Begitu mengetahui saya akan ditugaskan di RSUD Balung
sebulan, saya si well-organized dan well-planned (Beda tipiiiis sama OCD;p)
langsung mencari-cari informasi apa saja yang bisa saya kunjungi di Jember.
Kalau di Balung sih saya sudah mendengar dari teman-teman lain memang
tidak ada apa-apa.
Jember sendiri sebenarnya pernah menjadi kota administratif,
namun karena tahun 2001 istilah tersebut dihapus, maka kembali lagilah menjadi
kabupaten Jember.
Banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi seperti the famous
pantai Papuma, Taman Nasional Meru Betiri, Kawasan Rembangan –semacam Tretes
katanya sih-, Pantai Watu Ulo dan masih banyak lagi. Lalu, mana yang pernah
saya kunjungi? Nihil:p
Bukannya apa-apa, minggu pertama saya di Jember, kawasan ini
sempat dihebohkan dengan adanya angin puting beliung. Eh saya merasakan
sendiri juga lho. Kala itu saya sedang menyetir di jalan utama Jember. Ih
seraaaaam, anginnya besaaaar, hujannya deras, sampai-sampai jarak penglihatan
hanya kurang lebih 50 cm ke depan. Saya waktu itu langsung parker di pinggir
jalan dan merasakan mobil bergoyang-goyang ditiup angin. Ada beberapa mobil
yang tertimpa pohon tumbang, bahkan menurut berita ada yang meninggal dunia.
Nah gegara itu, saya pikir-pikir dulu deh kalau mau ke obyek wisata. Apalagi kata seorang teman, pantai Papuma sering ditutup saat musim begini untuk mencegah kecelakaan. Jember
hampir setiap hari diguyur hujan, saya bawa Naya, dan jarak obyek wisata
tersebut dari Jember cukup jauh juga.
Jadi?
Yaaaah, namanya juga #anakmallunited!
Yang saya kunjungi ya engga jauh-jauh dari pusat
perbelanjaan hahahaha.
Hampir setiap weekend, kami check in di hotel Istana Jember. Hotel ini berbintang
tiga, lokasinya strategis sekali menurut saya. Ratenya beragam, sekitar Rp.
300.000-1.500.000,00. Memang tidak ada kolam renang atau fitness centre,
fasilitasnya sangat standar, namun cukup buat kami. Kamarnya lumayan besar dan
nyaman, hanya saja kami cukup terganggu dengan bunyi dak-duk-dak-duk dari
renovasi hotel. Selain itu, sepertinya tidak ada peredam suara yang cukup
sehingga terkadang kami bisa mendengarkan orang berlalu-lalang dan obrolan
mereka di depan kamar. Breakfast-nya standar, namun lumayanlah. Kamar mandinya
cukup lega, dengan fasilitas air panas. Selain itu, saya beberapa kali memesan
layanan room service. Makanannya enak-enak lho! Dan yang penting, sangat
terjangkau. Saya memesan nasi goreng Jawa, ada satenya, sosis dan telur ceplok,
harganya ‘hanya’ Rp. 17.000,00 saja. Coba di hotel selain di Jember, minimal Rp
50.000,00 deh.
Seperti yang saya bilang, hotel ini strategis sekali. Hanya
beberapa ratus meter dari alun-alun pusat kota Jember. Biasanya, kami naik
becak setiap minggu pagi ke alun-alun. Disana ramaaaaaaai sekali. Karena car
free day, semua orang Jember sepertinya ada disana. Ada yang lari pagi,
olahraga, menjajakan makanan, bermain-main di playground sampai pacaran:p
Naya sempat saya bawa ke alun-alun, tapi karena ramai, rewel
dan akhirnya segera pulang:p
Hotel Istana ini juga dekat sekali dengan Matahari. Tinggal
jalan kaki 5 menit, sampai deh. Untuk yang ada keperluan di Jember, saya
rekomendasikan banget hotel Istana ini:D
Kembali ke soal jalan-jalan. Selain Matahari, saya juga
sering membawa Naya ke Golden Market. Disini ada CFC, supermarket, dan pusat
perbelanjaan baju, DI lantai atas ada playground tempat Naya sering bermain.
Tempatnya lumayan juga. Saya lebih suka Golden Market sih dibanding Matahari:D
Pakai topi yang dibeli di Golden Market. 20 ribuan sajah! *smile* |
Ada lagi Roxy Jember. Bangunan satu lantai ini tempatnya
belanja baju. Harganya murah-murah. Saya menemukan celana panjang yang enak
sekali dipakai, harganya ‘hanya’ Rp. 40.000,00 saja. Woohoooo, borong!:p ART dan nanny saya pun senang sekali berbelanja di Nico
Dept. Store ini karena banyak pilihan dan murah meriah. Sayangnya cuma satu, SPGnya jutek-jutek. Bukan bermaksud menggeneralisasi, tapi entah kebetulan apa engga, saya kebagian dijutekin terus. Padahal saya cuma bertanya "Mbak, saya mau beli ini. Pakai nota apa langsung ke kasir ya?". Dengan jutek dijawab "Itu kan celana. Ya tanya ke mbak-mbak di bagian celana, bukan saya."
Lah mana gue tau situ bagian apa? Kali kedua pun saya dijutekin juga. Ya saya coba maklum saja sih, memang pembelinya banyaaaak sekali. Mungkin mbaknya lagi PMS:p
Oh ya, ada satu hal yang selama ini membuat saya
bertanya-tanya. Untuk seorang magazine-mania, saya terbingung-bingung karena
susaaaaaaah sekali menemukan tukang jual majalah di Jember. Serius lho! Toko
buku terlengkap di Jember, Gramedia menyediakan majalah memang. Tapi terbatas
sekali, dan yang saya perhatikan hanya majalah terbitan Gramedia saja seperti
Bobo, Sekar, Nakita. Yang lain? Engga ada!
Saya sampai me-mention akun @infojember di twitter hanya
untuk menanyakan dimana tukang jual majalah yang cukup lengkap. Jawabannya?
Hampir semua bilang di Gramedia. Ada juga yang bilang di depan PD Slamet. PD
Slamet ini konon toko serba ada yang eksis dari jaman baheula. Di depannya, ada
orang yang membuka lapak Koran/majalah. Saking penasarannya, saya sempatkan
juga datang kesini. Lumayan lho, koleksinya beragam. Sayang sekali majalah yang
saya cari –Ayahbunda, Femina dan Cita Cinta- engga ada:@
Ya sudahlah, saya menyerah. Semoga majalah-majalah keluaran
Femina Group segera ada versi digitalnya di Scoop deh supaya saya engga
kebingungan kalau dinas di luar kota Surabaya.
Overall, Jember adalah kota kecil yang menarik. Sampai
sekarang pun saya masih belum menemukan makanan khasnya (apa sih?:p) tapi saya
senang punya pengalaman keliling Jember sampai blusukan di pasar
tradisionalnya:D
6 comments:
mbak meta sudah pernah ke kampus? di jalan jawa depan SMA 2 itu ada yang jual majalah lengkap..sy biasa beli cita-cinta disana...coba kuliner jember mbak..ada soto enak di pasar tanjung, buka websitenya jember banget..banyak info disana. Salam kenal
Maya-jember
Hi Metta,ini saya lagi :D Saya asli Jember lho! Sy tinggal di Jbr dari lahir sd SMA. Tapi sy nggak tau beli majalah dimana :p
Kalo makanan khasnya Jember itu tape dan segala produk olahan tape (nggak semua org doyan ya). Tapi kalo makanan yg enak, coba cari Depot Jawa Timur (jalan Kartini) --> nasi campurnya terkenal sejak jaman dahulu kala :)
telat ya mbak aku baru baca tentang mbak meta ke jember sekarang..aku asli jember juga,tapi sekarang merantau di surabaya,hehehe
iya mbak,aku setuju sama mbak SPG di nico jutek"..duluuu banget aku sekali ke sana terus nggak pernah lagi,gak customer-friendly banget..
trz di jember emang ga punya makanan khas keknya,soalnya kebanyakan penduduknya juga pendatang gitu..tapi kalo makanan enak banyaak :D
Wah baru baca komen2nya. thank you ya!
@Maya: Beluuum, padahal pengen nyoba bebek pedes yang katanya beken banget di UNEJ. Katanya enak banget ya?
@Mayo: akhirnya kemarin beli oleh2 terasi Puger:)) Katanya khas dan enak sekali, kata mertua sih:D
@Mapassionne: Mungkin karena pembelinya masyaAllah banyaknya yaa. Kaya lagi ada sale 75%, penuuuuh banget.
Sips sekali, bisa unt referensi...
Wah ternyata pernah ke Jember ya mbak. Yg terkenal di Jember ya tapenya sih, klo untuk makanan banyak yang enak, salah satu favoritku itu ayam gepuk sambel ijo, enak dan murah 15 ribu, ayam kampung + nasi. Biasanya buka jam 10 pagi, jam 1 siang kadang sudah habis :)
Post a Comment