Saturday, March 19, 2016

Phone VS Messenger

Ada orang yang merasa lebih senang ditelepon langsung dibanding dikirimi pesan lewat messenger seperti Whatsapp, Telegram atau BBM. Namun ada juga yang sebaliknya. Lebih suka dikirimi pesan daripada ditelepon langsung.

Apapun pilihannya, pastilah ada alasan masing-masing yang mendasari. Saya pribadi, paling sebal kalau ditelepon langsung. Kecuali pada kasus-kasus emergency ya. Bayangkan, sehari-hari saat beraktivitas, misalnya sedang mengajar, rapat, memeriksa pasien, atau menangani pasien gawat lalu bolak/i berderinglah telepon yang ketika diangkat ternyata seorang teman lama yang hanya menanyakan nomor telepon mutual friend kami, atau malah orang yang menawarkan produk bank terbaru. Menggemaskan banget kan ya:)) Pernah juga lho saat saya sedang maju ujian presentasi, telepon bergetar terus di kantong. Setelah saya hubungi balik, eaaaaaa, yang menelepon adalah seorang teman menanyakan tempat saya membeli breastpump dulu-_-"

Lah, kenapa tak di-silent saja teleponnya? Saya merasa tak nyaman dengan memasang mode silent di handphone. Karena memang ada beberapa telepon emergency dari pasien yang saya rawat di rumah sakit, misalnya. Kan kasihan kalau telepon tak terjawab hanya karena saya silent.



Selama bukan emergency, saya akan sangat lebih menghargai jika dihubungi terlebih dahulu lewat messenger. Takut tak jelas maksudnya jika tak berbicara langsung? Tak perlu khawatir, begitu saya tak sibuk dan membaca pesannya lalu merasa kurang jelas, komunikasi bisa dilanjutkan lewat telepon.

Karena itu, setiap akan menghubungi seseorang, saya akan sangat berhati-hati. Jika tak menyangkut urusan nyawa atau kepentingan yang super urgent, saya lebih memilih menghubungi orang tsb dengan mengirim pesan terlebih dahulu. Bagaimana kalau tak langsung dibalas? Yaaa berarti memang sedang sibuk dan tak bisa diganggu, apalagi dengan telepon yang masuk. Tapi dengan begitu saja, orang yang dihubungi tahu benar siapa kita, apa maksud kita dan dapat segera mem-follow up setelah membaca pesan. Kalau misalnya yang ingin saya sampaikan cukup panjang lebar, saya tetap akan mengirimkan pesan, setidaknya untuk bertanya "Apakah saya bisa menelpon Bapak/Ibu sehubungan dengan XXXXX?"

Saya beruntung, suami pun termasuk ke dalam tipe yang sama. Makanya jangan heran, jarang banget kami menghubungi satu sama lain lewat telepon. Via messenger saja cukup.

Rupanya, tidak semua memang seperti kami. Saya pernah mengirimkan pesan menanyakan kesediaan seorang senior untuk saya telepon. 5 menit tak dibalas, ohh mungkin memang sedang sibuk. Saya tunggu lagi. 15 menit belum dijawab, wahh masih sibuk ini sepertinya. Sejam, dua jam, tiga jam, sampai akhirnya saya menunggu hampir empat jam, pesan tetap tak dibalas. AKhirnya, saya beranikan diri menelepon beliau. Langsung diangkat! Ketika saya tanyakan mengenai pesan yang tak berbalas, beliau bilang kalau beliau gaptek. Baru berganti handheld, dan belum bisa caranya mengirim atau membaca pesan hahahaha.

Kalau kamu bagaimana? Lebih senang ditelepon atau dikirim pesan dulu?;)







No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...