Friday, August 14, 2015

Kebakaran

Sore itu, saya sedang menemani mama yang kebetulan berkunjung ke Surabaya mencari makanan Semanggi. Tetiba, telepon saya berbunyi. Saat diangkat, di ujung sana terdengar suara nanny Naya yang teriak-teriak panik.

"Bu, ada kebakaran! Kebakaran!"

Saya tak begitu jelas mendengarnya karena suara latar belakang yang riuh rendah.

"Apa mbak?" Tanya saya.

"Ada kebakaran di dekat rumah, saya takut bu. Blablablablablabla.." (Saya sudah tak fokus mendengar apalagi terusannya, karena di pikiran saya hanya satu: NAYA!).
Segera saya menuju rumah. Dari kejauhan, saya melihat asap hitam bergumpal...di daerah rumah saya. Tambah panik, karena jalan menuju ke rumah saya ditutup. Saya turun dari mobil dengan jarak cukup jauh dari rumah, berlari-lari sambil menggandeng mama saya, dengan high heels cukup tinggi. (Saya tak pernah memakai sepatu tinggi sebelumnya, kok ya paaaaaas lagi centil pas harus lari-lari begini).
Foto diambil dari FB Dinas Kebakaran Kota Surabaya, lihat deh huru haranya kayak begini!


Foto di atas diambil dari depan rumah makan Bu Rudy. Orang-orang berhamburan lari menuju ke tempat kebakaran. Saya bingung juga, ngapain ya orang-orang (yang pastinya bukan warga sekitar) kok ramai sekali malah mendekati lokasi kebakaran, termasuk anak-anak kecil lho! EH, ternyata mau menonton-_-" Tipikal Indonesia banget ya, bencana malah jadi tontonan.

Anyway, sewaktu berlari-lari itu, saya tambah panik karena tak sengaja mendengar orang ngobrol di pinggir jalan, menyebutkan nama jalan persis di tempat tinggal saya sebagai asal kebakaran. Aduh, hati saya langsung mencelos. Rasanya blank. Saya membayangkan bagaimana Naya. Saya bolak/i menelpon rumah karena ingin memastikan Naya dan seisi rumah sudah keluar dari rumah tapi telpon tak kunjung menyambung. (Ternyata, saya baru tahu setelahnya kalau listrik dimatikan. Maklum deh, di rumah saya sinyal handphone sering kali tak lancar).

Foto diambil dari FB Dinas Kebakaran Kota Surabaya
Akhirnya, saya telpon pemadam kebakaran daerah Surabaya Timur. Yang mengangkat telpon saya sungguh sangat menenangkan saya yang sedang panik dengan mengatakan kalau beberapa unit mobil pemadam kebakaran sudah dikirim dari beberapa menit yang lalu. Tapi tetap saja, saya panik!

Lebih panik lagi karena mendengar sirine mobil pemadam kebakaran yang bolak/i tak henti-hentinya meraung-raung. Saya menambah kecepatan berlari, dan tambah shocked karena melihat mobil pemadam kebakaran berada di jalan depan rumah saya.

Begitu memasuki kompleks, saya melihat Naya di depan rumah yang berseri-seri karena melihat mobil pemadam kebakaran-_-" Alhamdulillaaaah, lokasi kebakaran memang dekat sekali dengan rumah kami, tapi berkat kerja keras tim pemadam kebakaran, setelah satu setengah jam, api berhasil dipadamkan walaupun sempat menyambar 4 rumah di sebelahnya.

Rupanya, sumber kebakaran adalah bengkel dekat rumah kami yang juga menjual alat-alat dan bahan bangunan. Pantas saja asap yang bergumpal warnanya hitam pekat.

Seisi rumah dimasuki asap yang lumayan membuat sesak, sementara listrik dimatikan beberapa lama. Saya sungguh bersyukur semua selamat dan tak ada korban jiwa (kabarnya). Semoga ini bisa jadi pelajaran juga untuk saya yang terkadang keterlaluan cueknya. Saya harus rajin-rajin mengecek aliran listrik, mematikan barang elektronik saat tak dipakai sampai memeriksa katup segel LPG.

Alhamdulillah Allah SWT masih melindungi kami semua.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...