Friday, August 18, 2017

Bolehkah MPASI Diberikan Sebelum 6 Bulan? (Boleh, Tapi...)

Sebetulnya saya agak enggan menulis postingan ini karena merasa useless. Sedih juga kalau melihat ibu-ibu muda millenial kekinian yang entah mengapa sepertinya lebih percaya pada selebriti, blogger, selebgram atau selebtwit dibandingkan dengan dokter spesialis anak. Saya sempat patah hati lho, duh sedih sekali melihatnya, lalu jadi baper. Ada gunanya engga sih saya menulis di blog? #yangnulisgampangbapereaaaa. Namun setelah saya pikir-pikir lagi, walaupun mungkin yang membaca postingan ini hanya segelintir, saya masih bertanggung jawab memberikan edukasi kepada para orangtua dengan benar. Karena, sekali lagi, yang sedang happening dan tren belum tentu yang benar bukan?:D

Beberapa hari terakhir, sosial media sedang diramaikan dengan twit seorang dokter (i assumed he's a surgeon?), kemudian diikuti pula oleh dokter-dokter lain, yang membahas mengenai seorang artis dan pola pemberian makannya kepada sang anak.

Jadi dokter tersebut mengecam sang seleb karena memberikan MPASI terlalu dini pada anaknya, diikuti oleh banyak ibu-ibu muda, yang berakibat banyak kasus operasi terlipatnya usus bayi karena pemberian MPASI terlalu dini.

Oke, kita bahas satu-satu yaaa.

Pertama, apa sih yang dimaksud dengan pemberian MPASI terlalu dini?
Pemberian MPASI dikatakan terlalu dini jika diberikan sebelum 4 bulan.


Lho, berarti 4 bulan boleh?
Saya ajak semua yang baca blog ini flash-back sebentar ya. Coba tanya ibu atau nenek masing-masing deh, waktu kita kecil dulu, MPASI diberikan umur berapa? Walaupun saya yakin ada juga yang bilang umur 7 hari atau 40 hari seperti saya:p, kebanyakan pasti menjawab 4 bulan. Kenapa? Karena memang beberapa belas tahun yang lalu, IDAI, WHO, AAP merekomendasikan pemberian MPASI sejak umur 4 bulan.

Lalu kenapa kok setelah 2012, diubah menjadi 6 bulan?
Karena ternyata berdasar penelitian, manfaat ASI eksklusif selama 6 bulan jauh lebih banyak dan lebih protektif dibandingkan dengan hanya 4 bulan. Jadilah sekarang, baik WHO, IDAI, AAP merekomendasikan pemberian MPASI mulai usia 6 bulan. Tapi, saat ini pun ESPGHAN (European Society of Pediatric Gastrohepatology and Nutrition) merekomendasikan pemberian MPASI sesudah usia 17 minggu (baca: 4 bulan) dan sebelum 26 minggu. Apakah berarti dokter spesialis anak di Eropa "menyesatkan" anak-anak Eropa? Apakah semua anak Eropa pasti dioperasi usus? Kan engga begitu ya:D

Jadi sekali lagi, bolehkah memberikan MPASI untuk bayi 4 atau 5 bulan?
Sebetulnya, selama ada tanda siap makan, boleh-boleh saja kok. Tanda siap makan itu apa saja?
- Sudah tegak kepala
- Sudah bisa duduk dengan bantuan
- Menunjukkan ketertarikannya dengan makanan. Kalau ada orang makan, ia ikut mengecap, misalnya.

Saat tepat pemberian MPASI sangatlah relatif untuk setiap anak karena tergantung dari kematangan oromotorik (biasanya baru siap sekitar 4-6 bulan), kematangan saluran cerna dan kematangan sistem imun yang biasanya memang baru siap sekitar 6 bulan.

Tapiiiiiiii, sekali lagi karena efek ASI eksklusif 6 bulan lebih banyak dan lebih protektif dibandingkan dengan yang hanya 4 bulan, sabarlah sebentar yaa. Toh penelitian membuktikan kalau pemberian MPASI umur 4 bulan dengan yang 6 bulan tidak ada perbedaan dalam hal kecukupan nutrisinya.

Makanya jangan heran kalau ada dokter spesialis anak yang meminta pasien anak memulai MPASInya usia 4 atau 5 bulan. Boleh saja kok selama ada tanda siap makan dan ada indikasi. Apa indikasinya? Misalnya ASI masih banyak, namun berat badan anak tidak naik seperti seharusnya. Ingat ya, selain ada tanda siap makan juga harus ada indikasi. Konsultasikan dulu kepada dokter spesialis anak sebelumnya.

Oh berarti mbak artis itu benar ya?
Kalau saya sih bukan mengkritisi pemberian MPASI saat 5 bulannya, tapi lebih ke cara pemberiannya yang menganut BLW alias Baby Led Weaning. Saya sempat membahas tuntas BLW ini di postingan sebelumnya. Yang belum baca, bisa baca dulu di sini ya---> http://www.metahanindita.com/2017/07/baby-led-weaning-vs-responsive-feeding.html

Selain yang sudah ditulis di postingan tadi, apakah ada dampak BLW lainnya untuk anak?
Pada perkembangan anak, ada periode yang disebut dengan periode kritis untuk menstimulasi kemampuan makan anak, yaitu pada usia 6-9 bulan. Orangtua mungkin lebih aware perkembangan anak yang kasat mata seperti duduk, berdiri, berjalan, bicara, dll. Padahal makan juga perlu dilatih lho, terutama kemampuan oromotorik (otot dan syaraf di mulut). Bagaimana melatihnya? Cukup dengan memberikan anak MPASI dengan tekstur yang sesuai dengan perkembangannya, dan perlahan-lahan ditingkatkan konsistensi dan kekasarannya.

Apa yang terjadi kalau tidak dilatih?
Penelitian membuktikan, jika anak tidak dilatih dengan benar kemampuan oromotoriknya, pasti akan ada masalah makan di kemudian hari. Sesederhana suka mengemut makanan, melepeh makanan, tidak mau makan makanan kasar, hanya mau makanan yang crunchy atau goreng-gorengan, hanya mau makan makanan yang lunak dan lain sebagainya. Akibatnya apa? Anak tidak mendapat makronutrien dan mikronutrien yang cukup, sehingga stunting deh! Soal stunting pun sudah saya bahas dan bisa dibaca di sini:
http://www.metahanindita.com/2017/07/stunting-pada-anak.html
http://www.metahanindita.com/2017/07/klarifikasi-stunting-pada-anak.html
http://www.metahanindita.com/2017/08/stunting-bukan-hanya-sekadar-pendek.html


Selain masalah MPASI BLW ini, saya masih akan membahas beberapa hal yang tampaknya sedang jadi tren gegara selebriti. Entah benar atau tidak kan yang penting tren ya:p

Saya jadi ingat omongan teman,
"Met, aku heran banget sama mamah-mamah muda masa kini. Jaman sudah maju, tekhnologi sudah canggih, kok di Indonesia malah kembali ke jaman batu ya? Mulai diet bebas karbo saat hamil, Lotus Birth, No Vaccine, apalah apalah apalah. Gitu deh kalau mamah-mamah pada lebih percaya sama seleb dibanding dokter."

(Saya mendengarnya antara pengin tertawa sama pengin menangis karena sedih) :p

Pesan saya satu deh buibu pakbapak, di era globalisasi dan kecanggihan tekhnologi semacam sekarang, mencari informasi itu semudah mengetukkan jari di atas gadget. Tapi please be aware, not everything on google is true. Cari bagaimana yang benar ke ahlinya, yang memang bidangnya dan informasinya valid secara ilmiah.

Ingatlah suatu hadits,
Apabila satu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.

Wallahu a'lam bish-shawabi.

10 comments:

Sri Widiyastuti said...

Terima kasih Dokter Meta. Bayi saya juga sekarang sedang belajar mpasi. Usianya 6 bulan. Jadi tambah ilmu membaca artikel ini. Makasih ya dok. Salam kenal.

Atiqoh Hasan said...

Selaluuu setuju sama mbak met. Sekarang lg hamil, pun, nurut kebiasaannya mbak meta. Kalo ada yg aneh2, baca jurnal dan nanya dokter, artikel buat pembanding aja:))

April Hamsa said...


Memang zaman skrng mudah banget org mengakses informasi, kdng suka gak saring dulu, tapi ditelan mentah2.

Saya termasuk ortu yg msh pakai metode konvensional utk memberi makan anak. Kalaupun BLW ya pada usia tertentu pas mereka udah waktunya diajari makan mandiri.

BTW, Mbak Meta saya pun blogger, tapi kalau menulis soal kesehatan anak insyaAllah saya berusaha tsk asal nulis, saya baca referensi dr web dan buku yang insyaAllah penulisnya terpercaya. Sebab, saya sadar begitu nulis pasti pembaca akan memperhatikan infonya. Tanggung jawab moral gtu kalau salah huhuhu. PR besar buat saya jg utk makin berhati2 menulis. TFS Mbak Meta.

Unknown said...

Saya memberikan mpasi mulai anak usia 4 bulan 1 minggu. Sebenarnya saya ingin menunda hingga usia 6 bulan. Tapi, karna saya kerja dan tidak bisa pumping setiap waktu, maka jumlah asip yang tersimpan makin lama makin berkurang (jumlah hasil pumping lebih sedikit daripada yang diminum anak). Dengan adanya tanda siap makan (sudah tegak kepala, bisa duduk dengan bantuan, tertarik pada makanan dengan mengecap makanan tiap melihat orang makan),maka saya memutuskan untuk memberikan mpasi diusia 4 bulan seminggu. Mpasi yang telah saya berikan adalah bubur wortel kukus atau bubur apukat. Tujuan saya adalah supaya kebutuhan asi selama saya tinggal bekerja bisa berkurang sedikit.

Sebenarnya, lebih baik mana ya Dok, memberikan susu formula untuk mencukupi asi atau memberikan mpasi diusia 4 bulan seminggu?

Meta Hanindita said...

@Sri Widiyastuti: Sama-sama mbak, senang kalau berguna:)

@Atiqoh: Eh hamil? Wah selamaaaaat! Ga tau nikahnya tau-tau hamil aja!

@April Hamsa: Betul mbak, tanggung jawab blogger pun berat hehe

@Lusi: Sebetulnya kalau menurut saya, lebih baik berkonsultasi dengan dokter anak dulu sebelum memutuskan pemberian MPASI. Bukan hanya dilihat tanda makannya saja tapi juga masih banyak hal lainnya mbak.

Dian said...

Dok, postingan ini informatif banget di era 'mama mama podo keminter'. Boleh saya share ya?

Oh ya masukan dari saya itu postingan-postingan sebelumnya di link aja biar yang baca enak tinggal klik. 🙏

Unknown said...

Bu dokter, pengen tanya deh. Anjuran naik tekstur yang benar dan tepat waktu itu yang seperti apa ya? Adakah indikator yang dapat dilihat dari bayi yang menandakan kalau perlu naik tekstur? Kebetulan baby saya sudah 7 bulan, jadi saya perlu belajar tentang ini. Takut kecepetan atau malah terlambat naik tekstur soalnya dok. Mohon infonya ya dok. Terima kasih banyak dan sukses selalu buat bu dokter :)

Meta Hanindita said...

Mbak @Dian, itu sudah dilink lho hehe, jadi langsung klik aja:D

@Silvia: Mbak, perkembangan anak berbeda satu sama lain. Tapi secara umum, usia 6-8 bulan MPASI yang diberikan memang yang halus kental, dan perlahan-lahan ditingkatkan kekasarannya. Dicoba-coba aja mbak, kalau mau berarti sudah oke

inspirasi fashion said...

nice sharing kak

Unknown said...

Dok, bisa request pembahasan tentang pemberian susu UHT (atau susu sapi) untuk anak usia 1y+?apakah benar2 aman?atau sudah pernah ditulis yah?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...