Wednesday, May 6, 2015

Lagi, Naya VS Gadget

Beberapa hari lalu, kami sekeluarga di-interview oleh Jawa Pos mengenai pemakaian gadget untuk anak. Mungkin ada yang sudah pernah membaca soal pendapat saya tentang anak vs gadget ini yaa.
Saat diinterview:D

Sampai sekarang pun, saya dan suami masih sangat membatasi penggunaan gagdet untuk Naya termasuk televisi. Dont take me wrong, saya engga anti-gagdet lho! Malah saya engga bisa ngebayangin apa jadinya kalau di dunia ini tak ada gagdet? Apalagi suami saya gadget-freak. COba sebut deh gagdet apa saja, pasti dia punya. Walaupun begitu, kami percaya bahwa anak seusia Naya belum perlu untuk dipaparkan terus menerus pada gagdet, karena ada yang jauh lebih penting untuk diperkenalkan padanya terlebih dahulu. Sehingga, sejak Naya belum lahir pun kami sepakat untuk tidak mengenalkan gadget dan televisi dulu padanya. Setidaknya sampai Naya berusia 4 tahun.


Kenapa 4 tahun? Sebetulnya tidak ada alasan yang baku harus di usia berapa. Namun saya berpikir bahwa Naya sudah cukup "matang" untuk diperkenalkan kepada gadget. Naya sudah bisa bicara dengan lancar, bisa membaca dan menulis dengan lancar, dan kemampuan sosialisasinya sudah sangat membaik dibanding sebelumnya. Jadi saya pikir, bolehlah memulai mengenalkan gagdet pada Naya sekarang.

Sesuai yang saya rencanakan, saya mulai memberikan ijin kepada Naya mengenal gagdet sejak Naya berulang tahun ke-4 kemarin. Tapi mungkin karena tak terbiasa dengan gadget atau televisi, tetap saja Naya tak begitu tertarik. Saya katakan pada Naya kalau ia boleh menonton televisi di kamar saya setiap hari Sabtu dan Minggu pagi selama satu jam. Tapi, dia lebih suka diputarkan youtube video klip anak-anak seperti lagu-lagu Enno Lerian, lagu daerah sampai lagu nursery. Sekarang ini, Naya lagi suka-sukanya lagu-lagu Sound of Music.

Naya suka "meminjam" -baca:membajak- handphone saya atau iPod papanya. Namun bukan untuk bermain game. Yang disukainya adalah ngobrol dengan teman-teman saya -sok akrab!- lewat BBM atau Whatsapp. Apa saja yang dibicarakan? Wah macam-macam! Mulai menanyakan kabar, cuaca, sedang sibuk apa sampai buku terbaru yang dibacanya. Saya sempat sebal sendiri karena sering kali, notifikasi BBM atau Whatsapp saya berbunyi, dari teman-teman saya yang ternyata mencari Naya untuk ngobrol, bukan emaknya. Hihhhhh. Kata teman-teman saya sih, lebih asyikan chatting dengan Naya daripada dengan emaknya. -Hmm AWAS yaa!- *emakinsecure* :)))

Saya sempat membiarkan ini terjadi beberapa lama sampaaaaai.. Naya mulai sering mengirimkan pesan BBM atau Whatsapp kepada..jreng jreng jreeeeeng..senior, bahkan guru besar saya. Saya pernah memergoki anak gadis kesayangan sedang ngobrol asyik dan memamerkan kemampuannya menyanyi kepada seorang guru besar yang sungguh sangat dihormati! Haduh kakaaaaaak!

Jangan membahas soal password yaaa. Setiap kali saya ganti, setiap kali pula Naya berhasil mengetahui. Saya yang terkadang lupa malah menanyakan password ke Naya:p

Pada akhirnya, setelah berdiskusi panjang lebar dengan suami, saya memutuskan meminjamkan iPod milik suami yang sudah didownloadkan aplikasi BBM. Siapa saja yang menjadi kontak di BBM? Yangti, Uti, saudara-saudara terdekat dan teman-teman dekat saya. Jadilah Naya bisa BBM-an tanpa membajak handphone saya, dan saya bisa menghela napas lega. Walaupun  begitu, saya hanya mengijinkan Naya mengecek iPod milik ayahnya maksimal satu jam setiap harinya. Selain itu, saya juga mendownloadkan beberapa aplikasi buku cerita seperti Bawang Merah Bawang Putih, Lutung Kasarung sampai Kelinci dan Kura-kura. Saya pun memasukkan beberapa lagu favorit Naya ke dalamnya.

Rupanya, karena memang tak terbiasa dengan pergadgetan, Naya hanya senang memegang iPod tadi kurang dari 2 minggu. Setelahnya, tak tersentuh. Sekarang malah saya yang pegang nih. Lumayan dapat gadget baru hihihi. Jangan bilang suami saya ya nanti minta dikembalikan:p  Dia lebih asyik ngomong sendiri berpura-pura mengajari anak sekolah, atau memanjat-manjat sandaran tempat tidur kami. Dia juga lebih senang berlari-larian mengejar bayangannya sendiri -kok kayak anak kucing ya:)))-, berenang di lantai kamar sampai membuat gua persembunyian menggunakan bed cover yang baru saja dilaundry sampai emaknya ngomel-ngomel. Naya juga masih sering membajak handphone saya. Sepertinya sih dia sering BBMan atau Whatsapp-an dengan teman saya bukan karena dia suka, tapi karena cari perhatian saya saja:))

Yaaa, memang sih dibandingkan dengan yang lebih suka bergadget, Naya lebih sering kotor. Eh, tahu tidak, berapa banyak bekas memar di kaki Naya sekarang? Banyaaak! Mulai karena jatuh, terbentur sampai terpeleset:)) Pecicilan sih kamu kak:p Naya juga lebih membutuhkan perhatian lebih dari orang lain karena ia lebih senang mengajak emaknya ini ngobrol atau bermain dibandingkan main sendirian. Jadilah sang emak tak punya waktu santai-santai:p


Sejujurnya, saya juga jadi sering mati gaya karena kebingungan mau mengajak Naya bermain seperti apa lagi:))) Tapi Alhamdulillah, saya bisa googling sana-sini untuk mencari ide:) Bahkan, ide-ide main ini juga yang akhirnya menjadi latar belakang saya menulis buku Play And Learn yang sebentar lagi terbit:)

Anywaaaay, jangan lupa baca Jawa Pos edisi hari Minggu ini ya!:)

1 comment:

Anonymous said...

Nayaa kamu cerdas banget siiihh, makin cinta deeh :D

semoga punya anak cerdas jugaa

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...