Awal tahun ini, keluarga kami mendapat rejeki besar. Masih ingat dengan keponakan saya yang meninggal di awal tahun lalu? Tanpa diduga dan direncanakan, Allah yang memang Maha Baik mempercayakan kakak saya untuk kembali mempunyai anak, tepat setahun setelah anak pertama mereka dipanggil menghadap-Nya. Subhanallah.
Saya super excited, karena yessss!, punya keponakan lagi:p Yang membuat saya lebih excited lagi karena kakak ipar melahirkan di Surabaya, saya bisa berlaku sebagai dokter spesialis anak yang mendampinginya sewaktu melahirkan. Deg-degan? Banget! Padahal entah sudah berapa ratus kali saya mendampingi orang lain menjalani proses melahirkan. Biasa saja. Tapi kali ini, waaaah rasanya luar biasaaaa hahaha.
Pagi itu ipar saya mengirim pesan lewat Whatsapp, memberi tahu kalau setelah buang air kecil, ia megeluarkan lendir dan darah. Tapi setelah saya tanya, rupanya kontraksi yang muncul masih jarang-jarang. Jadilah saya minta ia untuk santai-santai dulu. "Kayaknya sih belum waktunya deh." Begitu pikir saya. Memang, berdasarkan perhitungan, due date-nya masih pertengahan Januari, masih 2-3 minggu lagi. Sehabis whatsapp-an, saya langsung sibuk bersiap-siap memulai aktivitas hari itu.
Di rumah sakit tempat saya bekerja, saat mengikuti laporan pagi atau Morning Report, ipar saya kembali mengirim pesan. Katanya, kontraksi yang muncul sudah sepuluh menit sekali. Hah? Kok cepat amat ya? Segera saja saya minta ia untuk bergegas ke rumah sakit. Sekitar setengah jam setelahnya, ia kembali mengabari kalau sudah tiba di rumah sakit dan sedang menunggu untuk pemeriksaan dalam. Saya masih tenang, karena yakin memang belum waktunya.
Selang 5 menit, ipar saya mengirimkan pesan singkat : "Sudah bukaan lengkap", yang membuat saya panik bukan kepalang. Saya segera berlari -literally- ke rumah sakit yang kebetulan memang berjarak sangat dekat dengan rumah sakit saya. Kok cepat sekali ya? Belum ada pembukaan 1,2,3, dst laaah kok bisa langsung lengkap?
Tiba di kamar periksa, saya melihat kakak ipar dengan pucat pasi menahan sakit teramat sangat. Aduh, saya jadi ikut mulas melihatnya. Kakak saya sendiri masih berada di Bandung, tidak bisa segera ke Surabaya karena terlanjur bertukar jadwal dinas dengan temannya. Rencananya, kakak ipar saya akan menjalani VBAC atau Vaginal Birth After Caesarian, alias melahirkan normal.
Manusia boleh berencana, tapi Allah tetap yang menentukan. Walaupun sudah berniat kuat untuk melahirkan normal (plus kesakitan bukan main, saya ikut berkeringat dingin melihatnya!), ternyata letak bayi melintang sehingga harus segera dioperasi. Namanya juga mendadak, tidak ada yang siap :))
Saya segera mengganti baju kamar operasi dan mengajukan diri untuk mendampinginya selama proses operasi. Untungnya, saya sudah memiliki Surat Ijin Praktek di rumah sakit tsb. Selama proses operasi berlangsung, saya seperti cacing kepanasan deh.
Alhamdulillah, tepat pukul 10.50, lahir juga keponakan perempuan saya dengan berat 3,1 Kg. Saya langsung membimbingnya untuk Inisiasi Menyusui Dini (pintar sekali! Langsung mengenyot dengan penuh semangat haha), dan membawanya ke kamar bayi. Wajah keponakan saya ini mirip plek dengan kakak saya, hahaha.
Welcome to the world, Chiquitita Levine Aurolla! Semoga menjadi anak solehah, pintar, cantik hati dan parasnya, membawa berkah ke semua keluarga, amiiin.
PS: Naya jealous bukan main dengan sepupunya ini, PR banget deh ini. Apa kabar ya kalau saya yang melahirkan?:p
No comments:
Post a Comment