Friday, March 18, 2016

Susah (Stop) Makan

Sejak Naya lahir, alhamdulillah saya tak pernah mengkhawatirkan makannya. Di kala sulit makan menjadi problem hampir setiap orang tua, dan menjadi keluhan banyak pasien, Naya tidak pernah bermasalah soal makan.

Waktu masih ASI eksklusif, Naya menyusu tak henti-henti. Saat di awal MPASI pun demikian. Menyalahi teori yang katanya cukup dicoba 1-2 kali dulu perhari, Naya malah bisa sampai 6 kali atau lebih. Sungguh kebalikan sekali dengan saya waktu kecil. Mama sering bercerita kalau Meta kecil dulu minta ampun susah makannya. Bahkan, sapu lidi selalu siap di samping setiap jam makan.
Sumber: Google

Saya pun tak pernah khawatir sama sekali karena Naya waktu toddler terbilang mungil. Berat badannya selalu naik baik, demikian pula dengan tinggi badannya. DI growth chart pun, posisi Naya selalu berada di atas persentil 0SD. Apalagi melihat kebiasaan makannya yang luar biasa -bahkan jauh lebih banyak dari porsi saya!-, saya sih santai saja kalau ada yang mengomentari "Naya kecil ya." Saya pikir, mungkin karena tulang Naya yang kecil, sehingga gemuk pun tetap terlihat kecil. Ditambah fakta kalau Naya terlahir prematur, bisa saja memang masih catch up untuk menyamai postur tubuh anak full term.



Saya selalu berusaha mengatur pola makan Naya yang benar. Sejak berusia setahun, tetap berupa 3x makan utama, 2x snack, 2x susu setiap harinya. Saya takut juga kalau kebiasaan Naya yang bisa makan nasi 4-5x/hari akan mempengaruhi di kemudian hari. Yang namanya kebiasaan apalagi dari kecil kan susah banget diubah. Apalagi mengingat proporsi suami yang secara genetik sangat besar, besar juga kemungkinan Naya menjadi bongsor seperti papanya. Kalau cowok sih oke-oke saja, tapi kalau cewek? Naya memang sama sekali tak pemilih soal makanan. Apa saja yang ada dihabiskan tanpa komentar. Mulai rawon, nasi kuning, bothok, terong, oblok-oblok, gudeg, rendang, pizza, spaghetti, nasi kebuli, bebek, kangkung, pare, bayam, semuaaaaaa mau, semua habis! Buah pun begitu, tak ada yang ia tolak. Alpukat, jeruk, anggur, buah naga, durian, mangga, kelengkeng, sebutlah apapun, pasti ia habiskan.

Senang? Tentulah! Saya tak perlu repot-repot memikirkan menu makanan atau membuat bento segala. Wong tanpa dihias, sudah ludes juga kok:D

Beberapa bulan terakhir, dengan pola makan yang sama,  saya perhatikan Naya semakin mengembang. Memuai sempurna istilahnya LOL. Berat badannya pun naik rerata 1-1,5 kg/bulannya. Tinggi badannya juga selalu bertambah sih, tapi semua bajunya sudah tak cukup. Percaya tidak, sekarang Naya memakai baju size anak 8-9 tahun! Saya harus rutin membelikannya baju baru 2 bulan sekali. Sampai akhirnya karena sayang #emakirit, saya belikan baju 3 nomor di atasnya. Sepatunya pun berukuran besar.
Bandingkan yaa, Ini foto Naya Nov 2015

Ini fotonya Maret 2016. Memuai sempurna kan?:p

Mama dan suami saya yang sangat concern, mulai mengingatkan saya. "Hati-hati itu Naya, ayo mulai disuruh diet." HAHAHAHAHA. Saya sampai tertawa mendengarnya. Growth chart Naya masih sangat bagus walaupun memang hampir menyentuh persentil 2 SD.

Saya bingung juga sih. Perasaan pola makannya sama kok. Setelah saya tanya-tanya Naya, ternyata yang berubah ada porsi makannya. Memang akhir-akhir ini, porsinya banyak sekali. Memang benar makan ansi hanya 3x sehari, tapi sekali makan bisa menambah 3-4x. Yasalaaam kaaaaak! Belum lagi snacknya. Bisa lho, dia menghabiskan sekotak pancake isi 4, dalam sekali makan. HAHAHAHA.

Di masa pertumbuhan, memang agak tricky mengatur pola makan. Tetap harus memberikan nutrisi seimbang yang dibutuhkan, tapi diatur agar tak terlalu berlebihan untuk mereka yang berisiko obesitas. Saya masih saja tak begitu memikirkannya. Namun karena mama dan suami selaluuuu saja mengomel masalah Naya yang -katanya- "gendut", ya sudahlah saya tinjau kembali menu makan Naya. Untuk makan utama, nasi tetap tak saya batasi, namun sayuran saya perbanyak. Ternyata karena memang sayur mengenyangkan, Naya sudah jarang-jarang minta tambah nasi sampai 4x segala.  Buah-buahan pun saya pilih untuk menu snack.  Terserahlah yaaa Naya mau menghabiskan jeruk berapa banyak:D

Hasilnya? Naya tetap happy, mama dan suami juga happy:)

Masih ingat kan betapa sensitifnya anak gadis saya ini? Di mana-mana, banyak orang (mulai dari orang tua teman sekolah, teman les, bahkan guru lesnya) yang berkomentar "Naya gendutan yaa."

Ternyata, si sensitif ini merasa terbebani dengan "label" tsb.
N: "Mama, do you think im fat?"
M: "Why do you ask?"
N: "Everyone is telling me that. DO you think fat is not good? Or i look ugly if im fat?"
M: "NOOO. You are beautiful no matter how you look kak. "
(Saya pikir baru akan mengalami percakapan soal Body Image dan kepercayaan diri alias Self Esteem ini saat Naya remaja. Kaget juga!"
N: "But why everyone keep telling me that im fat? If im beautiful, why cant they just say that im beautiful?" *mewek*
M: *waduh*"I think thats because they love you. Too fat or too skinny is not good for your health. You can be risky for many diseases."

Alhamdulillah, Naya mengerti juga dan sekarang malah memilih-milih makanannya sendiri. Mengurangi kue-kue, dan menambah porsi buah atau puding sebagai snacknya. Yang penting tetap sehat-sehat ya kaaak!


No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...