Sunday, January 27, 2013

Musibah Awal Tahun

Masih inget kan cerita saya waktu kena demam berdarah?
Nah 'bencana' yang saya alami ternyata belum cukup sampai disitu. Saat saya opname karena demam berdarah, selang 2 hari kemudian, ART saya pun harus diopname di rumah sakit yang sama, masih gegara si nyamuk aedes aegypti. Bukan itu saja, babysitter yang biasa mengasuh Naya pun harus opname juga di kampung halaman karena sudah terlanjur pulang.

Lalu bagaimana kabar Naya?

Karena seisi rumah diopname, Naya saya boyong ke rumah sakit. Sebetulnya saya khawatir juga dengan infeksi nosokomial yang bisa terjadi pada anak sekecil Naya yang masih rentan daya tahan tubuhnya. Tapi saya benar-benar engga punya pilihan lain.Selama opname, saya masih menggendong Naya kemana-mana, termasuk di tempat tidur. Bayangkan deh, di bed pasien, saya tidur dengan Naya ikut tidur di dada saya. Karena berada di tempat baru, Naya rewel dan menempel terus pada saya. Masih sempat-sempatnya minta dibacakan buku cerita, dinyanyikan, bahkan disuapi.
Tangan saya. Keren kan?:p

Akhirnya setelah 2 hari opname, walaupun badan masih lemaaaaas sekali, saya meminta pulang paksa dengan janji akan istirahat di rumah -padahal boro-boro bisa:p- demi bisa mengasuh Naya. Mama saya sebenarnya sudah berencana datang jauh-jauh dari Bandung. Tapi karena cuaca, flightnya bolak/i dicancel, mau pergi dari Jakarta juga engga mungkin karena waktu itu Jakarta sedang dilanda banjir. Walaupun begitu, selang beberapa hari setelah saya sakit, maama saya langsung terbang ke Surabaya walaupun kondisinya sendiri sedang engga fit. Ahhh i owe you so muuuuuuuuchhhh mom! :*

Karena saya kesulitan tanpa ada orang yang bisa membantu, saya mencari warnen alias ART harian. Siapa saja deh, asal ada orang di rumah yang bisa menemani saya dan Naya. Eh baruuuu 2 hari bekerja, jreeeeng, ngamar lagilah ART warnenan ini huhuhuhu. Sama, gara-gara demam berdarah! -Damn you aedes aegypti!-

Rasanya saya capeeeeek sekali. Mata saya sudah seperti zombie, saya masih pusing berat, belakang mata saya pun masih sakit,  engga pernah makan, masih harus memandikan-menggendong-menyuapi-memasak walaupun seadanya untuk Naya-menidurkan- pokoknya semua deh. Badan saya seperti habis dihantam truk, selain karena memang masih dalam proses recovery demam berdarah, saya engga bisa tidur sama sekali karena Naya rewel.  Saya juga masih harus masuk ke rumah sakit. Untungnya selama bulan ini stase yang saya jalani lumayan santai. Saya engga bisa membayangkan deh kalau engga. Selama saya di rumah sakit, Naya saya titipkan ke mama.

Setiap hari saya merasa stress dan depresi. Ingin sekali ngamuk, tapi engga tahu juga mau ngamuk ke siapa. Kalau nyamuk aedes aegypti bisa saya amukin, abis tuh pasti riwayatnya:p Inginnya menangis terus, tapi kok ya engga ada gunanya. Pada akhirnya, selama beberapa hari itu saya emosi tingkat tinggi, rasanya ada dua tanduk nongol melulu di kepala saya. Bayangkan, Naya kan susah banget tidur nih gegara sakit, harus digendong diayun-ayun dulu padahal biasanya engga begitu, rewel pula merengek terus. Saat sudah tertidur setelah saya ayun-ayun hampir sejam, eh tetiba ada telpon rumah bunyi yang tentu saja membangunkan Naya lagi dengan gampangnya. Yang menyebalkan, ternyata yang menelpon salah sambung! Menurut looooo? Langsung saya omeli habis tu orang. Hahahaha, maap ya tanteh:p

Saya juga rajin 'meneror' suami yang sedang dinas nun jauh disana. Sebenarnya bukan berniat meneror sih, saya cuma ingin curhat karena merasa berat menjalani semuanya sendirian. Tapi kayanya curhat saya berubah jadi teror karena saya sedang penuh emosi deh. Ya maap:p

Oh ya, satu lagi, saya SEBAAAAAAAAL sekali setiap ada yang bertanya pada saya "Lho, suaminya mana? Engga bisa pulang dulu?" atau "Yah, suaminya disuruh pulang dululah, masa lebih mentingin istri orang?" atau "Engga kasian anakmu dibawa ke rumah sakit?" atau komentar sejenis. Duh dengerin deh, KALAU SITU GA BISA BANTUIN YOU'D BETTER SHUT UP.
Aslik, mungkin maksudnya cuma basa/i tapi bikin orang tambah depresi plus emosi tau engga.
*usep2 tanduk di kepala*

Anyway, saya masih bersyukur karena di saat seisi rumah sakit semua, alhamdulillah Naya sehat walafiat. Sampai.. beberapa hari yang lalu saat akan saya tinggal jaga, Naya demam tinggi. Hampir mencapai 40 derajat. Ini bukan demam pertama Naya sih, memang setiap akan tumbuh gigi baru, Naya akan demam tinggi sekali. Tapi karena seisi rumah dan tetangga-tetangga saya baru saja diopname gegara demam berdarah, saya panik. Saya khawatir sekali Naya terkena dengue. Duh.

Naya sendiri masih aktif seperti biasa, masih menari-nari, bernyanyi, loncat-loncat, lari-lari, tapi ya itu, rewel sekali. Kalau mengikuti logika sih, saya seharusnya membawa Naya ke rumah sakit untuk diperiksakan darah. FYI, untuk pemeriksaan spesifik infeksi Dengue bisa diketahui dengan pemeriksaan NS1 sejak hari pertama. Tapi saya merasa kasihan juga kalau melihat Naya dicek darah setiap hari. Apalagi setelah ikut saya diopname, Naya kelihatannya trauma sekali melihat rumah sakit. Jadilah saya mengambil keputusan untuk merawat Naya sendiri di rumah dengan pengamatan intensif. (Disclaimer! JANGAN ditiru yaaa. Kecuali kalau anda dokter anak:p)

Saat panas tinggi dan rewel, Naya bilang ke saya: "Mama, gigi Aya tumbuh bayu. Satit cekayi."
Saya lihat gusinya memang bengkak pertanda ada gigi baru yang akan tumbuh. Dalam hati saya berharap tak henti-hentinya semoga panasnya Naya memang karena gigi yang akan tumbuh.

Setiap jam, saya ukur nadi dan suhu tubuh Naya. Saya pastikan Naya mau makan dan minum yang banyak. Engga seperti sebelumnya, supaya Naya mau makan banyak, saya bolehkan dia makan apapun yang biasanya engga pernah saya ijinkan. Saya ijinkan Naya minum teh kotak, makan kerupuk, es krim, apa sajalah yang dia mau. Saya sendiri yang menyuapi Naya dan menghitung kalori yang masuk. Saya ukur benar cairan yang masuk dan keluar, kemudian saya hitung balans cairannya. Saya yang meminumkan obat antipiretik, bahkan setiap jam saya periksa apakah ada pembesaran liver pada Naya. Saya juga sudah menyiapkan infus set sehingga kalau ada apa-apa, saya akan menginfus sendiri Naya.

Hari ke-4, demam Naya turun. Saya senang sekaligus juga waspada. Pada infeksi dengue, turunnya demam harus sangat diwaspadai karena ini adalah pertanda masa kritis pada anak. Karena melihat setelah panas turun Naya jadi aktif kembali, makan minumnya banyak, saya yakin bahwa alhamdulillah its not dengue. Walaupun begitu, saya tetap berhati-hati. Saya masih mengobservasi Naya secara intensif, sampai Naya hapal sendiri, memberikan pergelangan tangannya kepada saya sambil bilang "Ini ma, peyiksa nadi Aya." :)))

Hari ke-6, Naya sudah sehat walafiat, dan karena sudah melewati masa kritis infeksi dengue, saya agak tenang. Karena Naya menagih terus "Ayo ma, ke moooooool", saya ajak Naya ke mal dan dia happy banget, senyum-senyum, tertawa-tawa sepanjang hari. Dasar anak mal:p

Engga kelihatan sakit kan?

Sampai hari ini, ART dan babysitter saya masih bebas tugas. Saya mencari warnen lain lagi yang lumayan bisa sedikit membantu di rumah. Untung ada mama saya yang selalu bisa diandalkan. Cant imagine my life without her;) Saya sudah engga emosian karena rasanya sih saya sudah lumayan sehat, Naya juga alhamdulillah sehat. 

Ada beberapa hikmah yang bisa saya ambil.
Yang pertama, alhamdulillah berat saya turun 3 kg . HAHAHA. Engga perlu ribet-ribet diet ya:p
Yang kedua, saya sadar karena kesibukan, kurang begitu memperhatikan kebersihan rumah.Mulai hari ini, saya akan menerapkan OCD saya ke rumah sama seperti OCD saya ke hal lain:p
Yang ketiga, saya sudah memantapkan hati untuk punya anak lagi, adik buat Naya. Lah? Kok jauh bener hikmahnya?:p Saya engga mau kelak kalau Naya sudah besar terus sakit atau terlibat masalah, kebingungan sendiri. Kalau ada saudara kan pasti enak, bisa share, bisa saling membantu. Tapi nantiiiii ya nak, tunggu beberapa tahun lagi;)
Yang keempat, sebagai semi-single-parent (karena suami sibuk melulu dan seringkali ada entah nun jauh dimana), saya harus belajar lebih mandiri lagi. Mungkin kalau mandiri secara fisiknya sudah ya, secara saya sudah hidup berjauhan dari orangtua dan benar-benar on my own sejak kelas 1 SMA, tapi mandiri secara psikis yang belum. Saya akan mulai belajar deh, demi kebaikan semua pihak:D

4 comments:

Cha Marshela said...

icha salut bgt sama kak metta,bener2 istri dan ibu idaman...meski dlm keadaan sakit gtu, kak metta masih bs menjalankan sbg ibu yg baik buat anaknya, huhu terharuuu :')
skrg keadaannya gmn kak ?

Meta Hanindita said...

Thanks, alhamdulillah sudah sehat semuanya:)

rahma said...

"..untuk pemeriksaan spesifik infeksi Dengue bisa diketahui dengan pemeriksaan NS1 sejak hari pertama."

bisa dijelaskan ttg ini lebih detail mbak?dari yang pernah sy baca kok cek darah baru bs dilakukan stlh demam hari k-3, sblm itu ga akan ketauan hasilnya?mana yg benar ya?

Meta Hanindita said...

Iya kalau dengan pemeriksaan darah rutin, memang baru bisa diketahui setelah 3hr karena hari pertama dan kedua biasanya masih normal. Tapi thx totechnology, sekarang ada pemeriksaan NS1 sejak hr pertama demam. Hanya saja pemeriksaan ini cukup mahal kurang lebih 300 ribu dan belum tentu tersedia di semua rumah sakit. Begitu ya:)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...