Mitos: Bayi yang kuning harus distop dulu ASI-nya.
Fakta: HAMPIR engga pernah ASI harus distop pada bayi kuning.
Bukan cuma karena engga perlu, tapi
juga karena hampir engga ada gunanya. Selain itu, menghentikan menyusui bisa
membuat proses menyusui jadi lebih sulit kedepannya, buat ibu maupun buat bayi.
Terus, kenapa dong kayanya jaundice
atau kuning ini jadi masalah besar? Banyak ibu yang justru diminta stop menyusui
supaya (katanya) bilirubin bayi turun. Kalau kuning memangnya apa bahaya apa
buat bayi?
Pertama, kenalan dulu yuk sama
bilirubin. Apaan sih bilirubin?
Bilirubin adalah pigmen dalam darah
yang membuat bayi kelihatan kuning. Bilirubin merupakan hasil
pemecahan sel darah merah (SDM). Hemoglobin (Hb) yang berada di dalam SDM akan
dipecah menjadi bilirubin.
Bilirubin ini dinamakan bilirubin
indirek yang larut dalam lemak dan engga larut air. Bilirubin ini akan diangkut
ke hati dan terikat oleh albumin.(Protein dalam tubuh). Di dalam hati alias
liver, bilirubin dikonyugasi oleh enzim menjadi bilirubin direk yang larut
dalam air. Nah, kalo sudah larut air, bilirubin ini bakal disalurkan lewat saluran empedu ke
usus. Di dalam usus, si bilirubin direk ini bakal terikat oleh makanan dan
dikeluarkan bersama tinja. Kalau engga ada makanan di dalam usus, bilirubin
direk akan diubah oleh enzim di dalam usus yang juga terdapat di dalam ASI,
menjadi bilirubin indirek yang akan diserap kembali dari dalam usus ke dalam
aliran darah. Bilirubin indirek ini akan diikat oleh albumin dan kembali ke
dalam hati. Rangkaian ini disebut sebagai siklus enterohepatik.
Kenapa bayi baru lahir aka newborn
bisa kuning? Ada beberapa penyebabnya:
1. Terlalu banyak bilirubin yang dibentuk
Bayi baru lahir memang mempunyai
jumlah SDM yang lebih banyak, selain itu lama hidup SDM lebih sebentar
disbanding orang dewasa. Makanya, bayi ‘memecah’ lebih banyak SDM. Inilah
kenapa ada jaundice yang disebut physiologic jaundice alias kuning fisiologis.
Dan ini normal banget lho! Tapi ada kasus yang engga normal juga.
Misalnya ada
karena inkompabilitas ABO. Biasanya inkompabilitas ABO ini terjadi sama ibu
yang golongan darahnya O dan bayi bergolongan darah A atau B. Kok bisa? Jadi
begini, antibody anti A dan anti B dari ibu yang punya golongan darah O bisa
masuk kedalam peredaran darah bayi. Nah bayi yang punya golongan darah A atau B
secara alami punya anti A atau B dalam bentuk molekul IgM (pardon me, i
couldn’t find any easier word to explain) sehingga engga bisa ngelewatin
plasenta. Sementara ibu yang bergolongan darah O punya antibodi terutama dari
IgG. IgG anti A atau B dari ibu bergolongan darah O akan bereaksi dan
menyebabkan hemolisis atau pemecahan SDM.
Selain itu ada juga yang disebut inkompabilitas
rhesus. Prosesnya mirip-mirip, tapi bedanya, biasanya sih kasus inkompabilitas
rhesus ini lebih serius dan berat.
2. Hati atau liver masih belum
sempurna:
Ini
pun sangat normal. Liver bayi baru lahir (apalagi kalau premature) bisa dibilang
belum matang dan belum sempurna untuk ‘menghandle’ si bilirubin ini, terutama
di awal kelahiran. Ini juga salah satu sebab dari physiologic jaundice. Ini
juga alesan kenapa bayi premature punya kadar bilirubin dari bayi cukup bulan.
Bayi
dari ibu yang diabet juga biasanya punya bilirubin lebih dari normal karena
biasanya liver bayi dari ibu yang diabet juga belum matang benar.
Selain
itu, bayi yang waktu lahir sempat engga nangis, atau malah biru juga
berkesempatan besar kuning karena kerja dari liver juga membutuhkan
oksigen. Infeksi, dan beberapa peyakit genetik
yang jarang seperti defisiensi enzim G6PD bisa bikin kuning juga.
3. Meningkatnya sirkulasi
enterohepatik.
Inget
dong, di dalam usus, bilirubin ada yang diserap kembali, ada yang bakal terikat
oleh makanan dan dikeluarkan bersama tinja. Kalau engga ada atau ada tapi
sedikit makanan di dalam usus, bilirubin yang diserap kembali semakin banyak,
dan bikin bilirubin tinggi. Ini juga bisa terjadi kalau pergerakan usus bayi
menurun, biasanya pada bayi dengan underactive thyroid.
Tapiii,
sebab paling sering dari meningkatnya sirkulasi enterohepatik ini adalah
kurangnya ASI atau yang biasa disebut dengan breastfeeding jaundice. Wajar dong
ya, secara engga semua ibu ‘beruntung’ ASI-nya langsung lancar jaya begitu
melahirkan. Selain itu, bayi dan ibu masih sama-sama belajar menyusui. Bisa
saja selama nenen, bayi cuma ngempeng.
4. Hiperbilirubinemia conjugated
(direk) :
Ini
ada hubungannya dengan gangguan liver dan PASTI TIDAK NORMAL. Biasanya pipis
bayi warnanya kecoklatan atau malah kaya teh. Bayi yang kuning, dan bilirubin
direk-nya tinggi harus dicek segera penyebabnya.
Kira-kira demikian beberapa penyebab
kuning pada bayi. Ribet ya? Hehe.. Itulah kenapa dokter (spesialis anak) harus
sekolah bertahun-tahun sebelum boleh praktek. Bukan sekedar googling aja untuk
ngediagnosis:D Tunggu part 2-nya ya, Meta bakal ngebahas soal breastfeeding jaundice dan breastmilk jaundice! (And yes, they're not the same!)
6 comments:
met, boleh enggak.. bayi dikasih minum air putih... dia juga netek ibu.. tapi tetep lebih sukanya sama air putih, dikasih air gula atau sufor malah enggak mau
Umurnya berapa? DIbawah 6 bulan engga boleh
anak sy dua2nya pernah kena kuning.. tp sm dsa tetep harus di kasih ASI.. Gak boleh stop :)
Aaa......pusing saiaaa baca tulisannya dr.Meta..(bukan tulisannya yang bikin bingung tapi sayanya yg dodol makanya ndak jadi dokter hehe...)
Tapi seneng juga jadi sedikit2 ngerti tentang dunia kesehatan ;-)
@ke2nai: iya emang biasanya ga pernah ASI smp hrs distop:D
@Bunda qila: Hehehe..
mba meta, suka banget bahasan2 ttg anak di blognya... makasih ya mbaa sharingnyaa smg jd ilmu bermanfaat yang ngalir teruss pahalanya :D
Post a Comment