artinya makanan
apapun yang dimakan oleh ayah, ibu dan keluarga lainnya pun dapat dimakan oleh anak.
Walaupun begitu, anak membutuhkan nutrisi seimbang. Terkadang, jajanan yang
dijual bebas tidak mengandung nutrisi yang seimbang. Misalnya nih banyak lemak,
tapi tidak ada proteinnya. Atau mengandung banyak karbohidrat, tapi tidak ada
yang lainnya. Nah ini yang harus dipertimbangkan orangtua sebelum memilih
jajanan.
Semoga berguna:)
2 comments:
Jadi orang tua emang harus pinter pinter kalo masalah anak.
Iya bener banget. jadi orang tua harus lebih pinter untuk menyiasati tingkah anak
Post a Comment