Saturday, March 17, 2018

Rotterdam Day-2

Hari ke-2 di Rotterdam sebetulnya diawali dengan Running Clinic oleh salah satu atlet olimpiade Belanda. Jadi pagi sekali, kami semua diajak berkeliling kota Rotterdam dengan berlari, sekaligus diajari beberapa teknik basic lari. Sayangnya, saya tidak ikut karena beberapa hari lalu terkilir. (Ternyata salju itu super licin, Jenderal!:))).

Jadilah saya mengawali pagi dengan sarapan, kemudian megikuti workshop sejak awal. Materi hari ini relatif lebih berat namun sangat berhubungan dengan apa yang saya kerjakan sehari-hari. Satu hal yang sempat membuat saya terkaget-kaget adalah saat seorang pembicara presentasi, banyak sekali interupsinya. Ada yang memberikan pendapat, ada yang bertanya, dan semua orang dalam ruangan tampak biasa saja. Coba kalau di Indonesia, pasti sudah dicap tak sopan kan ya? Well, mungkin memang beda budaya.
Saya kayak anak SMP nyasar ya:))

Saat coffee break, saya sempat mendatangi salah satu pembicara, seorang profesor dari Paris yang terkenal karena ilmunya tentang lemak. Kebetulan saat ini saya sedang mengerjakan penelitian mengenai lemak, sehingga ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan. Modal nekad saja, karena apalah saya yang hanya remahan Oreo ini dibanding beliau:p



Beliau menanggapi dengan sangat baik, sangat menghormati sampai saya sungkan dan rikuh sendiri hehe. Alhamdulillah, beliau tidak keberatan berdiskusi dan Alhamdulillah juga, saya mendapat sedikit pencerahan mengenai penelitian saya. Doakan segera selesai yaa, sudah mumet memikirkannya hahaha.#malahcurcol

Ada 3 orang peserta dari Belanda yang mendatangi saya saat jeda acara.
A: "Meta, can i ask you something? I know that it sounds silly so please dont laugh at me."
M: *bingung dan penasaran mau nanya apaan* "Yes, please."
A: "In my whole life, i've never seen a case of measles. Have you? Because i heard there are so many cases od measles in Surabaya"
M: *aslinya pengin ngakak*:)))

Ya ampun, mereka belum pernah melihat satu kasus pun anak dengan campak! Kalau di Indonesia jangan ditanya ya, gabagen alias campak ini mah sering banget terjadi. Selain measles alias campak, mereka juga menanyakan difteri, dengue alias demam berdarah, tetanus dan malaria karena selama ini mereka hanya mengetahui penyakit-penyakit tsb lewat textbook saja. Jadilah saya menjelaskan kesemua penyakit itu dari A-Z. Entahlah, harus bangga apa sedih ya?:)

Acara pelatihan hari ini diakhiri pukul 17.20 kemudian kami diantar oleh bus menuju Monster. Eh, benar nih namanya Monster? Iya betul ternyata. Monster adalah nama satu area di Rotterdam dimana Koppert Cress berada. Tempat kami makan malam dan juga cooking class.

Koppert Cress ini adalah satu tempat super luas yang menanam sayur-sayuran kecil (dinamakan microvegetable) dengan kualitas premium. Slogan mereka sehat dan enak. (Mahal juga kayaknya:p).
Begitu tiba, kami diberikan welcome drink di bejana kimia berwarna hijau. Rasanya hmmmm, saya sih engga suka:p Kayak segala macam sayuran diblender.
Welcome drink
Selain minuman hijau itu, kami juga diberi beberapa welcome snack, yang buat saya aneh. Tapi di situlah seni gastronomy ini. Pertama, kami diberi caviar yang dimakan langsung dari punggung tangan. Sebelumnya, caviar ini disemprot glitter keemasan. Biarpun katanya ini makanan raja yang sangat mahal, saya sih cukup sekali ini saja ya hahaha. Rasanya engga karuan:p
Caviar
Selain caviar, kami juga disuguhi bebungaan. Lah dikata Suzanna apa disuruh makan bunga:))
Walaupun awalnya saya ogah-ogahan mencicipi, eh ternyata rasanya enak, seperti jamur!

Setelah itu, tibalah waktu cooking class. Saya sudah ketakutan karena sadar diri nol besar kalau disuruh memasak haha. Alhamdulillah, tim kami (dibagi jadi beberapa kelompok) kebagian memasak dessert. chocolate mousse dan tiramisu, yang sepertinya lebih mudah daripada memasak appetizer (rattatouille dan couscous) serta main course (pasta).

Saya sempat terbengong-bengong melihat kompor di dapur Koppert Cress. Katanya sih, ini versi Ferrarinya kompor haha. Harganya jangan ditanya, kalau dikurs bisa hingga trilyunan rupiah. Hanya ada 3 kompor di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, Arab Saudi (milik raja) dan di Rotterdam ini. Lihat deh betapa grande dan canggihnya kompor ini. Saya yang tak bisa masak saja terpesona, terbayang kalau suami saya yang lihat, kayaknya bakal ngiler deh!

Selesai memasak ala-ala, kami diperkenalkan dengan berbagai hidangan gastronomy yang pernah dibuat di Koppert Cress. Tak hanya itu kami pun dipersilakan mencicipinya. Super kece deh! Ini adalah pengalaman gastronomy pertama saya, jadi rasanya terpesona melulu. Chefnya bercerita pernah menyambut kehadiran ratu Belanda, Queen Maxima. Beliau terkenal menyukai parfum Channel no 5 dan bedaknya. Saat beliau datang, disajikan makanan dalam bentuk parfum serta bedak Channel. Saya yang melihat tak menyangka itu bisa dimakan lho, karena bentuknya ya seperti botol parfum dan bedak Channel. Kalau ingin lihat seperti apa, coba cek di https://www.koppertcress.com/ deh.

Saya juga melihat papan permainan checker yang bisa dimainkan sekaligus bisa dimakan! Luar biasa kreatif banget deh chefnya.

Kami juga diajak berkeliling untuk melihat bagaimana proses penanaman, hingga pengolahannya menjadi makanan. Di dalam rumah kaca, segala tanaman bisa langsung dimakan. Rasanya juga enak lho! Kami mencicipi beberapa tanaman di dalam rumah kaca.

Seteah itu, kami dipersilakan menikmati makan malam. Saya dan yang lain sempat kebingungan karena hanya ada kursi berjajar, tapi tak terlihat meja satu pun! Sedang kebingungan, eh tiba-tiba turunlah meja itu perlahan-lahan dari atas. Lagi-lagi, saya terbengong-bengong melihatnya.



Tim kami memamerkan tiramisu hasil masakan kami:D

Team Dessert:p



Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 22.40, saya sudah kelelahan, kedinginan dan ngantuk, lengkap deh! Kami pun pulang dari sana dengan membawa bingkisan tanaman microvegetable dari Koppert Cress. Saya tidak membawa bingkisan saya karena berpikir tidak akan bisa dibawa di pesawat hehe, jadi ya sudahlah yaa. Tapi benar deh, ini adalah pengalaman yang luar biasa karena saya berkesempatan merasakan pengalaman baru, menjalin network dengan banyak orang di berbagai negara, dan tentunya, membawa nama Indonesia:)

Tiba di hotel pukul 11 malam lebih, saya langsung sholat dan terlelap hingga esok paginya. Besok adalah hari terakhir saya mengikuti Masterclass ini. Bagaimana ceritanya? Tunggu besok ya:p

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...