Tuesday, September 17, 2013

Awet Muda


Siapalah yang engga ingin awet muda? Coba lihat saja, banyak wanita yang rela membayar banyak untuk produk-produk perawatan kulit yang memberi janji bisa membuat penggunanya awet muda. Atau bahkan engga sedikit juga yang sampai bersedia operasi plastik demi terlihat beberapa tahun lebih muda.

Ngomongin soal awet muda, saya sepertinya harus banyak-banyak bersyukur nih! Baik mama maupun papa saya mempunyai gen awet muda. Mama saya sering dikira baru berusia 40 tahunan, padahal usianya sudah diatas itu jauh:p Papa saya dulu bahkan sering dikira paman saya kalau mengambil raport. Bukan itu saja, keluarga besar mama-papa pun semua awet muda. Uwa’ saya dari pihak papa sudah lewat 70 tahun usianya, tapi orang-orang selalu menebak usianya 50 tahun. Budhe, kakak kandung mama saya pun demikian. Meskipun usianya sudah hampir ¾ abad, tetap saja banyak yang mengira usianya tak sampai 50 tahun. Semuanya engga pakai perawatan macam-macam, apalagi operasi plastik.

Alhamdulillah, gen awet muda ini diturunkan secara mutlak pada saya walaupun terkadang membuat saya bete juga sih.

Bukan sekali dua kali, saat saya menghadapi pasien anak, ibunya akan bertanya “Maaf, boleh saya minta anak saya ditangani dokter saja?”
Saya: “Iya bu, saya dokternya.”
Ibu rempong: “Maaf mbak, maksud saya dokter beneran. Bukan mahasiswa kedokteran.”
Saya: “Iya bu, saya dokter benerannya.” *mulaibete*
Ibu rempong: “Maaf, saya minta dokter yang sudah lulus mbak.”
Saya: “Bu, saya sudah lulus dokter tahun 2007. Ibu perlu lihat ijazah saya?” HIHHHH!

Atau bahkan lebih buruk lagi, saat saya dinas jaga dengan ko-ass atau dokter muda, ibu pasien justru lebih “menganggap” ko-ass tadi dibanding saya. Lucu juga sih, si ibu terlihat hormaaaat sekali ke ko-ass, dan menyuruh-nyuruh saya mengganti infus atau bahkan mengambil pispot untuk anaknya. Sementara ko-ass tadi kebingungan menunggu instruksi saya untuk pasien tadi:p

Saya juga sering mengalami hal lucu gegara awet muda ini. Misalnya saja di rumah sakit Balung tempat saya dinas sekarang,  ada detailer obat yang datang untuk memperkenalkan produk terbarunya. Saya yang menerima detailer tersebut di pintu depan memintanya masuk untuk menunggu di meja saya. Setelah itu saya juga ikut duduk di depannya. “Ada apa mas?”
Sang detailer diam saja, “Engga apa-apa mbak.”
Karena itulah saya keluar dan memilih ngobrol dengan perawat sambil menunggu pasien datang dan membiarkan detailer tadi duduk sendiri di meja saya:p 
Setelah sekian lama, detailer tadi ikut keluar dan bilang “Mbak, saya pulang saja dulu ya. Dokter anaknya kok dari tadi engga dateng2?”
Gini ini salah siapa coba?-_______-“

Waktu perawat-perawat bilang kalau sayalah dokter anak yang bertugas, detailer tadi jadi salah tingkah. Siapa yang engga bakal malu kalau gitu? Padahal saya pakai nametag bertuliskan jelas nama dan gelar saya, ditambah foto yang terpampang dengan kece lho! *tetepnarsis:p*

Kalau saya curhat soal ini ke mama, beliau malah memaklumi. Katanya “Yah, kalau mama ke rumah sakit pas anak sakit terus lihat orangnya kayak kamu juga engga nyangka kamu dokternya. Wajarlah. Namanya juga ibu, maunya kan pasti yang terbaik buat anaknya.” Errrrrr…

Yang terbaru, ketika saya naik kereta api beberapa waktu lalu saat hendak pulang ke Surabaya dari Jember. Saya diajak ngobrol oleh penumpang sebelah yang ternyata adalah mahasiswa semester 3. –iyeee, masih piyiiik!- dan mengajak saya “jalan” di Surabaya kelak. Saya bilang kalau saya sudah menikah, punya anak satu. Dia engga percaya lhooo! Padahal saya jelas pakai cincin kawin. Saya tunjukkan saja foto keluarga, yang akhirnya berakibat dia ngibrit pindah tempat duduk.

Saya juga pernah naik travel Bandung-Jakarta dan mendapat harga pelajar. Padahal saya engga ngomong apa-apa dan engga menunjukkan KTM. Petugasnya saja yang berasumsi saya masih pelajar. Lucunya, saya baru ngeh kalau saya mendapat harga pelajar setelah saya sampai di Jakarta. Ya sudahlah, mungkin memang rejeki saya.

Entah ya kalau begini musti bangga atau sedih? Hehehe.. tapi saya sih ambil positifnya saja. Saya sering dikira kakaknya Naya (karena mama saya juga masih terlihat pantas sekali punya anak seumur Naya), sering dikira masih anak SMP (mungkin karena anak SMP jaman sekarang sudah dandan, sementara saya pakai bedak saja malaaaas banget).

Alhamdulillah dikasih berkat awet muda sama Allah Swt:)


No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...