Sebenarnya, jatuh itu bahaya apa engga sih? Lihat-lihat dulu jatuhnya ya:D Yang pasti, terjatuh merupakan fase sangat normal pada perkembangan anak. Lihat saja, belajar merangkak, berjalan, lari, naik turun tangga, melompat, tentu wajar kalau terjatuh. Sering kali, terjatuh bukan merupakan hal yang parah jadi tak perlu terlalu khawatir selama kita sudah melakukan tindakan preventif.
Menurut data dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) di USA, anak jatuh adalah penyebab cedera tersering orang tua membawa anaknya ke UGD. Tahun 2010, 2,8 juta anak mengunjungi UGD karena jatuh, dan 40% di antaranya adalah toddler (1-3 tahun). Di usia ini, memang anak sedang aktif-aktifnya mengeksplorasi lingkungan sekitar. Sering memanjat, naik turun tangga misalnya, atau berlompat-lompatan.
Bayi mempunyai kepala yang lebih besar dibandingkan badannya. Seringkali saat terjatuh, kepala lebih sering terkena lantai lebih dahulu, Sementara, batita adalah periode perkembangan anak yang sangat pesat. Di umur ini, bayi mulai belajar berguling, menendang, sehingga ada risiko mereka jatuh dari furniture, lalu merangkak atau berjalan, berisiko terjatuh juga. Setelah itu saat belajar memanjat, risiko terjatuh juga dari jendela misalnya atau furnitur lain. ANak yang lebih besar dari toddler pun masih berisiko jatuh, biasanya dari peralatan saat bermain,
Lalu, kalau anak terjatuh, apa yang harus dilakukan orang tua?
Amati:
-Posisi anak jatuh, bagian yang terbentur lantai: muka, kepala, atau bagian tubuh lainnya
-Apakah anak pingsan, berapa lama - Adakah benjolan di daerah kepala
-Adakah patah tulang: leher, bahu, lengan, atau tungkai
-Adakah sakit kepala atau muntah
Kapan harus dibawa ke dokter?
Orangtua harus segera membawa anak ke dokter jika:
-Anak menjadi tidak sadar atau tidur terus.(Di beberapa kasus ada yang ngantuk terus)
-Anak menjadi bingung, dan rewel sekali.
-Kejang/kelumpuhan pada wajah atau tangan/kaki.
-Sakit kepala atau muntah yang menetap atau semakin bertambah.
-Adanya kekakuan di leher.
-Timbul benjolan di kepala terutama pada daerah samping kepala (temporal)
-Anak menjadi bingung, dan rewel sekali.
-Kejang/kelumpuhan pada wajah atau tangan/kaki.
-Sakit kepala atau muntah yang menetap atau semakin bertambah.
-Adanya kekakuan di leher.
-Timbul benjolan di kepala terutama pada daerah samping kepala (temporal)
Usaha
preventif alias pencegahan anak jatuh, kuncinya adalah kombinasi dari
supervisi aktif (jangan membiarkan anak balita main sendirian!) dan
lingkungan yang aman. Bagaimana menciptakan ingkungan yang aman?
1. Pada bayi <6 bulan, apabila sudah dapat berguling, taruhlah kasur di samping tempat tidur.
2. Bila bayi sudah dapat berdiri berikan pelindung di tempat tidurnya.
3. Bila anak sudah dapat berlari awasi dengan ketat, jangan sampai menarik taplak meja atau pintu rak lemari.
4. Sebaiknya hindari penggunaan baby walker
5. Pastikan lantai kering setelah dipel atau setelah terkena air.
2. Bila bayi sudah dapat berdiri berikan pelindung di tempat tidurnya.
3. Bila anak sudah dapat berlari awasi dengan ketat, jangan sampai menarik taplak meja atau pintu rak lemari.
4. Sebaiknya hindari penggunaan baby walker
5. Pastikan lantai kering setelah dipel atau setelah terkena air.
6. Gunakan sabuk pelindung di stroller, high-chair atau kereta dorong supermarket
7. Amankan furniture dari jendela, dan pasang pengaman jendela agar tidak mudah dibuka anak.
8. Jika bermain sepeda atau sepatu roda untuk anak yang lebih besar, biasakan menggunakan helm pelindung kepala.
9.
Penting juga: Bermain secara aktif bersama anak mempunyai banyak
manfaat. Selain bisa mencontohkan perilaku aman alias safe behavior,
orangtua juga bisa secara aktif mengawasi anak:D
1 comment:
Tengkyuuuu dokter cantik :)
-bukanbocahbiasa(dot)com-
Post a Comment