Thursday, January 28, 2016

Pembengkakan Kelenjar Getah Bening dan Skin to Skin Contact Pada Anak


Beberapa waktu lalu, saya mendapat pertanyaan mengenai pembengkakan kelenjar getah bening (KGB) dan skin to skin contact pada anak. Saya share di sini juga ya jawabannya. Semoga berguna:)

1. Pada beberapa bayi baru lahir ada benjolan kecil di area belakang kepala/ telinga yang katanya adalah kelenjar getah bening. Normalkah jika benjolan ini selalu teraba? Apa yang menyebabkan benjolan itu teraba?

Kalau pada bayi baru lahir, yang paling sering terjadi adalah benjolan di atas kepala. Bagian lunak yang menonjol seperti bengkak itu (caput succedaneum) muncul akibat tekanan rongga panggul pada kepala bayi beberapa saat sebelum lahir. Bentuk kepala seperti ini juga terjadi pada bayi yang lahir dengan bantuan vakum. Yang bisa kita lakukan adalah, saat mandi, kompres bagian yang bengkak dengan handuk lembut yang sudah dicelupkan air hangat. Bentuk kepala akan normal dalam 2 minggu.

Tapi, untuk balita (bukan newborn yang baru lahir) benjolan di belakang telinga/kepala kemungkinan besar adalah kelenjar getah bening yang sedang aktif. Aktivitas kelenjar getah bening ini bisa dipicu berbagai faktor, seperti gangguan pada bagian tubuh di sekitar telinga, misalnya di kepala, leher, atau rambut. Kelenjar getah bening memang terdiri dari sel-sel imunitas yang melakukan perlawanan terhadap infeksi atau radang, sehingga bila terjadi infeksi maka kelenjar getah bening cenderung membesar.


Biasanya, jika masalah atau gangguan pada organ lainnya sudah teratasi atau sudah sembuh, aktivitas kelenjar getah bening ini akan berkurang dengan sendirinya, dan secara bertahap benjolan akan mengecil. Penanganan yang akan dilakukan oleh dokter adalah mengobati masalah atau gangguan pada organ yang memengaruhi kerja kelenjar getah bening yang membengkak tersebut.

2. Apakah benjolan kelenjar getah bening itu berbahaya? Apa saja tanda bahayanya?
Segera konsultasikan ke dokter jika selain benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening terjadi juga demam, nyeri, atau penurunan berat badan.

3. Apakah benjolan itu bisa menghilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia? Karena konon benjolan semacam itu tidak perlu dibuang.
Tergantung pada apa yang menyebabkan benjolan itu sendiri. Untuk benjolan yang disebabkan karena ada gangguan pada organ lain, akan bisa hilang jika gangguan tsb teratasi.

4. Bagaimana membedakan benjolan yang membahayakan dan yang tidak pada bayi untuk menghindari kefatalan?
Pada intinya, jika memang benjolan ini timbul bersamaan dengan demam, nyeri, bengkak, penurunan berat badan, segera konsultasikan pada dokter untuk mengetahui penyebabnya.

Soal Skin to skin contact.

1. Benarkah skin to skin contact bisa meredakan panas badan anak? Atau ini hanya sugesti saja?
Berbagai penelitian memang menunjukkan banyaknya manfaat skin to skin contact ini, terutama pada bayi yang baru lahir (dalam bentuk IMD). Menstabilisasi detak jantung bayi, suhu tubuh bayi, pola pernapasan, saturasi oksigen bayi, mengurangi rewel, lebih menyukseskan proses menyusui dll. Selain itu, skin to skin contact juga meningkatkan bonding anak dan orangtua. Skin to skin juga akan membuat anak merasa aman dan nyaman.

Terkait mengurangi panas atau demam, sebetulnya saya belum pernah membaca penelitiannya terutama untuk balita. Kalau infant sih banyak. Tapi logikanya begini. Saat anak panas, secara otomatis, suhu panas dari tubuh si kecil akan ‘mencari’ permukaan lain yang lebih dingin, yakni kulit ayah atau ibunya. Setelah panasnya terserap oleh orang tua, demamnya akan berangsur-angsung menghilang. Permukaan kulit ayah atau ibu yang jauh lebih luas daripada anak akan mampu menyalurkan suhu panas ini ke seluruh tubuh sehingga ayah atau ibu tidak ikut demam juga.

Hanya saja orang tua perlu mengetahui benar kapan anak yang demam harus dibawa ke dokter dan minum obat, bukan hanya sekadar skin to skin. Yaitu:
1. Bayi di bawah 3 bulan dengan suhu badan di atas 38 derajat
2. Demam berlangsung lebih dari 3 hari tanpa sebab yang jelas
3. Demam di atas 39 derajat celsius
4. Demam pada anak yang mempunyai kondisi medis “immune compromised”

2. Apa saja yang harus diperhatikan jika akan melakukan skin to skin contact? Mekanismenya sama seperti skin to skin pada saat IMD?
  • Buka baju (termasuk bra) dan pakai blus bukaan depan.
  • Bayi hanya menggunakan popok diletakkan di dada terbuka kita dalam posisi tegak. Pastikan kulit kita bersentuhan dengan kulit bayi.
  • Tutupi bayi dengan baju kita atau selimut.
  • Tenang, dan nikmati proses bonding ini
  • Biarkan bayi beristirahat, jangan mengajak bayi bermain.
3. Skin to skin harus dilakukan oleh ibu atau bisa dilakukan oleh ayah juga? Mengapa?
Bisa dilakukan siapapun kok, ayah atau ibu.

1 comment:

Ila Rizky said...

ilmu penting ini, mak. aku baru tahu tentang skin to skin, maklum belum nikah, hehe

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...