Wednesday, January 18, 2012

Power Pumping

Kesibukan membuat saya tidak bisa pumping secara rutin setiap harinya. Kalau sewaktu masa ASIX saya bisa pumping setiap 2-3 jam, sekarang bahkan sehari sekali pun susah. Dari pagi sampai sore, pekerjaan sama sekali tidak bisa ditinggal. Waktu ishoma yang singkat (saking singkatnya, saya sampai sering skip waktu makan), tidak bisa digunakan untuk pumping. Praktis, selama di tempat kerja, dari pagi sampai sore (atau malah malam), saya tidak pernah pumping.

Inilah yang akhirnya membuat produksi ASI saya sangat drop. Di rumah, saya berusaha pumping untuk stok Nayara selama ditinggal kerja, tapi dalam 30 menit, hasilnya benar-benar menyedihkan. 5cc pun tidak. Ingin menangis rasanya.

Dalam kepanikan dan kesedihan, akhirnya saya 'menyerah' juga. Melihat stok ASIP di kulkas benar-benar kosong, dan harus dinas jaga malam yang artinya meninggalkan rumah lebih dari 24 jam, saya tidak mau membuat Nayara kelaparan.
Saya mengikhlaskan diri untuk memberi Nayara sufor. Sedih, tentunya, karena niat ingin memberi ASI sampai 2 tahun tidak bisa tercapai. Dengan dukungan dari suami yang selalu bilang 'Udah, gak apa-apa, kan yang 6 bulan udah lewat', saya berikan Nayara sufor.

Eh, tapi ternyata tidak semudah itu, karena Nayara tidak mau. Disembur, dijilat-jilat sambil mengernyit, atau bahkan tidak mau menoleh sama sekali. Saya sudah mencoba berbagai sufor, dan reaksi Nayara tetap sama. Stress, jelas. Merasa bersalah, jelas. Saya jadi menyalahkan diri sendiri dan menyesal kenapa tidak bisa konsisten pumping.

Saya mencari ASI donor (akhirnya dapat kontak dari sepupu) untuk 1 hari, setidaknya untuk Nayara saat saya tinggal dinas jaga malam. Itu pun sambil berharap-harap cemas. Alhamdulillah, Nayara mau minum ASI donor.

Tapi, saya berpikir bagaimana dengan besok dan besoknya dan besoknya lagi? Tidak mungkin tergantung pada ASI donor. Sementara hasil pumping tetap tidak bergeser dari kisaran 5cc saja.

Di tengah kegalauan, saya teringat pernah membaca tentang power pumping, tekhnik yang bisa dipakai untuk meningkatkan produksi ASI. Idenya simple, mengirim sinyal ke tubuh untuk memproduksi ASI sesering mungkin dengan memompa sesering mungkin. Karena 'kepepet', saya mencoba power pumping ini pada saat weekend dan bebas dinas jaga malam.

Setiap jam, saya pumping selama setidaknya 20-30 menit. Berhenti,sejam kemudian pumping lagi selama 20-30 menit. Begitu seterusnya selama 2x24 jam. Bosan? Oh jelas, apalagi karena hasil pumping yang keluar tidak signifikan. Melihat breastpump saja lama-lama mual rasanya. Tapi, lagi-lagi karena 'kepepet', saya tetap melakukan power pumping ini.

Oh ya, karena saya pegal (dan malas) kalau harus memegangi breastpump seharian selama 2 hari, saya membuat handsfree breastpump sendiri. Inginnya sih beli Medela handsfree, tapi apa daya kantong tak sampai hehe. Saya pernah baca juga cara bikinnya, cuma pakai karet rambut yang murmer. Seperti ini kira-kira gambarnya:
(diambil dari asibayi.com)


Lumayan, tangan saya tidak pegal, dan saya masih bisa melakukan pekerjaan lain.

Kembali ke power pumping. Berhasilkah saya?
Jujur, saat weekend berakhir, hasil pumping saya selama 2x 24 jam hanya terkumpul 1 botol berisi 75 cc ASIP untuk Nayara. Saya sempat kecewa, tapi tetap bersyukur. Setidaknya ada stok satu botol untuk Nayara.

Keesokan harinya, saat saya pumping di tempat kerja sebelum pulang ke rumah, saya terkejut. Hasil pumping saya ternyata mencapai 50 cc. Wowww, sepertinya efek dari power pumping kemarin baru terasa. Dan believe it or not, Alhamdulillah, sampai sekarang saya masih bisa memberikan ASI full untuk Nayara. Masih kejar tayang sih, tapi saya sudah sangat bersyukur. Semoga cita-cita memberikan ASI sampai 2 tahun bisa tercapai.

Tips saya buat mamas yang ingin mencoba power pumping:
1. Niat. Jangan patah semangat dulu. Selama melakukan power pumping ini, jangan berharap ada perubahan dari hasil pumping secara signifikan. Berapa pun hasilnya, keep pumping!

2. Bisa dibarengi dengan konsumsi galactogogue, makanan/minuman yang bisa meningkatkan produksi ASI seperti sayuran misalnya.

3. Lakukan kegiatan yang menyenangkan selama power pumping. Misalnya sambil main dengan bayi kita, browsing, atau online shopping:D

4. Syukuri berapapun hasil pumping kita. InsyaAllah cukup kok untuk bayi kita, ma.

Buat yang mau mencoba, Good luck, mamas!

6 comments:

yenintand5 said...

wuaaa.. enaknya ya naya masih asi.. nafis udah campur, yaa gara2 udah makin lama makin menipis.. semakin diperbudak, aku nya yg nyerah duluan hiks hiks, hasil perahan ngga maksimal pula, lagipula suami ngga mau anaknya dikasih asi donor.. daripada ngga minum susu, alhasil minum sufor, dan dia mau.. alhamdulillah naya ngga mau minum sufor ya met hihihi

Retsa said...

salut deh sama Meta buat usahanya... inspirasional banget postingnya, jadi buat aku makin giat jg untuk pompa asi buat si kecil.. palagi klo pas lagi kepepet kerjaan, emang susah ya Met.. tp demi si kecil yuk kita usaha yg terbaik :)

Meta Hanindita said...

@yeninta: ngga maunya sempet bikin stress dulu tp:p gpp, insyaAllah udah maksimal buat nafis tuh;)

@retsa: Bener, makanya emang ga berlebihan kalo disebut 'pejuang' asi karena emg bener2 perjuangan:D

asibayi.com said...

Selamat berjuang para pejuang ASI

:D

Siti said...

Mbak meta...super salut bwt perjuangannya..sangat menginspirasi dan menyemangati saya yg lg stok asip..btw, dengan ritme perah yg sedemikian padat, gmn cara nenenin nayara? Trus klo skrg perah PD kanan, sejam kmudian perah PD kiri gitu kah mbak?

Meta Hanindita said...

Mbak Siti, nenenin kiri,perah yg kanan. Nenen yg kanan,perah yg kiri. Gitu teruuuus. Capek tp worth trying.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...