Monday, September 3, 2012

Bayi Kuning dan ASI

Mitos: Bayi yang kuning harus distop dulu ASI-nya.
Fakta: HAMPIR engga pernah ASI harus distop pada bayi kuning.   

Bukan cuma karena engga perlu, tapi juga karena hampir engga ada gunanya. Selain itu, menghentikan menyusui bisa membuat proses menyusui jadi lebih sulit kedepannya, buat ibu maupun buat bayi.

Terus, kenapa dong kayanya jaundice atau kuning ini jadi masalah besar? Banyak ibu yang justru diminta stop menyusui supaya (katanya) bilirubin bayi turun. Kalau kuning memangnya apa bahaya apa buat bayi?

Pertama, kenalan dulu yuk sama bilirubin. Apaan sih bilirubin?

Bilirubin adalah pigmen dalam darah yang membuat bayi kelihatan kuning. Bilirubin merupakan hasil pemecahan sel darah merah (SDM). Hemoglobin (Hb) yang berada di dalam SDM akan dipecah menjadi bilirubin. 

Bilirubin ini dinamakan bilirubin indirek yang larut dalam lemak dan engga larut air. Bilirubin ini akan diangkut ke hati dan terikat oleh albumin.(Protein dalam tubuh). Di dalam hati alias liver, bilirubin dikonyugasi oleh enzim menjadi bilirubin direk yang larut dalam air. Nah, kalo sudah larut air, bilirubin ini  bakal disalurkan lewat saluran empedu ke usus. Di dalam usus, si bilirubin direk ini bakal terikat oleh makanan dan dikeluarkan bersama tinja. Kalau engga ada makanan di dalam usus, bilirubin direk akan diubah oleh enzim di dalam usus yang juga terdapat di dalam ASI, menjadi bilirubin indirek yang akan diserap kembali dari dalam usus ke dalam aliran darah. Bilirubin indirek ini akan diikat oleh albumin dan kembali ke dalam hati. Rangkaian ini disebut sebagai siklus enterohepatik.

Kenapa bayi baru lahir aka newborn bisa kuning? Ada beberapa penyebabnya: 

1. Terlalu banyak bilirubin yang dibentuk 
Bayi baru lahir memang mempunyai jumlah SDM yang lebih banyak, selain itu lama hidup SDM lebih sebentar disbanding orang dewasa. Makanya, bayi ‘memecah’ lebih banyak SDM. Inilah kenapa ada jaundice yang disebut physiologic jaundice alias kuning fisiologis. Dan ini normal banget lho! Tapi ada kasus yang engga normal juga. 

Misalnya ada karena inkompabilitas ABO. Biasanya inkompabilitas ABO ini terjadi sama ibu yang golongan darahnya O dan bayi bergolongan darah A atau B. Kok bisa? Jadi begini, antibody anti A dan anti B dari ibu yang punya golongan darah O bisa masuk kedalam peredaran darah bayi. Nah bayi yang punya golongan darah A atau B secara alami punya anti A atau B dalam bentuk molekul IgM (pardon me, i couldn’t find any easier word to explain) sehingga engga bisa ngelewatin plasenta. Sementara ibu yang bergolongan darah O punya antibodi terutama dari IgG. IgG anti A atau B dari ibu bergolongan darah O akan bereaksi dan menyebabkan hemolisis atau pemecahan SDM.

Selain itu ada juga yang disebut inkompabilitas rhesus. Prosesnya mirip-mirip, tapi bedanya, biasanya sih kasus inkompabilitas rhesus ini lebih serius dan berat. 

2. Hati atau liver masih belum sempurna: 
Ini pun sangat normal. Liver bayi baru lahir (apalagi kalau premature) bisa dibilang belum matang dan belum sempurna untuk ‘menghandle’ si bilirubin ini, terutama di awal kelahiran. Ini juga salah satu sebab dari physiologic jaundice. Ini juga alesan kenapa bayi premature punya kadar bilirubin dari bayi cukup bulan.

Bayi dari ibu yang diabet juga biasanya punya bilirubin lebih dari normal karena biasanya liver bayi dari ibu yang diabet juga belum matang benar.

Selain itu, bayi yang waktu lahir sempat engga nangis, atau malah biru juga berkesempatan besar kuning karena kerja dari liver juga membutuhkan oksigen.  Infeksi, dan beberapa peyakit genetik yang jarang seperti defisiensi enzim G6PD bisa bikin kuning juga. 

3. Meningkatnya sirkulasi enterohepatik.
Inget dong, di dalam usus, bilirubin ada yang diserap kembali, ada yang bakal terikat oleh makanan dan dikeluarkan bersama tinja. Kalau engga ada atau ada tapi sedikit makanan di dalam usus, bilirubin yang diserap kembali semakin banyak, dan bikin bilirubin tinggi. Ini juga bisa terjadi kalau pergerakan usus bayi menurun, biasanya pada bayi dengan underactive thyroid.

Tapiii, sebab paling sering dari meningkatnya sirkulasi enterohepatik ini adalah kurangnya ASI atau yang biasa disebut dengan breastfeeding jaundice. Wajar dong ya, secara engga semua ibu ‘beruntung’ ASI-nya langsung lancar jaya begitu melahirkan. Selain itu, bayi dan ibu masih sama-sama belajar menyusui. Bisa saja selama nenen, bayi cuma ngempeng. 

4. Hiperbilirubinemia conjugated (direk) : 
Ini ada hubungannya dengan gangguan liver dan PASTI TIDAK NORMAL. Biasanya pipis bayi warnanya kecoklatan atau malah kaya teh. Bayi yang kuning, dan bilirubin direk-nya tinggi harus dicek segera penyebabnya.

Kira-kira demikian beberapa penyebab kuning pada bayi. Ribet ya? Hehe.. Itulah kenapa dokter (spesialis anak) harus sekolah bertahun-tahun sebelum boleh praktek. Bukan sekedar googling aja untuk ngediagnosis:D Tunggu part 2-nya ya, Meta bakal ngebahas soal breastfeeding jaundice dan breastmilk jaundice! (And yes, they're not the same!)

6 comments:

Nunu el Fasa said...

met, boleh enggak.. bayi dikasih minum air putih... dia juga netek ibu.. tapi tetep lebih sukanya sama air putih, dikasih air gula atau sufor malah enggak mau

Meta Hanindita said...

Umurnya berapa? DIbawah 6 bulan engga boleh

Keke Naima said...

anak sy dua2nya pernah kena kuning.. tp sm dsa tetep harus di kasih ASI.. Gak boleh stop :)

Bunda 'Aqila said...

Aaa......pusing saiaaa baca tulisannya dr.Meta..(bukan tulisannya yang bikin bingung tapi sayanya yg dodol makanya ndak jadi dokter hehe...)

Tapi seneng juga jadi sedikit2 ngerti tentang dunia kesehatan ;-)

Meta Hanindita said...

@ke2nai: iya emang biasanya ga pernah ASI smp hrs distop:D

@Bunda qila: Hehehe..

dwiulfana said...

mba meta, suka banget bahasan2 ttg anak di blognya... makasih ya mbaa sharingnyaa smg jd ilmu bermanfaat yang ngalir teruss pahalanya :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...