Saturday, February 13, 2016

Soal Difteri

Karena beberapa hari yang lalu ada yang mengirim email menanyakan perihal penyakit difteri, saya sedikit bahas di sini yaa. Kebetulan, ada jurnalis dari Harian Republika yang menanyakan hal yang sama. Semoga bermanfaat:)


1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Difteri ?

Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae yang sangat mudah menular dan berbahaya. Difteri sangat menular melalui droplet dan penularan dapat terjadi tidak hanya dari penderita saja, namun juga dari karier (pembawa) baik anak maupun dewasa yang tampak sehat kepada orang-orang di sekitarnya.



2. Apa saja faktor penyebab dan gejala penyakit ini ?

Faktor penyebab penyakit ini (sama halnya dengan penyakit infeksi lain) sangat kompleks. Secara garis besar dapat dibedakan menjadi faktor agent (kuman penyebab), host (manusia) dan lingkungan. Dari faktor host misalnya,  status nutrisi, umur, atau status imunisasi sangat memegang peranan. Demikian pula faktor lingkungan, tingkat kepadatan hunian, ventilasi juga memegang peranan.

 
Membran keabuan pada difteri. Sumber dari Google.

Gejala difteri akan sangat tergantung. Difteri hidung misalnya, gejala awal akan menyerupai common cold biasa. Pilek ringan, bisa disertai demam ataupun tidak. Namun jika diperiksa lebih teliti, akan terlihat membran putih pada daerah septum nasi (di dalam hidung). Difteri tonsil faring akan memberikan gejala awal paling umum nyeri tenggorokan, bisa juga serak, lemas atau pusing. Dari pemeriksaan, akan terlihat membran keabuan di dalam faring dan tonsil. Pada kasus yang lebih berat,  pembengkakan jaringan lunak  dan pembesaran kelenjar getah bening dapat menyebabkan gambaran “bull neck”. Sementara difteri laring biasanya akan memberikan gejala suara serak, nafas berbunyi, dan batuk kering dengan demam tidak terlalu tinggi. Lain lagi dengan difteri kulit yang memberikan gejala seperti luka dengan membran keabuan di kulit.



3. Apakah dapat merenggut nyawa seseorang ? 

Ya betul, seorang anak dengan difteri dapat menyebabkan kematian akibat obstruksi laring atau miokarditis (penyakit jantung) akibat aktivasi eksotoksin atau racun dari kuman.



4. Prevalensi jumlah penderita penyakit ini di Indonesia kira2 ada brp banyak kasus ?

Menurut data Depkes, jumlah kasus difteri di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 806 kasus dengan jumlah kasus meninggal sebanyak 38 kasus. Case Fatality Rate difteri pada tahun 2011 sebesar 4,71%.




5. Apakah benar anak yg tidak di imunisasi/vaksinasi tingkat kemungkinan terserang penyakit ini sangat besar ?

Betul.



6. Apakah penyakit ini menular ?

Ya betul.

Jika penyakit ini tidak ditangani dengan benar, apa sajakah dampak yg paling parah yg akan dialami pasien ? Bisa menjadi kematian akibat (yang paling sering) tersumbatnya saluran napas (terkadang sampai harus ditrakeostomi, atau dilubangi dari luar agar bisa bernapas) atau penyakit jantung akibat racun yang dikeluarkan kuman tsb.

8. Apakah Difteri dapat dicegah sejak dini, jika iya bagaimanakah caranya ?
Bisa.                     

Pencegahan umum: berikan ASI eksklusif, makanan pendamping ASI dengan nutrisi lengkap dan seimbang, menjaga 
kebersihan (badan, pakaian, mainan, lingkungan), serta penyediaan air bersih untuk makanan dan minuman. 


Pencegahan spesifik: imunisasi lengkap, karena dalam waktu 4 – 6 minggu setelah imunisasi akan timbul antibodi spesifik yang efektif mencegah penularan penyakit, sehingga anak tidak mudah tertular infkesi, tidak menderita sakit berat, dengan demikian tidak terjadi wabah dan kematian. 




9. Langkah pengobatan dan penanganan penyakit ini seperti apa ?

Pada dasarnya pengobatan difteri bertujuan untuk menginaktivasi toksin yang belum terikat secepatnya, mencegah dan mengusahakan agar penyulit yang terjadi minimal, mengeliminasi C. diphtheriae untuk mencegah penularan serta mengobati infeksi penyerta dan penyulit difteria. Selain antitoksin (Anti Diphtheria Serum), juga diberikan antibiotik dan tentunya penderita harus diisolasi. Keluarga pasien biasanya akan diperiksa, dan mendapat pengobatan antibiotik.





10. Apakah pasien nantinya dapat sembuh total ? Tergantung ya mbak. Prognosis pasien difteri akan sangat tergantung dari umur, virulensi kuman, lokasi dan penyebaran membran, status imunisasi, kecepatan pengobatan, ketepatan diagnosis, dan perawatan umum.


No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...