Friday, February 7, 2014

Sorry

Saya hampir tidak pernah meninggalkan Naya lebih dari 3 hari. Saat tugas luar di Balung, Jember, saya memboyong Naya ikut. Sewaktu tugas yang kedua kalinya, saya sering sekali ijin untuk pulang-pergi Surabaya-Jember agar tidak terlampau lama jauh dari Naya. Sepertinya, baru kali ini saya (terpaksa) berjauhan dengan Naya lebih dari 3 hari:(

Saya kangen sekali. Kangen bau asemnya, kangen bawelnya, kangen lagu-lagu ciptaannya, kangen cerita-cerita yang dikarangnya, kangen genitnya, kangen protesnya, kangen semua pertanyaannya yang selalu kesulitan saya jawab, kangen ciumannya di pagi hari yang selalu membangunkan saya, kangen rewelnya kalau mengantuk, kangen sok tahunya, kangen celotehnya yang seperti orang tua, kangen tarian ciptaannya, kangen omelannya setiap saya tidak rapi:p, kangen semuanya! Saya kangen Naya!

Setiap kali ke kota untuk membeli amunisi dapur, saya selalu menyempatkan diri membeli pernak-pernik untuk Naya. Puzzle, stiker, krayon, apa saja. Padahal saya yakin di Surabaya pasti lebih banyak pilihannya:p Setiap hari, lebih dari sepuluh kali saya mengulang melihat video Naya. Setiap saat bertemu dengan pasien, apalagi yang seumuran Naya, saya selalu terbayang wajah usil si anak gadis. Bahkan, saya bolak-balik seperti mendengar suara Naya memanggil saya. Hahahaha, sampai halusinasi:))))

Sedihnya, Naya tidak pernah mau menjawab telepon dari saya sejak hari pertama:(
Saat saya telepon, Naya selalu berteriak "Engga mau ngomong sama mamaaaaaa!"dan menolak menerima telepon saya. Saya sedih sekali. Patah hati. Saya tahu Naya masih ngambek karena tidak mengabulkan keinginannya ikut bersama saya. Jadilah hampir setiap saat saya "meneror" mama yang menjaga Naya untuk mengirimkan foto-foto Naya lewat Whatsapp.

Hampir setiap saat di sini, saya merasa sangat bersalah. Saya sedih karena tidak sampai hati meninggalkan Naya begitu lama. Tapi saya juga merasa lega tidak membawa Naya begitu ingat keadaan di sini yang begitu tidak mendukung. Sulit air bersih, jalanan yang luar biasa memabukkan, sering mati lampu, banyak nyamuk malaria, jauh dari mana-mana, angin puting beliung, cuaca dingin dsb dsb dsb. Saya juga kepikiran banget, kenapa ya Naya engga mau ngomong sama saya. Segitu marahnyakah?:(

Kemarin, akhirnya saya mendapat jawabannya. Suami saya bercerita, Naya menangis keras saat mendengar lagu kesukaannya yang sering saya nyanyikan untuknya. Naya selalu berlari kencang setiap mendengar bunyi mobil di halaman rumah kami dan rewel bukan kepalang setelah melihat bukan saya yang keluar dari mobil. Naya menangis setiap mendengar suara tukang roti langganan saya lewat di depan rumah kami. Naya menangis setiap pagi saat mengetuk pintu kamar untuk membangunkan saya dan tidak menemukan saya menyambutnya di balik pintu.

Bukan, bukan marah atau ngambek seperti yang selama ini saya kira. Naya tidak ingin berbicara dengan saya karena setiap dia mengingat saya sedang tidak bersamanya, dia akan merasa sedih:'(

Maaf ya nak:"(
Im sorry that i could not be beside you all the time. Trust me, you're always in my heart wherever i go.


3 comments:

Riza Fariyanti said...

*mbrebes mili* met :(

Ini Aku said...

Hiks sabar meta, naya pasti bangga punya ibu meta

adistyadewi said...

Ya Allah, mbak, sy langsung nangis baca ini... :'(

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...