Thursday, May 18, 2017

Mengunjungi Cesky Krumlov

Hari kedua di Prague, saya terbangun jam 2 pagi (Karena di Indonesia sudah jam 7 pagi). Rasanya lelah luar biasa tapi sangat excited ingin segera mengeksplorasi Prague. Rupanya tak hanya saya saja, ketiga teman lain pun semua terbangun dini hari. Akhirnya kami menghabiskan waktu dengan menghangatkan diri (suhunya sampai 2 derajat di malam hari) dan bersiap-siap.

Hari itu, kami merencanakan untuk mengikuti daytrip slama 10 jam ke Cesky Krumlov. Cesky Krumlov ini adalah kota kecil yang terletak di ujung selatan Czech Republic. Cesky Krumlov mendapatkan gelar World Heritage dari Unesco karena sejarah dan keindahannya. Perjalanan dari Prague ke Cesky Krumlov ditempuh selama 2,5-3 jam.

Kongres yang akan kami ikuti baru dimulai 2 hari setelahnya. Kami memang sengaja datang lebih dulu agar berkesempatan mengeksplorasi Prague dan sekitarnya. Mumpung sedang di Prague kan ya hehe.

Kami mengikuti daytrip yang diadakan oleh Viator. Kami cukup mendatangi meeting pointnya yang berada di pusat kota, berangkat pukul 9 pagi, dan setelah selesai akan diantarkan kembali ke meeting point tadi.



Karena memang kami semua sudah terbangun sejak pagi dan sudah siap, kami berangkat ke pusat kota dari apartemen sekitar jam 7.30 pagi. Suhu masih sangat dingin namun tak sedingin subuh, sekitar 9-10 derajat Celcius. Saya (yang paling tak kuat dingin di rombongan) sudah mempersiapkan diri dengan pakaian berlapis-lapis. Long john saja saya pakai 2 lapis, kemudian sweater tebal, dan yang terakhir, coat bulu angsa yang sangat menghangatkan.

Sama halnya dengan berbagai kota besar lain di dunia, di Prague pun public transportationnya sangat mudah digunakan. Namun, pagi itu kami memutuskan menggunakan jasa Uber karena setelah dihitung-hitung, harganya tak mahal, apalagi jika dibagi empat. Dari apartemen ke pusat kota dapat ditempuh dalam 10 menit perjalanan, dengan total sekitar 100 CK (kurang lebih 50 ribu rupiah).

Di pusat kota, belum banyak toko yang buka tapi kami memanfaatkan waktu untuk berfoto-foto dengan berbagai gedung di sekitar yang bagus arsitekturnya. Pagi itu, jalan di tengah kota tampak mulai ramai dengan tram yang berlalu lalang dan juga mobil.

Karena super kedinginan, kami mampir ke mall terdekat, Palladium untuk sekadar menghangatkan diri dan membeli secangkir hot chocolate di McDonald. Mall-nya memang belum resmi buka tapi untuk mampir ke food court di lantai atas sudah bisa. Jadilah kami membeli masing-masing secangkir hot chocolate.Katanya sih Palladium ini adalah mall terbesar di kota Prague. Jika dibandingkan dengan di Indonesia sih ya jauuuuuh hehe. Mungkin mirip Delta di Surabaya ya, tapi Delta jauh lebih besar.
Di depan Palladium, mall terbesar di kota Prague

Tepat 15 menit sebelum jam 9, kami bergegas berangkat menuju meeting point. Di sana, sebuah mobil coach sudah menunggu. Saya sangat senang selama di sana karena semua selalu tepat waktu. Benar lho, bahkan sampai ke menit-menitnya pun pas! Misalnya, jika kereta bawah tanah tertulis di jadwal akan hadir pada jam 16.23, yaaa memang betul datangnya persis jam tersebut. Hebat yaa. Kapan Indonesia bisa begini?:)

Selama perjalanan ke Cesky Krumlov, kami didampingi Helen, guide dari Martin Tours yang bekerja sama dengan Viator. Helen ini tampak sudah sangat matang, perkiraan saya sih usianya sudah sekitar 65-68 tahun. Tapi jangan salah, masih sangat energik dan sigap! Helen yang memang asli dari Czech, menceritakan sejarah negaranya dengan sangat detail. Terlalu detail kalau buat saya haha. Bayangkan ya selama perjalanan pergi dan pulang, ia malah curcol. Terlihat betul kalau ia sangat kecewa dengan pemerintahan di Czech yang berubah jauh sejak jamannya.

Karena kami sudah terbangun sejak dini hari, dalam perjalanan satu persatu dari kami mulai tertidur (termasuk saya). Saya mulai gaduh gelisah di coach karena udara yang minta ampun dingin tak karuan. Pipi saya mulai terasa kebas, demikian pula dengan bibir dan tangan, walaupun sudah menggunakan sarung tangan.Wah, padahal ini masih di dalam mobil. Bagaimana kalau nanti di luar coba?

Di kiri dan kanan, kami dapat melihat pemandangan yang indah. Hijau dan penuh dengan bunga warna/i, terutama bunga Canolli yang berwarna kuning. Kata Helen, salah satu pemasukan besar Czech memang didapat dari bunga Canolli yang bisa dijadikan berbagai macam produk, misalnya minyak.

Begitu sampai di Cesky Krumlov, saya langsung menggigil. Dari aplikasi cuaca yang saya punya, hari itu, suhu di Cesky Krumlov memang diperkirakan akan berkisar antara 0-6 derajat Celcius. Ampun deh, bisa dilihat dari foto-foto saya, hidung merah, kulit wajah pucat pasi menahan dingin hahaha.
Cesky Krumlov, sumber: Google.com


Perjalanan panjang dan cuaca dingin di Cesky Krumlov ternyata benar-benar setimpal dengan pemandangan di sana. Bahkan menurut saya, sepanjang perjalanan saya ke Prague-Frankfurt-Vienna-Parndorf-Budapest kali ini, Cesky Krumlovlah yang paling bagus.

Suasana kota tuanya sangat terasa, kemudian banyak museum, castle yang benar-benar baguuuus sekali. Untuk yang ingin mengunjungi Prague, jangan sampai kelewatan mengunjungi tempat ini yaa. Its a must visit!



Oh ya, di Cesky Krumlov pula untuk pertama kalinya saya berkesempatan mencicipi kue khas mereka, namanya Trdlnik, entah bagaimana menyebutnya, tapi rasanya enak, banyak isian mulai dari Nutella, keju, almond, dll. Saya sih memilih Nutella:D Besaaar sekali porsinya, saya tak habis haha.

Sumber: Google
Trdlnik ini terbuat dari tepung yang digulung, dibakar kemudian diberi walnut dan gula di luarnya. Di dalamnya diberi isian yang dapat dipilih. Harganya tak mahal, sekitar 30 CZK.

Mengeksplorasi Cesky Krumlov ini benar-benar melatih kekuatan fisik. Jalanannya cukup menanjak menuju ke kastil, di udara dingin pula! Tapi percaya deh, it really worths!

Puas mengeksplorasi, kami memutuskan belanja souvenir. Helen sudah mengingatkan kami untuk membeli souvenir Prague di sini karena menurutnya harga di Cesky lebih murah daripada di Prague.

Lalu tepat pukul 16.30, kami berkumpul lagi di meeting point untuk bersiap kembali ke Prague. Di dalam coach, kami berempat kompakan langsung tertidur dengan tenang haha. Harap maklum, di Indonesia saat itu sudah jam 21.30, memang sudah waktunya tidur. Rupanya tubuh kami masih beradaptasi dengan waktu setempat.

Sekitar jam 19.00, kami tiba di meeting point. Beda dengan di Indonesia, jam segitu masih terang benderang di sana. Karena sudah sangat letih dan ingin menghagatkan diri, dari meeting point kami langsung memanggil Uber untuk mengantarkan kami kembali ke apartemen.

Di sana, kami menyempatkan diri memasak dan makan malam bersama lalu tentunya ngobrol-ngobrol menunggu waktu shalat Isya yang baru jam 22.16.

Besok, kami berencana melakukan daytrip lagi. Kali ini, ke kota Dresden di Germany. Ikuti ceritanya di blog ini yaa!

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...