Friday, March 24, 2017

Obesitas pada Anak

Kemarin, saya diwawancara Jawa Pos mengenai obesitas pada anak. Seperti biasa, agar lebih banyak yang mendapat manfaatnya, saya share di sini yaaa! Oh ya, ini dia linknya untuk yang ingin membaca hasil wawancara tersebut:
http://www.jawapos.com/read/2017/03/23/118315/ini-efek-samping-bila-obesitas-sejak-kecil
http://www.jawapos.com/read/2017/03/23/118317/mencoba-pencegahan-obesitas-yang-sedang-hits


1. Apakah kriteria obesitas untuk anak?
Anak disebut obes jika berat badan menurut tinggi badan berada pada +3 dan overweight +2 menurut kriteria WHO 2006. Indeks massa tubuh pada anak obes usia dibawah 5 tahun berada diatas sama dengan +3 pada kurva WHO 2006 dan pada anak usia diatas sama dengan 5 tahun lebih dari +2 simpang baku pada kurva WHO 2007.

2. Bila sudah tergolong obesitas, apa yang seharusnya dilakukan orang tua? 
Pada prinsipnya, tata laksana gizi lebih dan obesitas pada anak adalah menerapkan pola makan yang benar sesuai usia, aktivitas fisik yang benar sesuai usia dan memodifikasi perilaku dengan orangtua sebagai panutannya.
1. Pola makan yang benar
Pemberian makanan seimbang pada anak sesuai dengan metode food rules:
- Makan besar 3x/hari, camilan 2x/hari. Camilan diutamakan dalam bentuk buah segar, kemudian diberikan air putih di antara jadwal makan utama dan camilan. Batasi juga waktu makan hanya maximal 30 menit/kali.
- Lingkungan senetral mungkin dalam artian tidak ada yang memaksa anak mengkonsumsi makanan tertentu dan jumlah makanan ditentukan sendiri oleh anak.

Karena anak masih membutuhkan nutrisi yang optimal untuk tumbuh kembangnya, pastikan diet tetap seimbang mengandung karbohidrat 50-60%, lemak 30% dan protein 15-20%.
2. Aktivitas yang benar.
Kurangi lama menonton televisi atau bermain gadget dan gantilah dengan aktivitas fisik. Bermain di taman, bersepeda, menari, basket, dll.
3. Modifikasi perilaku
Ini untuk mendukung perubahan perilaku pada anak, dan peran orangtua sangat penting.
- Pengawasan terhadap berat badan, masukan makanan dan aktivitas fisik anak.
- Orangtua diharap dapat meniadakan semua stimulus (misalnya setiap nonton tv pasti makan) yang dapat merangsang anak makan.
- Ubah perilaku makan, belajar mengontrol porsi, mengurangi snack,.
- Reward, orangtua dianjurkan memberi pujian atau dorongan terhadap keberhasilan anak. Misal anak mau olahraga, anak mau makan dengan menu baru yang sesuai, dll

3. Apa ada pemahaman yang salah kaprah selama ini terjadi pada orang tua yang memiliki anak obesitas?
 Kebanyakan orangtua tidak merasa khawatir jika anaknya obesitas, malah senang karena menganggap anaknya lucu kalau gemuk sekali. Nah pandangan seperti ini yang harus diperbaiki. Obesitas memiliki banyak efek berbahaya untuk anak, bahkan sampai kelak setelah dewasa.

4. Saat berat badan anak berangsur normal, apa yang harus dilakukan orang tua untuk memantain BB normal  pada anak?
 Tetap pantau pola makan sehat anak, aktivitas fisiknya dan modifikasi perilaku.

5. Apa ada efek samping pada anak obesitas yang berat badannya tidak dikontrol oleh orang tua?
 Banyak. Obesitas ini dapat memberikan dampak yang mempengaruhi hampir setiap sistem orngan di dalam tubuh kita.

- Jangka pendek:
a. Obstructive sleep apnea (mengorok, sering terbangun saat tidur sehingga mengantuk di saat sekolah. Nilai-nilai pelajaran akan menurun. Yang lebih bahaya jika henti napas saat tidur. Ada tuh beritanya di JP kapan itu, anak obesitas yang meninggal pas tidur).
b. Depresi (semas, tidak puas terhadap bentuk tubuh, apalagi kalau sering dibully, sulit tidur, makan berlebih).
c. Hipertensi
d. Dislipidemia

Jangka panjang
a. Diabetes melitus Tipe 2
b. Blount Disease (kaki pengkor)
c. Sindrom (gabungan gejala) antara diabetes, hi[pertensi dan dislipidemia

6. Apa langkah preventif supaya tidak terjadi obesitas di usia anak-anak?
Secara garis besar, ada international campaign yang memang lagi hits banget dipopulerkan buat meningkatkan public awareness, namanya 5-2-1-0

5: Aim for 5 fruits and vegetables every day
2: Keep recreational screen time to 2 hours or less every day
1: Include at least 1 hour or more of active play every day
0: Skip sugar sweetened beverages, drink more water every day

Tapi yang lebih spesifik sesuai usia yaa, berdasar rekomendasi IDAI:
Untuk bayi 0-12 bulan:

1. Mendorong pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai usia 12
bulan dan sesudahnya setelah pengenalan makan padat dimulai 

2. Mendorong orangtua untuk menawarkan makanan baru secara berulang sertamenghindari minuman manis dan makanan selingan (french fries dan potato chips) 

3. Tidak meletakkan televisi di dalam kamar tidur anak 

Pada anak berusia 12-24 bulan, strategi pencegahan obesitas yang dianjurkan adalah:
a. Menghindari minuman manis, konsumsi jus dan susu yang berlebih. Konsumsi susu >480-720 mL/hari dapat menambah energi ekstra atau menggantikan nutrien lainnya
b. Makan bersama di meja makan dengan anggota keluarga lainnya sebanyak 3x/hari dan televisi dimatikan selama proses makan bersama
c. Keluarga tidak membatasi jumlah makanan dan selingan yang dikonsumsi anak, tetapi memastikan bahwa semua makanan yang tersedia sehat serta cukup buah dan sayuran
d. Selingan dapat diberikan sebanyak 2 kali, dan orangtua hanya menawarkan air putih bila anak haus diantara selingan dan makan padat

e. Anak harus mempunyai kesempatan bermain aktif, membatasi menonton televisi atau DVD, serta tidak meletakkan televisi di dalam kamar tidur anak
f. Orangtua dapat menjadi model untuk membantu anak belajar lebih selektif dan sehat terhadap makanan yang dikonsumsi.
g. Orangtua berperan aktif dalam pendidikan media anak dengan menemani anak saat menonton program televisi dan mendiskusikan acara tersebut dengan anak
h. Membuat jadwal penggunaan media, membatasi waktu menonton <1-2 jam/hari dan mengurangi pajanan media

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...