Tuesday, August 14, 2012

Hamil (Lagi), Engga Ya?

Jujur, pertanyaan seperti judul blog di atas sedang memenuhi pikiran saya akhir-akhir ini.
Betapa tidak, setidaknya ada 5 orang teman seperjuangan yang hamil bersamaan dengan saya, saat ini sedang hamil lagi.
Setiap bertemu dengan tetangga atau kerabat pun, pertanyaan yang pasti keluar adalah "Kapan nih adiknya Naya?"
Mungkin memang sudah waktunya yaaa.. Kalau ingin punya anak lagi dengan jarak 2 tahun dari yang pertama, sekarang adalah waktu yang pas. Saat ini pun Naya tidak mau dipanggil dengan adik atau namanya sendiri. Harus dipanggil kakak karena menurutnya, dia punya adik yang bernama Kici.
Selain itu, melihat Naya yang tumbuh menjadi anak lucu dan menyenangkan membuat saya ingin sekali punya anak lagi.
Tapiiiiii, mengingat riwayat saat hamil Naya dulu, sesungguhnya saya masih sangat trauma. Saya takut semua kejadian seperti peripartum cardiomyopathy alias kelainan jantung selama kehamilan, hyperemesis gravidarum, hipertensi, hipoalbumin, severe oligohydramnion, sampai tidak bisa melihat dan mengharuskan saya full bedrest (literally, benar-benar istirahat terus di tempat tidur) sampai melahirkan, akan terulang lagi.
"Ah, kan belum tentu hamil yang kedua kayak gitu juga,Met"
Iyaaa, betul. Tapi, berdasarkan teori nih, angka kejadian terjadinya peripartum cardiomyopathy ini meningkat 70 persen di kehamilan kedua dengan tingkat severitas alias keparahan sampai 2x lipat.
Memang ada sedikit kemungkinan kehamilan saya tidak menyeramkan seperti sebelumnya, tapi berani engga ya mengambil resiko dalam kemungkinan yang sedikit itu?
Waktu saya bicarakan hal ini ke suami, jawabannya malah "Yaa..kalau kamu siap mati sih silakan".
Ngeeeek, menghibur sekali ya jawabannya?:p
Tapi karena jawaban suami itulah, saya jadi bisa berpikir jernih dan membuat berbagai pertimbangan.
Kalau saya memberanikan diri untuk hamil, dan ternyata saya beruntung, diberi kehamilan dan persalinan yang lancar, ya Alhamdulillah. -Walaupun secara teoritis kemungkinannya kecil-
Kalau ternyata kehamilan saya kelak bermasalah lagi sama seperti sebelumnya, saya ikhlas bedrest sampai melahirkan. Selama anak yang dikandung sehat walafiat.
Tapi bagaimana kalau kehamilan saya kelak 2x lipat lebih bermasalah dibanding sebelumnya dan -amit2- sampai mengorbankan nyawa?
Lalu bagaimana dengan Naya? Bagaimana dengan suami?
Bagaimana dengan keluarga saya yang lain?
Saya sendiri tidak tahu jawabannya. Karena itu, akhirnya saya memutuskan untuk tidak hamil dulu, setidaknya tidak sekarang-sekarang ini. -Nah tuh, yang suka pada iseng nanya, itu ya jawabannya-.
Entah ya kalau ditanya beberapa tahun lagi. Saya perlu istikharah dulu tampaknya sebelum memutuskan. Tapi yang jelas, saya benar-benar sangat mengerti kenapa ada ungkapan "Surga ada di bawah kaki ibu". Because it is:)

Sent from my PurpleBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
















No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...