Monday, September 8, 2014

Anemia Defisiensi Besi Anak

Sudah cukup lama ya rasanya saya engga bagi-bagi ilmu di blog ini:p
Sekalian mereview dan mengetes ingatan, kali ini saya ingin sekali menulis mengenai Anemia Defisiensi Besi (ADB). Saya beberapa kali menerima email dari pembaca blog ini yang "request" pembahasan ADB. Baiklah, semoga berguna yaaa!

1. Apa sih itu anemia defisiensi besi? 
Anemia sendiri adalah keadaan kadar hemoglobin (Hb) kurang dari batas normal sesuai usia (bayi dan anak) atau jenis kelamin (dewasa). Sebagai patokan yang sederhana menurut WHO adalah Hb kurang dari 11 g/dl pada anak umur 6 bulan-6tahun, dan Hb kurang dari 12 g/dl pada anak lebih dari 6 tahun. Anemia ada berbagai macam jenisnya, termasuk saah satunya adalahADB.  Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh sehingga penyediaan besi untuk eritrophoesis (proses pembentukan sel darah merah) berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang.

 2. Penyebabnya apa ya?
ADB dapat disebabkan rendahnya intake besi, gangguan penyerapan atau loss karena perdarahan jangka panjang. Pada bayi atau anak, penyebab tersering adalah karena kurangnya intake besi.

3. Bahaya engga sih? Kok kayaknya anak saya baik-baik saja tuh!
Untuk menjawab bahaya atau tidaknya, mari kita cek dulu apa sih fungsi zat besi. Fungsi zat besi yang paling penting adalah perkembangan sistem syaraf. Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku bahkan pertumbuhan anak. Karena zat besi juga berfungsi sebagai sumber energi untuk otot, kekurangan zat besi dapat mempengaruhi ketahanan fisik dan kemampuan otot bekerja. Jika saat ini sepertinya anak tampak baik-baik saja, belum tentu beberapa waktu ke depan juga akan tetap baik-baik saja jika dibiarkan.

4. Gejalanya apa?
Gejala yang paling banyak ditemukan adalah pucat. Namun terkadang karena pucat sudah berlangsung lama, keluarga biasanya mengira pucat tsb sebagai hal biasa. Selain itu, bisa juga lemas, gampang capek, gampang sakit karena daya tahan tubuh menurun, pada anak yang lebih besar bisa menyebabkan gangguan belajar dan gangguan perilaku.

5. Anak saya masih bayi nih! ASIX pula yang katanya paling baik. Masa bisa ADB?
Pada bayi yang berusia dibawah setahun, ADB dapat terjadi karena cadangan besi kurang, misalnya pada bayi berat lahir rendah, prematuritas atau lahir kembar. Bayi ASIX pun rentan terkena ADB karena kandungan besi pada ASI tidak cukup untuk bayi. Justru karena ASIX, sebaiknya

 6. Lalu apa yang harus dilakukan?
Berdasar rekomendasi IDAI, suplementasi besi dapat diberikan pada anak berusia 0-5 tahun, terutama 0-2 tahun. Zat besi yang dijual di pasaran mudah ditemukan dengan berbagai merk.

7. Anak saya sekarang sudah berusia 4 bulan, masih ASIX. Tidak terlihat pucat, tidak lemas, apakah masih membutuhkan suplementasi besi?
Kembali melihat ke tabel rekomendasi IDAI, bayi yang lahir cukup bulan (tidak prematur) sebaiknya diberi suplementasi besi mulai usia 4 bulan sampai 2 tahun. Suplementasi ini bersifat mencegah ADB, bukan mengobati. Lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?:D

8. Kalau tidak ada gejala, bagaimana mengetahui anak kita ADB apa tidak?
IDAI pun merekomendasikan screening pemeriksaan darah untuk anak berusia 2 tahun. Hal ini dilakukan mengetahui apakah anak menderita ADB atau tidak. Di bawah 2 tahun, jika ada kecurigaan ADB, pemeriksaan darah dapat dilakukan.

9. Kalau diberi suplementasi besi nanti anak saya bukan ASIX lagi dong karena diberi yang lain selain ASI?
ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman lain pada bayi berumur nol sampai 6 bulan. Suplementasi besi di luar makanan atau minuman:D Jadi tetap ASIX dong:D

Sekian sedikit yang bisa saya share soal ADB pada anak. Semoga bermanfaat!:)

1 comment:

El Fasa said...

Owh jadi rawan juga ya kalo kekurangan zat besi, anak juga kan dalam masa pertumbuhan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...