Sunday, October 26, 2014

Anak Mandiri


Salah satu hal yang saya khawatirkan dari Naya adalah kemampuannya kelak untuk mandiri. Sejak lahir, ada pengasuh atau saya sendiri yang siap 24 jam membantu Naya. Wajar kan ya kalau saya jadi khawatir Naya akan tergantung pada orang lain dan sulit mandiri?

Menurut saya, kemandirian adalah hal penting yang harus diajarkan pada anak sejak dini. Mengajarkan anak untuk mandiri bukan saja sekadar melatih kemampuan mengurus diri sendiri saja tetapi juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan self-esteem yang sehat. Ini penting untuk dasar pembentukan karakter anak.

Sedini apa kita bisa mengajarkan kemandirian pada anak?

Saya sendiri mulai melatih Naya mandiri sejak ia berulangtahun yang ke-2. Sebelumnya, saya atur lingkungan rumah supaya cukup bersahabat untuk Naya. Cukup bersahabat di sini maksudnya aman untuk digunakan anak-anak dan meminimalisir risiko yang bisa terjadi. Misalnya saya pilih tempat sampah yang tidak sulit membukanya untuk anak-anak, saya tempatkan keranjang baju kotor di tempat yang mudah terjangkau, saya pilihkan peralatan makan yang bebas-pecah atau saya letakkan keranjang mainan di lantai. 

Saya mulai melatih kemandirian Naya dari rutinitas sehari-hari. Saya biarkan Naya mulai makan sendiri setiap jam makan tiba. Saat mandi, saya minta Naya meletakkan baju kotornya sendiri ke keranjang. Setelahnya, saya minta Naya memakai sendiri pakaiannya. Begitu pula sehabis bermain, saya meminta Naya membereskan sendiri mainannya. Membuang sendiri sampahnya, memakai sendiri sepatunya, meletakkan sepatu yang habis dipakai di trak sepatu, mencuci tangan, menggosok gigi sendiri adalah beberapa hal yang saya latih untuk Naya kerjakan. Langsung berhasil? Tentu idak. Namanya saja baru dilatih, yang ada malah terkadang jauh lebih berantakan. Waktu makan jadi lebih lama, waktu berpakaian atau waktu membereskan mainan jadi lebih lama. Hasilnya pun jauh lebih acak-acakan dibanding jika saya sendiri yang langsung mengerjakan. 


Sejujurnya, dalam melatih kemandirian Naya ini saya pun ikut melatih kesabaran saya. Terkadang saya inginnya mengambil alih saja pekerjaan Naya, supaya tidak bekerja dua kali. Bayangkan, misalnya saja waktu Naya makan sendiri. Saya harus ada di sampingnya untuk sesekali membantu jika dia kesulitan. Untuk menyendok makanan di piring saja Naya harus berusaha keras dan membutuhkan waktu lama. Belum lagi kalau ada insiden tumpah yang membuatnya harus mengganti baju. Lalu setelah makan, membereskan meja makan yang seperti kapal pecah. Waktu yang sebenarnya bisa saja dihemat seandainya sedari awal saya menyuapi Naya.

Walaupun begitu, saya selalu mengingat pentingnya melatih kemandirian pada Naya. Saya sabar-sabarkan diri, bolak/I bilang pada diri sendiri “Kan engga bakalan begini terus. Pasti nanti ada manfaatnya.”

Alhamdulillah saat ini, di usianya yang ke-3 tahun, latihan kemandirian Naya sudah memperlihatkan hasilnya. Naya sudah bisa makan, mencuci piring dan gelas sendiri, mandi,memilih baju, memakai baju, memakai celana, pipis, pup sendiri (termasuk cebok dan flushing sendiri), dan lain sebagainya.
Latihan kemandirian Naya masih saya lanjutkan bertahap sesuai kemampuannya. Saat ini saya sedang melatih Naya membereskan tempat tidurnya mulai dari melipat selimut dan mengikat tali sepatunya sendiri. 

Ada beberapa tips dari saya untuk para orangtua yang berniat melatih kemandirian anaknya.
1.     Siapkan stok kesabaran tak terhingga:D Ingat terus bahwa proses ini tidak mudah dan membutuhkan kesabaran super dari kita. Memang seringkali kita malah jadi bekerja 2 atau 3 kali, tetapi ingatkan diri bahwa ini untuk melatih anak kita menjadi mandiri.
2.     Sesuaikan dengan usia anak. Jangan meminta anak berusia 2 tahun untuk mengikat tali sepatu sendiri, misalnya karena perkembangan motorik halusnya belum berkembang sampai ke tahap tadi.
3.     Siapkan waktu 15-30 menit lebih awal dari jadwal yang seharusnya agar tidak terburu-buru dan memberi anak waktu lebih untuk berlatih. Kalau biasanya waktu makan adalah setengah jam sebelum masuk preschool misalnya, geser waktu makan menjadi 45 menit – sejam sebelumnya agar jika terjadi “huru-hara” karena anak mengerjakan sendiri, anak masih bisa masuk preschool tanpa terlambat.
4.     Berikan kepercayaan anak untuk mengerjakan sendiri namun tetap awasi. Jangan memberi bantuan jika anak belum meminta karena ini akan mengurangi rasa percaya dirinya.
5.     Berikan pujian pada anak jika berhasil mengerjakan aktivitasnya sendiri. Jangan mengharapkan kesempurnaan karena pastinya hasilnya tidak akan sesempurna jika dikerjakan orang dewasa. Pujian ini penting untuk memupuk rasa percaya diri anak.
6.     Sebelum meminta anak mengerjakan sesuatu pastikan tidak ada bahaya yang terdapat di sekitarnya. Saat meminta anak mencuci piring sendiri misalnya, pastikan tidak ada pisau di dekatnya, saat melatih anak pipis sendiri, pastikan lantai kamar mandi tidak licin.
Selamat mencoba:D 

2 comments:

fiftarina said...

Iya mba, seringnya kita yg ga sabaran krn si anak ngerjainnya lamaaa bgt, blum berantakannya.
hiks.. harus beneran belajar sabar (and nahan ngomel2)

meta agustya puteri said...

mbak... beri contoh tahapan-tahapan melatih anak mandiri sesuai usia / perkembangan motoriknya dong. kadang saya suka bingung sendiri loh. anak 2 tahun bisa kah dilatih pakai baju sendiri yang ada kancingnya? kasi contohnya ya mbak. paling nggak sampe anak 4 tahun lah. hehe.. makasi :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...