Wednesday, March 8, 2017

Meningitis Pada Anak


Saat ini semakin sering ditemukan kasus meningitis pada anak. Sebetulnya apa itu meningitis? Berikut adalah hasil wawancara saya dengan Mommies Daily. Semoga bermanfaat:D
Apa saja risiko meningitis pada anak?
Beberapa faktor risiko kasus meningitis adalah:
1. Status imunisasi yang tidak lengkap
2. Usia. Yang paling rentan terkena adalah anak berusia di bawah 5 tahun.
3. Dari keluarga Low income.
4. Kondisi imunosupresan atau menurunnya daya tahan tubuh. Bisa karena penyakit yang diderita misalnya AIDS pada anak, atau karena kondisi lain. Misalnya status gizi buruk yang dapat menurunkan status daya tahan tubuh anak.
5. Tinggal/sering berada di komunitas yang padat. Misalnya tinggal di asrama, anak yang ada di daycare, dll.

Jenis vaksin apa saja yang bisa mencegah meningitis terjadi pada anak?
Ada beberapa vaksin yang dapat menurunkan risiko terjadinya meningitis bakteria pada anak seperti Hemophillus influenza b (Hib), Pneumococcal conjugate vaccine (PCV). Ada juga vaksin yang dapat mencegah infeksi virus tertentu yang dapat menyebabkan meningitis atau infeksi sistem syaraf pusat lain seperti MMR, polio dan varicella. Demikian pula dengan vaksin BCG yang dapat menurunkan risiko infeksi TBC yang menyebabkan meningitis TBC.

Apakah salah satu faktor masih banyaknya kasus meningitis pada anak, krn rendahnya kesadaran orangtua utk memvaksin anaknya?
Betul. Vaksinasi yang tidak lengkap statusnya merupakan faktor risiko.
Apa definisi meningitis?
Meningitis adalah istilah medis untuk inflamasi/radang yang terjadi di jaringan meninges yang melindungi sistem syaraf dan otak manusia. 
Menigitis ini punya jenis-jenisnya kah? Yang paling sering menyerang anak-anak, jenis yang mana?
Berdasarkan penyebabnya, secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2. Meningitis septik (disebabkan bakteria), dan aseptik (disebabkan sebagian besar oleh virus, namun bisa juga karena jamur dan parasit). Yang paling sering yang virus.  
Gejala khas meningitis pada anak apa?
Gejala yang paling sering muncul pada meningitis tergantung umurnya. Untuk newborn atau bayi baru lahir, bisa demam dengan gejala lain yang tidak spesifik. Misalnya malas menyusu, bisa muntah, diare, timbul rash. Bisa rewel sekali, atau lemas dan tidur melulu, serta leher kaku dan ubun-ubun di kepala cembung.
Pada anak yang berusia lebih besar, gejala yang bisa timbul berupa panas, pusing, mual, muntah, kejang dan penurunan kesadaran. Bisa juga fotofobia atau mata sangat sensitif terhadap cahaya. Tidak ada gejala yang benar-benar khas untuk meningitis.
Penanganan jika sudah terkena meningitis?
Penanganan meningitis akan sangat tergantung dari penyebabnya. Untuk bakteri tentu akan diberikan antibiotik. Sedangkan untuk virus, pada hampir semua kasus, tidak ada obat khusus yang dapat menghilangkan virus penyebabnya. Sehingga penanganan hanya bersifat suportif, seperti istirahat cukup, pemberian cairan yang cukup, dan obat-obatan simtomatik atau sesuai gejala. Hanya saja, karena untuk menentukan apakah ini virus atau bakterinya cukup susah dan membutuhkan waktu (menunggu hasil pemeriksaan laboratorium atau radiologis), biasanya anak dengan meningitis langsung diberikan antibiotik. Jika nantinya memang terbukti karena viral, antibiotik daat distop. FYI, meningitis bakterial ini memang sangat berbahaya dan dapat mematikan jika penanganannya terlambat. Sedangkan gejala meningitis bakteri dan virus hampir tak dapat dibedakan.
Menular nggak sih?
Untuk yang meningitis virus:
Kalau anak kontak dekat dengan orang yang menderita meningitis viral, anak tsb dapat terinfeksi virus yang membuat orang itu sakit. Tapi bukan berarti anak tsb pasti akan terkena meningitis viral seperti orang tadi. Hanya sedikit orang yang terinfeksi virus yang benar-benar akan menjadi meningitis.
Untuk yang bakterial:
Umumnya, kuman yang menyebabkan bakteri meningitis menyebar dari satu orang ke orang lain. kuman tertentu, seperti Listeria monocytogenes, dapat menyebar melalui makanan.
Saat seseorang terinfeksi bakteri, bukan berarti mereka pasti akan langsung menderita sakit. Mereka ini disebut “carrier” atau pembawa. Tidak sakit, tapi masih bisa menularkan bakteri tadi ke orang lain. Sebagai contoh:
- Ibu bisa menularkan bakteri grup B Streptococcus dan Escherichia coli untuk bayi mereka selama persalinan dan kelahiran.
  -Seorang anak dapat tertular bakteri Hib dan Streptococcus pneumoniae oleh batuk atau bersin saat berada di kontak dekat dengan orang lain, yang menghirup bakteri.
  -Anak dapat tertular bakteri Neisseria meningitidis i selama dekat (batuk atau berciuman) atau lama (tinggal di rumah yang sama)  kontak dengan orang yang sakit.
  -Anak bisa mendapatkan Escherichia coli dengan makan makanan yang disiapkan oleh orang-orang yang tidak mencuci tangan mereka dengan baik setelah menggunakan toilet.
Perbandingan angka kasusnya, seperti apa? Misanya dari sekian anak/kelahiran, terjadi sekian kasus meningitis
Meningitis merupakan penyakit infeksi dengan angka kematian berkisar antara 18-40% dan angka kecacatan 30-50%. Insidensi meningitis pada anak usia kurang dari 5 tahun adalah 76,7 per 100.000 orang per tahun (1998). Penelitian lain di Southern Mozambique menunjukkan insidensi meningitis bakterial pada anak di negara berkembang sebesar 20 per 100.000 orang per tahun dan pada anak usia <1 tahun tiga kali lebih tinggi. Data WHO menunjukkan, sekitar 1,8 juta bayi dan balita meninggal setiap tahunnya akibat meningitis.
Dari sekian kasus meningitis. rujukan apa yang bisa diberikan sebagai dokter spesialis anak? Misalnya, wajib buat anak, vaksin A, B, C dst. Atau bagi orang dewasa yang pergi ke tanah suci, wajib terlebih dahulu menirma vaksin meningitis.
1. Lengkapi status imunisasi
2. Jika akan berkunjung ke daerah sub sahara, atau bepergian ke tanah suci, jangan lupa untuk melakukan vaksinasi Meningitis.
3. Rutin mencuci tangan dengan baik dan cara yang benar.
4. Cegah kontak seperti berciuman, sharing gelas atau peralatan makan dengan orang yang sakit.
5. Ajari anak menutup mulut dan hidungs aat bersin atau batuk.
6. Jangan ajak anak ke mana-mana saat pergi. (Biasanya karena dianggap enteng, tetap saja dibawa ke mall misalnya. Padahal saat sakit, anak kecil terutama balita, daya tahan tubuhnya sangat melemah. Siapa yang tahu ada virus atau bakteri apa saja di mall?)

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...