Sunday, June 2, 2013

Anak Gadis Mama

Kemarin saat Naya berusia pas 2 tahun, saya kembali membawa Naya kontrol ke poli Tumbuh Kembang. Sebenarnya sudah tidak ada masalah yang berarti sih dalam tumbuh kembangnya, saya hanya ingin tahu sejauh mana kemampuan Naya sehingga saya bisa memberikan stimulasi yang pas untuknya.
Kakak Aya nge-drum

Alhamdulillah, dengan faktor resiko yang begitu berat dan banyaknya saat saya hamil dan melahirkan, tidak ada keterlambatan dalam tumbuh kembang Naya. Malah, setiap kali kontrol, saya bersyukur mengetahui tumbuh kembang Naya selalu diatas usianya.

Sama seperti kemarin, saya kaget juga mengetahui kalau kemampuan Naya rata-rata setara dengan anak usia 5 tahun. Saat discreening menggunakan Denver Chart, kemampuan bahasanya malah mentok setara usia 6 tahun, 3x umur Naya saat ini. Tentu saja saya sangat bersyukur, tapi juga bingung setengah mati.

Saat ini Naya sudah bisa merangkai kalimat yang panjang, misalnya saja seperti:
"Mama kenapa sih kok jaga terus di lumah satit? Kakak Aya kan di lumah, engga di lumah satit. Mama jaga kakak Aya aja ya!"

Atau:
"Ma, engga usah pelgi ya! Di kamal kakak Aya aja. Kita nanti nyanyi-nyanyi, nali-nali, celita-celita, ke mol Galaksi atau delta. Tapi kakak Aya engga suka ke Delta, panas." -________-"

Soal menyanyi, Naya jagonya. Dia sedang senang mengarang lagu. Kata-katanya dikarang sendiri, nadanya dari lagu yang dia kenal. Kalau saya iseng hitung, ada sekitar 30 lagu yang Naya hapal.
Naya sudah bisa makan sendiri, pakai baju dan celana serta sepatu sendiri (tapi bukan yang ditali ya), sudah mengerti konsep lawan kata (panas-dingin, besar-kecil, jauh-dekat, dll), sudah bisa gosok gigi sendiri, sudah bia menggambar lingkaran, garis lurus, kotak dan segitiga. Naya juga sudah bisa menulis angka 1-3, hapal alfabet (walaupun kadang terbalik-balik), hapal angka 1-10 dalam bahasa Indonesia dan Inggris, mengerti warna, bentuk, nama binatang, nama benda, hapal doa mau tidur, mau makan dan al-Fatihah.

Menurut konsultan Tumbuh Kembang, saya tidak boleh memperlakukan Naya sesuai dengan umur aslinya tapi harus sesuai dengan umur kemampuannya. Singkat kata, saya tidak boleh memperlakukan Naya seperti layaknya anak 2 tahun, tapi harus memperlakukan Naya sebagai anak yang berusia 5-6 tahun.

Saat saya mencari mainan yang sesuai untuk anak usia 5-6 tahun, ular tangga adalah salah satunya. Saya segera membeli dan mengajarkan permainan ini kepada Naya. Naya mengerti sih sebenarnya dan sudah bisa memainkannya, tapi saat bosan, Naya malah memasukkan dadu ke dalam mulut. Errrrr. Saya ingin ketawa juga sih sebenarnya. Anak saya memang masih bayi!<3 data-blogger-escaped-br="">

Selain itu, Naya sekarang juga sedang senang-senangnya mempelajari hal baru. Balet, misalnya. Dari yang awalnya hanya sekedar melihat gambar balerina di majalah, atau membaca buku cerita soal balerina, sekarang Naya juga ingin balet. Awalnya saya pikir "Mana bisa bayi se-Naya belajar balet? Paling nanti nangis terus ngambek minta pulang!" Tapi karena teringat saran dari konsultan Tumbuh Kembang yang juga merupakan guru saya , saya pun menuruti kemauannya. Susah sekali mencari sanggar balet yang mau menerima anak berusia 2 tahun. Ketika akhirnya ketemu, saya masih ragu akan mendaftarkan Naya kesana. Saya merasa kasihan kalau anak seumur Naya harus les balet segala. Padahal itu kan waktunya dia bermain-main. Lagi-lagi, saya teringat saran dan masukan guru saya tadi, dan memantapkan diri mendaftarkan Naya di sana. Niatnya sih mau melihat dulu apakah Naya memang senang disana. Kalaupun tidak, saya engga keberatan kehilangan sejumlah uang pendaftaran:)

Surprisingly, walaupun paling kecil di kelas, Naya bisa lho mengikuti pelajaran baletnya. Yaaa sering juga sih mengacau dengan berputar-putar sendiri, tapi sungguh, saya kaget melihat Naya semangat setiap mau pergi ke tempat balet, dan mengulang pelajaran balet di rumah. Sampai-sampai mau ke kamar mandi saja dia balet-_-"

Paling kecil di kelas

Anak gadis berlagak mandor:p
Saya mulai percaya dengan omongan guru saya, "Jangan mengunderestimate kemampuan Naya". Sehingga ketika beberapa saat setelahnya Naya meminta belajar drum (bapaknya drummer dan sering latihan band di rumah memang), saya kabulkan juga:D


Pelajaran buat saya sih sebagai emak. Intinya, saya engga mau memaksakan keinginan saya terhadap Naya. Saya membebaskan Naya sepenuhnya selama bertanggungjawab terhadap pilihannya sendiri. Saya sebagai orangtua hanya bisa mengarahkan, mendoakan dan menabung:p (Eh gila, uang les anak mahal hare geneeee!) Saya ingin Naya mengeksplor semua hal sebelum akhirnya Naya bisa memutuskan sendiri mana yang paling dia suka.
Oh ya, yang terpenting, saya engga akan lagi mengunderestimate anak saya sendiri, karena saya yakin seyakin-yakinnya, Naya pasti bisa!

Im so proud of you, kakak Aya!:*

5 comments:

Uswah SyauQie said...

cerdas!! bahagianya punya anak yg cerdas! :) semoga semakin pesat perkembangannya ya..

Uswah SyauQie said...

ya ampuuuun... setelah baca profil blog ini.. ternyata ini kak meta penyiar ebs fm.. . gak kerasa yaa kak meta uda punya anak :D aku penggemar kak metaaa.... *cupikaCupiki*

Meta Hanindita said...

Hahaha, makasih sudah berkunjung dan komen di blog yaaah:*

Niar Ningrum said...

waahh kakak naya udah belajar balet, keren baru 2 tahun tapi udah expert yaa mbak met :D

oohh pantesan ngedrum ada bakat toh :D

Irien said...

mbak, saya mau tanya anaknya ke poli tumbuh kembang dimana ya? saya mau konsul anak saya.. tapi krn baru pindah ke surabaya jadi gak tau kemana.. makasi

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...