Saya tahu, sebagai seorang wanita, sudahlah kodratnya untuk
menyukai hal-hal yang berbau keindahan. Salah satunya, yang akan saya bahas
disini, adalah dandan.
Siapa sih wanita yang engga suka dandan? Dandan disini bukan
hanya dalam pengertian bermakeup yaa. Ada teman saya yang engga suka makeup,
tapi kuku-kukunya selalu rapi terawat dengan pewarna kuku khas salon kuku. Ada
juga yang engga suka meni-pedi, tapi rajin ke salon untuk sekedar hairspa atau
creambath. Teman saya yang lain, engga suka makeupan, engga suka juga ngerawat
kuku atau nyalon, tapi rajin luluran. Ada lagi yang lebih suka dandan dengan
berpakaian sesuai fashion yang sedang trend. Entah mematchingkan baju model
terbaru, tas atau sepatu.
Saya? Duh, engga satu pun yang saya suka di antara semua
pengertian dandan.
Saya engga suka bermakeup.
Saya punya banyak teman wanita. Bolehlah disurvey, berapa
banyak peralatan makeup atau dandan yang mereka punya. Pasti jauh lebih banyak
dari saya:D
Coba intip tas saya sehari-hari, saya cuma punya satu
compact powder, itu pun sebenarnya seserahan waktu saya lamaran dulu-berarti
sudah 3 tahun yang lalu. Entah sudah expired apa belum hahaha- dan masih belum
habis. Gimana mau habis, wong dipakai saja jarang-jarang kok:p Boro-boro
lipstick atau yang lainnya.
Sewaktu sahabat-sahabat saya merencanakan BFF girls time,
mereka tentu tidak lupa menaruh jadwal saling mendandani. Hanya saya sepertinya
yang tidak tertarik. Waktu ada sale besar-besaran alat makeup brand tertentu
yang konon mahal karena kualitas yang tinggi, cuma saya juga yang menanggapi
dengan afek emosi datar.
Eh, bukan berarti saya tidak bisa makeup lho! Beberapa kali
terpilih menjadi finalis ini-itu-ini-itu sewaktu masih gadis dulu *cieeeh:p*
dimana selalu ada kelas makeup di saat karantinanya, membuat saya hapal betul
kekurangan dan kelebihan wajah saya, mana yang harus dimakeup begini begitu,
mana yang harus ditonjolkan dan mana yang harus dishading. Selain itu, profesi
saya sebagai MC dan presenter televisi juga menempatkan saya ‘terpaksa’ bisa
dandan. Seringkali waktu syuting mepet dengan waktu sekolah saya, sehingga saya
dituntut bisa makeup sendiri dengan cepat. Bahkan dandan di mobil sambil
menunggu lampu hijau menyala di perempatan juga bisa lho! –Power of kepepet-. Saya punya peralatan makeup lengkap hasil hibahan mama. Tapi tentunya engga pernah saya bawa setiap hari. Sekarang malah ada di gudang:p
Saya engga suka
nyalon. Kalau bukan potong rambut, saya malaaaas sekali ke salon hanya untuk
creambath atau hairspa atau perawatan lainnya. Sepertinya saya bersalah karena
‘membuang waktu’ yang sebenarnya bisa berguna untuk hal lain. Saya juga engga
pernah meni-pedi. Seumur hidup saya, baru sekali kuku saya diwarnai, yaitu saat menikah. Itu pun, tidak bertahan lama karena begitu acara selesai, hal
pertama yang saya lakukan setelah melepas kebaya adalah membersihkan kuku.
Luluran? Duh apalagi ini. Saya engga suka luluran. Lagi-lagi
saya merasa ‘membuang waktu’ kalau menghabiskan beberapa jam tanpa melakukan
apa-apa hanya untuk luluran. Mungkin kalau lulurannya bisa disambi dengan
siaran, saya mau-mau aja:p
Sekarang soal fashion. Saya mengikuti fashion. Saya tahu
model-model baju yang sedang ngetrend, merk tas yang sedang happening, model
sepatu yang in. Saya rajin membaca majalah fashion, saya juga penonton setia
ANTM:D
Tapi, kalau melihat lemari pakaian saya, baju-baju yang saya
pakai sehari-hari lebih banyak pilihan mama yang emang concern banget dengan
dunia fashion. Tas dan sepatu saya juga banyak, hibahan dari mama. Semuanya
fashionable, karena mama saya sangat fashionable. Seperti banyak wanita lain
yang saya kenal, mama saya ini sangat memikirkan baju/tas/sepatu yang mau
dipakai. Misalnya ada undangan, mama pasti sudah menyiapkan akanmemakai
baju/tas/sepatu apa dari jauh hari. Bahkan kalau mungkin, sengaja
membeli/membuat baju khusus untuk dating ke acara tersebut. Pas hari-H pun,
sudah dipastikan salon langganan akan dihubungi mama.
Teman-teman saya juga begitu lho! Saya bolak/I diminta
mengantar teman membeli baju untuk datang ke pesta ulangtahun atau pernikahan.
Pernah juga diminta menemani dandan ke salon khusus untuk hadir di suatu pesta.
Kalau saya sendiri? Duh, mungkin saya ini emang tipe orang
yang engga mau ambil pusing ya. Setiap hari, saya engga pernah menghabiskan
banyak waktu di depan lemari. Biasanya, baju yang saya pakai hari itu adalah baju
yang ada di tumpukan paling atas di lemari pakaian saya. Saat menghadiri
undangan pun sama saja. Saya mengambil baju pesta yang mana saja di lemari, itu pun
diputuskan 5 menit sebelum berangkat:p Sekedar bedakan, sisiran, pakai lipstick kalau inget, terus pergi deh:D
Bukan hanya sekali saya diomeli mama karena hal ini. Menurut
mama, dengan hadir di suatu pesta rapi, bermakeup, itu sama saja kita
menghormati pihak yang mengundang. Well, benar juga sih. Hanya saja, saya punya
jalan pikiran yang lain. Menurut saya, kehadiran kita yang diundang saja sudah
merupakan wujud bahwa kita menghormati pihak yang mengundang. Tidak ada
hubungannya dengan makeup atau engga, dengan memakai baju yang wah atau engga.
Kalau emang suka sih engga apa-apa. Tapi kalau merasa ‘keberatan’ kan susah
juga yaa.. Engga enak kan kalo sengaja dandan untuk datang ke suatu undangan
tapi merasa engga nyaman? Yang penting nyaman aja deh:D
Alhamdulillah, untungnya suami sepaham dengan saya. Jadi saya engga pernah diprotes deh. Yang
penting nyaman. Hehehe. Eh tapi saya salut banget lho sama yang bisa (dan mau)
dandan setiap hari. Ayo dong, ajak-ajak saya biar mau juga, biar saya agak lebih ke-wanita-an sedikit:p
3 comments:
Iya mbak, aku juga salut banget sama orang yang jago dandan. Kadang pengen juga kaya' gitu, tapi ogah berlama-lama dandan.Cukup bedak, lipstick aja. Pernah belajar pake eyeliner,hasilnya belepotan dan kapok..,hehhe
Salam kenal ya :)
sy juga suka dandan, tp kalo harus tiap hari ya enggak lah.. Malah kl hari2 biasa polos aja seringkali tanpa lipstick juga :)
@waya: met kenal jugaaa:) hehe sbnrnya dandan itu ga susah2 amat, tp ngumpulin niatnya itu lho yg susah:p
@ke2nai: iya ya mbak, enakan polosan;D
Post a Comment