Friday, June 14, 2013

Kesalahan Orangtua Saat Berobat

*kibas-kibas debu*

Halooo, akhirnya saya bisa ngeblog lagi nih setelah disibukkan dengan ujian sidang proposal karya akhir kemarin. Alhamdulillah sudah terlewati dengan baik walaupun banyak benerrrrr yak revisinya. Terimakasih doanya yaaa:*

Saya lagi mau cerita soal stase saya sekarang nih. Sudah beberapa bulan ini saya ditugaskan di unit rawat jalan alias poliklinik umum anak. Jadi, apapun penyakitnya, mulai batuk sampai diare, mulai alergi sampai terlambat bicara, kejang sampai demam berdarah, asma sampai jantung bocor atau sekedar mau imunisasi, selama berusia dibawah 18 tahun, datangnya ke saya dulu. Kebayang dong berapa banyak pasiennya?*pingsan*
Gambar diambil dari sini

Tapi sejujurnya, saya senang sekali lho bertugas disini, hitung-hitung menambah jam terbang supaya kemahiran mendiagnosis bertambah. #uhuk. Saya mau berbagi pengalaman supaya bisa dijadikan pelajaran juga bagi orangtua yang anaknya sakit lalu berobat ke dokter.

1. Jangan lupa mengukur suhu tubuh anak dengan termometer. Jangan dengan tangan-meter ya! Apalagi pakai perasaan-meter #eaaaaaa.
Seringkali kejadian, seorang ibu membawa anaknya yang konon sudah demam selama sebulan dan tidak turun-turun walaupun sudah meminum obat ini-itu.
Saya: "Berapa sih bu memang suhunya?"
Ibu: "Wah ya ndak tau dok, pokoknya rasanya panas. Sudah saya minumkan paracetamol bahkan kadang sampai 3 jam sekali tapi ya tetep ndak turun-turun."
Saya: "Sekarang ini menurut ibu panas engga? "
Ibu: *memegang kening anaknya* "Iya panasnya segini ini dok, ndak bisa turun."
Saya: "Engga ada keluhan lain? Rewel? Atau tetap aktif?"
Ibu: "Engga dok, biasa saja. Cuma ya panas itu."
Saya" "Saya ukur dulu suhunya dengan termometer ya bu."
Dan.... ternyata suhu di termometer menunjukkan angka 37 derajat Celsius -_-"

Kebayang engga sih selama ini anak ibu tadi diminumi obat terus padahal sebenarnya tidak panas? Anak sehat tapi diberikan obat terus menerus. Kasihan juga kan ya? Tangan, apalagi perasaan:p, sangat bersifat subyektif dan tidak bisa dijadikan patokan untuk mendiagnosis apalagi memberikan terapi. Menurut saya, orangtua yang mempunyai anak wajib hukumnya punya termometer. Engga perlu beli termometer infrared seharga 500 ribu, termometer raksa yang harganya 10 ribuan saja cukup kok! Suhu tubuh yang normal berkisar antara 36,5 - 37,5 derajat celcius, diatasnya baru bisa dibilang sumer, diatas 38 barulah demam/panas.

2. Jangan menyalahi dosis obat yang diresepkan dokter. Percaya deh, dokter meresepkan dosis tertentu pasti dengan suatu alasan:)
Contoh kejadian nyata nih. Seorang anak usia 2 tahun, berat badan 20 kg datang ke saya karena demam sudah 2 hari. Saya resepkan obat paracetamol syrup dengan dosis sekali minum 1,5 sendok. Keesokan harinya, sang ibu datang kembali karena "demamnya engga turun-turun dok!"
Saya: "Ibu sudah minumkan 1,5 sendok?"
Ibu: "Engga dok. Memang resepnya dokter kan 1,5 sendok, tapi saya lihat di kemasan obatnya untuk anak usia 2 tahun dosisnya 1/2 - 1 sendok, saya takut overdosis dok, makanya saya kasih 1/2 sendok saja."
Saya: -_______________________-"

Dosis obat untuk anak, tidak hanya ditentukan oleh umur tapi juga berat badan. Dosis yang ada di kemasan obat pada umumnya disesuaikan dengan rata-rata berat badan anak usia tertentu. Tapi untuk anak dengan berat badan yang tidak rata-rata tentunya harus disesuaikan., makanya di semua kemasan obat pasti ada kalimat "Atau sesuai petunjuk dokter." Jadi, jangan berpatokan terhadap dosis yang tertera di kemasan yaaa, serahkan kepada dokter untuk menghitung dosisnya secara tepat:)

Selain itu, saya juga pernah mengalami hal ini:
Seorang anak datang ke saya karena batuk 3 hari. Setelah diberi obat untuk 5 hari, keesokan harinya sang ibu datang kembali karena "obatnya sudah habis dok."
Saya tentu kebingungan karena ingat sekali meresepkan obat untuk 5 hari, kok bisa sdah habis?
Saya: "Lah? Kan kemarin saya beri untuk 5 hari bu. Apa ibu engga ambil resepnya semua?"
Ibu: "Bukan dok. Anak saya batuk-batuknya masih sering, jadi saya minumkan dobel dosis obatnya"
Saya: #eaaaaaaaaaaaaaaaaa

Jangan lupa, setiap obat mempunyai dosis aman untuk dikonsumsi dan pasti juga mempunyai dosis tidak aman. Kalau terlalu banyak, bisa jadi toksik alias berbahaya lhoo. Sekali lagi, percayakan ke dokter soal dosis obatnya ya!:)

3. Jangan menggunakan resep dokter untuk anak lain. Resep yang dibuat oleh dokter sangat personal sifatnya. Alih-alih sembuh, bisa jadi justru membahayakan jika dipakai oleh anak lain.
Contoh kejadian nyata lagi yaa.
Seorang ibu membawa anak berusia 8 bulan yang sudah batuk pilek selama seminggu.
Saya: "Sebelumnya belum pernah berobat bu?"
Ibu: "Belum dibawa ke dokter dok. Tapi sudah diberi obat kok."
Saya: "Lho, siapa yang ngasih obatnya?"
Ibu: "Kan seminggu yang lalu kakaknya sakit. Sama juga kok dok, ya batuk pilek gini. Terus kakaknya saya bawa ke dokter dapet puyer. Cespleng, 3 hari sembuh dok. Makanya adiknya saya kasih obat itu juga."
Saya: "Oh, kakaknya umur berapa?"
Ibu: : "8 tahun dok"
-_______________________________________________-""""

Untunglah sesuatu yang buruk belum terjadi pada sang adik. Bisa ngebayangin dong, 8 tahun dan 8 bulan, kira-kira perbedaan berat badannya berapa kg? Kira-kira berapa kali lipat dosis yang diminum sang adik dibanding seharusnya?

4. Anak yang sakit panas boleh lho, tetap mandi. Saya engga tau asal usul mitos ini dari mana, tapi saya sering menemukan orangtua yang berobat dan menanyakan "Engga boleh mandinya sampai kapan dok?" :p
Boleh, bahkan harus tetap mandi seperti biasa. Malah, kalau anak panas tinggi, saya sering menyarankan dimandikan sekalian saja menggunakan air hangat. Ini bisa dijadikan terapi thermoregulasi atau mengatur suhu agar normal kembali. Hitung-hitung kompres:D

5. Jangan mengompres di kening anak saja. Atau menggunakan air dingin.
Banyak orangtua yang mengompres anak menggunakan air dingin, dan hanya di kening saja. Sesungguhnya air dingin justru dapat meningkatkan suhu tubuh. Sebaiknya, mengompres seperti menyeka seluruh tubuh anak atau sekalian, memandikan anak dengan air hangat. Cara ini dinilai lebih efektif dan efisien untuk menurunkan suhu tubuh anak.

Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya share soal ini. Saya janji deh, di postingan berikutnya saja yaa:D

3 comments:

obat herbal said...

sangat membatu buat saya yang bentar lagi menjadi ibu.

Terima kasih sis
salam kenal
Isma - Tasikmalaya

Oen Priyanto said...

makasi banget mbak meta.... jadi bisa berkaca diri hahahahaha

Bunda 'Aqila said...

Thanx mbak advicenya bermanfaat sekali :-)
saya termasuk ibu yang selalu memandikan anak meskipun lagi panas...maksud saya juga sekalian kompress..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...