http://www.jawapos.com/read/2017/03/23/118315/ini-efek-samping-bila-obesitas-sejak-kecil
http://www.jawapos.com/read/2017/03/23/118317/mencoba-pencegahan-obesitas-yang-sedang-hits
1. Apakah kriteria obesitas untuk anak?
Anak
disebut obes jika berat badan menurut tinggi badan berada pada +3 dan overweight +2 menurut kriteria WHO 2006.
Indeks massa tubuh pada anak obes usia dibawah 5 tahun berada diatas sama
dengan +3 pada kurva WHO 2006 dan pada anak usia diatas sama dengan 5 tahun
lebih dari +2 simpang baku pada kurva WHO 2007.
2. Bila sudah tergolong obesitas, apa yang seharusnya
dilakukan orang tua?
Pada
prinsipnya, tata laksana gizi lebih dan obesitas pada anak adalah menerapkan
pola makan yang benar sesuai usia, aktivitas fisik yang benar sesuai usia dan
memodifikasi perilaku dengan orangtua sebagai panutannya.
1.
Pola makan yang benar
Pemberian
makanan seimbang pada anak sesuai dengan metode food rules:
-
Makan besar 3x/hari, camilan 2x/hari. Camilan diutamakan dalam bentuk buah
segar, kemudian diberikan air putih di antara jadwal makan utama dan camilan.
Batasi juga waktu makan hanya maximal 30 menit/kali.
-
Lingkungan senetral mungkin dalam artian tidak ada yang memaksa anak
mengkonsumsi makanan tertentu dan jumlah makanan ditentukan sendiri oleh anak.
Karena
anak masih membutuhkan nutrisi yang optimal untuk tumbuh kembangnya, pastikan
diet tetap seimbang mengandung karbohidrat 50-60%, lemak 30% dan protein
15-20%.
2.
Aktivitas yang benar.
Kurangi
lama menonton televisi atau bermain gadget dan gantilah dengan aktivitas fisik.
Bermain di taman, bersepeda, menari, basket, dll.
3.
Modifikasi perilaku
Ini
untuk mendukung perubahan perilaku pada anak, dan peran orangtua sangat
penting.
-
Pengawasan terhadap berat badan, masukan makanan dan aktivitas fisik anak.
-
Orangtua diharap dapat meniadakan semua stimulus (misalnya setiap nonton tv
pasti makan) yang dapat merangsang anak makan.
-
Ubah perilaku makan, belajar mengontrol porsi, mengurangi snack,.
-
Reward, orangtua dianjurkan memberi pujian atau dorongan terhadap keberhasilan
anak. Misal anak mau olahraga, anak mau makan dengan menu baru yang sesuai, dll
3. Apa ada pemahaman yang salah kaprah selama ini terjadi
pada orang tua yang memiliki anak obesitas?
Kebanyakan
orangtua tidak merasa khawatir jika anaknya obesitas, malah senang karena
menganggap anaknya lucu kalau gemuk sekali. Nah pandangan seperti ini yang
harus diperbaiki. Obesitas memiliki banyak efek berbahaya untuk anak, bahkan
sampai kelak setelah dewasa.
4. Saat berat badan anak berangsur normal, apa yang harus
dilakukan orang tua untuk memantain BB normal pada anak?
Tetap
pantau pola makan sehat anak, aktivitas fisiknya dan modifikasi perilaku.
5. Apa ada efek samping pada anak obesitas yang berat
badannya tidak dikontrol oleh orang tua?
Banyak.
Obesitas ini dapat memberikan dampak yang mempengaruhi hampir setiap sistem
orngan di dalam tubuh kita.
-
Jangka pendek:
a.
Obstructive sleep apnea (mengorok, sering terbangun saat tidur sehingga
mengantuk di saat sekolah. Nilai-nilai pelajaran akan menurun. Yang lebih
bahaya jika henti napas saat tidur. Ada tuh beritanya di JP kapan itu, anak
obesitas yang meninggal pas tidur).
b.
Depresi (semas, tidak puas terhadap bentuk tubuh, apalagi kalau sering dibully,
sulit tidur, makan berlebih).
c.
Hipertensi
d.
Dislipidemia
Jangka
panjang
a.
Diabetes melitus Tipe 2
b.
Blount Disease (kaki pengkor)
c.
Sindrom (gabungan gejala) antara diabetes, hi[pertensi dan dislipidemia
6. Apa langkah preventif supaya tidak terjadi obesitas di
usia anak-anak?
Secara garis besar, ada
international campaign yang memang lagi hits banget dipopulerkan buat
meningkatkan public awareness, namanya 5-2-1-0
5: Aim for 5 fruits and vegetables
every day
2: Keep recreational screen time to
2 hours or less every day
1: Include at least 1 hour or more
of active play every day
0: Skip sugar sweetened beverages,
drink more water every day
Tapi yang lebih spesifik sesuai usia
yaa, berdasar rekomendasi IDAI:
Untuk bayi 0-12 bulan:
1.
Mendorong pemberian
ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai usia 12
bulan
dan sesudahnya setelah pengenalan makan padat dimulai
2.
Mendorong orangtua
untuk menawarkan makanan baru secara berulang sertamenghindari minuman manis
dan makanan selingan (french fries dan potato chips)
3.
Tidak meletakkan
televisi di dalam kamar tidur anak
Pada anak berusia 12-24 bulan, strategi pencegahan
obesitas yang dianjurkan adalah:
a. Menghindari minuman manis, konsumsi jus dan susu yang
berlebih. Konsumsi susu >480-720 mL/hari dapat menambah energi ekstra atau
menggantikan nutrien lainnya
b. Makan bersama di meja makan dengan anggota keluarga
lainnya sebanyak 3x/hari dan televisi dimatikan selama proses makan bersama
c. Keluarga tidak membatasi jumlah makanan dan selingan
yang dikonsumsi anak, tetapi memastikan bahwa semua makanan yang tersedia sehat
serta cukup buah dan sayuran
d. Selingan dapat diberikan sebanyak 2 kali, dan orangtua
hanya menawarkan air putih bila anak haus diantara selingan dan makan padat
e. Anak harus mempunyai kesempatan bermain aktif,
membatasi menonton televisi atau DVD, serta tidak meletakkan televisi di dalam
kamar tidur anak
f. Orangtua dapat menjadi model untuk membantu anak
belajar lebih selektif dan sehat terhadap makanan yang dikonsumsi.
g. Orangtua berperan aktif dalam pendidikan media anak
dengan menemani anak saat menonton program televisi dan mendiskusikan acara
tersebut dengan anak
h. Membuat jadwal penggunaan media, membatasi waktu
menonton <1-2 jam/hari dan mengurangi pajanan media
No comments:
Post a Comment