Monday, March 21, 2016

Posisi Duduk


Sudah beberapa hari terakhir ini linimasa social media saya dipenuhi gambar ini. Peta posisi tempat duduk dalam kelas saat masih bersekolah dan "definisi"-nya. Saat pertama kali melihat gambar ini, saya malah jadi tertawa sendiri mengenang masa lalu. Siapa teman sebangku saya sejak kelas 1 SD sampai kelas 3 SMA. Ternyata, ingatan saya lumayan lho. Saya bisa mengingat sebagian besar, kecuali kelas 1 SD. Lupa sama sekali. Siapa ya teman sebangku saya?

Gambar yang sama pun diupload oleh teman sekelas SMA di grup Whatsapp dengan caption "Meta sih selalu duduk di wilayah kuning". Sepertinya memang niat mau mengejek -huahahaha- tapi saya jadi tersadar, memang betuuuul sekali!

Sejak kelas 1 SD sampai kelas 3 SMA, saya selalu duduk di tempat yang sama, siapapun teman sebangkunya. Selalu di wilayah kuning alias yang paling depan, dan meja ke dua dari sebelah kanan papan tulis. SELALU.


Sebetulnya alasannya sederhana sekali. Waktu kelas 1 SD, karena saya yang paling muda dan paling mungil, saya ditempatkan di meja paling depan. Tujuannya supaya lebih mudah diawasi guru dan papan tulis bisa mudah terlihat tanpa terhalang tubuh teman sekelas yang lebih besar. Eng..tak cuma itu sih. Tahu kan, saya ini pernah didiagnosis dengan ADHD alias Attention Deficit Hyperactivity Disorder waktu kecil? Konsentrasi saya mudah sekali terpecah, dan bahayanya, kalau saya mulai tak konsentrasi, kehilangan minat dengan pelajaran, saya akan mulai mengajak teman kiri kanan untuk mengobrol hahahaha. Merugikan banget ya:p

Karena tahu diri itulah, saya selalu memilih meja depan. Kan kalau di depan mau mengajak teman mengobrol, takut juga ketahuan. Apalagi pada saat SMP dimana mata sudah mulai tak bisa berkompromi dengan tulisan kecil. Saya memang merasa lebih nyaman berada di dekat papan tulis.

Memangnya benar saya rajin mencatat. mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan guru? Jawaban saya tak bisa digeneralisir dengan orang lain yang duduk di depan juga ya. Tapi, kalau saya pribadi, mau tak mau, suka tak suka, memang jadi selalu mencatat, mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan guru. Lah bagaimana lagi, wong yang selalu menjadi perhatian guru adalah kita-kita yang duduk di depan ini hahahaha. Ada tugas pun yang pertama kali diperiksa yaa yang di depan. Ada pertanyaan, yang pertama dilirik guru yaaa yang di depan. Jadi bukan karena memang niat, tapi karena kepepet LOL. #pengakuan

Memasuki masa kuliah, saya mulai keluar dari kebiasaan selama ini. Tempat duduk saya justru selalu di wilayah oranye atau malah hijau. Kenapa? Lagi-lagi berhubungan dengan kenyamanan. Saya menghindari langsung terkena AC, karena memang tak tahan dingin. Ndeso:p Selain itu saat kuliah, saya terkenal dengan tenggo! Teng bel kuliah berbunyi saya baru datang, teng waktu kuliah selesai saya langsung go alias pergi. Maklum, saat itu saya masih sibuk-sibuknya bekerja sebagai penyiar dan beberapa profesi lainnya, sehingga 24 jam waktu saya atur sedemikian rupa agar seoptimal mungkin termanfaatkan.  Jadilah, saat datang kuliah semua tempat sudah penuh dan yang tersisa hanya yang paling belakang.

Di masa kuliah pun bentuk pengajarannya sangat berbeda dengan waktu sekolah dulu. Kalau jaman SD sampai SMA, guru menerangkan dan kita mencatat, di kampus, dosen sudah menggunakan powerpoint untuk menjelaskan. Jadi tak perlu banyak mencatat, hanya poin-poin yang penting saja. Lagipula biasanya materi powerpoint kuliah sudah saya dapatkan beberapa hari sebelumnya. Bisalah mata minus ini diajak berkompromi:D

Bagaimana dengan attention deficit-nya? Mungkin karena sudah dewasa, sudah mulai sangat berkurang dan membaik walaupun kalau bosan -sering banget!-, kumat lagi huahahaha. Tapi untunglah di kala itu sudah ada handphone berfitur radio dan earphones yang bisa digunakan. Jadi tak terlalu mengganggu teman-teman sebelahlah. Saking sukanya mendengarkan radio lewat handphone saat kuliah, saya pernah kena batunya lho. Gegara lagu kesayangan Kahitna sedang diputarkan, tanpa tersadar saya menyanyikan refrainnya dengan semangat 45. Di kelas. Saat semua orang sedang serius berkonsentrasi mendengarkan penjelasan dosen. Lalu, saya baru ngeh ketika semuanya melihat ke arah saya. Waduh. Malu banget sih tapi ya sudahlah ya hahaha.Anggap saja bahan cerita untuk saya ceritakan ke Naya kelak. Tapi kebayang sih paling nanti saya malah diomeli habis-habisan oleh Naya. Hmppph, cerita engga ya?;)



No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...