Tapi memang yang namanya anak itu unik. Lain saya, lain pula dengan Naya. Sejak lahir, Naya ini memang jauh berbeda dengan saya dalam hal makan atau minum. Kalau saya dulu susah sekali makan sampai harus ditakut-takuti dengan sapu lidi (yang ternyata saya baru tahu sekarang kalau inilah cikal bakal saya picky eater sampai sekarang!), nah Naya ini justru sepertinya susah berhenti:p Serius lho. Maka itu, bisa menahan lapar dan haus sampai tengah hari untuk Naya menurut saya sudah hebat sekali.
Sejak tahun lalu sebetulnya Naya sudah saya biasakan untuk ikut sahur. Tapi yaaa namanya bocah ya, sahur ikut, jam 6 sudah sarapan lagi hahaha. Saya tanyakan padanya tahun lalu, "Kakak mau ikut puasa engga?", yang dijawab dengan tegas "Engga ah. Nanti kalau lapar gimana?". Saya sendiri pada prinsipnya tidak mau memaksa. Lagipula di dalam agama memang belum waktunya.
Tahun ini, jauh sebelum Ramadhan, Naya sudah berulang kali mengingatkan saya. "Mama, tahun ini kakak ikut puasa ya. Kan kakak sudah besar." Terus terang saya sempat kaget. Tapi senang sekali karena kesadaran untuk belajar berpuasa ini datang dari dalam diri Naya sendiri.
Untuk menambah semangatnya, saya membuatkan chart bergambar 30 balon untuk Naya. Setiap satu hari yang terlewatinya dengan berpuasa sampai Dhuhur, ia boleh mewarnai satu balon. Demikian pula jika Naya taraweh. Jika hari itu ia berpuasa dan taraweh, maka Naya boleh mewarnai balon dan menempelkan stiker di balonnya. Kelihatannya sepele ya? Eh tapi benar deh, chart ini sangat menyemangati Naya lho! Alhamdulillah di hari ke-11 Ramadhan ini, ada 11 balon yang penuh warna dan stiker. Belum pernah bolong baik puasa maupun tarawehnya.
Walaupun begitu, namanya juga anak-anak ya, setiap hari adaaaa saja kejadian yang lucu. Misalnya, suatu hari ia menelpon saya yang sedang berada di rumah sakit sambil menangis-nangis. Ceritanya, di sekolah tidak ada yang berpuasa kecuali Naya. Saat istirahat, mereka asyik main lari-larian sampai berkeringat dan kelelahan. Spontan mereka mengambil botol minum dan meneguk minuman dinginnya di depan Naya. Naya hanya bisa melihat dengan tatapan mupeng, lalu begitu sampai rumah ia menelpon saya. (Karena sedang ujian, masuknya hanya sampai jam 10).
N: "Mama, kenapa kakak harus puasa? Kalau haus gimana? Kok yang lain boleh minum?' *menangis*
M: "Lho, kemarin kan udah mama ceritain kenapa Allah nyuruh kita puasa?"
N: "Kenapa temen kakak lainnya ga disuruh Allah puasa ma?"
M: "Ya kan agamanya bukan Islam kayak kakak. Kakak ga kuat puasa ya? Kalau kakak mau batal engga apa-apa kok."
N: *Tambah kencang menangis* "Kakak itu hauuuus ma, hauuuus. Tapi kakak engga mau batal huaaaaa"
M: "DItunggu sebentar lagi ya, kan paling 30 menit lagi udah buka."
N: "Iya mama. DOain kakak kuat ya mama."
M (dalam hati) *ya elah anak gue lebay amat huahahaha.* "Iya kak, pasti kakak bisa."
Oh ya, buat yang ingin memulai mengajarkan anak berpuasa, saya ingin men-share beberapa tips nih:
1. Kesiapan setiap anak tentu berbeda, namun biasanya saat usia anak 4-5 tahun, mereka sudah mulai bisa dibiasakan mengikuti kegiatan di bulan Ramadhan seperti sahur, buka, taraweh walaupun belum mencoba berpuasa. Tapi tentu saja ini adalah langkah yang harus dilalui:D
2. Jangan memaksa. Ingat, sebetulnya tidak ada kewajiban bagi anak yang belum baligh untuk berpuasa. Jangan sampai anak mau berpuasa hanya karena takut.
3. Atur kembali jadwal tidur anak. Jangan tidur terlalu malam agar dapat bangun waktu sahur.
4. Saat sahur, pastikan anak minum cairan yang cukup.
5. Berikan pujian dan semangat untuk anak.
6. Reward se-simple stiker atau boleh mewarnai gambar seperti Naya bisa sangat menyemangati anak dalam berpuasa.
Semoga dilancarkan ya!:)
No comments:
Post a Comment