Thursday, October 24, 2013

Passion

Kemarin, saya sempat terdiam beberapa saat waktu seorang teman bertanya.
" Sebenarnya passion kamu itu apa sih? Kok semuanya diborong? Jadi dokter? Siaran radio? Syuting? Menulis? Atau apa?"

Jujur, saya terdiam karena bingung juga bagaimana harus menjawab.

Jawaban saya akan sangat tergantung pada definisi dari passion itu sendiri. Sebenarnya apa sih passion? Apa bedanya dengan hobi?  Atau dengan profesi? Apakah sama? Apa bedanya juga dengan bakat?

Kalau passion sama dengan hobi atau kesukaan, wah passion saya banyaaaak!

Saya suka menjadi dokter. Alasannya banyak. Dengan menjadi dokter, saya punya kesempatan banyaaaak sekali untuk menyadari betapa beruntungnya saya. Setiap saat, saya selalu disadarkan untuk bersyukur. Ngaku deh, saya sering banget ngeluh. Segala macam bisa jadi subyeknya. Mulai cuaca yang panas -tapi beneran, Surabaya kok sekarang panasnya bangetbangetbanget sih? Apa Matahari buka cabang lagi?-, ngantuk gegara kurang tidur, capek jaga melulu, penelitian engga kelar-kelar, macet, dll dll. Kalau saya jabarin satu-satu bisa jadi buku terbaru mungkin:p

Setiap menghadapi anak kecil imut-imut yang mengidap penyakit ini-itu dan mereka jalani tanpa mengeluh, sungguh saya malu dan merasa diingatkan:) Menolong orang juga membuat saya senang karena merasa bisa melakukan sesuatu untuk orang lain.

Saya suka menjadi penyiar. Selain karena emang hobi ngomong, saya suka mendengarkan radio dari dulu. Saking inginnya jadi penyiar, waktu kecil saya sering merekam suara saya lalu 'memaksa' papa mama untuk mendengarkan hahaha. Malu-maluin banget yak:p Saya engga pernah ikutan pelatihan siaran atau sekolah broadcasting. Engga pernah juga ada orang yang ngajarin saya secara khusus. Saya selalu menyempatkan diri untuk siaran sesibuk apapun saya, biarpun ngebela-belain berangkat jam 3 pagi:)) I think its a way to keep my insanity! Buat orang yang dekat dengan saya dan tahu saya banget, pasti engga bakalan deh nanya "Kok masih sempat siaran?":D

Saya suka menjadi presenter. Membawakan satu berita dengan baik, membuat yang menonton tertarik itu satu tantangan tersendiri. Kalau buat orang lain seperti suami saya adrenalin rush biasanya didapatkan dari kegiatan 'olahraga jantung' macam bungee jumping atau parasailing, buat saya jauh lebih sederhana. Cukup berada di depan layar kamera untuk syuting live:p (Soalnya saya penakut, dan engga bakalan pernah mau mencoba bungee jumping hehe).

Saya suka menulis. Saya engga pernah kepikiran kalau akan jadi penulis. Engga pernah sama sekali. Saya bahkan engga tahu lho teorinya bagaimana menulis buku yang baik, Serius.Tapi toh itu tidak mengurangi kesukaan saya menulis. Saya menulis apa saja, yang sedang saya pikirkan. Dimana saja, terkadang di kamar mandi atau di parkiran mobil. Menurut saya kegemaran menulis ini terlahir dari kegemaran membaca. Saya ini suka banget baca. Semua buku saya baca. Majalah juga. kadang-kadang brosur harga diskonan di supermarket juga saya lalap. -Emang emak-emak aja:p-

Saya suka main piano. Biarpun engga jago, dan lagu yang dikuasai ya itu-itu saja, tetap saja saya menyukainya.Buat saya, suara piano adalah suara alat musik terindah di dunia. Apalagi kalau yang main emang gape;)

Saya suka bernyanyi. Teriak-teriak kadang:p Iya saya tahu kok, suara saya engga enak didengar. Walaupun engga buta nada dan buta irama, tapi suami saya yang paling jujur bilang suara saya paling didengar kalau lagi engga nyanyi. Tapi sekali lagi, saya suka bernyanyi. Toh kalau memang benar passion artinya sama dengan hobi, engga ada hubungannya dengan hasil yang bagus kan? Yang penting suka, belum tentu harus bagus.

Lain ceritanya kalau passion berarti bakat. it means something that you're good at. Sejujurnya, saya sendiri engga tahu apa bakat saya. Duluuu waktu SMA dan sedang heboh-hebohnya penjurusan, saya pernah ikut tes minat dan bakat. Hasilnya, kata tes itu saya berbakat dalam bidang bahasa. Waktu baca hasil tesnya itu saya happy banget, berharap tes tsb akurat. Ya kali aja bisa jadi polyglot gitu:p Makanya saya langsung daftar les bahasa ini-itu, termasuk bahasa Jerman dan Perancis. Lumayan lho, saya pernah les bahasa Perancis 4 taun. Hasilnya? Errrrr yang saya ingat sampai sekarang cuma bahasa Inggris. Itu pun pas-pasan:))) Makin lama, saya makin curiga. Kayaknya tes minat dan bakat yang bilang saya berbakat di bahasa itu ngawur deh. Contoh paling gampang, 12 tahun jadi arek Suroboyo, saya masih engga bisa tuh bahasa Jawa-_-"

Jangan ditanya soal olahraga ya. Boro-boro bakat, suka aja engga kok:@ Memasak? No. Crafting? No. Menjahit? Apalagi. Hitung-hitungan? Absolutely no. Bakat jualan? No. Bakat menari? HAHA no. Fashion? Big no. Jadi apa ya bakat saya? Saya juga bingung kok.
Kalau ngomong panjang lebar engga berhenti-berhenti itu bisa dikategorikan bakat engga sih? *desperate:p* Kalau bisa, nah itu kemungkinan besar bakat saya:))))

Saya pernah ya ikutan pemilihan putri-putrian begitu dimana semua orang diminta menunjukkan bakatnya. Saya bingung juga mau ngapain. Akhirnya saya tulis aja bakat saya ngomong:)))
Saya inget, salah satu jurinya Indra Bekti, dan saya disuruh duet 'ngomong' bareng dia. Hahahaha. Bayangin, peserta lain ada yang main biola, wushu, karate, melukis, ballet dan lain sebagainya. Saya cuma disuruh ngomong doang:p

Nah setelah merenung, akhirnya saya browsing-browsing soal passion ini dan mendapatkan definisi passion yang paling pas menurut saya.

Passion is not what you're good at, but its what you enjoy the most. Its not your ambition nor your profession. Its the energy that comes from bringing more you into at you do. Passion makes you live life to the fullest:)

Lucunya, setelah mencari-cari arti passion, saya teringat banyak hal yang membuat saya tersenyum-senyum sendiri. Saya teringat sahabat saya yang meninggalkan posisi managernya di perusahaan tersohor dan berganti profesi menjadi desainer brand bajunya sendiri. Sejak dulu ia memang suka sekali fashion. Waktu ia mengabari resign dari perusahaan tersohornya itu untuk membuka clothing line, saya hampir tersedak mendengarnya. Kaget. Tapi saya sadar itu memang passionnya. Yang membuat ia bahagia dan hidupnya jadi lebih hidup. Gajinya tentu tidak sebesar di perusahaan sebelumnya, tapi kebahagiaan hidup itu priceless bukan?

Saya juga ingat rekan dokter saya yang memutuskan banting setir dari dokter menjadi pengusaha, hal yang sangat disukainya sejak dulu. Entah lebih sukses yang mana, yang jelas, sekarang dia terlihat lebih bahagia. Priceless.

Dengan definisi ini, saya jadi mengambil satu kesimpulan yang bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan teman saya tadi. Alhamdulillah, saya punya banyak passion. Satu passion saja bisa membuat hidup semakin hidup kan? Apalagi banyak! Boleh kan punya banyak passion?:D

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...