1. Apa yang dimaksud Shaken Baby Syndrome (SBS)?
Shaken Baby Syndrome adalah sindrom yang terjadi akibat guncangan kepala hebat yang menyebabkan
perdarahan retina dan perdarahan otak.
2. Mengapa SBS ini bisa
terjadi?
Bayi dan
balita sangat rentan terhadap guncangan. Otot leher pada balita terutama bayi
masih sangat lemah, Akan sangat sulit untuk mereka menyuport kepala dan
melindungi mereka dari gerakan keras. Selain itu otak bayi pun lebih rentan
dari dewasa, gerakan atau guncangan dapat menyebabkan otak bayi bergerak maju
atau mundur dalam tulang kepala, sehingga dapat melukai otak dan merobek
pembuluh darah kecil otak. Perdarahan yang terjadi ini tentu akan mempengaruhi
fungsi otak, dan juga mata.
3. Biasanya pada usia berapakah SBS ini terjadi?
SBS ini
paling rentan terjadi pada usia kurang dari 1 tahun. Terutama pada usia 2-4
bulan karena bayi usia ini cenderung lebih banyak serta lebih lama menangis dibanding
di usia lain. Bayi memang mulai akan menangis lebih banyak saat berusia 2-3
minggu, mencapai puncak saat 6-8 minggu lalu baru berkurang setelah 3-4 bulan.
Walaupun begitu, CDC melaporkan SBS dapat terjadi sampai anak berusia 5 tahun.
4. Apa yang perlu dipahami dan dihindari para
orangtua agar tidak terjadi SBS?
Pada
prinsipnya, goyangan atau guncangan sama resikonya dapat menyebabkan SBS.
Apalagi saat orangtua sedang panik:D
Sebaiknya,
tidak perlu deh dilempar ke udara segala, atau diajrut-ajrut. Jangan lupa
beritahu bahayanya kepada pengasuh, nenek atau kakek karena biasanya yang
melakukan ini justru mereka itu:D Saat menimang bayi. Pertama, kendalikan emosi
diri. Terkadang mendiamkan anak yang menangis memang bisa membuat emosi. Seandainya
begitu, lebih baik tenangkan diri sendiri dulu, kendalikan emosi. Tidak apa-apa
menaruh bayi di crib nya, biarkan menangis sendirian untuk sementara. Minta
bantuan orang lain untuk mendiamkan anak. Penyebab SBS terbanyak adalah emosi
atau panik karena sulit mendiamkan anak menangis sehingga tanpa disadari
menimang terlampau keras atau melakukan sesuatu yang berbahaya.
5. Bagaimana dengan gejalanya?
Gejala yang bisa diamati adalah:
a.
Perubahan signifikan pola tidur
b.
Muntah lebih sering dari biasanya
c.
Sangat rewel
d.
Menangis dan tidak bisa dihentikan dengan cara
apapun
e.
Tidak mau menyusu atau makan
f.
Pada kasus yang berat, bisa jadi justru tidak
sadar
Pertolongan pertama adalah langsung dibawa ke
UGD rumah sakit terdekat. Semakin cepat dibawa ke UGD, kerusakan otak lebih
jauh dapat dicegah.
6. Apa akibat jika anak mengalami SBS?
Menurut
data CDC, 1 dari 4 anak yang mengalami SBS akan meninggal. Yang masih bertahan
hidup pun mempunyai pengaruh jangka panjang terhadap kesehatannya seperti
kebutaan, developmental delay atau retardasi mental. Cerebral palsy, kejang dan
kelemahan otot gerak.
7. Jika anak sudah mengalami SBS, bisakah diobati? Dengan cara atau terapi seperti apa?
Pengobatan
SBS akan sangat tergantung dari keparahan yang terjadi. Secara umum, bisa jadi
dibutuhkan bantuanuntuk pernapasan, kemudian terapi untuk menurunkan tekanan
intra kranial yang meningkat . Bisa dengan obat-obatan, atau operasi untuk
mengeluarkan darah di dalam otak. Tentu bisa menyebabkan kematian. 1 dari 4
anak yang menderita SBS akan meninggal.
*Seperti yang ditayangkan di Mommies Daily dan Detik Health
1 comment:
Mantap banget :D hehe terus posting yang kaya gini kak
Post a Comment