Wednesday, May 17, 2017

Ahoj Prague!

Hari pertama, saya memulai perjalanan saya ke Eropa Timur. Tujuan utamanya adalah mengikuti kongres ESPGHAN (European Society of Pediatric Gastrohepatology and Nutrition), yaitu acara ilmiah tahunan yang diadakan di Eropa untuk pada dokter spesialis anak konsultan gastroenterologi (saluran cerna), hepatologi (berhubungan dengan liver), dan nutrisi (sayaaa!):p

Ini adalah keikutsertaan saya yang perdana di ESPGHAN sehingga rasanya excited sekali! Ingin tahu deh seperti apa ya kasus-kasus yang ada di luar negeri? Apakah sama dengan di Indonesia?

Tidak seperti biasanya, persiapan saya mengikuti acara ini sangat sempit. Bukan karena apa-apa, tapi beberapa hari sebelum keberangkatan, saya justru masih disibukkan dengan persiapan ujian masuk untuk bersekolah lagi. Boro-boro terpikir packing-_-"

Karena mencari tiket pesawat promo supaya murah jatuhnya, perjalanan saya menuju venue acara di kota Prague, Czech Republic ini panjang sekali. Jadi saya berangkat dari Surabaya jam 10.30 pagi, sampai di Jakarta jam 12.00 siang. Kemudian perjalanan dilanjutkan jam 16.00 menuju Singapore, transit sebentar, lanjut lagi dari jam 19.00 menuju Frankfurt, Jerman. Sampai di Frankfurt keesokan harinya pukul 08.20 pagi, transit sebentar, baru menuju Prague dan tiba di bandara Prague jam 10 pagi. Lelahnya? Jangan ditanya!

Saat masih di Frankfurt. Tampang saya sudah kusut dan lecek tak karuan LOL
Untungnya saya sudah mempunyai tips pribadi untuk mengurangi jetlag dan kelelahan pasca terbang jarak jauh (plus lamaaa). Simple, tingga minum obat tidur! Hyahaha, perjalanan panjang yang melelahkan pun jadi tak terasa sama sekali, karena saat terbangun, tinggal satu atau dua jam lagi sampai ke tujuan.

Tiba di Vaclav Havel Prague, saya mulai menggigil kedinginan. Saya sempatkan diri melirik aplikasi di handphone, suhunya saat itu 6 derajat Celsius. Pantas saja! Setelah melewati imigrasi dan mengambil bagasi, hal pertama yang saya lakukan adalah menukar uang. Mata uang yang digunakan di Prague memang sulit ditemukan di negara manapun selain Prague. Jadi pastikan membawa Euro atau US Dollar jika ingin berkunjung ke sini. Di airport atau stasiun kereta, ada banyak money changer station. Setelah menukar uang, hal yang saya lakukan adalah membeli SIM Card. Yang paling penting ini adalah supaya bisa tetap terhubung dengan koneksi internet. Di dalam airport, ada satu booth Vodafone yang menjual SIM Card dalam berbagai paket data untuk turis. Karena tinggal di sana tak begitu lama, saya dan teman-teman memutuskan untuk membeli SIM Card paket 1,5 Giga. Harganya 5000 Koruna Czech. (1CK sekitar Rp. 56,00).

Sebetulnya saya ingin sekali langsung menggunakan public transportation. Tapi karena saya datang dengan 2 orang teman lain, kami memilih menggunakan jasa pengantaran. Kebetulan apartemen yang kami sewa lewat Booking.com berpartner dengan salah satu jasa pengantaran sehingga kami cukup berkoordinasi dengan pemilik apartemen. Biaya yang diperlukan untuk mengantar kami bertiga ke apartemen sekitar 18 Euro.

Apartemen yang kami tempati letaknya bersebrangan dengan Prague Congress Centre. Rupanya karena supir yang mengantar kami (Hello, Mavalda!) berasal dari Portugal dan bukan orang Prague, ia sendiri tidak mengetahui dengan jelas alamat apartemen kami dan hanya mengikuti GPS dari handphonenya. GPS-nya error pula! Huahahaha, jadilah kami berputar-putar kota untuk mencari alamat. Jarak yang harusnya ditempuh dalam 25 menit jadi molor sampai 2 jam! Itu pun karena pada akhirnya Mavalda menyerah dan memutuskan menelpon Alex, pemilik apartemen, untuk menjemput kami.

Blessing in disguise, kami jadi curi start untuk city sightseeing terlebih dahulu. Prague benar-benar kota tua yang indah. Arsitekturnya cantik, bangunan tuanya terawat, dan karena ini sudah memasuki musim semi, semua pojokan kota dihiasi warna/i bebungaan. Cantik deh!

Apartemen kami bagus sekali deh. Dari luar sih bangunannya tua dan kusam (sepertinya memang cagar budaya yang tidak boleh direnovasi atau dipugar), tapi di dalam...wah mewaaaah! Ada 2 kamar besar, yang pertama diisi 4 tempat tidur single, dan yang ke dua diisi satu tempat tidur besar. Ada 1 kamar mandi dan 1 WC (dipisah), ada dapur dengan segala isinya lengkap, ruang menonton televisi, sampai gudang. Tak menyesal sama sekali menyewa apartemen ini!

Sampai di apartemen kami langsung pergi lagi untuk mencari supermarket. Kami sempat kebingungan karena walaupun itu hari Senin, tapi sepiiii bukan main. Seperti kota mati. Ternyata, usut punya usut, hari itu adalah Europe Day, alias public holiday. Dan di liburan umum seperti itu, hampir semua toko, pusat perbelanjaan, pusat wisata tutup. Penduduk Prague sendiri lebih senang menghabiskan waktu libur di rumah bersama keluarga. Apalagi karena suhunya dingin banget!

Saya agak kesusahan saat di Prague. Kalau di negara Eropa lain biasanya keterangan ditulis dalam 2 bahasa (bahasa lokal dan Inggris), tidak demikian dengan di Prague. Hanya bahasa Czech saja, dan sulit sekali menemukan orang yang bisa berbahasa Inggris. Untung ada Google Translate:p

Sehabis berbelanja di supermarket, kami kembali ke apartemen dan memasak sambil menunggu satu orang lagi teman yang datang menyusul karena flight berbeda. Jam 5 sore waktu setempat, kami semua sudah mulai kriyep-kriyep, mengantuk bukan main. Padahal awalnya kami berencana untuk mengeksplorasi kota sore itu. Tapi karena mungkin masih pengaruh jetlag (di Indonesia sudah jam 10 malam), kami memutuskan untuk tidur lebih sore. Di musim semi ini, waktu Maghrib Prague sekitar jam 20.30, jadi sampai jam 9 malam pun masih terang benderang lho! Waktu Shubuhnya jam 3 pagi, sehingga mulai terang. Kebayang kalau puasa saat musim semi di Eropa.

Nantikan cerita saya berikutnya, masih dari Prague yaaa:D

1 comment:

Giselle said...

This was great to read thank you.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...