Salah satu hal yang saya khawatirkan dari Naya
adalah kemampuannya kelak untuk mandiri. Sejak lahir, ada pengasuh atau saya
sendiri yang siap 24 jam membantu Naya. Wajar kan ya kalau saya jadi khawatir
Naya akan tergantung pada orang lain dan sulit mandiri?
Menurut saya, kemandirian adalah hal penting
yang harus diajarkan pada anak sejak dini. Mengajarkan anak untuk mandiri bukan
saja sekadar melatih kemampuan mengurus diri sendiri saja tetapi juga dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan self-esteem yang sehat. Ini penting untuk
dasar pembentukan karakter anak.
Sedini apa kita bisa mengajarkan kemandirian
pada anak?
Saya sendiri mulai melatih Naya mandiri sejak ia
berulangtahun yang ke-2. Sebelumnya, saya atur lingkungan rumah supaya cukup
bersahabat untuk Naya. Cukup bersahabat di sini maksudnya aman untuk digunakan
anak-anak dan meminimalisir risiko yang bisa terjadi. Misalnya saya pilih
tempat sampah yang tidak sulit membukanya untuk anak-anak, saya tempatkan
keranjang baju kotor di tempat yang mudah terjangkau, saya pilihkan peralatan
makan yang bebas-pecah atau saya letakkan keranjang mainan di lantai.
Saya mulai melatih kemandirian Naya dari
rutinitas sehari-hari. Saya biarkan Naya mulai makan sendiri setiap jam makan
tiba. Saat mandi, saya minta Naya meletakkan baju kotornya sendiri ke
keranjang. Setelahnya, saya minta Naya memakai sendiri pakaiannya. Begitu pula
sehabis bermain, saya meminta Naya membereskan sendiri mainannya. Membuang
sendiri sampahnya, memakai sendiri sepatunya, meletakkan sepatu yang habis
dipakai di trak sepatu, mencuci tangan, menggosok gigi sendiri adalah beberapa
hal yang saya latih untuk Naya kerjakan. Langsung berhasil? Tentu idak. Namanya
saja baru dilatih, yang ada malah terkadang jauh lebih berantakan. Waktu makan
jadi lebih lama, waktu berpakaian atau waktu membereskan mainan jadi lebih
lama. Hasilnya pun jauh lebih acak-acakan dibanding jika saya sendiri yang
langsung mengerjakan.
Sejujurnya, dalam melatih kemandirian Naya ini
saya pun ikut melatih kesabaran saya. Terkadang saya inginnya mengambil alih
saja pekerjaan Naya, supaya tidak bekerja dua kali. Bayangkan, misalnya saja
waktu Naya makan sendiri. Saya harus ada di sampingnya untuk sesekali membantu
jika dia kesulitan. Untuk menyendok makanan di piring saja Naya harus berusaha
keras dan membutuhkan waktu lama. Belum lagi kalau ada insiden tumpah yang
membuatnya harus mengganti baju. Lalu setelah makan, membereskan meja makan
yang seperti kapal pecah. Waktu yang sebenarnya bisa saja dihemat seandainya
sedari awal saya menyuapi Naya.
Walaupun begitu, saya selalu mengingat pentingnya melatih kemandirian pada Naya. Saya sabar-sabarkan diri, bolak/I bilang pada diri sendiri “Kan engga bakalan begini terus. Pasti nanti ada manfaatnya.”
Alhamdulillah saat ini, di usianya yang ke-3
tahun, latihan kemandirian Naya sudah memperlihatkan hasilnya. Naya sudah bisa
makan, mencuci piring dan gelas sendiri, mandi,memilih baju, memakai baju,
memakai celana, pipis, pup sendiri (termasuk cebok dan flushing sendiri), dan
lain sebagainya.
Latihan kemandirian Naya masih saya lanjutkan
bertahap sesuai kemampuannya. Saat ini saya sedang melatih Naya membereskan
tempat tidurnya mulai dari melipat selimut dan mengikat tali sepatunya sendiri.
Ada beberapa tips dari saya untuk para orangtua
yang berniat melatih kemandirian anaknya.
1.
Siapkan stok kesabaran tak terhingga:D Ingat
terus bahwa proses ini tidak mudah dan membutuhkan kesabaran super dari kita.
Memang seringkali kita malah jadi bekerja 2 atau 3 kali, tetapi ingatkan diri
bahwa ini untuk melatih anak kita menjadi mandiri.
2.
Sesuaikan dengan usia anak. Jangan meminta anak
berusia 2 tahun untuk mengikat tali sepatu sendiri, misalnya karena
perkembangan motorik halusnya belum berkembang sampai ke tahap tadi.
3.
Siapkan waktu 15-30 menit lebih awal dari jadwal
yang seharusnya agar tidak terburu-buru dan memberi anak waktu lebih untuk
berlatih. Kalau biasanya waktu makan adalah setengah jam sebelum masuk
preschool misalnya, geser waktu makan menjadi 45 menit – sejam sebelumnya agar
jika terjadi “huru-hara” karena anak mengerjakan sendiri, anak masih bisa masuk
preschool tanpa terlambat.
4.
Berikan kepercayaan anak untuk mengerjakan
sendiri namun tetap awasi. Jangan memberi bantuan jika anak belum meminta
karena ini akan mengurangi rasa percaya dirinya.
5.
Berikan pujian pada anak jika berhasil
mengerjakan aktivitasnya sendiri. Jangan mengharapkan kesempurnaan karena
pastinya hasilnya tidak akan sesempurna jika dikerjakan orang dewasa. Pujian
ini penting untuk memupuk rasa percaya diri anak.
6.
Sebelum meminta anak mengerjakan sesuatu
pastikan tidak ada bahaya yang terdapat di sekitarnya. Saat meminta anak
mencuci piring sendiri misalnya, pastikan tidak ada pisau di dekatnya, saat
melatih anak pipis sendiri, pastikan lantai kamar mandi tidak licin.
Selamat mencoba:D
2 comments:
Iya mba, seringnya kita yg ga sabaran krn si anak ngerjainnya lamaaa bgt, blum berantakannya.
hiks.. harus beneran belajar sabar (and nahan ngomel2)
mbak... beri contoh tahapan-tahapan melatih anak mandiri sesuai usia / perkembangan motoriknya dong. kadang saya suka bingung sendiri loh. anak 2 tahun bisa kah dilatih pakai baju sendiri yang ada kancingnya? kasi contohnya ya mbak. paling nggak sampe anak 4 tahun lah. hehe.. makasi :)
Post a Comment