Entah karena kebiasaan atau budaya orang Indonesia yang konon 'ramah', berbasa/i adalah lumrah adanya di kalangan masyarakat kita. Tidak ada salahnya memang, asal niat 'ramah' tadi tidak berubah menjadi kepo atau lebih buruk lagi, menyinggung perasaan.
Contohnya saja nih, yang paling sering terjadi. Coba ingat, berapa banyak pertanyaan 'Kapan nikah?' yang diajukan buat yang masih lajang dan dinilai cukup umur untuk menikah?
Saya ingat, sewaktu single -and mostly available:p-, hampir seribu kali saya ditanyai hal serupa. Bukannya saya engga mau menjawab, tapi saya sendiri juga engga tahu jawabannya. Menikah sama siapa, wong pacar aja engga punya:p Saking seringnya, saya sampai takut lho datang ke acara keluarga. Kalau bisa menghindar sajalah! Malas berurusan dengan orang-orang yang hobi bertanya 'Kapan nikah?' :p
Setelah menikah, jangan harap pertanyaan annoying macam tadi selesai. Ada lagi cyiiin! 'Kapan hamil?' yang diikuti 'Kapan punya anak lagi?' dan sejuta 'Kapan' lainnya. Biasanya sih kalau saya yang ditanya, saya jawab dengan senyum manis. 'Terserah Allah saja'. Harapan saya, sang penanya sadar kalau jawaban akan pertanyaannya di luar kuasa saya. Tapi, yang sering terjadi, saya malah tambah didesak untuk menjawab. 'Lho kok terserah Allah, kamu emang engga ada rencana?'
Mungkin saja, sang penanya hanya berusaha mencari bahan pembicaraan. Mungkin. Atau bisa jadi cuma iseng semata. Alasan lain, memang kepo dengan hidup kita. Apapun alasannya, saya selalu berusaha menghindari mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini ke orang lain.
Buat saya, engga pentinglah menanyakan hal-hal yang semua orang tahu jawabannya hanya Allah yang tahu. Bukankah jodoh dan rejeki rahasiaNya?
Pertanyaan seperti itu sama saja seperti mempertanyakan kekuasaan Allah dan rencanaNya yang sudah diatur seindah mungkin.
Yang paling penting, saya sangat menghindari menyakiti perasaan orang lain. Coba bayangkan, bagaimana perasaan suami istri yang sudah menikah 5 tahun misalnya, sudah mencoba segala daya upaya untuk mempunyai anak tapi belum berhasil dan sudah ikhlas berpasrah kepada Sang Empunya Rencana. Kemudian ditanyai pertanyaan 'Kapan nih hamilnya?' oleh orang yang engga pernah tahu bagaimana jungkirbaliknya usaha mereka. Sakit hati pasti. Atau seseorang yang ingin menikah tetapi memang belum dipertemukan dengan jodohnya, sudah pasrah lalu ditanyai 'Kapan nikah?'. Bukankah sama saja dengan mempertanyakan rencana Allah?
Daripada basa/i engga jelas macam begini, mendingan cari bahan omongan yang lain deh! Sejujurnya basa/i sesederhana 'Apa kabar?' sudah cukup menyenangkan buat saya:)
No comments:
Post a Comment