Monday, May 25, 2009

Deteksi 4 Mei 2009

Jawa Pos 4 Mei 2009

Diskusi Seru Membahas MetaMorphosis Bareng Meta
Banyak Sekaligus Belajar

Mahasiswa kedokteran tidak melulu serius dan kerjaannya belajar terus. Meta Hanindita membuktikan bahwa calon dokter juga bisa tetap ceria. Bisa belajar sambil tetep have fun menikmati hidup.

---

Dina Octaviani, Ardian Ramadianto, Gita Gowinda Avia Feiz, Arsetyo Rahardhianto, dan Debby Febrina Arifin masih ketawa-ketiwi nggak bisa menahan tawa ketika mencoba mengingat kembali cerita-cerita tentang kedodolan Meta dalam MetaMorphosis: "Miaw Itu Kucing, Kan?".

"Kok bisa ya, PDA sampai nyasar di freezer? Trus, kok bisa juga lupa kalau nggak bawa mobil sendiri sampai muterin parkiran department store tiga kali! Wow! Nggak nyangka ada yang pelupa sampai kaya gitu, apalagi profesinya Meta kan dokter. Gimana kalau lagi ngobatin pasiennya tiba-tiba lupa udah ngasih obat?" tanya Arsetyo.

Ayok -panggilan Arsetyo- nggak perlu bertanya-tanya lagi. Dia bisa langsung menanyakan jawabannya pada Meta, sang penulis buku. Yap, diskusi bookclub kali ini memang spesial. Bookaholic bisa berdiskusi langsung dengan penulisnya, Meta Hanindita.

"Amit-amit deh kalau sampai kejadian kaya gitu. Untungnya, kalau masalah pelajaran, daya ingat Meta lumayan bisa diajak kompromi kok teman-teman. Jadi nggak perlu khawatir salah diagnosis," ujar Meta.

Rasa penasaran berbeda dirasakan Dina. Dia tidak henti-hentinya menanyakan pengalaman Meta belajar medis di luar negeri. Terutama ketika Meta keliling Eropa melihat Lucerne Lake di Switzerland dan menara Eiffel di Paris atau pengalaman mengunjungi Disneyland.

Kalau Debby lebih suka pengalaman Meta waktu di Denmark. Dia sangat heran negara maju seperti Denmark tidak tahu penyakit hydrocephalus. Padahal, teknologi kedokteran di negara itu juga canggih.

"Yep, memang aneh banget tuh di Denmark. Di sana, karena negaranya udah maju banget, penyakit macam hydrocephalus atau demam berdarah tuh langka. Beda sama di Indo, penyakit ini kan bisa ditemuin di mana aja. Karena Indonesia negara tropis, penyebaran virus gampang banget. Otomatis penyakitnya beraneka ragam," ujar Meta.

Buku MetaMorphosis: "Miaw Itu Kucing, Kan?" juga berisi tentang istilah-istilah kedokteran. Meta memberikan footnotes untuk mempermudah pembaca mengerti istilah-istilah itu. Ardian merasakan dampak positif dari hal ini. Dia jadi tahu beberapa kata-kata asing dalam dunia kedokteran.

"Meta dulu waktu SMA juga paling sebel kok sama pelajaran biologi. Sekarang malah harus belajar biologi tiap hari. Ngomong-ngomong, ada yang pengin jadi dokter juga nggak nih kayak Meta?" giliran Meta mengajukan pertanyaan ke para bookaholic.

Pertanyaan Meta ini dijawab serentak dengan gelengan kepala kelima bookaholic. "Habis baca buku ini jadi makin tahu kalau tanggung jawab dokter itu gede banget. Ogah ah, serem pastinya jadi dokter. Mau bagian keliling Eropa-nya aja, he he he..." ujar Debby.

Diskusi diakhiri dengan permintaan para bookaholic. "Bikin buku lagi dong, Met," pinta Ayok dan Gita hampir bersamaan. "Penasaran nih, apa lagi ya pengalaman-pengalaman Meta yang unik dan bikin ketawa? Bisa bikin stres hilang, cocok banget buat penghilang stres habis ujian," ujar Gita.

"Saat ini belum ada. Tapi tungguin aja. Ssst, Meta sekarang lagi bikin cerita fiksi nih buat next project. Doain aja ya! Tapi Meta selalu update blog kalau mau terus ngikutin cerita-cerita Meta," ujar Meta. (kiy/kkn)

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...