Sunday, March 19, 2017

Umroh Trip 2017 Part-4

Di hari keempat ini, kami akan menuju Mekah untuk menjalani ibadah umroh yang pertama. Saya dan suami bangun dini hari sekali, packing karena koper harus sudah siap di depan pintu kamar sejak pukul 4 pagi. Setelah menyiapkan koper, kami berangkat ke mesjid Nabawi untuk shalat tahajud, shubuh dan dhuha. Sehabis itu, kami kembali ke hotel untuk sarapan.
Menyempatkan diri foto di mesjid Nabawi sebelum ke Mekkah

Di hotel, kami sempat beberes dan istirahat sebentar. Tepat setelah dhuhur, kami makan siang dan langsung berangkat ke Mekah menggunakan bis. Dalam perjalanan, kami mampir sebentar di mesjid Bir'Ali untuk mengambil miqat umroh pertama.

Saat selesai shalat di mesjid Bir'Ali, saya didekati oleh ustadz pembimbing rombongan. Tahu tidak, beliau menyodorkan ID card saya yang sempat menghilang terjatuh di Raudhah. Saya terkejut sekali, lho kok bisa ya? Katanya, saat kami sedang berada di mesjid Quba, ada seseorang yang menemukan ID card tersebut dan menyerahkannya ke salah seorang jemaah dalam rombongan. Padahal, saya yakin seyakin-yakinnya ID card itu terjatuh di Raudhah, bukan di mesjid Quba:)) Wallahualam.

Mengambil Miqat di Bir Ali

Perjalanan Madinah menuju Mekah kami tempuh dalam waktu sekitar 6 jam. Lumayan pegal, rasanya tak sabar ingin segera sampai. Tapi untungnya, karena memang selama di Medinah kami berdua kurang istirahat sekali, jadilah waktu perjalanan kami manfaatkan untuk tidur. sekitar 2 jam sebelum sampai di Mekah, pengemudi bis rombongan kami mampir sebentar untuk beristirahat. Rupanya di sana memang ada peraturan bahwa pengemudi kendaraan diharuskan beristirahat jika sudah menyetir sekian jam. Di tempat yang kami mampiri itu, banyak yang menjual makanan (mostly kebab dan prata sih berdasar pandangan mata saya) serta minuman. Saya dan suami sih tidak turun, tapi lumayan mengurangi pegal hanya dengan berdiri di dalam bis.

Kami tiba di Mekah sekitar pukul 8 malam, langsung bersantap malam di hotel Elaf Mashaer. Wah, kalau dibandingkan dengan hotel kami di Medinah, tentunya jauuuuuh lebih bagus hotel ini. Memang sih, jaraknya ke Masjidil Haram sekitar 350 meter, sedangkan hotel yang di Madinah hanya berjarak 150 meter dari mesjid Nabawi), tapi hotel Elaf Mashaer ini sangat bersih (dibersihkan tiap hari pula atau by request), liftnya lebih banyak dan semua bekerja dengan baik sehingga tidak chaos setiap busy hour, kamarnya pun luas sekali, kamar mandi bersih, pokoknya sip deh!

Kami berangkat dari hotel ke Masjidil Haram untuk umroh pertama pukul setengah sepuluh malam. Cuaca malam itu pas menurut saya, tak terlalu dingin juga tak terlalu panas. Saya pikir karena kami mengerjakan thawaf sudah cukup malam, tak akan terlalu banyak orang di sana. Tapi ternyata saya salah saudara-saudara, karena tetap saja penuh hehe. Kami dibagikan audio kit untuk mendengar doa-doa yang dipimpin ustadz pembimbing dan kami ikuti. Saat melihat Ka'bbah, saya mewek dengan sukses #teammewek. Padahal ini bukan kali pertama saya melihatnya langsung. Subhanallah.

Alhamdulillah:)
Yang pertama dilakukan adalah thawaf atau mengelilingi Ka'bah. Setelah mengerjakan thawaf 7 putaran, kami shalat berjamaah di Multazzam, minum air zamzam dan membaca doa sebelum meminum air zamzam. Setelah itu, kami melakukan sa'i sebanyak 7x. Sa'i adalah berjalan dari bukit Shafa ke bukit Marwah.

Ritual ini merupakan napak tilas dari upaya Hajar untuk mencarikan air bagi putranya Ismail yang kehausan. Hikmah yang dapat diambil diantaranya, bolak-baliknya jemaah antara bukit Shafa dan Marwah di halaman Ka’bah, menyerupai perbuatan seorang hamba yang berjalan pulang pergi secara berulang-ulang di halaman rumah sang Raja. Hal itu dilakukannya demi menunjukkan kesetiaannya dalam berkhidmat, seraya mengharap agar dirinya memperoleh perhatian yang disertai kasih sayang.

Selama melaksanakan sa'i, saya melihat ada beberapa jemaah yang meninggal saat beribadah. Entah dari mana asalnya. Jenazah-jenazah ini diletakkan di samping jalan dan hanya ditutupi selembar kain sambil menanti petugas menjemput. Ngomong-ngomong soal meninggal di sana, sewaktu di Madinah, jemaah dari Jawa Timur yang tinggal di hotel yang sama dan selantai dengan kami pun ada yang meninggal dunia saat menunggu lift sebelum berangkat ke Mekah. Saya sempat kaget melihat beliau karena pucat sekali wajahnya. Awalnya, saya kira beliau pingsan, tapi ternyata petugas kesehatan yang dipanggil menyatakan beliau sudah meninggal dunia. Innalillahi wa innailaihi rojiun. Berdasarkan ngobrol-ngobrol dengan ustadz kami, siapapun yang meninggal di sana akan langsung dishalatkan dan dimakamkan di sana.

Sehabis melaksanakan sa'i, kami melakukan rukun umroh yang terakhir yaitu tahalul atau memotong rambut. Sedikit saja sih, minimal hanya 3 helai saja. Alhamdulillah, kami menyelesaikan ritual umroh ini sekitar jam setengah 2 pagi. Karena "nanggung", sekalian saja kami shalat tahajjud sebelum pulang kembali ke hotel.

Paginya, sebelum sholat shubuh, saya baru merasakan kaki saya kaku, bengkak dan tak bisa digerakkan hahaha. Padahal seingat saya, waktu umroh tahun 2009 lalu, saya santai saja menjalankan umroh dengan ringan. Yang sekarang? Harus banyak berbekal counterpain dan koyo hahahaha. Mungkin faktor U ya:p (Kalau kata suami saya sih faktor O alias kurang olahraga):))

Akhirnya, seharian setelah umroh itu kami habiskan untuk beristirahat di hotel. Lelah luar biasa:D
Hitung-hitung menabung tenaga untuk melakukan ibadah umroh kedua keesokan harinya.

Oh ya, untuk perempuan yang ingin melakukan ibadah umroh, saya sarankan setidaknya sebulan sebelum berangkat, berkonsultasilah dengan dokter kandungan untuk mengatur jadwal haid. Jangan sampai sudah jauh-jauh ke sana, ehh malah jadi tak bisa beribadah karena kedatangan tamu bulanan. Saya sendiri sudah meminum obat yang diresepkan suami sejak 1,5 bulan sebelum berangkat.

Kemudian karena banyak juga yang menanyakan mengenai provider handphone, jangan khawatir. Mungkin karena setiap umroh atau haji, jemaah Indonesialah yang terbanyak, rasanya semua provider selular di Indonesia mempunyai dan menawarkan paket khusus. Saya menggunakan Indosat, dan berlangganan pajet umroh unlimited data selama 10 hari seharga 220 ribu rupiah. Di sana super cepat dan bisa digunakan untuk video call (penting!). Mendaftarnya pun mudah, cukup tekan *122*1#, selesai. Yang menggunakan Telkomsel malah lebih enak lagi karena di Madinah, Mekkah dan Jeddah ada Grapari lho! Jangan lupa untuk mencari infonya terlebih dahulu lewat website official atau customer servicenya ya;)

Nantikan cerita umroh trip saya selanjutnya yaa;)

1 comment:

Matthew Harper said...

Hi nice reading yourr blog

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...