Thursday, June 15, 2017

Campak pada Anak

Baru-baru ini, ramai pemberitaan adanya seorang artis (artis atau bukan yaaa hmmm) yang anaknya sakit campak. Yang membuat pemberitaan ini menjadi heboh adalah karena ternyata ia memilih untuk tidak mengimunisasi kedua anaknya. 

Karena kebetulan saya baru saja diwawancarai Detik Health mengenai campak, saya share di sini sekalian yaa. Semoga berguna:)


1. Apa sih gejala utama campak? Bagaimana membedakan sakit campak dengan penyakit infeksi lain karena sama-sama demam tinggi, cacar air misalnya?
Sumber: Google
Sebetulnya gejala campak memang hampir mirip dengan infeksi virus yang bergejala fever and rash (demam dan ruam). Walaupun begitu campak atau morbili ini punya gejala klinis khas yang terdiri dari 3 stadium:

1.Stadium prodormal berlangsung kira-kira 4-5 hari dengan gejala demam, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza.
2.Stadium erupsi yang berlangsung 4-7 hari setelah stadium prodormal ditandai dengan timbulnya bercak koplik dan ruam mulai muncul dari belakang telinga menyebar ke wajah, badan, lengan dan kaki. Ruam ini mulai muncul saat demam tinggi.
3.Stadium konvalensi atau stadium akhir ditandai dengan erupsi yang mulai menghilang.
Untuk mempermudah, ciri khas campak ini sering disebut dengan 3C yaitu Cough (batuk), Conjungtivitis (radang pada mata yang menimbulkan warna kemerahan) serta coryza (hidung meler). Bercak koplik juga  adalah tanda khas dari campak (bintik putih keabuan di dalam pipi).

2. Anak yang sudah vaksin campak masih bisa kena campak juga? Apa perbedaan sakit campak anak yang divaksin dengan anak yang tidak vaksin?

Pada umumnya, efek perlindungan imunisasi memang tidaklah mencapai 100% melindungi anak terhadap penyakit. Namun pada anak yang telah diimunisasi memiliki kekebalan yang optimal terhadap serangan penyakit. Mengenai penyakit campak setelah imunisasi, sebaiknya dipastikan dahulu apakah memang benar campak atau hanya sekedar infeksi virus yang menyerupai campak?  Karena penyakit dengan gejala fever and rash ini ada banyak sekali. Pemberian    vaksinasi    dapat  menurunkan    angka    kematian    melalui penurunan  jumlah  komplikasi  yang  terjadi. Komplikasi yang dapat terjadi adalah pneumonia, diare. infeksi telinga sampai ensefalitis (radang otak).

3. Apakah risiko kematian akibat campak termasuk tinggi pada anak-anak? 

Selama tahun 2000-2013 vaksinasi morbili atau campak telah  mencegah  15,6  juta  kematian,  dengan penurunan  jumlah  kematian  sebesar  75%  dari 544.400 pada tahun 2000 menjadi 145.700 pada tahun  2013. (Sumber: http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2015/11/Donna-Rozalia-@.pdf)

4. Ada kabar yang menyebut anak yang sedang sakit campak sebaiknya ditunggui saja sampai demamnya turun dan ruamnya hilang, tidak perlu obat. Benarkah ini?

Jika tanpa komplikasi, memang terapi yang dapat diberikan berupa simtomatis dan suportif untuk menyamankan anak. Misalnya
a. Pemberian cairan yang cukup untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena panas dan berkeringat karena demam.
b. Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan adanya komplikasi
c. Suplemen nutrisi
d. Anti piretik bila demam
e. Pemberian vitamin A.

5. Benarkah anak yang sedang sakit campak tidak boleh mandi? Katanya juga nggak boleh dibawa ke luar rumah?

Anak yang sedang sakit campak harus tetap mandi. Kalau ke luar rumah memang sebaiknya dihindari untuk mencegah penularan ke orang lain. Sebaiknya yang terkena campak diisolasi dulu.

6. Bagaimana pola penularan campak? Apakah risiko infeksi campak dari satu anak ke anak lain tergolong tinggi? Apa saja faktor yang memengaruhi penularannya?

 Campak menular lewat droplet jadi memang sangat menular. (sekret hidung/tenggorokan orang yang terinfeksi ). Faktor risikonya tentu saja lebih mudah menular pada anak yang tidak diimunisasi dan anak dengan status gizi kurang/buruk.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...