Monday, April 3, 2017

Autoimun Pada Anak

Berikut ini akan saya share hasil wawancara saya mengenai penyakit autoimun pada anak dengan MommiesDaily. Semoga berguna!
Sumber: Google


1. Apakah benar  penyakit autoimun pada anak tidak bisa disembuhkan?
Jika yang dimaksud dengan “sembuh” adalah total sembuh dan tidak akan kambuh lagi, benar. Walaupun begitu, pengobatan dapat dilakukan, dan bertujuan untuk memastikan survival jangka panjang, mencegah kerusakan organ menjadi lebih parah, mencapai level aktivitas penyakit yang paling rendah, meminimalisir efek toksik obat, memperbaiki kualitas hidup anak, mengedukasi pasien dan keluarganya mengenai peran masing-masing pada manajemen penyakit tersebut.

2. Apa perbedaan penyakit autoimun dengan penyakit bawaan?

Penyakit autoimun adalah kelainan tubuh yang disebabkan oleh reaksi respon imun terhadap sel tubuh sendiri yang dianggap sebagai antigen, sehingga menyebabkan kerusakan organ tubuh. Biasanya antibodi yang menyerang diri sendiri ini bisa terbentuk karena adanya rangsangan virus sebelumnya, sehingga antibodi ikut beredar ke seluruh tubuh dan dapat memberikan kerusakan organ pada tubuh kita. Gangguan autoimun dapat mempengaruhi satu atau lebih organ atau jaringan. Organ dan jaringan yang umumnya terkena oleh gangguan autoimun adalah sel darah merah, pembuluh darah, jaringan ikat, kelenjar endokrin seperti tiroid atau pankreas, otot, sendi, dan kulit.


Penyakit bawaan (kongenital) adalah kelainan bawaan atau kelainan kongenital atau cacat bawaan adalah kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan bawaan dapat dikenali sebelum kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa tahun kemudian setelah kelahiran. Misalnya nih, penyakit jantung bawaan bisa terjadi karena defek atau cacat pada saat proses pertumbuhan di dalam janin ibu.

3. Kapan penyakit autoimun bisa terdeteksi?
Tergantung munculnya kapan. Diabetes Melitus tipe 1 misalnya, paling sering terdeteksi saat usia 4-6 tahun atau setelah pubertas dini (10-14 tahun).

Juvenile Idiopathic Arthritis biasanya terbanyak terdeteksi pada anak 7-12 tahun, tapi di bawah dan di atas itu pun bisa terjadi,

Systemic Lupus Erythematosus biasanya terjadi pada usia sekitar 12 tahun, dan yang paling banyak perempuan dengan ratio 3:1 dibanding lelaki,

4. Apakah anak yang memiliki penyakit autoimun perlu mendapatkan terapi khusus seperti tranfusi darah, pemberian suplemen secara rutin dan fisioterapi?
Nah ini akan sangat tergantung jenis penyakt autoimunnya itu sendiri .
Untuk systemic lupus erythematosus (SLE) atau Lupus, jika menyerang sel darah, bisa saja membutuhkan transfusi darah berkala, jika menyerang sistem muskuloskeletal (otot dan tulang) bisa saja dibutuhkan fisioterapi.

Untuk diabetes melitus tipe 1, jarang sih akan membutuhkan transfusi darah, tapi diet harus sangat diatur, dan bisa jadi harus secara rutin mengecek gula darah serta menyuntik insulin.

Nah JIA ini jarang juga sih membutuhkan transfusi darah, tapi penting sekali untuk mendapatkan fisioterapi

5. Apa sih yang sebetulnya dirasakan anak saat ia mengalami penyakit autoimun? apakah ia merasakan kesakitan yang luar biasa? bagaimana pertolongan pertamanya?

Untuk SLE biasanya yang membawa ia datang ke dokter adalah demam yang berkepanjangan, kemudian pucat, lalu tergantung pada organ apa yang diserang. Jika jantung, bisa jadi ia sesak napas, jika paru, bisa jadi ia merasakan sesak dan nyeri dada, jika sistem muskuloskeletal bisa jadi karena nyeri sendi atau nyeri otot.

Untuk diabetes melitus tipe 1, orangtua terkadang mulai aware dan membawa anaknya ke dokter jika ada 3P. Polifagi, polidipsi dan poliuria. ( Makan banyak, minum banyak, kencing banyak tapi berat badan turun terus). Nah, terkadang ada juga orangtua yang kurang aware dengan gejala awal 3P ini, dan baru membawa anaknya ke rumah sakit setelah tidak sadar karena ketoacidosis diabeticum (tak sadar karena gula darah yang sangat tinggi).

Untuk JIA, biasanya orangtua membawanya ke dokter karena nyeri otot dan sendi atau tulang yang sangat mengganggu.

Karena diagnosis penyakit autoimun ini sulit, harus melewati banyak pemeriksaan fisik, laboratorium dan radiologis, jika memang ada keluhan demam berkepanjangan, kemudian sesak napas, atau nyeri dada, nyeri sendi, atau 3P, atau gejala lain yang dicurigai sebagai gejala autoimmune disease, segera bawa ke dokter.

6. Apakah penyakit autoimun berhubungan dengan perubahan hormon?
Karena mostly penyakit autoimun ini menyerang perempuan, memang dicurigai adanya hubungan dengan perubahan hormon, tapi sampai saat ini belum dapat dipastikan secara ilmiah.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...