Masalah khitan atau sunat seringkali ditanyakan oleh orangtua. Karena kebetulan saya mendapat beberapa pertanyaan terkait khitan ini dari Detik.com, sengaja saya share di sini juga. Semoga bermanfaat:)
1. Sebenarnya apa
manfaat kesehatan dari sunat untuk si kecil?
a. Mencegah
terjadinya infeksi saluran kencing
b. Menurunkan risiko
terjadinya kanker penis
c. Menurunkan risiko
terkena STD (Sexually Transmitted Disease) atau Penyakit Menular Seksual.
d. Mencegah
terjadinya fimosis, kondisi di mana kulup melekat erat pada penis.
e. Lebih mudah
menjaga kebersihan saluran kencing.
2. Kapan sebenarnya
sunat dilakukan? Apa ada waktu yang berbeda antara anak laki-laki dan
perempuan?
Sebetulnya sunat
dapat dilakukan kapan pun. Namun karena di Indonesia pratik sunat dikaitkan
dengan aturan agama, maka yang pasti dilakukan sebelum anak mencapai umur
baligh. Secara medis, semakin muda sunat dilakukan pada seorang anak maka
risiko perdarahan akan berkurang dan masa penyembuhan akan semakin cepat.
3. Biasanya,
perempuan disunat sejak masih bayi, kenapa?
Pertama, saya ingin
menyamakan persepsi dulu mengenai definisi sunat perempuan itu seperti apa. MUI
telah mengeluarkan fatwa tahun 2008 yang intinya mengatalan bahwa sunat
perempuan hukumnya Makrumah atau salah satu ibadah yang dianjurkan seperti
mencukur bulu kemaluan, menggunting kuku, khitan dll. Tata cara secara
syariahnya pun telah diatur yaitu dengan hanya menggores selaput pada klitoris
perempuan menggunakan jarum steril, BUKAN melukai atau memotong klitoris sama
sekali. Pengertian ini sangat berbeda dengan Female Genital Mutilation yang
sering dilakukan di Afrika. Tapi memang, karena kerancuan definisi ini, WHO
juga Amnesty International menganggap sunat perempuan di Indonesia yang
dilakukan berdasarkan kaidah syariah ini sama dengan praktik Female Genital
Mutilation. Padahal tidak.
Permenkes 2010 yang
mengatur soal sunat pada perempuan sebenarnya sudah dicabut lewat Permenkes
2014. Pertimbangannya karena sunat pada perempuan bukan suatu tindakan
kedokteran dan tidak berdasarkan indikasi medis.
Kembali ke soal
budaya dan agama, karena khitan pada perempuan ini mengikuti syariat agama maka
pelaksanaannya pun merujuk pada syariat agama dimana disunnahkan khitan pada
hari ke-7.
4. Bagaimana juga
perawatan pasca sunat untuk bayi perempuan?
Tidak ada yang
spesifik. Ingat, sunat perempuan yang saya maksud ini berbeda sekali
dengan sunat pada bayi lelaki. Biasanya, setelah bayi perempuan disunat yang
sesuai dengan syariat agama, cukup dicuci menggunakan larutan antiseptik.
Begitu saja kok.
5. Dalam kondisi
tertentu, anak laki-laki biasa sudah dilakukan sunat bahkan sejak bayi, biasa
kondisi apa yang mengharuskan hal tersebut?
Kembali semua
tergantung pada orang tua. Ada yang ingin mengikuti teladan nabi yang mulai
khitan saat anak bayi. Namun ada juga yang menunggu sampai anak berusia lebih
besar. Walaupun begitu, ada beberapa kondisi yang membuat dokter menyarankan
anak dikhitan, misalnya terjadi fimosis dan infeksi saluran kencing berulang.
6. Bagaimana juga
perawatannya?
Pada intinya pasca
sunat, diharap luka bekas sunat tetap kering. Jangan menggosok luka bekas
sunat, jika perlu gunakan celana longgar untuk mencegah gesekan pada luka bekas
sunat. Tetap jaga kebersihan dengan membersihkan kelamin anak perlahan setelah
buang air.
7. Selain punya
manfaat, apa hal yang mungkin terjadi dari resiko sunat? Baguskah sunat sejak
bayi?
Proses sirkumsisi
adalah prosedur medis minor yang membutuhkan waktu singkat. Walaupun sangat
jarang, ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi misalnya perdarahan, iritasi
dari ujung penis, infeksi, komplikasi pada uretra. Walaupun begitu, sunat
dianjurkan pada saat bayi justru karena selain mengurangi risiko perdarahan
juga agar waktu recovery atau penyembuhan lebih cepat.
1 comment:
Kalo mau sunat anak perempuan, baiknya di dokter spesialis apa dok ya?
Post a Comment