Monday, January 4, 2016

Welcome to Bali

Sekitar sebulan yang lalu, suami mengabari kalau bagian tempatnya bekerja akan mengadakan Family Gathering di Bali. Saya yang memang belum pernah ke Bali segera saja mengiyakan untuk ikut. Namun setelah mengetahui kalau waktunya adalah pada liburan panjang tahun baru, jreeeeng kok jadi malas ya?

Yang terbayang oleh saya adalah keramaian orang lalu lalang di segala obyek wisata dan segala ketidaknyamanannya. Buat saya yang anti keramaian, tentulah bayangan seperti ini berhasil membuat rasa excited tadi menjadi ogah-ogahan. 

Walaupun begitu, karena acara ini wajib, saya tetap mempersiapkan segala sesuatunya jauh hari sebelum hari-H. Yang tak boleh terlupakan tentu adalah payung, sunblock, baju berlengan panjang bahan kaos, topi serta sandal.

Bukan hanya saya, Naya pun ogah-ogahan bukan main. Berulang kali ia bilang "Mama, i dont want to go to Bali. Please mama, can we pleeeease just stay at home this weekend?"

(I wish, we could kak, i wish!)

Untung saja karena sepupu-sepupu Naya pun mengikuti acara ini, saya bisa sedikit merayunya untuk ikut. Selain itu, saya janjikan juga padanya kalau di Bali ia bisa bermain pasir sepuasnya.
Rombongan sirkus:p

Kami berangkat ke Bali tanggal 1 Januari, tepat di hari pertama tahun yang baru. Mungkin karena berangkat pagi, jalanan Surabaya masih sepi dan lengang. Masih tidur karena merayakan malam tahun baru sepertinya ya?:D  Di bandara, kami berkumpul dengan rombongan yang lain, setelah sarapan pagi berupa ayam dan kentang.
Yang paling unyil paling centil

Sampai di bandara Ngurah Rai, saya sudah merasakan panas yang luar biasa. Saya pikir, Bali dan Surabaya sama panasnya, tapi masyaAllah, sinar mentari jauhh lebih terik di Bali. Di hari pertama ini, kami mengawali perjalanan dengan sarapan di rumah makan ayam Taliwang. Bukan masakan khas Bali memang, karena tur yang kami ikuti adalah tur halal. Semua itinerary disesuaikan, mulai dari makanan yang harus di tempat dengan halal certified, obyek wisata yang berdekatan dengan masjid atau musholla, sampai waktunya pun disesuaikan dengan waktu sholat.

Setelah makan siang, kami menuju ke mesjid untuk shalat Jumat. Saya yang kebetulan sedang tidak shalat, menunggu di bis sambil mendengarkan kecerewetan Naya yang tampak senang sekali. Dari mesjid, kami menuju ke Tanah Lot. Jalanan Bali yang kecil tampak dipenuhi oleh banyak mobil. Macet banget! Ditambah dengan cuaca panas yang menyengat, well lets say im not really impressed;)

Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam.
 
Credit: suami sayaaaa

Di area Tanah Lot, kami disambut toko-toko kecil yang menjual souvenir dan makanan, penuhnya minta ampun. Untuk mencapai spot bagus dengan pemandangan Tanah Lot, kami harus berdesak-desakan dengan ribuan (?) orang. Again, im not really excited about this:))
Saya udah keliatan bete belum?:p

Dari Tanah Lot, kami menuju Taman Ayun Mengwi. Sepanjang perjalanan ke sini pun, macetnya bukan main. Tapi kemacetan menuju ke sana tak ada apa-apanya dibandingkan di dalam. Jauh lebih penuh dari pada Tanah Lot! Persis deh seperti cendol:p Saya sampai menggandeng Naya erat-erat karena khawatir bakal kehilangan Naya di tengah-tengah "serbuan" ribuan wisatawan.
Gayanya kaaaak:))

Pura Taman Ayun yang terletak di Desa Mengwi, Kabupaten Badung, sekitar 18 km ke arah barat dari Denpasar. Pura ini sangat indah, sesuai dengan namanya yang berarti pura di taman yang indah. Selain indah, Pura Taman Ayun juga dinilai memiliki nilai sejarah, sehingga pada tahun 2002 Pemda Bali mengusulkan kepada UNESCO agar pura ini dimasukkan dalam World Heritage List.

Menghabiskan waktu sekitar sejam di Taman Ayun, kami melanjutkan perjalanan ke rumah makan Bale Udang Mang Engking. Sama seperti di Surabaya, tempat makan ini pun terdiri dari banyak bale/saung/gubuk dengan menu andalan seafood. Setelah makan malam, rombongan kami pun ke hotel Inaya Putri Bali untuk check in.

Sampai di hotel, waaah saya terpesona. Sepertinya inilah hotel bintang 5 terbagus yang pernah saya inapi sejauh ini. Bangunannya luas dengan arsitektur yang bagus. Memang di Bali, tidak diperbolehkan ada bangunan yang tingginya melebihi pohon kelapa. Jadi hotel ini pun paling tinggi hanya lantai 4 saja, tapi luaaaaaas banget! Beberapa kamar bahkan dilengkapi dengan private pool, dan jarak ke pantai hanya sekitar 300 meter. Naya happy, emak happy! Besok, kami akan menuju Tanjung Benoa dan Pulau Penyu. Semoga tak sepenuh dan sepanas hari ini ya;)

2 comments:

Errika said...

wahh senang sekali kakak naya liburan ke bali, sampai sekarang saya punya rencana membawa anak saya ke bali, tapi masih maju mundur terus hehe. baca postingan mbak meta jadi mau ke bali..

Meta Hanindita said...

Iya mbak, banyak obyek wisata yang fun buat anak. Tapi kalau bisa sih hindari waktu liburan dan weekend. Engga nyaman sama sekali!:D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...