Sunday, October 25, 2015

The Super Nice - Nice

Siang ini, kami akan melanjutkan perjalanan ke kota terakhir Eurotrip, Nice. Dari pagi buta, saya sudah mempersiapkan semuanya. Packing, membereskan kamar airbnb dan memilah barang mana yang masuk koper dan yang mana masuk backpack.

Sebelum check-out, saya dan suami berjalan-jalan di sekitar wilayah airbnb. Banyak pertokoan kecil di sana. Eh benar saja, suami saya belanja lagi doooong hahaha. Siapa sih yang bilang kalau belanja itu kerjaannya wanita? Di kasus saya mah banyakan suami saya yang belanja, saya malah hampir tak pernah:p

Sunset dari dalam kereta
 Tepat tengah hari, saya dan suami check-out, berpamitan dengan Jeremy dan dua orang tamu barunya yang rupanya berasal dari Singapore, kemudian berangkat ke Gare du Lyon dengan bis. Di dalam bis, sedang ada banyak sekali anak playgrup (seumuran Naya deh, 4 tahunan) yang baru pulang sekolah sepertinya. Saya puas sekali melihat anak-anak yang seperti boneka itu. Lucu bangeeeet. Sampai-sampai suami harus mengingatkan, "Heh! Kamu nanti dikira pedofil lho, atau malah mau nyulik anak." Hahahaha.

Di Gare du Lyon, akses Wi-Fi bisa didapat gratis, sehingga kami anteng menunggu kereta tiba. Kereta yang membawa kami ke Nice adalah kereta iDTGV, kereta super cepat (bisa 300 km/jam lho) yang melintasi Perancis. Harga tiketnya sangat mahal jika dibeli pada hari keberangkatan, tapi kalau jauh hari bisa sangat murah. Mungkin memang rejeki anak solehah yang sangat well-planned ya, saya memesan tiket hampir 2 bulan sebelumnya, tepat pada saat tiket mulai dijual. Selain harganya masih murah, saya juga mendapat promo hanya menambah 2 Euro untuk upgrade ke kelas 1.

Tempat duduk saya dan suami berada di tingkat 2 kereta. Tempat duduknya berhadap-hadapan alias face to face, dengan  meja dan lampu baca masing-masing. Keretanya bersih dan sangat nyaman. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan pesisir Perancis yang luar biasa indah. Selama 6 jam perjalanan, tak bosan-bosan deh! Oh ya, sewaktu memesan, kita bisa meminta tempat duduk di IdZap area (area yang lebih ramai, biasanya untuk yang bepergian dengan keluarga atau membawa anak-anak) atau IdZen area (lebih tenang, untuk yang ingin beristirahat di kereta).

Saya berkesempatan melihat sunset dari dalam kereta. Aduh indahnyaaaa, romantis pula suasananya:p

Kami tiba di Nice sekitar pukul setengah sembilan malam. Semua public transport di Nice sudah berhenti sejak pukul 7 malam. Mau berjalan kaki,  tapi bawaan berat dan airbnb kami terletak di atas gunung, menanjak sekali. Jadi kami putuskan untuk naik Uber sajalah:D

Pemilik airbnb kami bernama Habib dan Hekma, berasal asli dari Tunisia namun sudah lumayan lama menetap di Perancis. Keduanya adalah profesor dan mengajar di universitas di Nice, bidang hukum. Kamarnya bersih, lumayan besar dan yang penting, dekat dengan Acropolis, tempat kongres suami saya dilaksanakan. Karena sudah malam sekali (di Indonesia sudah jam 2 pagi), kami teler dan mengantuk, langsung tidur deh.

Keesokan paginya, kami bangun dan langsung bersiap-siap. Kongres suami saya dimulai jam 9 pagi. Kami menikmati sarapan yang sudah disediakan Hekma, berupa roti dan yoghurt. (Saya pengin sambaaaaaaaal!)

Selama sarapan, saya, suami serta Habib dan Hekma membicarakan banyak hal. Karena mereka muslim, kami banyak membicarakan soal agama. Seruuuu! Saya mendapat banyak insight baru dari mereka.

Lalu, suami saya berangkat kongres dan saya sebagai istri yang baik mengantarkan sampai ke tempat lalu....keluyuran sendiri hahahaha!

Karena Nice adalah kota kecil, hampir semua tempat bisa dijangkan dengan berjalan kaki. Selain pengiritan, yaa hitung-hitung olahraga deh buat saya:D

Tempat yang saya tuju adalah the Old Town atau Vieille Ville. Tempat ini berisi banyak toko kecil yang menjual souvenir, makanan, sampai baju dan sepatu. Ada juga yang menjual bunga. Tempat ini adalah "jantung"-nya kota Nice menurut saya, dan wajib kunjung kalau sedang berada di Nice.
Salah satu toko bunga di Old Town

Puas berjalan-jalan di the Old Town, saya melanjutkan perjalanan ke Promenade des Anglais. Sisi pantai ini bagus sekali pemandangannya. Bersih, serba biru dengan ombak kecil yang terdengar merdu suaranya. Romantis banget suasananya. Kece berat! Saya sempat duduk-duduk di tepi pantai menikmati pemandangan dan desiran ombak, duh rasanya menenangkan hati dan pikiran.
Kece banget kan pemandangannya!
Setelah itu, saya berjalan lagi ke Place Massena. Place Massena adalah square yang dikelilingi banyak toko dan ada patung sebagai penandanya. Di sana, saya melihat antrian untuk naik ke Les Trains Touristiques de Nice alias kereta kecil (seperti kereta kelinci) yang membawa kita mengitari NIce. Saya langsung naik ke satu keretanya, membayar 8 Euro dan menikmati perjalanan.
Di dalam Les Trains Touristiques de Nice
Perjalanan menggunakan kereta mini ini memakan waktu satu jam, sudah termasuk 10 menit berhenti di Castle Hill. Tersedia recorded commentary yang bisa didengarkan melalui headphone dalam beberapa bahasa. Saya sih enjoy sekali dengan perjalanan ini. Very worth the price!
Kereta "kelinci"



Karena lapar, begitu selesai perjalanan dengan kereta kelinci tadi, saya langsung menuju Avenue de Jean Medicine, yang mirip-mirip dengan Orchard Roadnya Singapore atau Oxford Street-nya London. Banyak sekali tempat makan di sana namun saya mencari yang halal. Ada yang lucu soal halal ini. Seseorang di forum travelling menyarankan saya datang ke salah satu rumah makan Chinese Food yang menjual makanan halal. Wah, karena bosan juga rasanya makan itu-itu saja 2 minggu terakhir, saya bersemangat sekali mencari tempat tsb. Sudah keliling sana-sini, lengkap dengan nyasar, akhirnya saya sampai juga di tempat tadi.

Saya tanyakan lagi pada sang penjual benarkah makanannya halal, yang dijawab betul. Semua daging ayam yang ada di sana halal, dipotong secara Islam. Saya langsung berbinar-binar mendengarnya. Akhirnyaaaaaa.. bisa makan selain roti!

Saya amatilah menu untuk memesan makanan. Sedang asyik-asyiknya memelototi daftar menu, eh tunggu sebentar, kok ada porc? (daging babi) Katanya halal? Jadiii definisi kebanyakan orang (yang mungkin memang bukan muslim) di sini, halal yang penting bukan babi, dan dipotong secara Islam. Masalah nanti dimasaknya di wajan yang habis dipakai memasak babi ya tetap halal. LOL.

Kuciwa deh. Ya sudahlah, makan kebab lagi saja tak mengapa *sedih*. Saat sedang bersedih hati, saya melihat ada wanita berhijab yang masuk ke dalam tepat makan. Karena saya yakin pasti wanita tadi mencari yang halal, saya ikuti saja dia. Ternyata, alhamdulillah ada lho fastfood yang benar-benar halal. Pelayannya pun berhijab, dan di dalam menunya tidak ada daging babi. Rejeki anak solehah:p Segeralah saya pesan ayam goreng dan kentang goreng untuk pemuas hati ini.

Selesai makan, karena sudah sore saya kembali pulang ke airbnb. Tak semulu itu tentunya, karena sempat nyasar berputar-putar hahaha. Tapi Alhamdulillah berkat bahasa Perancis seadanya yang masih saya ingat, sampai juga akhirnya di airbnb.

Saya masih punya waktu 2 malam lagi di Nice sebelum pulang ke Surabaya. Tak sabar rasanya ingin bertemu Naya. (dan sambal):p

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...