Siapalah yang engga ingin awet muda? Coba lihat saja, banyak
wanita yang rela membayar banyak untuk produk-produk perawatan kulit yang
memberi janji bisa membuat penggunanya awet muda. Atau bahkan engga sedikit
juga yang sampai bersedia operasi plastik demi terlihat beberapa tahun lebih
muda.
Ngomongin soal awet muda, saya sepertinya harus
banyak-banyak bersyukur nih! Baik mama maupun papa saya mempunyai gen awet
muda. Mama saya sering dikira baru berusia 40 tahunan, padahal usianya sudah
diatas itu jauh:p Papa saya dulu bahkan sering dikira paman saya kalau
mengambil raport. Bukan itu saja, keluarga besar mama-papa pun semua awet muda.
Uwa’ saya dari pihak papa sudah lewat 70 tahun usianya, tapi orang-orang selalu
menebak usianya 50 tahun. Budhe, kakak kandung mama saya pun demikian. Meskipun
usianya sudah hampir ¾ abad, tetap saja banyak yang mengira usianya tak sampai
50 tahun. Semuanya engga pakai perawatan macam-macam, apalagi operasi plastik.
Alhamdulillah, gen awet muda ini diturunkan secara mutlak
pada saya walaupun terkadang membuat saya bete juga sih.
Bukan sekali dua kali, saat saya menghadapi pasien anak,
ibunya akan bertanya “Maaf, boleh saya minta anak saya ditangani dokter saja?”
Saya: “Iya bu, saya dokternya.”
Ibu rempong: “Maaf mbak, maksud saya dokter beneran. Bukan
mahasiswa kedokteran.”
Saya: “Iya bu, saya dokter benerannya.” *mulaibete*
Ibu rempong: “Maaf, saya minta dokter yang sudah lulus
mbak.”
Saya: “Bu, saya sudah lulus dokter tahun 2007. Ibu perlu
lihat ijazah saya?” HIHHHH!
Atau bahkan lebih buruk lagi, saat saya dinas jaga dengan
ko-ass atau dokter muda, ibu pasien justru lebih “menganggap” ko-ass tadi
dibanding saya. Lucu juga sih, si ibu terlihat hormaaaat sekali ke ko-ass, dan
menyuruh-nyuruh saya mengganti infus atau bahkan mengambil pispot untuk anaknya.
Sementara ko-ass tadi kebingungan menunggu instruksi saya untuk pasien tadi:p
Saya juga sering mengalami hal lucu gegara awet muda ini.
Misalnya saja di rumah sakit Balung tempat saya dinas sekarang, ada detailer obat yang datang untuk
memperkenalkan produk terbarunya. Saya yang menerima detailer tersebut di pintu
depan memintanya masuk untuk menunggu di meja saya. Setelah itu saya juga ikut
duduk di depannya. “Ada apa mas?”
Sang detailer diam saja, “Engga apa-apa mbak.”
Karena itulah saya keluar dan memilih ngobrol dengan perawat
sambil menunggu pasien datang dan membiarkan detailer tadi duduk sendiri di
meja saya:p
Setelah sekian lama, detailer tadi ikut keluar dan bilang “Mbak,
saya pulang saja dulu ya. Dokter anaknya kok dari tadi engga dateng2?”
Gini ini salah siapa coba?-_______-“
Waktu perawat-perawat bilang kalau sayalah dokter anak yang
bertugas, detailer tadi jadi salah tingkah. Siapa yang engga bakal malu kalau
gitu? Padahal saya pakai nametag bertuliskan jelas nama dan gelar saya,
ditambah foto yang terpampang dengan kece lho! *tetepnarsis:p*
Kalau saya curhat soal ini ke mama, beliau malah memaklumi.
Katanya “Yah, kalau mama ke rumah sakit pas anak sakit terus lihat orangnya
kayak kamu juga engga nyangka kamu dokternya. Wajarlah. Namanya juga ibu,
maunya kan pasti yang terbaik buat anaknya.” Errrrrr…
Yang terbaru, ketika saya naik kereta api beberapa waktu
lalu saat hendak pulang ke Surabaya dari Jember. Saya diajak ngobrol oleh
penumpang sebelah yang ternyata adalah mahasiswa semester 3. –iyeee, masih
piyiiik!- dan mengajak saya “jalan” di Surabaya kelak. Saya bilang kalau saya
sudah menikah, punya anak satu. Dia engga percaya lhooo! Padahal saya jelas
pakai cincin kawin. Saya tunjukkan saja foto keluarga, yang akhirnya berakibat
dia ngibrit pindah tempat duduk.
Saya juga pernah naik travel Bandung-Jakarta dan mendapat
harga pelajar. Padahal saya engga ngomong apa-apa dan engga menunjukkan KTM.
Petugasnya saja yang berasumsi saya masih pelajar. Lucunya, saya baru ngeh
kalau saya mendapat harga pelajar setelah saya sampai di Jakarta. Ya sudahlah, mungkin
memang rejeki saya.
Entah ya kalau begini musti bangga atau sedih? Hehehe.. tapi
saya sih ambil positifnya saja. Saya sering dikira kakaknya Naya (karena mama
saya juga masih terlihat pantas sekali punya anak seumur Naya), sering dikira
masih anak SMP (mungkin karena anak SMP jaman sekarang sudah dandan, sementara
saya pakai bedak saja malaaaas banget).
Alhamdulillah dikasih berkat awet muda sama Allah Swt:)
No comments:
Post a Comment